Kalimat baku adalah fondasi penting dalam komunikasi tulis dan lisan yang efektif serta profesional dalam Bahasa Indonesia. Memahami dan menguasai penggunaan kalimat baku bukan hanya menunjukkan kemampuan berbahasa yang baik, tetapi juga menjamin kejelasan pesan yang disampaikan. Artikel ini akan mengulas berbagai aspek kalimat baku, mulai dari ciri-ciri utamanya, unsur-unsur pembentuk seperti subjek, predikat, objek, dan pelengkap, hingga kesalahan umum yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari maupun konteks formal. Anda akan diajak untuk mengidentifikasi perbedaan mendasar antara kalimat baku dan tidak baku, serta menerapkan kaidah kebahasaan yang tepat sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dan tata bahasa yang berlaku. Dengan serangkaian soal pilihan ganda, isian singkat, esai, dan menjodohkan, ujian ini dirancang secara komprehensif untuk menguji pemahaman Anda. Persiapkan diri Anda untuk meningkatkan kompetensi berbahasa Indonesia dan memastikan setiap kalimat yang Anda gunakan sesuai standar kebahasaan yang berlaku, demi komunikasi yang lebih efektif dan profesional.

Contoh Soal Uji Kompetensi Kalimat Baku: Pahami dan Kuasai Bahasa Indonesia yang Benar
A. Pilihan Ganda
-
Soal: Manakah kalimat di bawah ini yang merupakan kalimat baku?
- Bagi semua mahasiswa harap berkumpul di aula.
- Kepada seluruh mahasiswa diharapkan berkumpul di aula.
- Seluruh mahasiswa diharapkan berkumpul di aula.
- Semua mahasiswa harap berkumpul di aula.
Jawaban: Seluruh mahasiswa diharapkan berkumpul di aula.
Penjelasan: Penggunaan ‘bagi’ atau ‘kepada’ di awal kalimat yang diikuti subjek seringkali tidak diperlukan dan membuat kalimat menjadi tidak efektif. Bentuk pasif ‘diharapkan’ lebih baku daripada ‘harap’. -
Soal: Pilihlah kalimat yang efektif dan baku!
- Walaupun sudah belajar, namun ia tetap gagal.
- Dia tidak masuk kerja karena sakit.
- Sehingga dia rajin belajar, dia mendapat nilai bagus.
- Dia lebih pintar daripada adiknya.
Jawaban: Dia tidak masuk kerja karena sakit.
Penjelasan: Pilihan A menggunakan konjungsi ganda yang mubazir (‘walaupun…namun’). Pilihan C menggunakan ‘sehingga’ yang kurang tepat untuk menyatakan sebab-akibat langsung. Pilihan D menggunakan ‘daripada’ yang tidak tepat untuk perbandingan sifat. -
Soal: Kalimat berikut yang tidak mengandung pleonasme (kemubaziran) adalah…
- Ada banyak sekali buku di perpustakaan itu.
- Dia naik ke atas panggung.
- Para hadirin diminta tenang.
- Agar supaya dia berhasil, dia harus bekerja keras.
Jawaban: Para hadirin diminta tenang.
Penjelasan: Pilihan A (‘banyak sekali’) dan B (‘naik ke atas’) mengandung pleonasme. Kata ‘para’ sudah menunjukkan jamak, sehingga ‘para hadirin’ sudah baku. Pilihan D (‘agar supaya’) juga mubazir. -
Soal: Manakah penggunaan preposisi yang benar dalam kalimat baku?
- Rapat itu membahas tentang peningkatan kualitas.
- Rapat itu membahas peningkatan kualitas.
- Dia lebih baik daripada saya.
- Ini adalah rumah di mana saya tinggal.
Jawaban: Rapat itu membahas tentang peningkatan kualitas.
Penjelasan: Kata ‘membahas’ sudah mengandung makna ‘tentang’, sehingga tidak perlu diikuti ‘tentang’. Pilihan B adalah bentuk baku. Pilihan C menggunakan ‘daripada’ yang tidak tepat. Pilihan D menggunakan ‘di mana’ sebagai penghubung relatif yang tidak baku. -
Soal: Pilihlah kalimat yang memiliki struktur subjek-predikat yang jelas dan baku.
- Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa…
- Bagi para peserta yang ingin bertanya dipersilakan.
- Dalam rapat itu membicarakan masalah keuangan.
- Laporan itu telah diserahkan kepada kepala bagian.
Jawaban: Laporan itu telah diserahkan kepada kepala bagian.
Penjelasan: Pilihan A, B, dan C memiliki subjek yang tidak jelas atau terlalu panjang dan tidak efektif. Pilihan D memiliki struktur yang ringkas dan jelas. -
Soal: Kalimat baku yang benar adalah…
- Pemerintah akan merubah kebijakan baru.
- Kwalitas produk kami sangat terjamin.
- Toko itu menjual berbagai jenis kebutuhan pokok.
- Setiap hari saya melakukan aktipitas fisik.
Jawaban: Toko itu menjual berbagai jenis kebutuhan pokok.
Penjelasan: Pilihan A menggunakan ‘merubah’ yang tidak baku (seharusnya ‘mengubah’). Pilihan B menggunakan ‘kwalitas’ (seharusnya ‘kualitas’). Pilihan D menggunakan ‘aktipitas’ (seharusnya ‘aktivitas’). -
Soal: Manakah kalimat yang menggunakan imbuhan yang tepat sesuai kaidah baku?
- Kita harus mensukseskan program ini.
- Keputusan itu sangat mempengaruhi kehidupan banyak orang.
- Pemerintah memberlakukan peraturan baru.
- Kita wajib mentaati peraturan lalu lintas.
Jawaban: Pemerintah memberlakukan peraturan baru.
Penjelasan: Pilihan A menggunakan ‘mensukseskan’ (seharusnya ‘menyukseskan’). Pilihan B menggunakan ‘mempengaruhi’ (seharusnya ‘memengaruhi’). Pilihan C adalah bentuk baku. Pilihan D menggunakan ‘mentaati’ (seharusnya ‘menaati’). -
Soal: Kalimat yang menghindari penggunaan kata tidak baku adalah…
- Penelitian ini menggunakan tehnik terbaru.
- Saya kurang faham dengan penjelasan Anda.
- Analisis data menunjukkan hasil yang signifikan.
- Jadual rapat sudah disampaikan.
Jawaban: Analisis data menunjukkan hasil yang signifikan.
Penjelasan: Pilihan A menggunakan ‘tehnik’ (seharusnya ‘teknik’). Pilihan B menggunakan ‘faham’ (seharusnya ‘paham’). Pilihan D menggunakan ‘jadual’ (seharusnya ‘jadwal’). -
Soal: Pilihlah kalimat yang tidak mengandung kesalahan ejaan.
- Dia berasal dari propinsi Jawa Barat.
- Ini hanya sekedar hiburan.
- Izin mendirikan bangunan telah diterbitkan.
- Kami mengambil banyak photo saat liburan.
Jawaban: Izin mendirikan bangunan telah diterbitkan.
Penjelasan: Pilihan A menggunakan ‘propinsi’ (seharusnya ‘provinsi’). Pilihan B menggunakan ‘sekedar’ (seharusnya ‘sekadar’). Pilihan C adalah bentuk baku. Pilihan D menggunakan ‘photo’ (seharusnya ‘foto’). -
Soal: Manakah kalimat berikut yang strukturnya paralel?
- Kegiatan itu meliputi pelatihan, lokakarya, dan seminar.
- Tugasnya adalah mengembangkan diri dan pemberdayaan masyarakat.
- Dia suka menulis dan hasil tulisannya bagus.
- Kami berupaya memperbaiki sistem dan peningkatan pelayanan.
Jawaban: Kegiatan itu meliputi pelatihan, lokakarya, dan seminar.
Penjelasan: Kalimat paralel mempertahankan bentuk kata yang sama untuk unsur-unsur sejenis. Pilihan A menggunakan bentuk kata benda semua. Pilihan B tidak paralel (‘mengembangkan’ dan ‘pemberdayaan’). Pilihan C tidak paralel (‘menulis’ dan ‘hasil tulisan’). Pilihan D tidak paralel (‘memperbaiki’ dan ‘peningkatan’). -
Soal: Kalimat yang menggunakan kata ‘adalah’ atau ‘merupakan’ dengan tepat adalah…
- Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional kita.
- Tujuan rapat adalah untuk membahas masalah ini.
- Penyebab banjir adalah karena curah hujan tinggi.
- Dia adalah merupakan seorang guru.
Jawaban: Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional kita.
Penjelasan: Kata ‘adalah’ atau ‘merupakan’ berfungsi sebagai kopula atau penjelas. Pilihan A adalah penggunaan yang tepat. Pilihan B dan C tidak memerlukan ‘adalah’/’merupakan’ karena sudah jelas predikatnya. Pilihan D terlalu berlebihan. -
Soal: Pilihlah kalimat yang efektif dan logis.
- Lebih baik diam dari pada bicara.
- Demi untuk mempercepat waktu, mari kita mulai.
- Adalah merupakan suatu keharusan bagi kita untuk…
- Buku ini bermanfaat bagi pembaca.
Jawaban: Buku ini bermanfaat bagi pembaca.
Penjelasan: Pilihan A tidak efektif (‘dari pada’). Pilihan B tidak logis karena ‘demi’ tidak tepat untuk ‘mempercepat’. Pilihan C tidak efektif dan bertele-tele. Pilihan D ringkas, efektif, dan logis. -
Soal: Kalimat baku yang tidak menggunakan kata penghubung yang salah adalah…
- Dia sakit sehingga tidak masuk kerja.
- Saya akan datang ketika kamu memanggil saya.
- Meskipun hujan deras, ia tetap berangkat.
- Walaupun sudah tua, namun semangatnya masih membara.
Jawaban: Meskipun hujan deras, ia tetap berangkat.
Penjelasan: Pilihan A menggunakan ‘sehingga’ yang kurang tepat untuk sebab-akibat. Pilihan B menggunakan ‘ketika’ yang tidak tepat. Pilihan D menggunakan ‘walaupun…namun’ yang mubazir. Pilihan C adalah bentuk baku. -
Soal: Manakah kalimat yang menggunakan kata ‘di’ sebagai preposisi yang benar?
- Disini ada banyak orang.
- Dimakan oleh kucing.
- Dilihat dari jauh.
- Buku itu ada di atas meja.
Jawaban: Buku itu ada di atas meja.
Penjelasan: ‘Di’ sebagai preposisi menunjukkan tempat dan ditulis terpisah. Pilihan B, C, dan D menggunakan ‘di’ sebagai awalan yang seharusnya digabung. -
Soal: Pilihlah kalimat yang tidak mengandung kesalahan penggunaan kata ‘dari’.
- Dia berasal dari Surabaya.
- Lebih baik mati dari pada hidup menderita.
- Buku dari saya hilang.
- Dari pada itu, kita harus berhati-hati.
Jawaban: Dia berasal dari Surabaya.
Penjelasan: Kata ‘dari’ digunakan untuk menyatakan asal tempat atau bahan. Pilihan A adalah penggunaan yang tepat. Pilihan B dan C menggunakan ‘dari’ yang tidak tepat untuk perbandingan atau kepemilikan. Pilihan D terlalu berlebihan. -
Soal: Kalimat berikut yang baku adalah…
- Pemerintah akan merubah sistem pendidikan.
- Dia memprakarsai kegiatan sosial itu.
- Pemerintah berupaya menanggulangi kemiskinan.
- Anak itu ditelantarkan oleh orang tuanya.
Jawaban: Pemerintah berupaya menanggulangi kemiskinan.
Penjelasan: Pilihan A menggunakan ‘merubah’ (seharusnya ‘mengubah’). Pilihan B menggunakan ‘memprakarsai’ (seharusnya ‘memrakarsai’). Pilihan D menggunakan ‘menelantarkan’ (seharusnya ‘menelantarkan’ atau ‘menelantarkan’). Pilihan C adalah bentuk baku. -
Soal: Manakah kalimat yang menggunakan tanda baca yang benar sesuai kaidah baku?
- Saya membeli buku, pensil, dan penghapus.
- Ayah membaca koran, ibu memasak.
- Dia rajin belajar; oleh karena itu, dia pandai.
- Dia tidak datang, karena sakit.
Jawaban: Saya membeli buku, pensil, dan penghapus.
Penjelasan: Pilihan A adalah penggunaan koma yang benar dalam perincian. Pilihan B menggunakan koma yang tidak perlu. Pilihan C menggunakan titik koma yang tidak tepat. Pilihan D menggunakan koma yang salah sebelum ‘karena’. -
Soal: Pilihlah kalimat yang efektif dan tidak ambigu.
- Mahasiswa baru itu akan diwisuda.
- Anak Pak Budi yang pintar itu telah meninggal.
- Penelitian ini membutuhkan biaya besar.
- Lebih baik diam daripada bicara.
Jawaban: Penelitian ini membutuhkan biaya besar.
Penjelasan: Pilihan A dan B mengandung ambiguitas atau tidak efektif. Pilihan C jelas dan efektif. Pilihan D menggunakan ‘daripada’ yang tidak tepat. -
Soal: Kalimat yang menggunakan kata serapan yang baku adalah…
- Perkembangan tehnologi semakin pesat.
- Kami selalu menjaga kwalitas produk.
- Sistem informasi ini sangat canggih.
- Obat itu bisa dibeli di apotik terdekat.
Jawaban: Sistem informasi ini sangat canggih.
Penjelasan: Pilihan A menggunakan ‘tehnologi’ (seharusnya ‘teknologi’). Pilihan B menggunakan ‘kwalitas’ (seharusnya ‘kualitas’). Pilihan C adalah bentuk baku. Pilihan D menggunakan ‘apotik’ (seharusnya ‘apotek’). -
Soal: Manakah kalimat yang subjeknya tidak mendahului predikat?
- Di desa ini terdapat banyak pohon.
- Pemerintah membangun jalan baru.
- Anak itu sedang membaca buku.
- Mereka akan pergi besok pagi.
Jawaban: Di desa ini terdapat banyak pohon.
Penjelasan: Kalimat baku umumnya memiliki pola S-P. Pilihan A adalah kalimat inversi di mana predikat (‘terdapat’) mendahului subjek (‘banyak pohon’). Pilihan B, C, dan D memiliki pola S-P yang jelas.
B. Isian Singkat
-
Soal: Sebutkan dua ciri utama kalimat baku.Jawaban: Sesuai PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) dan tidak terkontaminasi bahasa daerah/asing.
-
Soal: Perbaiki kalimat berikut agar menjadi baku: ‘Demi untuk mempercepat waktu, marilah kita mulai.’Jawaban: Untuk mempercepat waktu, marilah kita mulai.
-
Soal: Apakah perbedaan antara ‘analisa’ dan ‘analisis’ dalam konteks baku Bahasa Indonesia?Jawaban: ‘Analisa’ adalah bentuk tidak baku, sedangkan ‘analisis’ adalah bentuk baku.
-
Soal: Mengapa penggunaan konjungsi ganda seperti ‘walaupun…namun’ dianggap tidak baku?Jawaban: Karena terjadi kemubaziran (pleonasme) makna, di mana salah satu konjungsi sudah cukup untuk menyampaikan maksud.
-
Soal: Berikan satu contoh kalimat tidak baku yang disebabkan oleh ketidakjelasan subjek.Jawaban: Contoh: ‘Bagi para siswa diharapkan berkumpul.’ (Perbaikan: ‘Para siswa diharapkan berkumpul.’)
C. Menjodohkan
-
Soal: Jodohkan kata tidak baku dengan bentuk bakunya.
Premis A Premis B apotik ??? resiko ??? aktifitas ??? nomer ??? kwalitas ??? Kunci Jawaban (Pasangan):- apotik ↔ apotek
- resiko ↔ risiko
- aktifitas ↔ aktivitas
- nomer ↔ nomor
- kwalitas ↔ kualitas
-
Soal: Jodohkan kalimat tidak baku dengan perbaikan kalimat bakunya.
Premis A Premis B Dari hasil penelitian ini menunjukkan… ??? Untuk mempersingkat waktu, marilah kita mulai. ??? Walaupun sudah kaya, namun ia tetap rendah hati. ??? Bagi semua siswa harap berkumpul. ??? Dia adalah merupakan seorang guru. ??? Kunci Jawaban (Pasangan):- Dari hasil penelitian ini menunjukkan… ↔ Hasil penelitian ini menunjukkan…
- Untuk mempersingkat waktu, marilah kita mulai. ↔ Untuk menghemat waktu, marilah kita mulai.
- Walaupun sudah kaya, namun ia tetap rendah hati. ↔ Walaupun sudah kaya, ia tetap rendah hati.
- Bagi semua siswa harap berkumpul. ↔ Semua siswa diharapkan berkumpul.
- Dia adalah merupakan seorang guru. ↔ Dia adalah seorang guru.
D. Uraian
-
Soal: Jelaskan mengapa penggunaan kalimat baku sangat penting dalam penulisan karya ilmiah.Jawaban: Penggunaan kalimat baku dalam karya ilmiah sangat penting karena beberapa alasan. Pertama, kalimat baku menjamin kejelasan dan ketepatan informasi yang disampaikan, sehingga pembaca dapat memahami gagasan penulis tanpa ambiguitas. Kedua, penggunaan kalimat baku mencerminkan profesionalisme dan kredibilitas penulis. Karya ilmiah yang ditulis dengan bahasa yang tidak baku dapat mengurangi kepercayaan pembaca terhadap validitas penelitian atau argumen yang disajikan. Ketiga, kalimat baku mengikuti kaidah PUEBI yang universal, memungkinkan konsistensi dan standar yang sama dalam komunitas ilmiah, mempermudah komunikasi dan pertukaran informasi antarpeneliti. Keempat, kalimat baku menghindari kesalahpahaman yang mungkin timbul dari interpretasi ganda akibat struktur kalimat yang rancu atau pilihan kata yang tidak tepat.
-
Soal: Analisislah kesalahan-kesalahan umum yang sering terjadi dalam pembentukan kalimat tidak baku dan berikan contoh perbaikannya.Jawaban: Kesalahan umum dalam pembentukan kalimat tidak baku meliputi: 1. Pleonasme (kemubaziran): Penggunaan kata-kata yang maknanya tumpang tindih, contoh: ‘naik ke atas’ (baku: ‘naik’), ‘agar supaya’ (baku: ‘agar’ atau ‘supaya’). 2. Ketidakjelasan subjek/predikat: Kalimat tidak memiliki subjek yang jelas atau predikat yang tepat, contoh: ‘Bagi peserta diharapkan hadir’ (baku: ‘Peserta diharapkan hadir’). 3. Pilihan kata tidak baku: Menggunakan kata serapan yang belum diresmikan atau bentuk tidak baku dari kata, contoh: ‘apotik’ (baku: ‘apotek’), ‘merubah’ (baku: ‘mengubah’). 4. Penggunaan preposisi dan konjungsi yang tidak tepat: Contoh: ‘membahas tentang’ (baku: ‘membahas’), ‘di mana’ sebagai penghubung relatif (baku: ‘yang’), ‘daripada’ untuk perbandingan sifat (baku: ‘daripada’ untuk perbandingan pilihan). 5. Ketidakparalelan: Struktur kalimat yang tidak konsisten dalam perincian, contoh: ‘membangun dan pemberdayaan’ (baku: ‘membangun dan memberdayakan’).
-
Soal: Jelaskan peran Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dalam pembentukan kalimat baku.Jawaban: PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) memiliki peran sentral dalam pembentukan kalimat baku karena PUEBI mengatur kaidah-kaidah dasar ejaan, penulisan kata, penggunaan tanda baca, dan penulisan unsur serapan. Dengan mematuhi PUEBI, kalimat yang ditulis akan memiliki keseragaman dalam penulisan dan struktur, yang merupakan salah satu ciri utama kalimat baku. PUEBI membantu menghindari kesalahan ejaan, memastikan penggunaan kapitalisasi dan miring yang benar, serta mengatur penulisan imbuhan dan kata depan. Kepatuhan terhadap PUEBI sangat esensial untuk menciptakan kalimat yang jelas, tepat, dan mudah dipahami, sehingga komunikasi tertulis menjadi efektif dan sesuai standar bahasa resmi.
-
Soal: Bagaimana cara mengidentifikasi apakah suatu kalimat termasuk kalimat baku atau tidak? Berikan langkah-langkah pemeriksaannya.Jawaban: Untuk mengidentifikasi apakah suatu kalimat baku atau tidak, dapat dilakukan langkah-langkah pemeriksaan sebagai berikut: 1. Periksa Kesesuaian Ejaan dan Tanda Baca: Pastikan semua kata dieja sesuai PUEBI dan tanda baca (koma, titik, titik koma, dll.) digunakan dengan benar. 2. Cek Pilihan Kata: Pastikan tidak ada kata tidak baku, kata serapan yang tidak diresmikan, atau kata-kata yang maknanya ambigu. 3. Evaluasi Struktur Kalimat: Pastikan memiliki subjek dan predikat yang jelas, tidak ada pleonasme (kemubaziran), dan tidak ada subjek yang tidak diperlukan (misalnya, penggunaan ‘bagi’ atau ‘dalam’ di awal kalimat yang mengaburkan subjek). 4. Periksa Keefektifan dan Kelogisan: Kalimat harus ringkas, tidak bertele-tele, dan logis secara makna. 5. Perhatikan Penggunaan Imbuhan, Kata Depan, dan Konjungsi: Pastikan imbuhan digunakan dengan benar (misalnya ‘mengubah’ bukan ‘merubah’), kata depan (di, ke, dari) ditulis terpisah jika menunjukkan tempat, dan konjungsi digunakan secara tepat tanpa pengulangan makna.
-
Soal: Diskusikan dampak penggunaan kalimat tidak baku dalam komunikasi formal, seperti surat dinas atau laporan resmi.Jawaban: Penggunaan kalimat tidak baku dalam komunikasi formal, seperti surat dinas atau laporan resmi, dapat menimbulkan beberapa dampak negatif. Pertama, mengurangi kredibilitas dan profesionalisme pengirim atau institusi. Dokumen yang tidak baku dapat dianggap kurang serius atau tidak kompeten. Kedua, menyebabkan ambiguitas atau kesalahpahaman. Struktur kalimat yang rancu atau pilihan kata yang tidak tepat dapat membuat pesan sulit dipahami, bahkan bisa diinterpretasikan secara keliru, yang berpotensi menimbulkan masalah dalam pengambilan keputusan atau pelaksanaan tugas. Ketiga, mencerminkan kurangnya penghargaan terhadap kaidah bahasa nasional. Dalam konteks resmi, penggunaan bahasa yang benar adalah bentuk penghormatan terhadap standar kebahasaan. Keempat, menghambat efektivitas komunikasi. Pembaca mungkin harus membaca ulang kalimat berulang kali untuk memahami maksudnya, membuang waktu dan energi.