
Uji kemampuan berbahasa Indonesia Anda dengan soal-soal diksi yang tepat! Artikel ujian ini dirancang khusus untuk mengasah pemahaman Anda tentang penggunaan kata yang akurat, efektif, dan sesuai konteks. Diksi yang tepat adalah kunci komunikasi yang jelas dan persuasif, baik dalam tulisan formal maupun percakapan sehari-hari. Mulai dari membedakan makna denotatif dan konotatif, memilih kata baku, hingga menghindari pleonasme dan ambigu, setiap pertanyaan akan menantang Anda untuk berpikir kritis. Persiapkan diri Anda untuk menghadapi berbagai jenis soal, termasuk pilihan ganda, isian singkat, esai, dan menjodohkan. Artikel ini tidak hanya berisi soal latihan, tetapi juga penjelasan mendalam untuk membantu Anda memahami konsep diksi secara menyeluruh. Tingkatkan keterampilan berbahasa Indonesia Anda dan jadilah komunikator yang lebih handal dengan menguasai seni pemilihan kata yang tepat. Cocok untuk pelajar, mahasiswa, profesional, dan siapa saja yang ingin menyempurnakan kemampuan berbahasa Indonesia.
Contoh Soal dan Pembahasan
1. Pilihan kata yang paling tepat untuk mengisi rumpang: “Pemerintah telah ______ berbagai program untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.”
- A. A. mengimplementasikan
- B. B. melaksanakan
- C. C. mengadakan
- D. D. menyelenggarakan
Jawaban: B
Pembahasan: Kata ‘melaksanakan’ lebih umum dan langsung digunakan untuk program pemerintah dibandingkan ‘mengimplementasikan’ yang cenderung lebih teknis, atau ‘mengadakan’ dan ‘menyelenggarakan’ yang lebih cocok untuk acara atau pertemuan.
2. Kata yang tepat untuk menggantikan frasa “sangat banyak” agar lebih efektif adalah…
- A. A. melimpah
- B. B. berlimpah ruah
- C. C. padat
- D. D. penuh sesak
Jawaban: A
Pembahasan: Kata ‘melimpah’ sudah mengandung makna ‘sangat banyak’ sehingga lebih ringkas dan efektif. ‘Berlimpah ruah’ cenderung berlebihan, sedangkan ‘padat’ dan ‘penuh sesak’ memiliki konotasi yang berbeda.
3. Pernyataan yang menggunakan diksi tidak tepat adalah…
- A. A. Rapat itu membahas problematik pembangunan.
- B. B. Dia sangat menggemari musik klasik.
- C. C. Buku ini mengulas tuntas sejarah Indonesia.
- D. D. Mereka bersepakat untuk bekerja sama.
Jawaban: A
Pembahasan: Kata ‘problematik’ adalah bentuk adjektiva (bersifat masalah), sedangkan yang dibutuhkan di sini adalah nomina (masalah itu sendiri). Seharusnya ‘problema’ atau ‘masalah’. Pilihan lain menggunakan diksi yang tepat.
4. Dalam kalimat “Para siswa diharapkan untuk tidak berbuat gaduh di perpustakaan,” kata “berbuat gaduh” dapat diganti dengan diksi yang lebih tepat, yaitu…
- A. A. membuat keributan
- B. B. ribut
- C. C. bikin bising
- D. D. mengganggu
Jawaban: B
Pembahasan: Kata ‘ribut’ lebih ringkas, baku, dan formal untuk konteks larangan di perpustakaan. Frasa ‘membuat keributan’ memiliki makna yang sama tetapi kurang ringkas, sementara ‘bikin bising’ lebih informal dan ‘mengganggu’ memiliki cakupan makna yang lebih luas.
5. Diksi yang tepat untuk menyampaikan arti “mengurangi beban” dalam konteks bantuan kemanusiaan adalah…
- A. A. meringankan
- B. B. mempermudah
- C. C. menyederhanakan
- D. D. menurunkan
Jawaban: A
Pembahasan: Kata ‘meringankan’ secara spesifik dan tepat menggambarkan tindakan mengurangi beban atau penderitaan. ‘Mempermudah’ berarti membuat sesuatu tidak sulit, ‘menyederhanakan’ berarti membuat lebih sederhana, dan ‘menurunkan’ berarti mengurangi tingkat atau jumlah, yang kurang tepat untuk ‘beban’.
6. “Meskipun sudah tua, semangatnya tetap membara.” Diksi “membara” dalam kalimat tersebut memiliki makna…
- A. A. denotatif
- B. B. konotatif
- C. C. literal
- D. D. leksikal
Jawaban: B
Pembahasan: Dalam konteks ini, ‘membara’ tidak berarti harfiah ‘menyala seperti api’ tetapi digunakan untuk menggambarkan semangat yang sangat kuat dan berapi-api. Ini adalah penggunaan makna kiasan atau konotatif.
7. Pilih kalimat yang menggunakan diksi yang baku dan tepat.
- A. A. Apotik itu buka 24 jam.
- B. B. Ia menganalisa data dengan cermat.
- C. C. Pertemuan itu dihadiri oleh beberapa pejabat.
- D. D. Jadwal kereta api telah dirubah.
Jawaban: C
Pembahasan: Pilihan C menggunakan diksi baku dan tepat. Pilihan A seharusnya ‘Apotek’, pilihan B seharusnya ‘menganalisis’, dan pilihan D seharusnya ‘diubah’.
8. Penggunaan kata “hanya” yang tepat terdapat pada kalimat…
- A. A. Hanya dia yang datang.
- B. B. Dia hanya datang.
- C. C. Dia datang hanya.
- D. D. Hanya datang dia.
Jawaban: A
Pembahasan: Kata ‘hanya’ berfungsi sebagai pembatas atau penegas. Penempatannya harus dekat dengan kata yang dibatasi atau ditegaskan. Dalam pilihan A, ‘hanya’ membatasi subjek ‘dia’, sehingga artinya ‘tidak ada orang lain selain dia’.
9. Diksi yang paling tepat untuk menggambarkan “sekelompok besar orang yang berkumpul” adalah…
- A. A. kerumunan
- B. B. kumpulan
- C. C. rombongan
- D. D. barisan
Jawaban: A
Pembahasan: ‘Kerumunan’ secara spesifik mengacu pada sekelompok besar orang yang berkumpul secara tidak teratur atau padat. ‘Kumpulan’ lebih umum, ‘rombongan’ biasanya terorganisir untuk suatu tujuan, dan ‘barisan’ mengacu pada susunan orang yang berjajar.
10. Kalimat berikut yang mengandung pleonasme adalah…
- A. A. Dia maju ke depan.
- B. B. Mereka menaiki tangga.
- C. C. Kami belajar bersama.
- D. D. Saya melihat pemandangan indah.
Jawaban: A
Pembahasan: Pleonasme adalah penggunaan kata-kata yang berlebihan atau tidak perlu. ‘Maju’ sudah berarti bergerak ‘ke depan’, sehingga frasa ‘maju ke depan’ adalah pleonasme.
11. Kata “mencetak” dalam kalimat “Perusahaan itu mencetak rekor penjualan tertinggi” memiliki makna…
- A. A. denotatif
- B. B. konotatif
- C. C. literal
- D. D. leksikal
Jawaban: B
Pembahasan: Dalam konteks ini, ‘mencetak’ tidak berarti membuat dengan mesin cetak (makna denotatif), melainkan ‘mencapai’ atau ‘membuat’ suatu rekor. Ini adalah penggunaan makna kiasan atau konotatif.
12. Diksi yang tepat untuk menggantikan “memberi tahu” dalam konteks formal adalah…
- A. A. menginformasikan
- B. B. memberitahukan
- C. C. mengatakan
- D. D. menjelaskan
Jawaban: A
Pembahasan: ‘Menginformasikan’ adalah kata yang lebih formal dan tepat untuk menyampaikan informasi dalam konteks resmi. ‘Memberitahukan’ juga formal namun ‘menginformasikan’ lebih sering digunakan untuk penyampaian informasi resmi.
13. Pilih kalimat yang menggunakan diksi yang efektif.
- A. A. Untuk masalah itu, kami akan bahas nanti.
- B. B. Masalah itu akan kami bahas nanti.
- C. C. Mengenai masalah itu, kami akan membahasnya nanti.
- D. D. Terkait masalah itu, nanti kami akan bahas.
Jawaban: B
Pembahasan: Pilihan B adalah yang paling efektif karena ringkas dan langsung. Pilihan A menggunakan ‘untuk masalah itu’ yang kurang efektif, C menggunakan ‘mengenai masalah itu’ dan ‘nya’ yang sedikit berlebihan, dan D juga kurang ringkas.
14. Kata “mempengaruhi” sebaiknya digunakan dalam konteks…
- A. A. “Dia memiliki pengaruh yang besar.”
- B. B. “Keputusannya sangat mempengaruhi hasil.”
- C. C. “Pengaruhnya sungguh signifikan.”
- D. D. “Dia memberi pengaruh pada saya.”
Jawaban: B
Pembahasan: ‘Mempengaruhi’ adalah verba (kata kerja) yang berarti ‘memberi pengaruh’. Pilihan B menggunakannya sebagai verba. Pilihan A dan C menggunakan ‘pengaruh’ sebagai nomina (kata benda). Pilihan D menggunakan ‘memberi pengaruh’ yang bisa disederhanakan menjadi ‘mempengaruhi’.
15. Diksi yang tepat untuk menyatakan “keadaan yang sangat menyedihkan” secara halus (eufemisme) adalah…
- A. A. prihatin
- B. B. kurang beruntung
- C. C. duka
- D. D. miris
Jawaban: B
Pembahasan: ‘Kurang beruntung’ adalah eufemisme yang umum digunakan untuk merujuk pada kondisi ekonomi yang sulit atau kemiskinan, yang merupakan keadaan menyedihkan. Pilihan lain seperti ‘prihatin’ (khawatir), ‘duka’ (kesedihan), atau ‘miris’ (menyedihkan/menggelisahkan) tidak berfungsi sebagai eufemisme untuk kondisi tersebut.
16. Dalam kalimat “Setiap pagi, ia selalu jogging di taman,” kata “jogging” merupakan contoh…
- A. A. kata baku
- B. B. kata serapan
- C. C. kata daerah
- D. D. kata slang
Jawaban: B
Pembahasan: ‘Jogging’ adalah kata yang berasal dari bahasa Inggris yang telah diserap dan digunakan dalam Bahasa Indonesia. Ini adalah contoh kata serapan.
17. Diksi yang paling tepat untuk mengisi rumpang: “Sidang paripurna itu ______ oleh Ketua DPR.”
- A. A. dibuka
- B. B. dimulai
- C. C. diselenggarakan
- D. D. dipimpin
Jawaban: D
Pembahasan: Sebuah sidang paripurna biasanya ‘dipimpin’ oleh Ketua DPR. Meskipun Ketua DPR bisa ‘membuka’ atau ‘memulai’ sidang, peran utamanya dalam memandu jalannya sidang adalah ‘memimpin’. ‘Diselenggarakan’ lebih merujuk pada penyelenggara acara secara umum.
18. Kalimat yang menggunakan kata “adalah” secara tepat adalah…
- A. A. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui.
- B. B. Korupsi adalah perbuatan tidak terpuji.
- C. C. Dia adalah seorang mahasiswa.
- D. D. Fungsi utama komputer adalah untuk memproses data.
Jawaban: B
Pembahasan: Kata ‘adalah’ digunakan untuk definisi, identifikasi, atau persamaan. Pilihan B menggunakannya untuk memberikan definisi. Pilihan A, C, dan D tidak memerlukan ‘adalah’ atau penggunaannya kurang efektif (misalnya ‘adalah untuk’ seringkali berlebihan).
19. Diksi yang tepat untuk menggambarkan “cahaya yang redup” adalah…
- A. A. temaram
- B. B. benderang
- C. C. terang
- D. D. menyala
Jawaban: A
Pembahasan: ‘Temaram’ secara spesifik berarti cahaya yang redup atau remang-remang. ‘Benderang’ dan ‘terang’ adalah kebalikannya, sementara ‘menyala’ berarti mengeluarkan cahaya.
20. Pilih kalimat yang menggunakan diksi yang tidak ambigu.
- A. A. Polisi menangkap penjahat di rumahnya.
- B. B. Polisi menangkap penjahat di rumah penjahat itu.
- C. C. Polisi menangkap penjahat itu di rumah.
- D. D. Di rumah, polisi menangkap penjahat.
Jawaban: B
Pembahasan: Pilihan B secara eksplisit menyebutkan ‘rumah penjahat itu’, sehingga menghilangkan kerancuan siapa pemilik rumah. Pilihan A, C, dan D bisa menimbulkan ambiguitas apakah rumah yang dimaksud adalah rumah polisi atau penjahat.
21. Jelaskan perbedaan makna denotatif dan konotatif suatu kata!
Jawaban: Makna denotatif adalah makna sebenarnya atau makna lugas suatu kata, yang sesuai dengan arti dalam kamus. Sedangkan makna konotatif adalah makna kiasan atau makna tambahan yang muncul karena asosiasi atau perasaan tertentu, di luar makna dasarnya.
Pembahasan: Penjelasan membedakan makna dasar (denotatif) dengan makna yang melibatkan perasaan atau asosiasi (konotatif).
22. Mengapa pemilihan diksi yang tepat sangat penting dalam komunikasi ilmiah?
Jawaban: Pemilihan diksi yang tepat dalam komunikasi ilmiah sangat penting untuk memastikan kejelasan, ketepatan, dan objektivitas informasi. Hal ini menghindari ambiguitas, salah tafsir, dan memastikan bahwa konsep-konsep kompleks disampaikan secara akurat kepada audiens yang spesifik.
Pembahasan: Menyoroti peran diksi dalam menjaga kejelasan, ketepatan, dan objektivitas, serta menghindari ambiguitas dalam konteks ilmiah.
23. Berikan satu contoh kalimat yang mengandung pleonasme dan perbaikilah!
Jawaban: Contoh kalimat pleonasme: “Para hadirin sekalian dimohon berdiri ke atas.” Perbaikan: “Para hadirin dimohon berdiri.” (Kata ‘sekalian’ dan ‘ke atas’ berlebihan)
Pembahasan: Menyajikan contoh pleonasme dan perbaikan yang menghilangkan kata berlebihan.
24. Apa yang dimaksud dengan eufemisme dalam konteks diksi? Berikan contohnya!
Jawaban: Eufemisme adalah penggunaan kata atau frasa yang lebih halus atau sopan untuk menggantikan kata yang dianggap kasar, tidak menyenangkan, atau tabu. Contoh: “tuna netra” untuk menggantikan “buta”, “pramuniaga” untuk “pelayan toko”, atau “meninggal dunia” untuk “mati”.
Pembahasan: Mendefinisikan eufemisme dan memberikan contoh-contoh yang relevan.
25. Sebutkan tiga kriteria utama dalam memilih diksi yang tepat!
Jawaban: Tiga kriteria utama dalam memilih diksi yang tepat adalah: 1) Ketepatan (kata harus benar-benar mewakili gagasan yang ingin disampaikan), 2) Kesesuaian (kata harus sesuai dengan konteks komunikasi, situasi, dan audiens), 3) Keefektifan (kata harus mampu menyampaikan pesan secara jelas, ringkas, dan kuat).
Pembahasan: Memberikan tiga kriteria esensial dalam pemilihan diksi: ketepatan, kesesuaian, dan keefektifan.
26. Analisis penggunaan diksi dalam kutipan berita berikut dan identifikasi apakah sudah efektif atau perlu perbaikan. Berikan alasannya. “Pemerintah berencana akan segera meluncurkan sebuah paket kebijakan baru yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor riil. Langkah ini diambil guna merespons kondisi perekonomian global yang sedang bergejolak dan berdampak pada stabilitas harga bahan pokok di dalam negeri. Diharapkan, kebijakan ini bisa menciptakan lapangan kerja baru dan secara signifikan mendongkrak daya beli masyarakat yang selama ini terpuruk.”
Jawaban: Analisis diksi dalam kutipan berita ini menunjukkan beberapa area yang efektif dan beberapa yang memerlukan perbaikan:
**Efektivitas:**
* Frasa “mendorong pertumbuhan ekonomi”, “menciptakan lapangan kerja baru”, dan “mendongkrak daya beli” menggunakan diksi yang kuat dan positif, cocok untuk menyampaikan tujuan kebijakan.
* Penggunaan “sektor riil” dan “stabilitas harga bahan pokok” adalah istilah teknis yang tepat dalam konteks ekonomi.
* “Kondisi perekonomian global yang sedang bergejolak” adalah deskripsi yang cukup jelas dan akurat.
**Area Perbaikan:**
* “Pemerintah berencana akan segera meluncurkan”: Terjadi pleonasme. Kata “berencana” sudah mengandung makna “akan”. Sebaiknya disederhanakan menjadi “Pemerintah berencana segera meluncurkan” atau “Pemerintah akan segera meluncurkan”.
* “sebuah paket kebijakan baru”: Kata “sebuah” seringkali tidak diperlukan dalam Bahasa Indonesia dan dapat dihilangkan untuk efisiensi, menjadi “paket kebijakan baru”.
* “bertujuan untuk mendorong”: Frasa “bertujuan untuk” dapat disederhanakan menjadi “bertujuan mendorong” atau “bertujuan mendorong”.
* “guna merespons”: Dapat diganti dengan “untuk merespons” atau cukup “merespons” jika konteksnya memungkinkan, untuk konsistensi gaya bahasa.
* “secara signifikan mendongkrak”: Kata “secara signifikan” kadang bisa dihindari jika “mendongkrak” sudah cukup kuat, namun dalam konteks ilmiah/ekonomi, ini bisa diterima untuk penekanan.
* “masyarakat yang selama ini terpuruk”: Diksi “terpuruk” cukup kuat, namun mungkin perlu dipertimbangkan apakah terlalu emosional untuk gaya berita formal. Tergantung pada target audiens dan nada berita.
**Kesimpulan:** Secara keseluruhan, diksi yang digunakan cukup efektif dalam menyampaikan pesan, namun ada beberapa redundansi (pleonasme) dan penggunaan kata yang bisa disederhanakan untuk meningkatkan efisiensi dan ketepatan.
Pembahasan: Jawaban menganalisis teks, mengidentifikasi diksi yang efektif dan area yang memerlukan perbaikan (pleonasme, redundansi, pilihan kata), serta memberikan alasan dan saran perbaikan. Ini menunjukkan pemahaman mendalam tentang prinsip diksi.
27. Jelaskan bagaimana konteks kalimat memengaruhi ketepatan pemilihan diksi. Berikan minimal dua contoh untuk mendukung penjelasan Anda.
Jawaban: Konteks kalimat sangat fundamental dalam menentukan ketepatan pemilihan diksi karena satu kata dapat memiliki berbagai makna atau konotasi tergantung pada situasi, subjek pembicaraan, dan siapa audiensnya. Diksi yang tepat harus selaras dengan konteks agar pesan tersampaikan secara akurat dan tidak menimbulkan kesalahpahaman.
**Penjelasan:**
1. **Makna Konotatif dan Denotatif:** Konteks menentukan apakah suatu kata harus dimaknai secara denotatif (harfiah) atau konotatif (kiasan). Misalnya, kata “dingin” secara denotatif berarti suhu rendah, tetapi dalam konteks “sikapnya dingin” berarti tidak ramah atau acuh tak acuh.
2. **Formalitas:** Konteks juga memengaruhi tingkat formalitas diksi. Dalam situasi formal (pidato, laporan ilmiah), kita akan memilih kata-kata baku dan resmi, sedangkan dalam percakapan santai, kata-kata non-baku atau slang mungkin lebih tepat. Menggunakan diksi informal dalam konteks formal akan mengurangi kredibilitas.
3. **Spesialisasi Bidang:** Setiap bidang ilmu atau profesi memiliki terminologi khusus. Diksi yang tepat dalam konteks medis akan berbeda dengan konteks hukum atau sastra. Menggunakan istilah yang salah di bidang yang salah dapat menyebabkan kebingungan.
**Contoh:**
1. **Kata “Mati” vs. “Meninggal Dunia” vs. “Wafat”**: Jika konteksnya adalah laporan berita resmi tentang tokoh negara, diksi yang tepat adalah “wafat” atau “meninggal dunia” untuk menunjukkan rasa hormat dan kesopanan. Namun, jika konteksnya adalah percakapan sehari-hari tentang hewan peliharaan, “mati” mungkin lebih umum digunakan. Menggunakan “mati” untuk tokoh negara akan dianggap tidak sopan, sementara “wafat” untuk hewan peliharaan akan terdengar aneh.
2. **Kata “Bikin” vs. “Membuat”**: Dalam konteks percakapan informal, “Aku mau bikin kue” adalah diksi yang wajar. Namun, dalam konteks laporan ilmiah atau instruksi resep formal, “Saya akan membuat kue” atau “Cara membuat kue” adalah diksi yang lebih tepat dan baku. Menggunakan “bikin” dalam laporan formal akan mengurangi kualitas tulisan.
Pembahasan: Jawaban menjelaskan bagaimana konteks memengaruhi pemilihan diksi dari segi makna (denotatif/konotatif), formalitas, dan spesialisasi bidang. Disertai dua contoh konkret yang jelas membedakan penggunaan diksi berdasarkan konteks.
28. Diskusikan pentingnya memilih kata baku dan non-baku sesuai situasi komunikasi. Kapan sebaiknya menggunakan kata baku dan kapan non-baku?
Jawaban: Pemilihan kata baku dan non-baku adalah aspek krusial dalam diksi yang mencerminkan kesesuaian dengan situasi komunikasi. Keduanya memiliki peran penting, namun penggunaannya harus tepat agar pesan tersampaikan efektif dan audiens dapat menerima dengan baik.
**Pentingnya:**
* **Kata Baku:** Menjamin kejelasan, ketepatan, dan formalitas. Digunakan dalam konteks resmi, ilmiah, atau pendidikan untuk mempertahankan standar bahasa yang seragam dan mudah dipahami oleh semua penutur yang terdidik. Penggunaan kata baku menunjukkan profesionalisme dan kredibilitas.
* **Kata Non-baku:** Membangun keakraban, ekspresi emosi, dan identitas sosial. Digunakan dalam konteks informal, sehari-hari, atau dalam karya sastra yang ingin menonjolkan realitas percakapan. Penggunaan kata non-baku yang tepat dapat membuat komunikasi terasa lebih personal dan dekat.
**Kapan Menggunakan Kata Baku:**
1. **Situasi Resmi:** Surat dinas, laporan pemerintah, notulen rapat, pengumuman resmi.
2. **Karya Ilmiah dan Pendidikan:** Skripsi, jurnal, buku pelajaran, presentasi akademik.
3. **Media Massa Formal:** Berita di koran, majalah ilmiah, atau siaran berita televisi yang serius.
4. **Pidato atau Ceramah Formal:** Terutama di hadapan publik atau audiens yang beragam latar belakang.
5. **Dokumen Hukum:** Undang-undang, kontrak, akta.
**Kapan Menggunakan Kata Non-baku:**
1. **Percakapan Sehari-hari:** Dengan teman, keluarga, atau orang yang sudah akrab.
2. **Media Sosial dan Pesan Pribadi:** Untuk komunikasi yang santai dan cepat.
3. **Karya Sastra Non-Formal:** Novel, cerpen, puisi, atau dialog dalam drama yang ingin mencerminkan gaya bahasa percakapan sehari-hari.
4. **Iklan atau Kampanye Kreatif:** Untuk menarik perhatian audiens tertentu dengan gaya bahasa yang lebih “membumi”.
5. **Situasi Informal Lainnya:** Seperti obrolan di kafe, saat bermain, atau acara santai.
Kesalahan dalam memilih antara kata baku dan non-baku dapat menyebabkan kesalahpahaman, mengurangi kredibilitas, atau bahkan menyinggung audiens. Oleh karena itu, kesadaran akan konteks adalah kunci utama.
Pembahasan: Jawaban menjelaskan pentingnya kata baku dan non-baku, kapan masing-masing sebaiknya digunakan, dan konsekuensi dari kesalahan pemilihan. Ini mencakup berbagai situasi komunikasi.
29. Bagaimana diksi yang tepat dapat membantu menghindari kesalahpahaman dalam komunikasi tertulis? Jelaskan dengan memberikan contoh konkret.
Jawaban: Diksi yang tepat adalah fondasi utama untuk menghindari kesalahpahaman dalam komunikasi tertulis karena tulisan tidak memiliki intonasi, ekspresi wajah, atau bahasa tubuh yang dapat membantu memperjelas makna. Setiap kata harus dipilih dengan cermat agar pesan yang dimaksudkan penulis sama dengan pesan yang diterima pembaca.
**Penjelasan:**
1. **Menghindari Ambiguitas:** Kata-kata yang ambigu atau memiliki makna ganda dapat menyebabkan pembaca menafsirkan pesan secara berbeda dari yang dimaksud. Diksi yang tepat memilih kata yang paling spesifik dan jelas.
2. **Ketepatan Makna:** Memilih kata yang benar-benar mewakili gagasan yang ingin disampaikan. Penggunaan sinonim yang tidak tepat, misalnya, dapat mengubah nuansa atau bahkan inti pesan.
3. **Kesesuaian Konteks:** Memastikan bahwa kata-kata yang digunakan sesuai dengan konteks topik, audiens, dan tujuan penulisan. Diksi yang terlalu formal untuk konteks informal atau sebaliknya dapat membingungkan atau mengasingkan pembaca.
4. **Menghindari Pleonasme dan Redundansi:** Penggunaan kata yang berlebihan dapat membuat kalimat menjadi tidak jelas dan membingungkan, bukan memperjelas.
**Contoh Konkret:**
* **Ambiguitas Kata “Bisa”**: Kalimat “Dia tidak bisa datang.” Kata “bisa” di sini ambigu, apakah berarti “mampu” (tidak mampu datang) atau “diizinkan” (tidak diizinkan datang)? Untuk menghindari kesalahpahaman, penulis harus memilih diksi yang lebih spesifik seperti “Dia tidak mampu datang” atau “Dia tidak diizinkan datang”.
* **Ketepatan Sinonim**: Jika ingin menyampaikan “mengakhiri” sebuah proyek, menggunakan kata “menyelesaikan” lebih tepat daripada “menghabiskan”. “Menghabiskan” bisa berarti menghabiskan sumber daya atau waktu, sedangkan “menyelesaikan” secara langsung merujuk pada penyelesaian tugas. “Kami menghabiskan proyek” bisa diartikan negatif, sementara “Kami menyelesaikan proyek” jelas positif.
* **Perbedaan “Antara” vs. “Di antara”**: “Rapat itu membahas masalah antara dua pihak.” (Implikasinya hanya dua pihak). “Rapat itu membahas masalah di antara para anggota.” (Implikasinya lebih dari dua anggota). Pemilihan diksi “antara” atau “di antara” sangat menentukan jumlah subjek yang terlibat dan dapat mengubah pemahaman terhadap ruang lingkup masalah yang dibahas.
Dengan memperhatikan diksi, penulis dapat membangun jembatan komunikasi yang kokoh, memastikan bahwa gagasan dan maksud tersampaikan secara jernih tanpa adanya distorsi interpretasi.
Pembahasan: Jawaban menjelaskan peran diksi dalam menghindari ambiguitas, memastikan ketepatan makna, kesesuaian konteks, dan menghindari redundansi. Tiga contoh konkret diberikan untuk mengilustrasikan poin-poin tersebut dengan jelas.
30. Uraikan dampak positif penggunaan diksi yang variatif dan kaya dalam sebuah tulisan. Mengapa penulis perlu memperhatikan variasi diksi?
Jawaban: Penggunaan diksi yang variatif dan kaya dalam sebuah tulisan memiliki dampak positif yang signifikan, baik bagi kualitas tulisan itu sendiri maupun bagi pembaca. Penulis perlu memperhatikan variasi diksi karena beberapa alasan penting:
**Dampak Positif:**
1. **Menghindari Kejenuhan Pembaca:** Pengulangan kata yang sama secara terus-menerus dapat membuat tulisan terasa monoton, membosankan, dan kurang menarik. Diksi yang variatif menjaga minat pembaca.
2. **Meningkatkan Kejelasan dan Ketepatan:** Dengan memiliki perbendaharaan kata yang luas, penulis dapat memilih kata yang paling tepat untuk menyampaikan nuansa makna yang spesifik, sehingga pesan menjadi lebih jelas dan akurat. Satu sinonim mungkin lebih cocok daripada yang lain dalam konteks tertentu.
3. **Memperkaya Gaya Bahasa:** Variasi diksi memungkinkan penulis untuk bermain dengan gaya bahasa, menciptakan ritme, dan membangun citra yang lebih hidup. Ini penting terutama dalam karya sastra atau tulisan yang ingin bersifat persuasif dan estetis.
4. **Meningkatkan Kredibilitas Penulis:** Penggunaan diksi yang kaya dan tepat menunjukkan penguasaan bahasa yang baik, yang pada gilirannya meningkatkan kredibilitas dan otoritas penulis di mata pembaca.
5. **Membangun Nuansa dan Emosi:** Kata-kata memiliki konotasi yang berbeda. Dengan diksi yang variatif, penulis dapat membangkitkan emosi tertentu atau menciptakan nuansa yang diinginkan dalam tulisan, misalnya, dari formal ke informal, atau dari serius ke humoris.
6. **Memperluas Wawasan Pembaca:** Pembaca juga dapat belajar kata-kata baru dan memperkaya perbendaharaan kata mereka sendiri melalui tulisan yang menggunakan diksi variatif.
**Mengapa Penulis Perlu Memperhatikan Variasi Diksi:**
* **Untuk Efektivitas Komunikasi:** Tujuan utama menulis adalah berkomunikasi. Variasi diksi memastikan komunikasi yang efektif, menghindari ambiguitas, dan menyampaikan pesan dengan dampak maksimal.
* **Untuk Profesionalisme:** Dalam konteks profesional (laporan, artikel, presentasi), diksi yang variatif dan tepat menunjukkan kompetensi dan perhatian terhadap detail.
* **Untuk Kreativitas:** Diksi adalah salah satu alat utama penulis untuk mengekspresikan kreativitas, membangun karakter, suasana, dan gaya yang unik.
* **Untuk Daya Tarik:** Tulisan yang menarik secara linguistik cenderung lebih sering dibaca dan lebih diingat.
Dengan demikian, variasi diksi bukan sekadar hiasan, melainkan elemen esensial yang meningkatkan kualitas, daya tarik, dan efektivitas sebuah tulisan secara menyeluruh.
Pembahasan: Jawaban menguraikan berbagai dampak positif dari variasi diksi (menghindari kejenuhan, meningkatkan kejelasan, memperkaya gaya, dll.) dan menjelaskan mengapa penulis harus memperhatikannya (efektivitas komunikasi, profesionalisme, kreativitas, daya tarik).
31. Jodohkan istilah dengan definisi yang tepat.
Jawaban: 1-A, 2-E, 3-D, 4-C, 5-B
Pembahasan: Setiap istilah dicocokkan dengan definisi yang paling akurat.
32. Jodohkan kata non-baku dengan sinonim bakunya yang lebih tepat dalam konteks formal.
Jawaban: 1-C, 2-D, 3-A, 4-B, 5-E
Pembahasan: Setiap kata non-baku dicocokkan dengan padanan kata baku yang sesuai untuk konteks formal.