
Asah kemampuan berbahasa Indonesia Anda dengan koleksi soal perbaikan kalimat tidak efektif. Artikel ini menyajikan berbagai latihan soal yang dirancang untuk menguji pemahaman Anda tentang ciri-ciri kalimat efektif, kesalahan umum dalam penulisan, dan cara memperbaikinya. Dari pleonasme, ambiguitas, ketidaklogisan, hingga ketidakhematan kata, setiap soal akan membantu Anda mengidentifikasi dan merevisi kalimat agar menjadi lebih jelas, padat, dan komunikatif. Tingkatkan kemahiran Anda dalam menyusun kalimat yang baku dan gramatis, penting untuk penulisan akademik, profesional, maupun sehari-hari. Siapkah Anda menghadapi tantangan dan menguasai seni merangkai kata yang efektif?
Contoh Soal dan Pembahasan
1. Manakah kalimat berikut yang mengandung pleonasme?
- A. A. Para siswa-siswa sedang belajar di perpustakaan.
- B. B. Ayah membeli dua ekor ayam.
- C. C. Dia sangat cerdas sekali.
- D. D. Mereka saling bermaaf-maafan.
Jawaban: A
Pembahasan: Penggunaan kata ‘para’ dan pengulangan kata ‘siswa’ (siswa-siswa) merupakan bentuk pleonasme karena keduanya menunjukkan makna jamak, sehingga terjadi pengulangan yang tidak perlu.
2. Kalimat tidak efektif: ‘Meskipun sudah belajar dengan giat, akan tetapi ia tidak berhasil.’ Perbaikan yang tepat adalah…
- A. A. Meskipun sudah belajar dengan giat, ia tidak berhasil.
- B. B. Sudah belajar dengan giat, tetapi ia tidak berhasil.
- C. C. Meskipun sudah belajar dengan giat, ia gagal.
- D. D. Ia tidak berhasil, meskipun sudah belajar dengan giat.
Jawaban: A
Pembahasan: Penggunaan ‘meskipun’ dan ‘akan tetapi’ secara bersamaan menyebabkan ketidakhematan karena keduanya memiliki fungsi konjungsi yang sama. Salah satu harus dihilangkan.
3. Kalimat ‘Istri Pak Lurah yang baru itu cantik sekali’ memiliki makna ganda (ambigu). Perbaikan yang menghilangkan ambiguitasnya adalah…
- A. A. Istri baru Pak Lurah itu cantik sekali.
- B. B. Istri Pak Lurah yang cantik sekali itu baru.
- C. C. Pak Lurah punya istri baru yang cantik sekali.
- D. D. Istri Pak Lurah itu baru dan cantik sekali.
Jawaban: A
Pembahasan: Opsi A (‘Istri baru Pak Lurah’) menghilangkan ambiguitas apakah yang baru itu Pak Lurah, istrinya, atau istrinya yang baru menikah. Ini jelas merujuk pada istri yang baru.
4. Pilihlah kalimat yang paling efektif dari pilihan berikut!
- A. A. Mereka saling bantu-membantu dalam menyelesaikan tugas.
- B. B. Ayah sedang membaca koran di teras.
- C. C. Anak itu lari mundur ke belakang.
- D. D. Di dalam rapat itu membahas masalah kenaikan harga.
Jawaban: B
Pembahasan: Kalimat B paling ringkas dan langsung. Opsi lain mengandung pleonasme (‘mundur ke belakang’) atau ketidakhematan (‘saling bantu-membantu’).
5. Kalimat ‘Bagi setiap peserta diwajibkan untuk mendaftar ulang’ tidak efektif karena…
- A. A. Mengandung ambiguitas.
- B. B. Tidak logis.
- C. C. Tidak hemat kata.
- D. D. Tidak paralel.
Jawaban: C
Pembahasan: Penggunaan ‘Bagi’ dan ‘diwajibkan untuk’ menyebabkan ketidakhematan dan subjek tidak jelas. Subjek seharusnya langsung ‘Setiap peserta’.
6. Perbaikan yang tepat untuk kalimat ‘Kepada Bapak Kepala Sekolah, waktu dan tempat kami persilakan’ adalah…
- A. A. Bapak Kepala Sekolah, waktu dan tempat kami persilakan.
- B. B. Bapak Kepala Sekolah kami persilakan.
- C. C. Waktu dan tempat kami persilakan kepada Bapak Kepala Sekolah.
- D. D. Kepada Bapak Kepala Sekolah, kami persilakan untuk berbicara.
Jawaban: B
Pembahasan: Kalimat tersebut tidak logis dan tidak efektif. Yang dipersilakan adalah orangnya, bukan waktu dan tempat. Opsi B paling tepat dan baku.
7. Kalimat mana yang menunjukkan ketidakparalelan?
- A. A. Dia suka membaca, menulis, dan melukis.
- B. B. Pekerjaannya adalah mengajar, meneliti, dan mengabdi.
- C. C. Ibu pergi ke pasar untuk membeli sayuran, memasak, dan mencuci pakaian.
- D. D. Kami datang, melihat, dan menaklukkan.
Jawaban: C
Pembahasan: Opsi C tidak paralel karena menggunakan frasa ‘memasak’ (kata kerja) dan ‘mencuci pakaian’ (frasa nomina/kata kerja + nomina) setelah ‘membeli sayuran’ (kata kerja + nomina). Seharusnya ‘membeli sayuran, memasak, dan mencuci pakaian’.
8. Perhatikan kalimat berikut: ‘Walaupun dia miskin, namun dia tidak pernah mengeluh.’ Perbaikan agar menjadi efektif adalah…
- A. A. Walaupun dia miskin, dia tidak pernah mengeluh.
- B. B. Dia miskin, namun dia tidak pernah mengeluh.
- C. C. Walaupun dia miskin, tetapi dia tidak pernah mengeluh.
- D. D. Dia miskin, dia tidak pernah mengeluh.
Jawaban: A
Pembahasan: Konjungsi ‘walaupun’ dan ‘namun’ memiliki fungsi yang sama, sehingga salah satu harus dihilangkan untuk kehematan.
9. Kalimat efektif yang benar adalah…
- A. A. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa harganya mahal.
- B. B. Oleh karena itu, maka kita harus berhati-hati.
- C. C. Untuk dapat mengetahui cara membuat kue itu sangat mudah sekali.
- D. D. Penelitian ini menunjukkan hasil yang positif.
Jawaban: D
Pembahasan: Opsi D adalah kalimat paling efektif karena subjeknya jelas dan predikatnya langsung. Opsi A dan B mengandung ketidakhematan, dan C tidak baku.
10. Kalimat ‘Rapat itu membicarakan tentang masalah sampah’ tidak efektif karena…
- A. A. Subjeknya tidak jelas.
- B. B. Mengandung pleonasme.
- C. C. Tidak logis.
- D. D. Tidak paralel.
Jawaban: B
Pembahasan: Kata ‘membicarakan’ sudah mengandung makna ‘tentang’. Penggunaan ‘tentang’ setelah ‘membicarakan’ adalah pleonasme.
11. Perbaikan kalimat ‘Agar supaya kegiatan ini berjalan lancar, kita harus bekerja sama’ adalah…
- A. A. Agar kegiatan ini berjalan lancar, kita harus bekerja sama.
- B. B. Supaya kegiatan ini berjalan lancar, kita harus bekerja sama.
- C. C. Agar dan supaya kegiatan ini berjalan lancar, kita harus bekerja sama.
- D. D. Kegiatan ini berjalan lancar, kita harus bekerja sama.
Jawaban: A
Pembahasan: Konjungsi ‘agar’ dan ‘supaya’ memiliki makna yang sama. Salah satu harus dihilangkan untuk kehematan.
12. Manakah kalimat yang memiliki subjek yang jelas dan tidak ganda?
- A. A. Bagi para peserta diharapkan hadir tepat waktu.
- B. B. Di dalam laporan itu menjelaskan tentang hasil penelitian.
- C. C. Pemerintah akan segera melakukan pembangunan jalan baru.
- D. D. Para peserta seminar sangat antusias.
Jawaban: D
Pembahasan: Opsi D memiliki subjek ‘Para peserta’ yang jelas. Opsi A dan B memiliki subjek ganda/tidak efektif (‘Bagi para peserta’ atau ‘Di dalam laporan itu’). Opsi C subjeknya ‘Pemerintah’ namun predikatnya kurang efektif.
13. Kalimat ‘Dia merupakan salah satu dari sekian banyak mahasiswa yang berprestasi’ dapat diperbaiki menjadi…
- A. A. Dia adalah mahasiswa berprestasi.
- B. B. Dia salah satu dari banyak mahasiswa berprestasi.
- C. C. Dia termasuk mahasiswa yang berprestasi.
- D. D. Mahasiswa berprestasi itu adalah dia.
Jawaban: A
Pembahasan: Frasa ‘merupakan salah satu dari sekian banyak’ terlalu bertele-tele. ‘Dia adalah mahasiswa berprestasi’ lebih ringkas dan efektif.
14. Pernyataan yang benar mengenai ciri kalimat efektif adalah…
- A. A. Menggunakan banyak kata agar lebih jelas.
- B. B. Boleh mengandung ambiguitas jika konteksnya jelas.
- C. C. Tidak mengandung unsur mubazir (pleonasme).
- D. D. Struktur kalimatnya boleh bervariasi tanpa memperhatikan kaidah.
Jawaban: C
Pembahasan: Kalimat efektif harus hemat kata, padat, dan tidak berlebihan. Opsi A, B, dan D menggambarkan ciri kalimat tidak efektif.
15. Kalimat ‘Anak daripada Pak Budi itu sangat pandai’ tidak efektif karena…
- A. A. Terlalu panjang.
- B. B. Tidak logis.
- C. C. Mengandung ambiguitas.
- D. D. Penggunaan preposisi yang tidak tepat.
Jawaban: D
Pembahasan: Penggunaan ‘daripada’ untuk menyatakan kepemilikan adalah tidak baku. Cukup ‘Anak Pak Budi’.
16. Manakah kalimat yang efektif dan cermat?
- A. A. Semua siswa diharapkan datang tepat waktu.
- B. B. Mereka saling tolong-menolong satu sama lain.
- C. C. Agar supaya hujan tidak turun, kami berdoa.
- D. D. Untuk mempercepat waktu, kami makan siang dahulu.
Jawaban: A
Pembahasan: Opsi A paling cermat dan lugas. Opsi B ‘saling tolong-menolong’ pleonasme. Opsi C ‘agar supaya’ pleonasme. Opsi D ‘mempercepat waktu’ kurang tepat, seharusnya ‘menghemat waktu’.
17. Perbaikan kalimat ‘Kami mengucapkan terima kasih banyak sekali’ adalah…
- A. A. Kami mengucapkan banyak terima kasih sekali.
- B. B. Kami mengucapkan terima kasih banyak.
- C. C. Kami mengucapkan terima kasih amat banyak sekali.
- D. D. Kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga banyaknya.
Jawaban: B
Pembahasan: Penggunaan ‘banyak’ dan ‘sekali’ secara bersamaan adalah pleonasme. Cukup salah satu atau gunakan frasa lain yang lebih baku seperti ‘beribu-ribu terima kasih’ atau ‘terima kasih banyak’.
18. Kalimat ‘Rumah yang dicat baru itu sangat bagus’ memiliki makna ganda jika tidak ada konteks. Perbaikan yang menghilangkan ambiguitas adalah…
- A. A. Rumah baru yang dicat itu sangat bagus.
- B. B. Rumah itu dicat baru dan sangat bagus.
- C. C. Cat rumah yang baru itu sangat bagus.
- D. D. Rumah itu bagus dan dicat baru.
Jawaban: A
Pembahasan: Opsi A (‘Rumah baru yang dicat itu’) secara jelas menyatakan bahwa yang baru adalah rumahnya, bukan catnya, menghilangkan ambiguitas.
19. Pilihlah kalimat yang paling logis!
- A. A. Waktu dan tempat kami persilakan.
- B. B. Mayat korban tewas di tempat kejadian.
- C. C. Kecelakaan itu menewaskan beberapa orang.
- D. D. Beberapa orang tewas karena kecelakaan itu.
Jawaban: C
Pembahasan: Opsi C adalah kalimat yang logis. Opsi A tidak logis (waktu dipersilakan), B tidak logis (mayat tewas), D tidak logis (kecelakaan menewaskan).
20. Manakah kalimat yang menggunakan konjungsi secara tepat dan efektif?
- A. A. Dia belajar dengan rajin sehingga nilainya bagus.
- B. B. Walaupun dia sakit, namun dia tetap masuk sekolah.
- C. C. Agar supaya bersih, kita harus menyapu setiap hari.
- D. D. Saya suka kopi, adik saya teh.
Jawaban: A
Pembahasan: Opsi A menggunakan konjungsi ‘sehingga’ dengan tepat. Opsi B menggunakan ‘walaupun’ dan ‘namun’ secara berlebihan. Opsi C menggunakan ‘agar supaya’ secara berlebihan. Opsi D tidak memiliki konjungsi yang tepat untuk menghubungkan klausa.
21. Sebutkan tiga ciri utama kalimat efektif!
Jawaban: Tiga ciri utama kalimat efektif adalah kehematan, kepaduan, dan kelogisan. (Bisa juga ditambahkan keparalelan, ketegasan, kecermatan, kevariasian).
Pembahasan: Kehematan berarti tidak menggunakan kata-kata yang tidak perlu; kepaduan berarti hubungan antarkata dan antarklausa dalam kalimat jelas; kelogisan berarti ide kalimat dapat diterima akal sehat.
22. Ubahlah kalimat ‘Bagi seluruh mahasiswa diharapkan untuk segera mengumpulkan tugasnya’ menjadi kalimat efektif!
Jawaban: Seluruh mahasiswa diharapkan segera mengumpulkan tugasnya.
Pembahasan: Frasa ‘Bagi seluruh mahasiswa’ dan ‘diharapkan untuk’ menyebabkan ketidakhematan dan subjek yang tidak jelas. Cukup menggunakan subjek langsung ‘Seluruh mahasiswa’ dan predikat ‘diharapkan’.
23. Apa yang dimaksud dengan ambiguitas dalam konteks kalimat tidak efektif? Berikan satu contoh kalimat ambigu!
Jawaban: Ambiguitas adalah keadaan di mana sebuah kalimat memiliki lebih dari satu penafsiran makna, sehingga dapat menimbulkan kerancuan atau salah paham. Contoh kalimat ambigu: ‘Istri Pak Camat yang baru meninggal dunia.’ (Apakah yang baru itu istrinya, atau istrinya baru meninggal?)
Pembahasan: Ambiguitas dapat terjadi karena penempatan kata yang salah, struktur kalimat yang tidak jelas, atau penggunaan kata dengan makna ganda.
24. Perbaiki kalimat ‘Di dalam rapat itu membahas tentang masalah kenaikan harga’ agar menjadi efektif!
Jawaban: Rapat itu membahas masalah kenaikan harga.
Pembahasan: Frasa ‘Di dalam rapat itu’ dan ‘tentang’ adalah bentuk ketidakhematan dan ketidaktepatan preposisi. Subjek ‘rapat itu’ sudah cukup jelas dan predikat ‘membahas’ tidak memerlukan ‘tentang’.
25. Jelaskan perbedaan antara pleonasme dan redundansi, dan mengapa keduanya membuat kalimat tidak efektif!
Jawaban: Pleonasme adalah penggunaan kata-kata yang berlebihan dalam kalimat yang maknanya sudah terkandung dalam kata lain (misalnya ‘naik ke atas’). Redundansi adalah pengulangan informasi yang tidak perlu, bisa berupa kata, frasa, atau bahkan gagasan yang sudah disampaikan sebelumnya. Keduanya membuat kalimat tidak efektif karena melanggar prinsip kehematan, membuat kalimat menjadi tidak padat, boros kata, dan kurang efisien dalam menyampaikan pesan.
Pembahasan: Baik pleonasme maupun redundansi mengurangi efektivitas kalimat karena melanggar prinsip kehematan dan kepadatan informasi.
26. Jelaskan mengapa kalimat yang mengandung pleonasme dianggap tidak efektif dan berikan dua contoh kalimat pleonasme beserta perbaikannya!
Jawaban: Kalimat yang mengandung pleonasme dianggap tidak efektif karena melanggar prinsip kehematan dalam kalimat efektif. Pleonasme adalah penggunaan kata-kata yang berlebihan atau mubazir dalam kalimat, di mana makna suatu kata sudah terkandung dalam kata lain. Hal ini membuat kalimat menjadi tidak padat, boros kata, dan kurang efisien dalam menyampaikan informasi, sehingga dapat mengurangi kejelasan dan daya tarik kalimat.
Contoh pleonasme dan perbaikannya:
1. **Kalimat tidak efektif:** ‘Para hadirin sekalian dimohon untuk berdiri.’
**Perbaikan:** ‘Para hadirin dimohon untuk berdiri.’ ATAU ‘Hadirin sekalian dimohon untuk berdiri.’ (Kata ‘para’ dan ‘sekalian’ sama-sama menunjukkan makna jamak, sehingga salah satu harus dihilangkan).
2. **Kalimat tidak efektif:** ‘Dia turun ke bawah dengan tergesa-gesa.’
**Perbaikan:** ‘Dia turun dengan tergesa-gesa.’ (Kata ‘turun’ sudah mengandung makna ‘ke bawah’, sehingga ‘ke bawah’ adalah mubazir).
Pembahasan: Pleonasme adalah ciri kalimat tidak efektif yang sering ditemui. Memahami dan menghindari pleonasme penting untuk penulisan yang ringkas dan jelas.
27. Apa saja syarat-syarat sebuah kalimat dapat dikatakan efektif? Jelaskan masing-masing syarat tersebut secara singkat!
Jawaban: Syarat-syarat sebuah kalimat dapat dikatakan efektif meliputi:
1. **Kehematan:** Tidak menggunakan kata-kata, frasa, atau bentuk lain yang tidak perlu. Penggunaan kata harus efisien dan tidak mubazir.
2. **Kepaduan:** Hubungan antargagasan dalam kalimat terjalin dengan baik dan logis. Tidak ada unsur yang saling bertentangan atau terputus.
3. **Kelogisan:** Ide atau gagasan yang disampaikan dalam kalimat dapat diterima oleh akal sehat dan sesuai dengan kaidah penalaran.
4. **Ketegasan:** Penekanan pada ide pokok atau bagian penting dalam kalimat. Dapat dicapai dengan penempatan kata, pengulangan, atau penggunaan partikel penegas.
5. **Kecermatan:** Tidak menimbulkan tafsiran ganda (ambigu) dan menggunakan diksi (pilihan kata) yang tepat sesuai konteks.
6. **Keparalelan:** Kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat. Jika suatu gagasan dinyatakan dengan verba, maka gagasan lain yang sejenis juga harus dinyatakan dengan verba.
Pembahasan: Memahami syarat-syarat kalimat efektif adalah kunci untuk menyusun tulisan yang berkualitas dan mudah dipahami.
28. Analisis kalimat ‘Untuk mempercepat waktu, kami segera berangkat ke lokasi’ dan jelaskan mengapa kalimat tersebut tidak efektif, lalu berikan perbaikannya!
Jawaban: Kalimat ‘Untuk mempercepat waktu, kami segera berangkat ke lokasi’ tidak efektif karena mengandung kesalahan diksi dan ketidaklogisan. Frasa ‘mempercepat waktu’ kurang tepat. Waktu tidak dapat dipercepat, tetapi dapat dihemat atau dimanfaatkan secara efisien. Oleh karena itu, penggunaan ‘mempercepat waktu’ membuat kalimat menjadi tidak logis dan kurang cermat.
**Perbaikan yang tepat:**
‘Untuk menghemat waktu, kami segera berangkat ke lokasi.’
Penjelasan perbaikan: Dengan mengganti ‘mempercepat waktu’ menjadi ‘menghemat waktu’, kalimat menjadi lebih logis, cermat, dan sesuai dengan kaidah penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Pembahasan: Kesalahan diksi dan ketidaklogisan seringkali menjadi penyebab kalimat tidak efektif. Pemilihan kata yang tepat sangat krusial.
29. Berikan contoh sebuah paragraf singkat (minimal 3 kalimat) yang mengandung beberapa kalimat tidak efektif, kemudian perbaiki paragraf tersebut menjadi paragraf yang efektif dan jelaskan perubahan yang Anda lakukan!
Jawaban: Paragraf tidak efektif:
‘Bagi seluruh para mahasiswa-mahasiswa diharapkan untuk dapat segera mengumpulkan tugasnya. Tugas tersebut harus dikumpul paling lambat pada hari Jumat. Oleh karena itu, maka kami semua harus bekerja sama saling bantu-membantu agar supaya dapat menyelesaikannya.’
Paragraf efektif:
‘Seluruh mahasiswa diharapkan segera mengumpulkan tugasnya paling lambat hari Jumat. Oleh karena itu, kita harus bekerja sama agar dapat menyelesaikannya.’
**Perubahan yang dilakukan:**
1. **’Bagi seluruh para mahasiswa-mahasiswa diharapkan untuk dapat segera mengumpulkan tugasnya’** diperbaiki menjadi **’Seluruh mahasiswa diharapkan segera mengumpulkan tugasnya’**. Perbaikan ini menghilangkan pleonasme (‘para’ dan pengulangan ‘mahasiswa’), menghilangkan preposisi yang tidak perlu (‘Bagi’), dan menghilangkan frasa mubazir (‘dapat’ dan ‘untuk’).
2. **’Tugas tersebut harus dikumpul paling lambat pada hari Jumat’** diperbaiki menjadi **’paling lambat hari Jumat’**. Menghilangkan ‘pada’ yang tidak perlu.
3. **’Oleh karena itu, maka kami semua harus bekerja sama saling bantu-membantu agar supaya dapat menyelesaikannya’** diperbaiki menjadi **’Oleh karena itu, kita harus bekerja sama agar dapat menyelesaikannya’**. Perbaikan ini menghilangkan konjungsi ganda (‘oleh karena itu, maka’), menghilangkan pleonasme (‘saling bantu-membantu’), dan menghilangkan konjungsi ganda (‘agar supaya’).
Pembahasan: Perbaikan paragraf melibatkan identifikasi berbagai jenis ketidakefektifan (pleonasme, redundansi, ketidakhematan, pilihan kata) dan menerapkan prinsip kalimat efektif secara menyeluruh.
30. Bagaimana penggunaan keparalelan yang tepat dapat meningkatkan efektivitas sebuah kalimat atau daftar dalam penulisan? Berikan contoh kalimat yang tidak paralel dan perbaikannya!
Jawaban: Penggunaan keparalelan yang tepat dapat meningkatkan efektivitas sebuah kalimat atau daftar dalam penulisan dengan memastikan kesamaan bentuk gramatikal untuk gagasan yang setara. Ini menciptakan ritme yang konsisten, membuat kalimat lebih mudah dipahami, dan menunjukkan hubungan logis antara elemen-elemen yang disebutkan. Keparalelan juga membantu dalam menjaga kejelasan dan menghindari kebingungan bagi pembaca.
**Contoh kalimat tidak paralel:**
‘Kegiatan tersebut meliputi penanaman pohon, membersihkan lingkungan, dan sosialisasi kepada warga.’
**Penjelasan ketidakparalelan:** Kalimat ini tidak paralel karena menggunakan kombinasi bentuk: ‘penanaman pohon’ (frasa nomina), ‘membersihkan lingkungan’ (frasa verbal), dan ‘sosialisasi kepada warga’ (frasa nomina). Bentuknya tidak konsisten.
**Perbaikan yang paralel:**
‘Kegiatan tersebut meliputi penanaman pohon, pembersihan lingkungan, dan sosialisasi kepada warga.’
ATAU
‘Kegiatan tersebut meliputi menanam pohon, membersihkan lingkungan, dan menyosialisasikan program kepada warga.’
**Penjelasan perbaikan:** Pada perbaikan pertama, semua elemen menggunakan frasa nomina. Pada perbaikan kedua, semua elemen menggunakan frasa verbal dengan imbuhan yang konsisten. Kedua perbaikan ini menciptakan keparalelan yang membuat kalimat lebih efektif dan mudah dicerna.
Pembahasan: Keparalelan adalah prinsip penting untuk kejelasan dan konsistensi dalam kalimat, terutama dalam daftar atau perbandingan.
31. Pasangkan kalimat tidak efektif di kolom kiri dengan perbaikan yang efektif di kolom kanan!
Jawaban: Pasangan yang benar ada pada kolom ‘pairs’.
Pembahasan: Memperbaiki kalimat-kalimat tersebut dengan menghilangkan redundansi, memperbaiki pilihan kata, atau menghilangkan konjungsi ganda agar lebih ringkas dan tepat.
32. Pasangkan jenis kesalahan kalimat tidak efektif di kolom kiri dengan contoh kalimat yang tepat di kolom kanan!
Jawaban: Pasangan yang benar ada pada kolom ‘pairs’.
Pembahasan: Memahami jenis kesalahan kalimat membantu dalam identifikasi dan perbaikan kalimat tidak efektif.