Menguasai tata bahasa Indonesia adalah kunci untuk berkomunikasi secara efektif dan menulis dengan benar. Artikel ini menyajikan kumpulan soal tata bahasa Indonesia yang komprehensif, mencakup berbagai aspek mulai dari ejaan, pembentukan kata, struktur kalimat, hingga penggunaan tanda baca yang tepat. Dengan 20 soal pilihan ganda, 5 soal isian singkat, 5 soal esai, dan 2 soal menjodohkan, Anda akan diuji pada pemahaman mendalam tentang PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia), kalimat efektif, jenis-jenis kata, frasa, klausa, dan kalimat majemuk. Latihan soal ini dirancang untuk membantu siswa, mahasiswa, profesional, dan siapa pun yang ingin meningkatkan kemahiran berbahasa Indonesia mereka. Siapkah Anda menghadapi tantangan ini dan membuktikan penguasaan tata bahasa Indonesia Anda?

Contoh Soal Uji Pemahaman Tata Bahasa Indonesia: Soal Pilihan Ganda, Esai, dan Menjodohkan
A. Pilihan Ganda
-
Soal: Manakah penulisan kata serapan yang tepat?
- A. Apotek
- B. Apotik
- C. Apothek
- D. Apotèque
Jawaban: A. Apotek
Penjelasan: Kata serapan yang benar sesuai PUEBI adalah ‘apotek’, bukan ‘apotik’. Kata ini berasal dari bahasa Belanda ‘apotheek’. -
Soal: Kata ‘menganalisa’ seharusnya ditulis…
- A. Menganalisa
- B. Menganalisis
- C. Meng-analisa
- D. Menganalise
Jawaban: B. Menganalisis
Penjelasan: Kata dasar ‘analisis’ berakhiran -is. Ketika mendapat imbuhan me-, kata tersebut menjadi ‘menganalisis’. Imbuhan -isasi biasanya digunakan untuk membentuk kata benda dari kata kerja, bukan kata kerja itu sendiri. -
Soal: Penggunaan tanda koma (,) yang tepat terdapat dalam kalimat…
- A. Kami akan pergi, di hari Minggu ini.
- B. Oleh karena itu, dia rajin belajar.
- C. Ibu membeli sayur, buah, dan daging di pasar.
- D. Adik saya, sedang bermain bola.
Jawaban: C. Ibu membeli sayur, buah, dan daging di pasar.
Penjelasan: Tanda koma digunakan untuk memisahkan rincian yang lebih dari dua. Pilihan A salah karena koma tidak diperlukan sebelum ‘di’ pada keterangan tempat. Pilihan B salah karena koma tidak diperlukan setelah ‘oleh karena itu’ jika tidak diikuti klausa baru. Pilihan D salah karena koma tidak digunakan untuk memisahkan subjek dan predikat. -
Soal: Kalimat berikut yang merupakan kalimat efektif adalah…
- A. Meskipun hujan, tetapi dia tetap berangkat sekolah.
- B. Untuk mengetahui hal itu, kami mencari informasi.
- C. Agar supaya dia cepat sembuh, dia harus minum obat.
- D. Banyak para siswa-siswa yang mengikuti lomba itu.
Jawaban: B. Para hadirin dimohon berdiri.
Penjelasan: Kata ‘para’ menunjukkan jamak, dan ‘hadirin’ juga sudah berarti jamak. Penggunaan ‘para hadirin’ adalah pleonasme (pemborosan kata). Kalimat efektif seharusnya ‘Hadirin dimohon berdiri’ atau ‘Para tamu dimohon berdiri’. Namun, di antara pilihan yang ada, pilihan B adalah yang paling mendekati kaidah efektivitas, dengan mengasumsikan ‘para hadirin’ sebagai frasa yang sudah umum digunakan meskipun secara gramatikal sedikit redundan. Pilihan A, C, dan D jelas tidak efektif karena ada pengulangan subjek, penggunaan kata yang tidak tepat, atau struktur yang rancu. (Koreksi: Pilihan B ‘Para hadirin dimohon berdiri’ adalah contoh kalimat tidak efektif karena redundansi. Seharusnya ‘Hadirin dimohon berdiri’. Mari kita perbaiki pilihan dan jawaban untuk mencerminkan kalimat efektif yang benar.) -
Soal: Kalimat berikut yang merupakan kalimat efektif adalah…
- A. Meskipun hujan, tetapi dia tetap berangkat sekolah.
- B. Untuk mengetahui hal itu, kami mencari informasi.
- C. Agar supaya dia cepat sembuh, dia harus minum obat.
- D. Banyak para siswa-siswa yang mengikuti lomba itu.
Jawaban: B. Untuk mengetahui hal itu, kami mencari informasi.
Penjelasan: Pilihan A memiliki konjungsi ganda (‘Meskipun…tetapi’). Pilihan C memiliki konjungsi ganda (‘Agar supaya’). Pilihan D memiliki redundansi (‘Banyak para siswa-siswa’). Pilihan B adalah kalimat yang ringkas dan tidak memiliki pemborosan kata. -
Soal: Penulisan gelar akademik yang benar adalah…
- A. Dr. Ir. Budi Santoso, M.T.
- B. Dr Ir. Budi Santoso, MT
- C. Dr. Ir. Budi Santoso, M T
- D. Dr. Ir. Budi Santoso, M. T.
Jawaban: A. Dr. Ir. Budi Santoso, M.T.
Penjelasan: Penulisan gelar akademik menggunakan titik setelah singkatan gelar dan koma untuk memisahkan nama dengan gelar pertama, serta titik untuk singkatan gelar berikutnya. Tidak ada spasi antara titik dan gelar berikutnya dalam singkatan gelar seperti M.T. -
Soal: Kata depan yang benar pada kalimat ‘Dia pergi ____ Jakarta’ adalah…
- A. di
- B. dari
- C. pada
- D. ke
Jawaban: D. ke
Penjelasan: Kata depan ‘ke’ digunakan untuk menunjukkan arah atau tujuan. ‘Di’ untuk tempat, ‘dari’ untuk asal, dan ‘pada’ untuk waktu atau kepemilikan. Dalam konteks ini, ‘pergi ke’ menunjukkan tujuan. -
Soal: Manakah kalimat yang menggunakan kata ‘pun’ secara tepat?
- A. Walaupunpun hujan, dia tetap datang.
- B. Kami tidak tahu apa-apa pun.
- C. Siapa pun boleh ikut lomba ini.
- D. Andapun harus ikut serta.
Jawaban: C. Siapa pun boleh ikut lomba ini.
Penjelasan: Kata ‘pun’ ditulis terpisah jika berarti ‘juga’ atau ‘walaupun’. Kata ‘pun’ ditulis serangkai jika merupakan bagian dari kata penghubung seperti ‘walaupun’, ‘bagaimanapun’, ‘maupun’, ‘ataupun’, ‘sekalipun’, ‘meskipun’, ‘kendatipun’, ‘sungguhpun’, ‘biarpun’, ‘adapun’, ‘ataupun’. ‘Siapa pun’ berarti ‘siapa saja’, yang ditulis terpisah. -
Soal: Penggunaan huruf kapital yang benar terdapat pada kalimat…
- A. Saya belajar Bahasa Indonesia.
- B. Rumahnya berada di Jalan mawar.
- C. Setiap Hari Senin, kami upacara.
- D. Gubernur Jawa Barat mengunjungi beberapa kota.
Jawaban: D. Gubernur Jawa Barat mengunjungi beberapa kota.
Penjelasan: Huruf kapital digunakan untuk nama jabatan yang diikuti nama diri atau nama tempat. Pada pilihan A, ‘bahasa Indonesia’ ditulis dengan huruf kapital untuk ‘Indonesia’ karena nama negara, tetapi ‘bahasa’ tidak. Pada pilihan B, ‘jalan’ tidak perlu kapital. Pada pilihan C, ‘hari’ tidak perlu kapital. -
Soal: Manakah kalimat yang menggunakan kata penghubung yang benar?
- A. Meskipun dia kaya, tetapi dia tidak sombong.
- B. Dia tidak datang karena sakit.
- C. Sehingga dia tidak lulus, dia harus mengulang.
- D. Dia rajin, dan dia malas.
Jawaban: B. Dia tidak datang karena sakit.
Penjelasan: Kata penghubung ‘karena’ digunakan untuk menyatakan sebab. Pilihan A salah karena ‘meskipun’ dan ‘tetapi’ tidak boleh digunakan bersamaan. Pilihan C salah karena ‘sehingga’ tidak tepat digunakan di awal kalimat untuk hubungan sebab-akibat seperti itu. Pilihan D salah karena ‘dan’ tidak tepat untuk menghubungkan dua klausa yang berlawanan. -
Soal: Penulisan angka dan bilangan yang tepat adalah…
- A. Ada 25 siswa yang mengikuti ekstrakurikuler itu.
- B. Dia membeli buku seharga dua ratus lima puluh ribu rupiah.
- C. Mereka merayakan ulang tahun ke-17.
- D. Ada 3 orang yang datang.
Jawaban: A. Ada 25 siswa yang mengikuti ekstrakurikuler itu.
Penjelasan: Bilangan di bawah seratus dapat ditulis dengan angka atau huruf. Namun, jika ada angka lain dalam kalimat yang lebih besar, konsistensi lebih diutamakan. Pilihan A adalah yang paling umum dan tepat. Pilihan B salah karena ‘dua ratus lima puluh’ seharusnya ditulis terpisah. Pilihan C salah karena ‘ribu’ tidak perlu kapital. Pilihan D salah karena ‘tiga’ seharusnya ditulis dengan huruf jika tidak ada angka lain yang mengikuti kaidah penulisan angka. -
Soal: Kata ‘di’ sebagai awalan dan kata depan yang benar adalah…
- A. Di jual rumah itu.
- B. Dia tinggal disana.
- C. Buku itu disimpan di meja, lalu dibaca oleh adik.
- D. Diperempatan jalan itu sering terjadi kemacetan.
Jawaban: C. Buku itu disimpan di meja, lalu dibaca oleh adik.
Penjelasan: Kata ‘di’ sebagai kata depan (menunjukkan tempat) ditulis terpisah, sedangkan sebagai awalan (membentuk kata kerja pasif) ditulis serangkai. Pada pilihan C, ‘di meja’ (tempat) terpisah dan ‘dibaca’ (awalan) serangkai. -
Soal: Manakah kalimat yang memiliki subjek yang jelas?
- A. Ayah membaca koran di teras rumah.
- B. Bagi siswa yang terlambat, dilarang masuk.
- C. Dengan rajin belajar, ia lulus ujian.
- D. Di sekolah kami, ada banyak guru.
Jawaban: A. Ayah membaca koran di teras rumah.
Penjelasan: Subjek adalah pelaku atau pokok pembicaraan. Pada pilihan A, ‘Ayah’ adalah subjek yang jelas. Pilihan B tidak memiliki subjek yang eksplisit (‘Bagi’ adalah preposisi). Pilihan C subjeknya tidak jelas (‘Dengan’ adalah preposisi). Pilihan D subjeknya juga tidak jelas, ‘di’ adalah kata depan. -
Soal: Penggunaan tanda titik dua (:) yang tepat adalah…
- A. Ketua: Andi, Sekretaris: Budi.
- B. Kita memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
- C. Dia bertanya: Siapa yang datang?
- D. Pukul 10:00 WIB.
Jawaban: B. Kita memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
Penjelasan: Tanda titik dua digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian atau penjelasan. Pada pilihan B, pernyataan ‘Kita memerlukan perabot rumah tangga’ adalah pernyataan lengkap yang diikuti rincian. Pilihan A salah karena tidak diikuti rincian. Pilihan C salah karena ‘yang’ tidak memerlukan titik dua. Pilihan D salah karena tidak ada pemerincian. -
Soal: Manakah kalimat yang menggunakan kata ulang yang benar?
- A. Dia membawa banyak sekali buku-buku.
- B. Dia mengulang-ulang pelajaran itu.
- C. Anak-anak sedang bermain di taman.
- D. Masing-masing siswa-siswa diminta maju.
Jawaban: C. Anak-anak sedang bermain di taman.
Penjelasan: Kata ulang yang menunjukkan jamak ditulis dengan tanda hubung (-). Pada pilihan C, ‘anak-anak’ adalah bentuk jamak dari ‘anak’. Pilihan A salah karena ‘satu-satu’ tidak tepat untuk menunjukkan jumlah banyak. Pilihan B salah karena ‘berulang-ulang’ tidak menunjukkan jamak benda. Pilihan D salah karena ‘masing-masing’ sudah kata ulang yang tidak perlu diulang lagi. -
Soal: Kata bentukan yang tepat dari kata dasar ‘ajar’ dengan imbuhan ‘meng-i’ adalah…
- A. Mengajarkan
- B. Mengajarkan
- C. Mengajar
- D. Mengajari
Jawaban: D. Mengajari
Penjelasan: Kata dasar ‘ajar’ ketika digabungkan dengan imbuhan ‘meng-i’ akan membentuk kata ‘mengajari’. Imbuhan ‘meng-‘ diikuti oleh vokal ‘a’ pada kata dasar, sehingga tidak ada perubahan bentuk ‘ajar’. -
Soal: Pernyataan yang benar mengenai kalimat majemuk setara adalah…
- A. Terdiri atas dua klausa atau lebih yang kedudukannya sederajat.
- B. Memiliki satu klausa utama dan satu atau lebih klausa bawahan.
- C. Klausa-klausanya dihubungkan dengan konjungsi subordinatif.
- D. Biasanya hanya memiliki satu predikat.
Jawaban: A. Terdiri atas dua klausa atau lebih yang kedudukannya sederajat.
Penjelasan: Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang klausa-klausanya memiliki kedudukan yang sama atau sederajat, dihubungkan oleh konjungsi setara seperti ‘dan’, ‘atau’, ‘tetapi’, ‘lalu’. Pilihan lain menggambarkan kalimat majemuk bertingkat atau tidak relevan. -
Soal: Kata ‘aktivitas’ adalah bentuk baku dari…
- A. Aktifitas
- B. Aktifvitas
- C. Aktifitas
- D. Aktivitas
Jawaban: A. Aktifitas
Penjelasan: Menurut PUEBI, bentuk baku dari kata tersebut adalah ‘aktivitas’, bukan ‘aktifitas’. Huruf ‘v’ digunakan dalam kata serapan ini. -
Soal: Penggunaan tanda petik dua (“) yang tepat adalah…
- A. Dia berkata “Saya lapar”.
- B. “Saya akan datang besok,” kata ibu.
- C. Buku itu berjudul “Laskar Pelangi”.
- D. Apakah kamu tahu arti kata “cinta”?
Jawaban: B. “Saya akan datang besok,” kata ibu.
Penjelasan: Tanda petik dua digunakan untuk mengapit petikan langsung dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain. Tanda koma atau titik ditempatkan sebelum tanda petik penutup. Pilihan B mengikuti kaidah ini. Pilihan A salah karena titik diletakkan di luar petikan. Pilihan C salah karena judul buku tidak diapit petik dua melainkan dicetak miring. Pilihan D salah karena tanda tanya diletakkan di luar petikan. -
Soal: Manakah kalimat yang mengandung frasa?
- A. Rumah besar itu baru saja direnovasi.
- B. Dia membaca buku.
- C. Mereka sedang belajar.
- D. Anak itu menangis.
Jawaban: A. Rumah besar itu baru saja direnovasi.
Penjelasan: Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif (tidak memiliki subjek dan predikat). ‘Rumah besar’ adalah frasa nominal. Pilihan B adalah klausa (ada subjek ‘dia’ dan predikat ‘membaca’). Pilihan C adalah klausa. Pilihan D adalah kalimat lengkap. -
Soal: Kata baku dari ‘merubah’ adalah…
- A. Merubah
- B. Rubah
- C. Mengubah
- D. Perubahan
Jawaban: C. Mengubah
Penjelasan: Kata dasar ‘ubah’ berawal dengan huruf vokal ‘u’. Ketika mendapat awalan ‘me-‘, huruf ‘u’ tidak luluh, sehingga menjadi ‘mengubah’.
B. Isian Singkat
-
Soal: Jelaskan perbedaan penggunaan kata ‘di’ sebagai awalan dan ‘di’ sebagai kata depan!Jawaban: Kata ‘di’ sebagai awalan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya dan berfungsi membentuk kata kerja pasif (misalnya: ditulis, dimakan). Sementara itu, ‘di’ sebagai kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan berfungsi menunjukkan tempat (misalnya: di rumah, di pasar).
-
Soal: Sebutkan tiga ciri utama kalimat efektif!Jawaban: Tiga ciri utama kalimat efektif adalah: kehematan (tidak ada pemborosan kata), kepaduan (ide disampaikan secara padu dan logis), dan kesejajaran (penggunaan bentuk bahasa yang sama untuk unsur-unsur yang sejajar).
-
Soal: Apa fungsi utama tanda titik koma (;) dalam kalimat?Jawaban: Fungsi utama tanda titik koma (;) adalah untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara, terutama jika bagian-bagian tersebut sudah menggunakan tanda koma, atau untuk memisahkan klausa-klausa yang saling berhubungan dalam kalimat majemuk setara yang tidak dihubungkan oleh konjungsi.
-
Soal: Bagaimana penulisan yang benar untuk singkatan ‘dan lain-lain’?Jawaban: Penulisan yang benar untuk singkatan ‘dan lain-lain’ adalah ‘dll.’ dengan titik di akhir.
-
Soal: Apa yang dimaksud dengan pleonasme dalam tata bahasa Indonesia?Jawaban: Pleonasme adalah penggunaan kata-kata yang berlebihan atau tidak perlu dalam suatu kalimat karena maknanya sudah terkandung dalam kata lain, sehingga menyebabkan pemborosan kata. Contoh: ‘naik ke atas’, ‘mundur ke belakang’.
C. Menjodohkan
-
Soal: Jodohkan istilah tata bahasa dengan definisinya yang tepat!
Premis A Premis B 1. Frasa ??? 2. Klausa ??? 3. Morfem ??? 4. Afiksasi ??? Kunci Jawaban (Pasangan):- 1. Frasa ↔ A. Gabungan kata yang memiliki subjek dan predikat.
- 2. Klausa ↔ B. Proses pembentukan kata dengan menambahkan imbuhan.
- 3. Morfem ↔ C. Gabungan dua kata atau lebih yang tidak memiliki subjek dan predikat.
- 4. Afiksasi ↔ D. Satuan bahasa terkecil yang memiliki makna.
-
Soal: Jodohkan kata baku dengan padanan tidak bakunya!
Premis A Premis B 1. Analisis ??? 2. Aktivitas ??? 3. Nasihat ??? 4. Izin ??? Kunci Jawaban (Pasangan):- 1. Analisis ↔ A. Aktifitas
- 2. Aktivitas ↔ B. Ijin
- 3. Nasihat ↔ C. Analisa
- 4. Izin ↔ D. Nasehat
D. Uraian
-
Soal: Jelaskan dengan contoh, perbedaan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat!Jawaban: Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang terdiri dari dua klausa atau lebih yang kedudukannya sederajat atau setara, dihubungkan oleh konjungsi setara (misalnya: dan, atau, tetapi, lalu, kemudian). Contoh: ‘Ayah membaca koran dan Ibu memasak di dapur.’ (Kedua klausa ‘Ayah membaca koran’ dan ‘Ibu memasak di dapur’ memiliki kedudukan yang sama).
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terdiri dari satu klausa utama (induk kalimat) dan satu atau lebih klausa bawahan (anak kalimat) yang kedudukannya tidak sederajat. Klausa bawahan berfungsi sebagai perluasan salah satu unsur induk kalimat, dihubungkan oleh konjungsi subordinatif (misalnya: ketika, jika, meskipun, agar, bahwa, karena). Contoh: ‘Adik menangis karena ia terjatuh.’ (Klausa ‘Adik menangis’ adalah induk kalimat, sedangkan ‘karena ia terjatuh’ adalah anak kalimat yang menjelaskan sebab adik menangis).
-
Soal: Bagaimana penerapan PUEBI dalam penulisan surat dinas yang formal? Berikan minimal tiga aspek penting beserta contohnya!Jawaban: Penerapan PUEBI dalam penulisan surat dinas sangat krusial untuk menjaga formalitas dan profesionalisme. Tiga aspek penting antara lain:
1. **Penggunaan Huruf Kapital:** Digunakan pada awal kalimat, nama diri (orang, tempat, lembaga), nama jabatan yang diikuti nama diri atau tempat, dan nama hari/bulan/tahun. Contoh: ‘Yth. Bapak Kepala Bagian Keuangan,’ (bukan ‘kepala bagian’). ‘Surat ini berlaku mulai Hari Senin, 10 Januari 2024.’
2. **Penggunaan Tanda Baca:** Titik (.) pada akhir kalimat pernyataan, koma (,) untuk memisahkan rincian atau anak kalimat yang mendahului induk kalimat, titik dua (:) untuk memerinci. Contoh: ‘Dengan hormat, kami sampaikan bahwa…’ (koma setelah ‘hormat’). ‘Lampiran: 1 (satu) berkas.’
3. **Penulisan Kata Baku dan Kata Serapan:** Pastikan semua kata yang digunakan adalah bentuk baku dan serapan yang sesuai PUEBI. Hindari penggunaan bahasa tidak formal atau singkatan yang tidak umum. Contoh: ‘aktivitas’ (bukan ‘aktifitas’), ‘izin’ (bukan ‘ijin’), ‘analisis’ (bukan ‘analisa’).Dengan memperhatikan aspek-aspek ini, surat dinas akan terlihat rapi, jelas, dan sesuai kaidah kebahasaan yang berlaku.
-
Soal: Jelaskan konsep SPOK (Subjek, Predikat, Objek, Keterangan) dalam pembentukan kalimat dasar Bahasa Indonesia dan berikan contoh untuk setiap unsurnya!Jawaban: SPOK adalah pola dasar kalimat Bahasa Indonesia yang terdiri dari Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), dan Keterangan (K).
1. **Subjek (S):** Bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, benda, atau hal yang menjadi pokok pembicaraan. Biasanya berupa nomina atau frasa nominal. Contoh: **Adik** membaca buku. (**Adik**)
2. **Predikat (P):** Bagian kalimat yang menjelaskan tindakan, keadaan, atau sifat subjek. Biasanya berupa verba (kata kerja), adjektiva (kata sifat), atau nomina. Contoh: Adik **membaca** buku. (**membaca**)
3. **Objek (O):** Bagian kalimat yang menerima tindakan dari predikat. Biasanya berupa nomina atau frasa nominal dan letaknya setelah predikat (untuk verba transitif). Contoh: Adik membaca **buku**. (**buku**)
4. **Keterangan (K):** Bagian kalimat yang memberikan informasi tambahan mengenai tempat, waktu, cara, tujuan, atau sebab. Biasanya berupa frasa preposisional atau adverbia. Contoh: Adik membaca buku **di kamar**. (**di kamar**) -
Soal: Mengapa penting untuk menguasai tata bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam era digital saat ini? Berikan argumen Anda!Jawaban: Menguasai tata bahasa Indonesia yang baik dan benar sangat penting di era digital karena beberapa alasan:
1. **Kredibilitas dan Profesionalisme:** Dalam komunikasi online (email, chat profesional, media sosial), penggunaan bahasa yang tepat mencerminkan kredibilitas dan profesionalisme seseorang atau suatu institusi. Kesalahan tata bahasa dapat mengurangi kepercayaan.
2. **Efektivitas Komunikasi:** Tata bahasa yang benar memastikan pesan disampaikan secara jelas, tidak ambigu, dan mudah dipahami oleh penerima. Ini mengurangi potensi kesalahpahaman yang bisa fatal dalam kontewa bisnis atau pendidikan.
3. **Citra Diri dan Brand:** Bagi individu atau perusahaan, penggunaan bahasa yang rapi di platform digital (website, blog, konten media sosial) membangun citra positif dan menunjukkan perhatian terhadap detail. Ini penting untuk personal branding maupun corporate branding.
4. **Literasi Digital:** Kemampuan memahami dan menghasilkan teks yang benar secara tata bahasa adalah bagian integral dari literasi digital. Ini memungkinkan seseorang untuk membedakan informasi yang kredibel dan memproduksi konten berkualitas.
5. **Peluang Karir:** Banyak profesi di era digital (penulis konten, copywriter, editor, PR specialist) menuntut penguasaan tata bahasa yang sempurna. Kemampuan ini menjadi nilai tambah yang signifikan di pasar kerja. -
Soal: Jelaskan fungsi dan penempatan tanda hubung (-) dan tanda pisah (—) dalam kalimat! Berikan masing-masing dua contoh!Jawaban: 1. **Tanda Hubung (-)**
* **Fungsi:** Menyambung unsur kata ulang, merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing, atau merangkaikan imbuhan dengan kata yang diawali huruf kapital. Juga digunakan untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang dinyatakan dengan angka.
* **Penempatan:** Langsung di antara dua unsur yang disambungkan.
* **Contoh:**
1. Anak-anak sedang bermain di halaman.
2. Dia adalah mantan juara dunia.2. **Tanda Pisah (—)**
* **Fungsi:** Membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat, menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan lain, atau di antara dua bilangan, tanggal, atau nama kota yang berarti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.
* **Penempatan:** Di antara kata atau bilangan yang dipisahkan, biasanya dengan spasi sebelum dan sesudah (namun PUEBI terbaru cenderung menghilangkan spasi jika di antara kata, kecuali untuk rentang). Seringkali lebih panjang dari tanda hubung.
* **Contoh:**
1. Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan oleh pahlawan.
2. Jakarta—Surabaya membutuhkan waktu perjalanan yang panjang.