Morfologi adalah cabang linguistik yang mempelajari struktur kata dan pembentukan kata. Memahami morfologi sangat penting untuk menguasai Bahasa Indonesia, karena ia menjelaskan bagaimana morfem (unit terkecil bermakna) digabungkan untuk membentuk kata-kata baru atau mengubah makna dan fungsi gramatikal kata yang sudah ada. Proses-proses seperti afiksasi (imbuhan), reduplikasi (pengulangan), dan komposisi (pemajemukan) adalah inti dari morfologi. Artikel ini menyajikan kumpulan soal terlengkap yang dirancang untuk menguji dan memperdalam pemahaman Anda tentang konsep-konsep morfologi Bahasa Indonesia, mulai dari identifikasi morfem, jenis-jenis afiks, hingga analisis proses pembentukan kata. Persiapkan diri Anda untuk menghadapi berbagai jenis pertanyaan, termasuk pilihan ganda, isian singkat, esai, dan menjodohkan, untuk mengasah kemampuan analisis morfologis Anda secara komprehensif.

Contoh Soal Uji Pemahaman Morfologi Bahasa Indonesia: Kumpulan Soal Terlengkap
A. Pilihan Ganda
-
Soal: Unit terkecil dalam bahasa yang memiliki makna dan tidak dapat dibagi lagi tanpa merusak maknanya disebut…
- Fonem
- Suku kata
- Morfem
- Kata
- Frasa
Jawaban: Morfem
Penjelasan: Morfem adalah unit linguistik terkecil yang memiliki makna atau fungsi gramatikal. Kata dapat terdiri dari satu morfem (misalnya ‘rumah’) atau lebih (misalnya ‘berumah’). -
Soal: Manakah di antara kata berikut yang mengandung morfem terikat?
- Meja
- Buku
- Pakaian
- Rumah
- Makan
Jawaban: Pakaian
Penjelasan: Kata ‘pakaian’ terdiri dari morfem dasar ‘pakai’ (morfem bebas) dan morfem terikat ‘-an’. Morfem terikat tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata. -
Soal: Proses penambahan imbuhan pada kata dasar disebut…
- Reduplikasi
- Komposisi
- Afiksasi
- Derivasi
- Infleksi
Jawaban: Afiksasi
Penjelasan: Afiksasi adalah proses pembentukan kata dengan menambahkan afiks (imbuhan) pada kata dasar. Ini adalah salah satu proses morfologis utama. -
Soal: Kata ‘berlari’ terbentuk melalui proses afiksasi jenis…
- Sufiksasi
- Infiksasi
- Konfiksasi
- Prefiksasi
- Reduplikasi
Jawaban: Prefiksasi
Penjelasan: ‘Berlari’ terbentuk dari prefiks ‘ber-‘ yang dilekatkan pada kata dasar ‘lari’. Prefiks adalah imbuhan yang diletakkan di awal kata. -
Soal: Contoh kata yang mengalami proses infiksasi adalah…
- Makanan
- Memukul
- Gemuruh
- Berjalan
- Terbang
Jawaban: Gemuruh
Penjelasan: Kata ‘gemuruh’ berasal dari kata dasar ‘guruh’ dengan infiks ‘-em-‘. Infiks adalah imbuhan yang disisipkan di tengah kata dasar. -
Soal: Manakah pasangan kata berikut yang menunjukkan alomorf?
- Buku, buku-buku
- Makan, makanan
- Rumah, perumahan
- Me- (membaca), men- (menulis)
- Jalan, berjalan
Jawaban: Me- (membaca), men- (menulis)
Penjelasan: Alomorf adalah varian bentuk dari satu morfem yang muncul dalam lingkungan fonologis yang berbeda tetapi memiliki makna yang sama. ‘Me-‘ dan ‘men-‘ adalah alomorf dari morfem prefiks ‘meN-‘. -
Soal: Proses pembentukan kata dengan menggabungkan dua morfem dasar atau lebih yang mandiri sehingga membentuk kata baru disebut…
- Reduplikasi
- Afiksasi
- Derivasi
- Komposisi
- Infleksi
Jawaban: Komposisi
Penjelasan: Komposisi atau pemajemukan adalah proses menggabungkan dua kata dasar atau lebih untuk membentuk kata baru dengan makna baru, contohnya ‘rumah sakit’. -
Soal: Kata ‘orang-orangan’ terbentuk melalui proses morfologis…
- Reduplikasi penuh
- Reduplikasi dwipurwa
- Reduplikasi sebagian dan afiksasi
- Komposisi
- Afiksasi
Jawaban: Reduplikasi sebagian dan afiksasi
Penjelasan: ‘Orang-orangan’ adalah hasil dari reduplikasi sebagian (‘orang-orang’) yang kemudian diberi sufiks ‘-an’. -
Soal: Morfem yang dapat berdiri sendiri sebagai kata disebut morfem…
- Terikat
- Derivasi
- Infleksi
- Bebas
- Dasar
Jawaban: Bebas
Penjelasan: Morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri sebagai kata dan memiliki makna leksikal, misalnya ‘rumah’, ‘makan’, ‘buku’. -
Soal: Fungsi utama afiks ‘ke-an’ pada kata ‘keindahan’ adalah membentuk…
- Kata kerja intransitif
- Kata sifat
- Kata benda konkret
- Kata benda abstrak
- Kata keterangan
Jawaban: Kata benda abstrak
Penjelasan: Afiks ‘ke-an’ pada kata dasar ‘indah’ (adjektiva) berfungsi membentuk kata benda abstrak, yaitu ‘keindahan’. -
Soal: Manakah di antara kata berikut yang mengalami konfiksasi?
- Membaca
- Pulang
- Perjuangan
- Makanan
- Tertawa
Jawaban: Perjuangan
Penjelasan: Konfiksasi adalah proses penambahan prefiks dan sufiks secara bersamaan pada kata dasar. ‘Perjuangan’ berasal dari kata dasar ‘juang’ dengan konfiks ‘per-an’. -
Soal: Bentuk ‘di-‘ pada ‘dimakan’ berfungsi sebagai…
- Prefiks penanda aktif
- Sufiks
- Infiks
- Prefiks penanda pasif
- Konfiks
Jawaban: Prefiks penanda pasif
Penjelasan: Prefiks ‘di-‘ dalam Bahasa Indonesia menandakan bahwa subjek kalimat adalah objek dari tindakan, sehingga membentuk kalimat pasif. -
Soal: Kata ‘se-Indonesia’ mengandung prefiks ‘se-‘ yang menyatakan makna…
- Satu
- Paling
- Keseluruhan atau seluas
- Setara
- Bersama
Jawaban: Keseluruhan atau seluas
Penjelasan: Prefiks ‘se-‘ pada ‘se-Indonesia’ menyatakan makna ‘seluruh’ atau ‘seluas’, yaitu ‘seluruh Indonesia’. -
Soal: Proses morfologis yang mengubah kelas kata tetapi tidak mengubah makna leksikal dasar secara signifikan disebut…
- Infleksi
- Reduplikasi
- Komposisi
- Derivasi
- Afiksasi
Jawaban: Derivasi
Penjelasan: Derivasi adalah pembentukan kata baru dari kata yang sudah ada, seringkali mengubah kelas kata (misalnya, dari kata kerja menjadi kata benda), dan menghasilkan kata leksikal baru. -
Soal: Alomorf dari prefiks ‘meN-‘ yang muncul pada kata ‘menyapu’ adalah…
- Me-
- Mem-
- Meng-
- Men-
- Menge-
Jawaban: Men-
Penjelasan: Prefiks ‘meN-‘ memiliki beberapa alomorf tergantung pada huruf awal kata dasar. Ketika bertemu dengan kata dasar yang dimulai dengan ‘s’, ‘meN-‘ berubah menjadi ‘meny-‘. -
Soal: Kata ‘terbang’ dalam kalimat ‘Burung itu terbang tinggi’ adalah contoh kata…
- Berimbuhan
- Reduplikasi
- Majemuk
- Dasar
- Turunan
Jawaban: Dasar
Penjelasan: Kata ‘terbang’ adalah morfem dasar yang dapat berdiri sendiri dan tidak mengalami proses afiksasi, reduplikasi, atau komposisi dalam konteks ini. -
Soal: Sufiks ‘-wan’ pada kata ‘budayawan’ memiliki makna…
- Alat
- Tempat
- Hasil
- Pelaku atau ahli
- Sifat
Jawaban: Pelaku atau ahli
Penjelasan: Sufiks ‘-wan’ (dan variasinya ‘-wati’) umumnya menunjukkan makna pelaku atau orang yang ahli dalam bidang tertentu, seperti ‘budayawan’ (ahli budaya) atau ‘ilmuwan’ (ahli ilmu). -
Soal: Perubahan bentuk kata ‘salah’ menjadi ‘menyalakan’ menunjukkan proses…
- Reduplikasi
- Komposisi
- Hanya perubahan kelas kata
- Afiksasi dan perubahan makna
- Hanya perubahan bentuk
Jawaban: Afiksasi dan perubahan makna
Penjelasan: Kata ‘salah’ (adjektiva) diberi konfiks ‘me-kan’ menjadi ‘menyalakan’ (verba). Ini adalah proses afiksasi yang juga mengubah kelas kata dan makna dari ‘salah’ menjadi ‘membuat sesuatu menjadi salah’ atau ‘menuduh salah’. -
Soal: Manakah pernyataan yang benar mengenai morfem infleksional?
- Mengubah kelas kata
- Membentuk kata baru dengan makna baru
- Tidak mengubah kelas kata
- Selalu berupa prefiks
- Selalu berupa sufiks
Jawaban: Tidak mengubah kelas kata
Penjelasan: Morfem infleksional mengubah bentuk kata untuk tujuan gramatikal (misalnya, jamak, kala, persona) tetapi tidak mengubah kelas kata atau makna leksikal dasarnya. Dalam Bahasa Indonesia, infleksi tidak sejelas dalam bahasa lain. -
Soal: Contoh kata majemuk yang penulisannya terpisah adalah…
- Matahari
- Duta besar
- Kereta api
- Mahasiswa
- Olahraga
Jawaban: Rumah sakit
Penjelasan: Kata majemuk ‘rumah sakit’ ditulis terpisah karena kedua unsurnya masih dapat berdiri sendiri dan makna gabungannya tidak benar-benar menyatu secara leksikal seperti ‘matahari’ atau ‘duta besar’.
B. Isian Singkat
-
Soal: Jelaskan perbedaan antara morfem bebas dan morfem terikat!Jawaban: Morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri sebagai kata dan memiliki makna leksikal (contoh: rumah, makan, buku). Morfem terikat adalah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata dan harus bergabung dengan morfem lain untuk membentuk kata (contoh: prefiks ‘me-‘, sufiks ‘-kan’, infiks ‘-em-‘).
-
Soal: Sebutkan tiga jenis afiks berdasarkan posisinya dalam kata dasar!Jawaban: Tiga jenis afiks berdasarkan posisinya adalah: 1. Prefiks (imbuhan awal, contoh: ‘me-‘), 2. Sufiks (imbuhan akhir, contoh: ‘-kan’), 3. Infiks (imbuhan sisipan, contoh: ‘-em-‘).
-
Soal: Berikan contoh kata yang mengalami reduplikasi dwipurwa!Jawaban: Contoh kata yang mengalami reduplikasi dwipurwa adalah ‘lelaki’ (dari ‘laki’), ‘tetamu’ (dari ‘tamu’), ‘sesaji’ (dari ‘saji’). Reduplikasi dwipurwa adalah pengulangan suku kata pertama dari kata dasar.
-
Soal: Apa yang dimaksud dengan alomorf?Jawaban: Alomorf adalah varian bentuk dari satu morfem yang muncul dalam lingkungan fonologis yang berbeda tetapi memiliki makna atau fungsi yang sama. Contoh: ‘me-‘, ‘mem-‘, ‘men-‘, ‘meng-‘, ‘meny-‘, ‘menge-‘ adalah alomorf dari prefiks ‘meN-‘.
-
Soal: Kata ‘penyanyi’ terbentuk melalui proses morfologis apa saja?Jawaban: Kata ‘penyanyi’ terbentuk melalui proses afiksasi, yaitu penambahan prefiks ‘peN-‘ pada kata dasar ‘nyanyi’. Prefiks ‘peN-‘ di sini memiliki alomorf ‘peny-‘ karena kata dasar dimulai dengan ‘ny’.
C. Menjodohkan
-
Soal: Jodohkanlah jenis afiks dengan contoh kata yang tepat!
Premis A Premis B Prefiks ??? Sufiks ??? Infiks ??? Konfiks ??? Kunci Jawaban (Pasangan):- Prefiks ↔ Berlari
- Sufiks ↔ Tulisan
- Infiks ↔ Gemuruh
- Konfiks ↔ Perumahan
-
Soal: Jodohkanlah morfem dengan kategorinya!
Premis A Premis B Morfem Bebas ??? Morfem Terikat ??? Alomorf ??? Kata Dasar ??? Kunci Jawaban (Pasangan):- Morfem Bebas ↔ Meja
- Morfem Terikat ↔ -kan
- Alomorf ↔ meN- pada membaca, meN- pada menulis
- Kata Dasar ↔ Tidur
D. Uraian
-
Soal: Analisis proses pembentukan kata ‘bertanggung jawab’ secara morfologis. Jelaskan jenis-jenis morfem yang terlibat dan proses yang terjadi.Jawaban: Kata ‘bertanggung jawab’ adalah contoh pembentukan kata yang menarik. Secara morfologis, ini adalah bentuk frasa verba yang diperlakukan seperti kata tunggal karena memiliki makna idiomatik. Namun, jika dianalisis per kata:
1. **Bertanggung:** Terdiri dari prefiks ‘ber-‘ dan kata dasar ‘tanggung’. Prefiks ‘ber-‘ adalah morfem terikat yang membentuk kata kerja intransitif atau menunjukkan kepemilikan. ‘Tanggung’ adalah morfem bebas.
2. **Jawab:** Ini adalah morfem bebas, kata dasar.Secara keseluruhan, ‘bertanggung jawab’ dapat dianggap sebagai konstruksi verba majemuk atau idiomatis. Prosesnya melibatkan afiksasi (prefiksasi) pada ‘tanggung’ dan kemudian gabungan dengan ‘jawab’ membentuk sebuah kesatuan makna. Meskipun terlihat seperti dua kata, ‘bertanggung jawab’ berfungsi sebagai satu unit leksikal dengan makna ‘memikul kewajiban untuk menghadapi atau menanggung akibat’. Ini menunjukkan fleksibilitas morfologi Bahasa Indonesia dalam menciptakan unit makna baru.
-
Soal: Bandingkan dan bedakan antara proses derivasi dan infleksi dalam morfologi. Berikan contoh untuk masing-masing dalam Bahasa Indonesia.Jawaban: Derivasi dan infleksi adalah dua jenis proses morfologis yang berbeda:
**Derivasi:**
* **Tujuan:** Membentuk kata baru dengan makna leksikal baru dan seringkali mengubah kelas kata. Kata yang dihasilkan dianggap sebagai entri leksikal yang berbeda.
* **Contoh dalam Bahasa Indonesia:**
* Dari kata sifat ‘cantik’ menjadi kata benda ‘kecantikan’ (prefiks ‘ke-‘ + sufiks ‘-an’).
* Dari kata kerja ‘makan’ menjadi kata benda ‘makanan’ (sufiks ‘-an’).
* Dari kata benda ‘rumah’ menjadi kata kerja ‘berumah’ (prefiks ‘ber-‘).**Infleksi:**
* **Tujuan:** Mengubah bentuk kata untuk tujuan gramatikal (misalnya, kala, persona, jumlah, gender) tanpa mengubah makna leksikal dasar atau kelas kata. Kata yang dihasilkan adalah bentuk gramatikal dari kata yang sama.
* **Contoh dalam Bahasa Indonesia:** Infleksi dalam Bahasa Indonesia tidak sejelas dalam bahasa-bahasa Eropa. Namun, beberapa contoh yang mendekati:
* Penggunaan partikel seperti ‘-lah’, ‘-kah’, ‘-pun’ yang menambahkan nuansa gramatikal (misalnya, ‘Siapakah dia?’).
* Pengulangan kata untuk menyatakan jamak atau intensitas (‘buku-buku’, ‘kecil-kecil’), meskipun reduplikasi juga bisa derivasional.
* Perubahan pronomina persona (‘saya’, ‘aku’, ‘dia’) yang meskipun bukan afiks, menunjukkan variasi gramatikal.**Perbedaan Utama:** Derivasi menciptakan kata baru; infleksi menciptakan bentuk gramatikal dari kata yang sama.
-
Soal: Jelaskan peran afiks ‘meN-‘ dalam pembentukan kata kerja aktif transitif dan intransitif dalam Bahasa Indonesia. Berikan dua contoh untuk masing-masing.Jawaban: Afiks ‘meN-‘ (dengan alomorfnya seperti ‘me-‘, ‘mem-‘, ‘men-‘, ‘meng-‘, ‘meny-‘, ‘menge-‘) memiliki peran sentral dalam pembentukan kata kerja aktif dalam Bahasa Indonesia, baik transitif maupun intransitif.
**1. Pembentukan Kata Kerja Aktif Transitif:**
‘meN-‘ seringkali membentuk kata kerja aktif yang memerlukan objek (transitif). Afiks ini mengubah kata dasar (biasanya nomina atau adjektiva) menjadi verba yang tindakannya mengarah pada suatu objek.
* **Contoh 1:** ‘gambar’ (nomina) → ‘menggambar’ (verba transitif, memerlukan objek seperti ‘menggambar pemandangan’).
* **Contoh 2:** ‘tulis’ (verba dasar) → ‘menulis’ (verba transitif, memerlukan objek seperti ‘menulis surat’).**2. Pembentukan Kata Kerja Aktif Intransitif:**
Pada beberapa kasus, ‘meN-‘ juga dapat membentuk kata kerja aktif yang tidak memerlukan objek (intransitif). Biasanya, kata dasar yang dilekati ‘meN-‘ ini sudah berupa verba atau adjektiva yang secara inheren tidak memerlukan objek.
* **Contoh 1:** ‘terbang’ (verba dasar) → ‘menerbang’ (verba intransitif, ‘burung itu menerbang’, meskipun lebih umum ‘terbang’ saja atau ‘berterbangan’).
* **Contoh 2:** ‘diam’ (adjektiva/verba dasar) → ‘mendiam’ (verba intransitif, ‘dia mendiam saja’). Dalam konteks lain, ‘mendiami’ (transitif) juga ada.Perlu dicatat bahwa konteks dan kata dasar sangat memengaruhi apakah ‘meN-‘ akan membentuk verba transitif atau intransitif, meskipun kecenderungan kuatnya adalah membentuk verba transitif.
-
Soal: Bagaimana proses reduplikasi berkontribusi pada kekayaan makna dalam Bahasa Indonesia? Jelaskan dengan memberikan minimal tiga contoh berbeda.Jawaban: Reduplikasi (pengulangan kata atau bagian kata) adalah proses morfologis yang sangat produktif dalam Bahasa Indonesia dan berkontribusi besar pada kekayaan makna. Reduplikasi tidak hanya menunjukkan jamak, tetapi juga berbagai nuansa makna lainnya:
1. **Menyatakan Jamak (Pluralitas):** Ini adalah fungsi yang paling umum. Pengulangan kata dasar menunjukkan bahwa ada banyak objek atau subjek.
* **Contoh:** ‘buku’ → ‘buku-buku’ (banyak buku); ‘anak’ → ‘anak-anak’ (banyak anak).2. **Menyatakan Intensitas atau Kualitas yang Lebih Tinggi:** Reduplikasi dapat menekankan tingkat atau kualitas sesuatu.
* **Contoh:** ‘cantik’ → ‘cantik-cantik’ (sangat cantik); ‘besar’ → ‘besar-besar’ (sangat besar, ukurannya beragam dan banyak).3. **Menyatakan Sesuatu yang Menyerupai atau Tidak Sesungguhnya:** Reduplikasi dapat menunjukkan bahwa sesuatu itu tiruan atau tidak asli.
* **Contoh:** ‘orang’ → ‘orang-orangan’ (boneka yang menyerupai orang); ‘mobil’ → ‘mobil-mobilan’ (mainan mobil).4. **Menyatakan Pekerjaan yang Berulang-ulang atau Tidak Terarah:**
* **Contoh:** ‘jalan’ → ‘jalan-jalan’ (berjalan-jalan tanpa tujuan spesifik); ‘duduk’ → ‘duduk-duduk’ (duduk santai).5. **Menyatakan Resiprok (Saling):** Dengan afiksasi tambahan, reduplikasi bisa menunjukkan tindakan yang saling dilakukan.
* **Contoh:** ‘tolong’ → ‘saling tolong-menolong’ (saling membantu).Melalui berbagai fungsi ini, reduplikasi memperkaya ekspresi dalam Bahasa Indonesia, memungkinkan penutur untuk menyampaikan nuansa makna yang lebih halus dan spesifik.
-
Soal: Analisis proses pembentukan kata ‘penyalahgunaan’ secara morfologis. Identifikasi morfem-morfem yang terlibat dan urutan pembentukannya.Jawaban: Kata ‘penyalahgunaan’ adalah contoh kompleks dari pembentukan kata melalui afiksasi dan komposisi:
1. **Kata Dasar Majemuk:** Kata ini berakar pada kata majemuk ‘salah guna’. ‘Salah’ dan ‘guna’ adalah morfem bebas yang digabungkan membentuk satu kesatuan makna ‘menggunakan dengan tidak benar’.
2. **Afiksasi Konfiks ‘peN-an’:** Kemudian, konfiks ‘peN-an’ dilekatkan pada kata majemuk ‘salah guna’.
* Prefiks ‘peN-‘ (dengan alomorf ‘peny-‘ karena bertemu dengan ‘s’ pada ‘salah’) berfungsi membentuk kata benda yang berarti ‘hal yang melakukan’ atau ‘hasil melakukan’.
* Sufiks ‘-an’ juga membentuk kata benda, seringkali menyatakan ‘hasil’, ‘alat’, atau ‘hal’.**Urutan Pembentukan:**
* **Tahap 1:** Pembentukan kata majemuk: ‘salah’ + ‘guna’ → ‘salah guna’.
* **Tahap 2:** Penambahan konfiks ‘peN-an’ pada kata majemuk ‘salah guna’. Karena ‘salah’ dimulai dengan ‘s’, ‘peN-‘ akan beralomorf menjadi ‘peny-‘. Jadi, ‘peny-‘ + ‘salah guna’ + ‘-an’ → ‘penyalahgunaan’.**Morfem yang Terlibat:**
* ‘salah’ (morfem bebas)
* ‘guna’ (morfem bebas)
* ‘peN-‘ (morfem terikat, prefiks)
* ‘-an’ (morfem terikat, sufiks)Kata ‘penyalahgunaan’ secara keseluruhan berarti ‘proses, cara, atau hasil dari menggunakan sesuatu secara salah atau tidak tepat’.