Kaidah Bahasa Indonesia merupakan fondasi penting dalam berkomunikasi secara efektif dan benar, baik lisan maupun tulisan. Kemampuan menguasai kaidah ini tidak hanya mencerminkan penguasaan bahasa yang baik, tetapi juga mendukung profesionalisme dalam berbagai konteks, mulai dari akademik hingga dunia kerja. Ujian ini dirancang khusus untuk menguji pemahaman Anda tentang berbagai aspek kaidah bahasa Indonesia, mencakup ejaan yang tepat sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) terbaru, penggunaan tanda baca yang benar dan konsisten, pilihan kata yang efektif dan sesuai konteks, hingga penyusunan kalimat dan paragraf yang logis, gramatikal, serta mudah dipahami. Melalui serangkaian soal pilihan ganda, isian singkat, esai, dan menjodohkan, Anda akan diajak untuk mengasah kemampuan dan menemukan area mana saja yang perlu ditingkatkan. Persiapkan diri Anda untuk meninjau kembali seluk-beluk tata bahasa, kosakata, dan gaya penulisan yang sesuai standar Bahasa Indonesia agar penggunaan bahasa Anda semakin sempurna.

Contoh Soal Uji Kemampuanmu: Soal Kaidah Bahasa Indonesia Terlengkap (Pilihan Ganda, Esai, dan Menjodohkan)
A. Pilihan Ganda
-
Soal: Penulisan judul karangan yang benar sesuai PUEBI adalah…
- A. Mengembangkan Minat Baca Siswa
- B. Mengembangkan Minat Baca siswa
- C. Mengembangkan minat baca siswa
- D. Mengembangkan Minat Baca Para Siswa
Jawaban: A. Mengembangkan Minat Baca Siswa
Penjelasan: Huruf kapital digunakan pada setiap unsur kata pertama termasuk kata ulang sempurna, kecuali kata tugas seperti ‘di’, ‘ke’, ‘dari’, ‘untuk’, ‘pada’, ‘dengan’, ‘yang’, ‘dan’, ‘atau’, ‘serta’, ‘pun’, jika tidak terletak pada posisi awal. -
Soal: Kata serapan yang penulisannya sudah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia adalah…
- A. aktifitas
- B. kwalitas
- C. standar
- D. apotik
Jawaban: C. standar
Penjelasan: Kata ‘standar’ adalah bentuk baku dari ‘standard’. Pilihan lain seperti ‘aktifitas’ seharusnya ‘aktivitas’, ‘kwalitas’ seharusnya ‘kualitas’, dan ‘apotik’ seharusnya ‘apotek’. -
Soal: Penggunaan tanda koma (,) yang tepat terdapat pada kalimat…
- A. Dia lahir pada tanggal 10 April 1990 di Jakarta.
- B. Ayah membeli beras, gula, dan kopi.
- C. Oleh karena itu, dia tidak datang.
- D. Ibu, berkata ‘Tolong belikan sayur!’
Jawaban: B. Ayah membeli beras, gula, dan kopi.
Penjelasan: Tanda koma digunakan untuk memisahkan unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan yang lebih dari dua. -
Soal: Kalimat berikut yang menggunakan huruf miring dengan benar adalah…
- A. Kata _pro bono_ berarti ‘demi kepentingan umum’.
- B. Dia adalah _sang juara_ bertahan.
- C. Kakak sedang membaca majalah _Tempo_.
- D. Buku itu berjudul Di Bawah Lindungan Ka’bah.
Jawaban: D. Buku itu berjudul Di Bawah Lindungan Ka’bah.
Penjelasan: Huruf miring digunakan untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka. -
Soal: Penulisan singkatan nama gelar yang benar adalah…
- A. Dr Rini, M. Hum
- B. Dr. Rini, M.Hum.
- C. Dr. Rini M. Hum.
- D. Dr. Rini, M Hum
Jawaban: B. Dr. Rini, M.Hum.
Penjelasan: Singkatan gelar diakhiri dengan tanda titik dan dipisahkan dengan nama menggunakan tanda koma. Jika ada lebih dari satu gelar, setiap gelar dipisahkan dengan tanda koma. -
Soal: Pernyataan yang benar mengenai penggunaan tanda titik dua (:) adalah…
- A. Digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian.
- B. Digunakan di antara nama kota dan penerbit dalam daftar pustaka.
- C. Digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
- D. Digunakan setelah kata ‘misalnya’, ‘yaitu’, dan ‘yakni’.
Jawaban: A. Digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian.
Penjelasan: Tanda titik dua digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian atau penjelasan. Misalnya: ‘Kita memerlukan peralatan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.’ -
Soal: Kalimat yang efektif dan tidak mengandung pemborosan kata adalah…
- A. Dia sangat sekali pandai.
- B. Agar supaya kita berhasil, kita harus rajin belajar.
- C. Para siswa sedang mengerjakan tugas kelompok.
- D. Bahasa Indonesia adalah merupakan bahasa nasional kita.
Jawaban: C. Para siswa sedang mengerjakan tugas kelompok.
Penjelasan: Pilihan A dan B mengandung pemborosan kata (‘sangat sekali’ dan ‘agar supaya’). Pilihan D tidak efektif karena penggunaan ‘adalah merupakan’. Pilihan C ringkas dan jelas. -
Soal: Bentuk kata baku dari ‘merubah’ adalah…
- A. mengubah
- B. merobah
- C. merubah
- D. mengobah
Jawaban: A. mengubah
Penjelasan: Kata dasar ‘ubah’ yang diawali dengan huruf vokal (u) jika diberi awalan ‘me-‘ akan menjadi ‘mengubah’. Kaidah ini dikenal sebagai peleburan bunyi. -
Soal: Penulisan bilangan tingkat yang benar adalah…
- A. ke-2
- B. Abad ke 20
- C. abad XX
- D. ke. 2
Jawaban: C. abad XX
Penjelasan: Bilangan tingkat dapat ditulis dengan angka Romawi besar atau huruf. Pilihan A tidak sesuai dengan kaidah penulisan bilangan tingkat yang baku. Pilihan B tidak baku. Pilihan D salah karena ‘ke-‘ tidak perlu diikuti titik. -
Soal: Penggunaan tanda hubung (-) yang benar terdapat pada kalimat…
- A. Anak itu berumur dua belas tahun.
- B. Dia tidak datang sekali-pun.
- C. Seluruh mahasiswa se-Indonesia berkumpul.
- D. Peringkatnya ke-2 di kelas.
Jawaban: A. Anak itu berumur dua belas tahun.
Penjelasan: Tanda hubung digunakan untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa daerah atau bahasa asing, atau untuk merangkai unsur-unsur yang tidak bisa dipisahkan secara langsung. Untuk angka yang menunjukkan umur, tidak perlu tanda hubung. Namun, dalam pilihan ini, ‘dua belas’ adalah satu kesatuan. Pilihan A adalah yang paling tepat karena tidak ada tanda hubung yang salah. Pilihan B seharusnya ‘sekali pun’ (jika bermakna ‘walaupun’) atau ‘sekalipun’ (jika bermakna ‘satu kali’). Pilihan C salah karena ‘se-Indonesia’ tidak perlu tanda hubung. Pilihan D salah karena ‘ke-2’ harusnya ‘ke-dua’. -
Soal: Kalimat pasif yang benar adalah…
- A. Surat itu ditulis oleh adik.
- B. Adik menulis surat.
- C. Adik sedang menulis.
- D. Adik telah menulis surat itu.
Jawaban: A. Surat itu ditulis oleh adik.
Penjelasan: Kalimat pasif memiliki subjek yang dikenai pekerjaan. Ciri-cirinya menggunakan imbuhan ‘di-‘ atau ‘ter-‘ pada predikat dan sering diikuti frasa ‘oleh + pelaku’. -
Soal: Penggunaan huruf kapital yang salah terdapat pada kalimat…
- A. Sungai Ciliwung meluap.
- B. Dia berasal dari Suku Sunda.
- C. Saya lahir pada bulan Mei.
- D. Dia suka masakan Padang.
Jawaban: D. Gubernur Jawa Barat mengunjungi _Rumah Sakit Hasan Sadikin_.
Penjelasan: Nama diri geografi yang digunakan sebagai nama jenis tidak diawali huruf kapital. ‘Rumah Sakit Hasan Sadikin’ adalah nama diri, tetapi pilihan D menuliskan ‘Rumah Sakit’ dengan kapital dan ‘Hasan Sadikin’ dengan kapital, yang sudah benar. Mari kita tinjau ulang. Pilihan D: ‘Gubernur Jawa Barat mengunjungi Rumah Sakit Hasan Sadikin.’ Ini sudah benar. Pilihan A: ‘Sungai _Ciliwung_ meluap.’ (Benar). Pilihan B: ‘Dia berasal dari _Suku Sunda_.’ (Benar). Pilihan C: ‘Saya lahir pada bulan _Mei_.’ (Benar). Pilihan D adalah satu-satunya yang kurang tepat jika ‘Rumah Sakit’ dimaksudkan sebagai nama jenis, namun di sini ia adalah bagian dari nama diri. Mari kita cari kesalahan yang lebih jelas. Ah, saya salah memahami instruksi soal. Soalnya meminta penggunaan huruf kapital yang *salah*. Mari kita lihat lagi. Pilihan A (Sungai Ciliwung) benar, B (Suku Sunda) benar, C (bulan Mei) benar. Jika semua benar, maka soal ini bermasalah atau saya salah interpretasi. Mari kita buat opsi yang jelas salah. Misalnya, ‘Dia makan _Nasi Padang_.’ Seharusnya ‘nasi padang’ (jika bukan nama restoran). Atau ‘Saya suka _Bahasa Inggris_.’ Seharusnya ‘bahasa Inggris’. Mari kita ganti opsi D menjadi yang jelas salah. Misal: ‘Dia suka _masakan Padang_.’ -
Soal: Kata ‘sejak’ pada kalimat ‘Dia belajar sejak pagi.’ termasuk jenis kata…
- A. konjungsi
- B. preposisi
- C. adverbia
- D. nomina
Jawaban: B. preposisi
Penjelasan: Kata ‘sejak’ menunjukkan hubungan waktu dan berfungsi sebagai kata depan (preposisi). -
Soal: Imbuhan ‘ber-‘ pada kata ‘berjalan’ menyatakan…
- A. memiliki
- B. mempunyai
- C. melakukan pekerjaan
- D. dalam keadaan
Jawaban: C. melakukan pekerjaan
Penjelasan: Imbuhan ‘ber-‘ dapat memiliki berbagai makna, salah satunya adalah ‘melakukan pekerjaan’ atau ‘melakukan tindakan’. -
Soal: Kalimat yang menggunakan tanda petik ganda (“…”) dengan tepat adalah…
- A. Ibu bertanya, “Kapan kamu pulang?”
- B. Ia sedang membaca puisi “Hujan Bulan Juni”.
- C. Kata “_merubah_” tidak baku.
- D. Judul bab itu adalah “Pengantar PUEBI”.
Jawaban: A. Ibu bertanya, “Kapan kamu pulang?”
Penjelasan: Tanda petik ganda digunakan untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan atau naskah lain. -
Soal: Kata penghubung yang menyatakan hubungan pertentangan adalah…
- A. dan
- B. tetapi
- C. atau
- D. karena
Jawaban: B. tetapi
Penjelasan: Kata ‘tetapi’ dan ‘namun’ adalah konjungsi yang menyatakan pertentangan. ‘Dan’ menyatakan penambahan, ‘atau’ menyatakan pilihan, ‘karena’ menyatakan sebab. -
Soal: Penulisan kata depan ‘di’ dan ‘ke’ yang benar adalah…
- A. Dimana kamu tinggal?
- B. Dia pergi kesekolah.
- C. Dia pergi ke pasar, dan bukunya diletakkan di meja.
- D. Kesini saja!
Jawaban: C. Dia pergi ke pasar, dan bukunya diletakkan di meja.
Penjelasan: Kata depan ‘di’ dan ‘ke’ ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya jika menunjukkan tempat atau arah. ‘Ke pasar’ dan ‘di meja’ adalah contoh yang benar. -
Soal: Frasa yang benar secara kaidah bahasa Indonesia adalah…
- A. sangat sekali
- B. rumah besar
- C. supaya agar
- D. dari pada
Jawaban: B. rumah besar
Penjelasan: Frasa ‘rumah besar’ menunjukkan pola D-M (Diterangkan-Menerangkan) yang merupakan pola umum dalam frasa nominal bahasa Indonesia. Pilihan lain tidak mengikuti kaidah frasa yang umum atau baku (misalnya ‘sangat sekali’ pemborosan, ‘supaya agar’ pemborosan, ‘dari pada’ seharusnya ‘daripada’). -
Soal: Kalimat yang mengandung kesalahan ejaan pada penulisan angka adalah…
- A. Ibu membeli 5 kilogram beras.
- B. Sejumlah dua puluh lima orang hadir dalam rapat itu.
- C. Ada 250 siswa yang mengikuti lomba.
- D. Dia lahir pada tahun 1995.
Jawaban: C. Ada 250 siswa yang mengikuti lomba.
Penjelasan: Bilangan pada awal kalimat sebaiknya ditulis dengan huruf, atau jika tidak memungkinkan, susunan kalimat diubah. Pilihan C memulai kalimat dengan angka. -
Soal: Penggunaan tanda elipsis (…) yang benar adalah…
- A. Buku itu sangat menarik…
- B. Dia berkata, “Saya akan… pulang nanti malam.”
- C. Kemerdekaan… adalah hak segala bangsa.
- D. Ada banyak buah-buahan: apel, jeruk, mangga…
Jawaban: B. Dia berkata, “Saya akan… pulang nanti malam.”
Penjelasan: Tanda elipsis digunakan untuk menunjukkan bahwa ada bagian yang dihilangkan dalam kutipan atau untuk menunjukkan jeda dalam ujaran yang memperpanjang waktu. Dalam pilihan B, ini menunjukkan jeda atau keraguan dalam ucapan.
B. Isian Singkat
-
Soal: Tuliskan perbaikan ejaan untuk kalimat: ‘Pada tanggal 17 agustus 1945, indonesia memproklamasikan kemerdekaannya.’Jawaban: Pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya.
-
Soal: Perbaiki penggunaan tanda baca pada kalimat: ‘Meskipun lelah dia tetap semangat belajar’Jawaban: Meskipun lelah, dia tetap semangat belajar.
-
Soal: Sebutkan dua ciri kalimat efektif.Jawaban: Dua ciri kalimat efektif adalah: 1) Kesepadanan struktur (memiliki subjek dan predikat yang jelas), 2) Kehematan kata (tidak menggunakan kata-kata yang mubazir).
-
Soal: Apa perbedaan antara kata ‘aktual’ dan ‘faktual’?Jawaban: Kata ‘aktual’ berarti ‘benar-benar terjadi; sedang menjadi pembicaraan orang banyak; baru’. Sedangkan ‘faktual’ berarti ‘berdasarkan fakta; kenyataan; mengandung fakta’.
-
Soal: Tuliskan bentuk baku dari kata-kata berikut: ‘nasehat’, ‘resiko’, ‘photo’.Jawaban: Nasihat, risiko, foto.
C. Menjodohkan
-
Soal: Jodohkan istilah kaidah bahasa Indonesia berikut dengan pengertian yang tepat!
Premis A Premis B A. Diksi ??? B. Pemborosan kata ??? C. PUEBI ??? D. Kalimat efektif ??? Kunci Jawaban (Pasangan):- A. Diksi ↔ 1. Penggunaan kata-kata yang tidak perlu dalam kalimat.
- B. Pemborosan kata ↔ 2. Kalimat yang mudah dipahami dan tidak ambigu.
- C. PUEBI ↔ 3. Pilihan kata yang tepat dan selaras.
- D. Kalimat efektif ↔ 4. Pedoman resmi ejaan Bahasa Indonesia.
-
Soal: Jodohkan kata-kata berikut dengan bentuk bakunya!
Premis A Premis B A. Apotik ??? B. Hutang ??? C. Nopember ??? D. Analisa ??? Kunci Jawaban (Pasangan):- A. Apotik ↔ 1. Utang
- B. Hutang ↔ 2. Analisis
- C. Nopember ↔ 3. Apotek
- D. Analisa ↔ 4. November
D. Uraian
-
Soal: Jelaskan mengapa penguasaan kaidah bahasa Indonesia sangat penting dalam konteks komunikasi ilmiah dan profesional.Jawaban: Penguasaan kaidah bahasa Indonesia sangat penting dalam komunikasi ilmiah dan profesional karena beberapa alasan. Pertama, untuk memastikan kejelasan dan ketepatan pesan. Dalam konteks ilmiah dan profesional, ambiguitas atau kesalahan tata bahasa dapat menyebabkan kesalahpahaman yang serius. Kedua, untuk membangun kredibilitas. Penggunaan bahasa yang baku dan benar mencerminkan profesionalisme, kehati-hatian, dan penguasaan materi. Ketiga, untuk efisiensi komunikasi. Kaidah bahasa yang standar membantu penerima pesan memahami informasi dengan cepat dan tanpa hambatan. Keempat, untuk kepatuhan pada standar. Dokumen-dokumen resmi, laporan penelitian, atau publikasi ilmiah memerlukan kepatuhan terhadap PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) untuk menjaga keseragaman dan kualitas bahasa. Dengan demikian, penguasaan kaidah bahasa Indonesia tidak hanya tentang kebenaran gramatikal, tetapi juga tentang efektivitas, kredibilitas, dan standar profesionalisme.
-
Soal: Identifikasikan dan perbaiki kesalahan ejaan serta tanda baca pada paragraf berikut: ‘kami telah melakukan observasi dilapangan tentang prilaku remaja di era digital. hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar remaja lebih suka berkomunikasi melalui media sosial dari pada tatap muka. oleh karena itu, perlu adanya edukasi literasi digital yang masif.’Jawaban: Kesalahan dan Perbaikannya:
1. ‘kami’ seharusnya ‘Kami’ (awal kalimat).
2. ‘dilapangan’ seharusnya ‘di lapangan’ (kata depan ‘di’ menunjukkan tempat).
3. ‘prilaku’ seharusnya ‘perilaku’ (kata baku).
4. ‘remaja di era digital’ seharusnya ‘remaja di era digital.’ (tanda titik di akhir kalimat).
5. ‘hasil penelitian menunjukan’ seharusnya ‘Hasil penelitian menunjukkan’ (awal kalimat dan kata baku ‘menunjukkan’).
6. ‘dari pada’ seharusnya ‘daripada’ (gabungan kata).
7. ‘oleh karena itu’ seharusnya ‘Oleh karena itu,’ (konjungsi antarkalimat diikuti koma).
8. ‘masif.’ seharusnya ‘masif.’ (tanda titik di akhir kalimat).Paragraf yang diperbaiki:
“Kami telah melakukan observasi di lapangan tentang perilaku remaja di era digital. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar remaja lebih suka berkomunikasi melalui media sosial daripada tatap muka. Oleh karena itu, perlu adanya edukasi literasi digital yang masif.” -
Soal: Jelaskan konsep kalimat efektif dan berikan dua contoh kalimat yang efektif serta dua contoh kalimat yang tidak efektif, beserta alasannya.Jawaban: Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan, maksud, atau informasi secara tepat sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar tanpa menimbulkan salah tafsir. Ciri-ciri kalimat efektif antara lain memiliki kesatuan gagasan, kehematan kata, keparalelan, kelogisan, dan ketegasan.
Contoh Kalimat Efektif:
1. ‘Para siswa sedang mengerjakan tugas kelompok.’ (Efektif karena ringkas, jelas, dan tidak ada pemborosan kata).
2. ‘Meskipun lelah, ia tetap belajar dengan giat.’ (Efektif karena strukturnya jelas dan menggunakan konjungsi yang tepat).Contoh Kalimat Tidak Efektif:
1. ‘Dia sangat sekali pandai sekali dalam pelajaran matematika.’ (Tidak efektif karena terjadi pemborosan kata ‘sangat sekali’ dan ‘sekali’. Seharusnya cukup ‘Dia sangat pandai dalam pelajaran matematika’ atau ‘Dia pandai sekali dalam pelajaran matematika’).
2. ‘Bagi semua para hadirin dimohon agar supaya masuk ke ruangan sekarang juga.’ (Tidak efektif karena pemborosan kata ‘bagi’, ‘semua para’, ‘dimohon agar supaya’. Seharusnya cukup ‘Para hadirin dimohon masuk ke ruangan sekarang’ atau ‘Semua hadirin silakan masuk ke ruangan sekarang’). -
Soal: Bagaimana PUEBI mengatur penggunaan huruf kapital untuk nama orang, nama tempat, dan nama gelar? Berikan masing-masing satu contoh yang benar.Jawaban: PUEBI mengatur penggunaan huruf kapital sebagai berikut:
1. **Nama Orang:** Huruf kapital digunakan pada huruf pertama nama diri dan julukan. Contoh: ‘Dewi Sartika’, ‘Si Kancil’.
2. **Nama Tempat:** Huruf kapital digunakan pada huruf pertama nama geografi. Contoh: ‘Danau Toba’, ‘Jalan Sudirman’, ‘Pulau Jawa’. Namun, jika nama geografi digunakan sebagai nama jenis, huruf kapital tidak digunakan (misal: ‘gula jawa’, ‘danau-danau’).
3. **Nama Gelar:** Huruf kapital digunakan pada huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk sebutan kehormatan. Contoh: ‘Sultan Hasanuddin’, ‘Haji Agus Salim’, ‘Profesor Dr. Bambang’, ‘Ibu Fatmawati’. Namun, jika gelar tidak diikuti nama orang, tidak menggunakan huruf kapital (misal: ‘ia seorang profesor’). -
Soal: Tuliskan sebuah paragraf singkat (minimal 5 kalimat) yang menjelaskan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Pastikan paragraf tersebut menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar (ejaan, tanda baca, pilihan kata).Jawaban: Menjaga kelestarian lingkungan adalah tanggung jawab kita bersama sebagai penghuni bumi. Lingkungan yang bersih dan sehat akan menjamin kualitas hidup yang lebih baik bagi generasi sekarang dan yang akan datang. Berbagai upaya dapat kita lakukan, mulai dari hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya, menghemat penggunaan air dan listrik, hingga berpartisipasi dalam program penanaman pohon. Tanpa kesadaran kolektif, kerusakan lingkungan akan terus berlanjut dan menimbulkan dampak negatif yang serius, seperti bencana alam dan krisis sumber daya. Oleh karena itu, marilah kita mulai bertindak nyata untuk melestarikan lingkungan demi masa depan yang lebih baik.
