Apakah Anda sering merasa bingung membedakan kalimat efektif dan tidak efektif? Kemampuan menyusun kalimat efektif adalah kunci komunikasi yang jelas dan tepat, baik dalam penulisan akademis, profesional, maupun sehari-hari. Kalimat tidak efektif sering kali mengandung unsur pemborosan kata, ketidaksejajaran struktur, ketidaklogisan, atau ambiguitas yang dapat menghambat pemahaman. Artikel ini hadir sebagai panduan komprehensif untuk menguji dan meningkatkan pemahaman Anda tentang kalimat tidak efektif. Kami menyajikan berbagai jenis soal mulai dari pilihan ganda, isian singkat, esai, hingga menjodohkan, lengkap dengan kunci jawaban dan pembahasan mendalam. Dengan berlatih soal-soal ini, Anda akan lebih mudah mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan dalam penggunaan kalimat, sehingga tulisan Anda menjadi lebih padu, hemat, dan mudah dimengerti. Siapkan diri Anda untuk menguasai tata bahasa Indonesia dengan lebih baik!

Contoh Soal Uji Kemampuanmu: Kumpulan Soal Kalimat Tidak Efektif Beserta Pembahasan Lengkap
A. Pilihan Ganda
-
Soal: Pilihlah kalimat yang paling efektif:
- Buku itu sudah saya selesai baca dari awal sampai akhir.
- Buku itu sudah saya baca dari awal sampai akhir.
- Buku itu sudah saya selesai baca sampai habis.
- Buku itu sudah saya baca selesai dari awal sampai akhir.
Jawaban: Buku itu sudah saya baca dari awal sampai akhir.
Penjelasan: Pilihan A, C, dan D mengandung pemborosan kata. Pilihan B adalah yang paling ringkas dan jelas tanpa redundansi. -
Soal: Kalimat berikut yang tidak efektif adalah:
- Peserta seminar itu sangat antusias.
- Pohon itu tumbuh tinggi menjulang.
- Bagi semua para siswa-siswa diharap masuk ke kelas.
- Kami akan mengadakan rapat besok pagi.
Jawaban: Bagi semua para siswa-siswa diharap masuk ke kelas.
Penjelasan: Kalimat ini tidak efektif karena adanya pemborosan kata ‘bagi’, ‘semua’, dan pengulangan ‘siswa-siswa’ yang sudah menunjukkan jamak. -
Soal: Perbaikan yang tepat untuk kalimat ‘Agar supaya dia cepat sembuh, dia harus minum obat secara teratur.’ adalah:
- Supaya dia cepat sembuh, dia harus minum obat secara teratur.
- Agar dia cepat sembuh, dia harus minum obat secara teratur.
- Dia cepat sembuh, dia harus minum obat secara teratur.
- Agar supaya dia harus minum obat secara teratur, dia cepat sembuh.
Jawaban: Agar dia cepat sembuh, dia harus minum obat secara teratur.
Penjelasan: Kata ‘agar’ dan ‘supaya’ memiliki makna yang sama sehingga salah satunya harus dihilangkan untuk menghindari pemborosan. -
Soal: Manakah kalimat yang memiliki kesejajaran bentuk (paralelisme) yang benar?
- Kakak suka memasak, menjahit, dan merajut.
- Ayah membeli koran, majalah, dan membaca buku.
- Kegiatannya adalah menulis, mengedit, dan menerbitkan.
- Pekerjaan itu membutuhkan ketelitian, kesabaran, dan keuletan.
Jawaban: Ayah membeli koran, majalah, dan membaca buku.
Penjelasan: Pilihan B menunjukkan ketidaksejajaran karena ‘membaca buku’ adalah verba, sementara ‘koran’ dan ‘majalah’ adalah nomina. Pilihan A, C, dan D memiliki kesejajaran bentuk yang benar. -
Soal: Kalimat yang mengandung ketidaklogisan adalah:
- Dia adalah seorang guru yang berdedikasi.
- Anak-anak bermain di taman.
- Waktu dan tempat kami persilakan.
- Pemerintah akan menaikkan harga BBM.
Jawaban: Waktu dan tempat kami persilakan.
Penjelasan: Kalimat ini tidak logis karena ‘waktu dan tempat’ tidak bisa dipersilakan. Yang dipersilakan adalah orangnya. -
Soal: Identifikasi kalimat yang efektif dari pilihan berikut:
- Rapat itu membicarakan tentang masalah anggaran.
- Rapat itu membahas masalah anggaran.
- Rapat itu membahas perihal tentang masalah anggaran.
- Rapat itu berdiskusi mengenai masalah anggaran.
Jawaban: Rapat itu membahas masalah anggaran.
Penjelasan: Pilihan A, C, dan D mengandung pemborosan atau struktur yang kurang tepat. Pilihan B adalah yang paling ringkas dan jelas. -
Soal: Kalimat ‘Untuk menghindari dari bahaya narkoba, kita harus membentengi diri.’ dapat diperbaiki menjadi:
- Untuk menghindari bahaya narkoba, kita harus membentengi diri.
- Menghindari dari bahaya narkoba, kita harus membentengi diri.
- Agar terhindar dari bahaya narkoba, kita harus membentengi diri.
- Untuk menghindari bahaya dari narkoba, kita harus membentengi diri.
Jawaban: Untuk menghindari bahaya narkoba, kita harus membentengi diri.
Penjelasan: Penggunaan preposisi ‘dari’ setelah ‘menghindari’ adalah redundan. Cukup ‘menghindari bahaya’. -
Soal: Mana yang merupakan ciri kalimat efektif?
- Pemborosan kata
- Ketidakjelasan makna
- Kepaduan gagasan
- Subjek ganda
Jawaban: Kepaduan gagasan
Penjelasan: Ciri-ciri kalimat efektif antara lain memiliki kesatuan gagasan, hemat kata, kesejajaran, kelogisan, dan ketegasan. -
Soal: Kalimat ‘Meskipun sudah belajar dengan giat, namun nilai ujiannya tetap kurang memuaskan.’ tidak efektif karena:
- Subjek ganda
- Ketidaksejajaran
- Penggunaan konjungsi yang berlebihan (redundansi konjungsi)
- Ketidaklogisan
Jawaban: Penggunaan konjungsi yang berlebihan (redundansi konjungsi)
Penjelasan: Konjungsi ‘meskipun’ dan ‘namun’ memiliki fungsi yang serupa sebagai konjungsi antarkalimat yang menyatakan pertentangan. Cukup gunakan salah satu. -
Soal: Perhatikan kalimat: ‘Kepada Bapak Kepala Sekolah, waktu dan tempat kami persilakan.’ Kalimat tersebut tidak efektif karena…
- Pemborosan kata
- Tidak logis
- Tidak ada kesejajaran
- Tidak ada ketegasan
Jawaban: Tidak logis
Penjelasan: Kalimat tersebut tidak logis karena ‘waktu’ dan ‘tempat’ bukanlah subjek yang dapat dipersilakan. Yang seharusnya dipersilakan adalah orangnya. -
Soal: Kalimat ‘Dia adalah merupakan salah satu pahlawan kemerdekaan.’ tidak efektif karena…
- Subjeknya tidak jelas
- Tidak ada predikat
- Menggunakan dua kata dengan makna sama secara berurutan
- Tidak memiliki objek
Jawaban: Menggunakan dua kata dengan makna sama secara berurutan
Penjelasan: Kata ‘adalah’ dan ‘merupakan’ memiliki makna yang serupa. Penggunaan keduanya secara bersamaan menyebabkan pemborosan kata. -
Soal: Manakah kalimat yang efektif dari opsi berikut?
- Para hadirin sekalian dimohon berdiri.
- Semua peserta diminta segera mendaftar.
- Mereka saling bantu-membantu.
- Anak itu maju ke depan.
Jawaban: Semua peserta diminta segera mendaftar.
Penjelasan: Pilihan A, C, dan D mengandung pemborosan kata (‘para hadirin sekalian’, ‘saling bantu-membantu’, ‘maju ke depan’). Pilihan B adalah kalimat yang ringkas dan efektif. -
Soal: Kalimat ‘Dengan hormat, kami mengharapkan kehadiran Bapak/Ibu sekalian.’ adalah kalimat yang…
- Tidak efektif karena terlalu formal
- Tidak efektif karena subjek ganda
- Efektif
- Tidak efektif karena ambigu
Jawaban: Efektif
Penjelasan: Kalimat ini efektif karena ringkas, jelas, dan tidak mengandung pemborosan atau kesalahan struktur. -
Soal: Jenis kesalahan pada kalimat ‘Film itu menceritakan tentang kehidupan seorang pahlawan.’ adalah…
- Kesejajaran yang salah
- Ketidaklogisan
- Pemborosan kata
- Ambiguitas
Jawaban: Pemborosan kata
Penjelasan: Kata ‘menceritakan’ sudah mengandung makna ‘tentang’. Jadi, penggunaan ‘tentang’ setelah ‘menceritakan’ adalah pemborosan. -
Soal: Pilihlah kalimat yang paling padu dan koheren:
- Tugas akhir mahasiswa itu di perpustakaan sedang dikerjakan.
- Mahasiswa itu sedang mengerjakan tugas akhir di perpustakaan.
- Di perpustakaan tugas akhir mahasiswa itu sedang dikerjakan.
- Sedang mengerjakan tugas akhir mahasiswa itu di perpustakaan.
Jawaban: Mahasiswa itu sedang mengerjakan tugas akhir di perpustakaan.
Penjelasan: Pilihan A, C, dan D memiliki struktur yang kurang padu atau ambigu. Pilihan B jelas dan padu. -
Soal: Kalimat ‘Untuk semua mahasiswa agar segera mengumpulkan tugasnya.’ tidak efektif karena:
- Subjek tidak jelas
- Predikat tidak ada
- Objek tidak ada
- Redundansi preposisi dan konjungsi
Jawaban: Redundansi preposisi dan konjungsi
Penjelasan: Penggunaan ‘untuk’ dan ‘agar’ secara bersamaan pada awal kalimat adalah redundan. Cukup gunakan salah satu atau perbaiki strukturnya. -
Soal: Perbaikan untuk kalimat ‘Dalam rapat itu membahas banyak masalah.’ adalah:
- Dalam rapat itu, banyak masalah dibahas.
- Rapat itu membahas banyak masalah.
- Membahas banyak masalah dalam rapat itu.
- Banyak masalah dibahas dalam rapat itu.
Jawaban: Rapat itu membahas banyak masalah.
Penjelasan: Penggunaan ‘dalam rapat itu’ sebagai keterangan tempat di awal kalimat tanpa diikuti subjek yang jelas membuat kalimat tidak efektif. Jika ‘rapat itu’ adalah subjek, hilangkan ‘dalam’. -
Soal: Kalimat ‘Para ibu-ibu pergi ke pasar.’ tidak efektif karena…
- Tidak memiliki predikat
- Subjek tidak jelas
- Pengulangan makna jamak
- Ketidaklogisan
Jawaban: Pengulangan makna jamak
Penjelasan: ‘Para’ dan pengulangan kata ‘ibu-ibu’ sama-sama menunjukkan makna jamak. Cukup gunakan salah satu. -
Soal: Manakah yang merupakan ciri kalimat tidak efektif?
- Hemat kata
- Kesejajaran
- Ketegasan
- Ambiguitas
Jawaban: Ambiguitas
Penjelasan: Ambiguitas (makna ganda) adalah salah satu ciri kalimat tidak efektif karena menyebabkan ketidakjelasan pesan. -
Soal: Kalimat ‘Menurut pendapat saya adalah bahwa masalah ini harus segera diselesaikan.’ tidak efektif karena:
- Subjek tidak jelas
- Objek tidak ada
- Penggunaan kata ‘adalah’ yang tidak perlu
- Predikat tidak ada
Jawaban: Penggunaan kata ‘adalah’ yang tidak perlu
Penjelasan: Frasa ‘menurut pendapat saya’ sudah cukup. Penambahan ‘adalah bahwa’ menyebabkan pemborosan dan ketidakgramatikalan.
B. Isian Singkat
-
Soal: Sebutkan tiga ciri utama kalimat efektif!Jawaban: Tiga ciri utama kalimat efektif adalah: 1. Kepaduan (kesatuan gagasan), 2. Kehematan kata, 3. Kesejajaran (paralelisme), 4. Kelogisan, 5. Ketegasan.
-
Soal: Perbaiki kalimat berikut agar menjadi efektif: ‘Dia pergi ke toko untuk membeli buku, dan dia juga membeli pensil.’Jawaban: Dia pergi ke toko untuk membeli buku dan pensil.
-
Soal: Jelaskan mengapa kalimat ‘Dari pada berdiam diri, lebih baik bekerja.’ tidak efektif dan berikan perbaikannya.Jawaban: Kalimat tersebut tidak efektif karena penggunaan frasa ‘Dari pada’ yang tidak baku. Perbaikannya adalah ‘Daripada berdiam diri, lebih baik bekerja.’
-
Soal: Apa yang dimaksud dengan pleonasme dalam konteks kalimat tidak efektif?Jawaban: Pleonasme adalah penggunaan kata-kata yang berlebihan atau tidak perlu dalam sebuah kalimat, padahal makna yang dimaksud sudah jelas tanpa kata-kata tersebut. Contoh: ‘naik ke atas’, ‘mundur ke belakang’.
-
Soal: Berikan satu contoh kalimat tidak efektif akibat ketidaklogisan!Jawaban: Contoh: ‘Mayat pria yang tewas itu ditemukan sudah tidak bernyawa lagi.’ (Tidak logis karena mayat sudah pasti tidak bernyawa).
C. Menjodohkan
-
Soal: Jodohkan kalimat tidak efektif dengan jenis kesalahannya.
Premis A Premis B 1. Banyak sekali para hadirin datang. ??? 2. Waktu dan tempat dipersilakan. ??? 3. Dia suka membaca, menulis, dan bernyanyi. ??? 3. Dia suka membaca, menulis, dan bernyanyi. ??? Kunci Jawaban (Pasangan):- 1. Banyak sekali para hadirin datang. ↔ Pemborosan kata
- 2. Waktu dan tempat dipersilakan. ↔ Ketidaklogisan
- 3. Dia suka membaca, menulis, dan bernyanyi. ↔ Kesejajaran (Ini adalah contoh kalimat efektif, namun jika dicocokkan dengan ‘ketidaksejajaran’ berarti ini adalah pengecoh atau soalnya salah. Saya akan mengubah pilihan kiri agar sesuai dengan ‘ketidaksejajaran’.)
- 3. Dia suka membaca, menulis, dan bernyanyi. ↔ Kesejajaran (Ini adalah contoh kalimat efektif, namun jika dicocokkan dengan ‘ketidaksejajaran’ berarti ini adalah pengecoh atau soalnya salah. Saya akan mengubah pilihan kiri agar sesuai dengan ‘ketidaksejajaran’.)
-
Soal: Jodohkan kalimat tidak efektif dengan jenis kesalahannya.
Premis A Premis B 1. Banyak sekali para hadirin datang. ??? 2. Waktu dan tempat dipersilakan. ??? 3. Kegiatan itu meliputi menari, menyanyi, dan lukisan. ??? 4. Paman menembak burung dengan senapan baru. ??? Kunci Jawaban (Pasangan):- 1. Banyak sekali para hadirin datang. ↔ Pemborosan kata
- 2. Waktu dan tempat dipersilakan. ↔ Ketidaklogisan
- 3. Kegiatan itu meliputi menari, menyanyi, dan lukisan. ↔ Ketidaksejajaran
- 4. Paman menembak burung dengan senapan baru. ↔ Ambiguitas
-
Soal: Jodohkan ciri kalimat efektif dengan penjelasannya.
Premis A Premis B 1. Memiliki satu ide pokok yang jelas. ??? 2. Tidak menggunakan kata-kata yang tidak perlu. ??? 3. Gagasan dapat diterima oleh akal sehat. ??? 4. Menekankan ide pokok kalimat. ??? Kunci Jawaban (Pasangan):- 1. Memiliki satu ide pokok yang jelas. ↔ Kepaduan
- 2. Tidak menggunakan kata-kata yang tidak perlu. ↔ Kehematan
- 3. Gagasan dapat diterima oleh akal sehat. ↔ Kelogisan
- 4. Menekankan ide pokok kalimat. ↔ Ketegasan
D. Uraian
-
Soal: Jelaskan secara rinci lima ciri kalimat efektif dan berikan contoh untuk setiap ciri tersebut.Jawaban: Lima ciri kalimat efektif adalah sebagai berikut:
1. **Kesatuan Gagasan (Kepaduan):** Kalimat efektif hanya mengandung satu ide pokok atau satu informasi utama yang jelas, tidak bertele-tele. Contoh: ‘Bagi siswa yang belum membayar SPP harap segera melunasi.’ (Tidak efektif) menjadi ‘Siswa yang belum membayar SPP harap segera melunasi.’ (Efektif)
2. **Kehematan Kata:** Tidak menggunakan kata-kata yang tidak perlu, tidak mengulang subjek, dan menghindari sinonim yang berdekatan. Contoh: ‘Dia adalah merupakan salah satu anggota.’ (Tidak efektif) menjadi ‘Dia adalah salah satu anggota.’ (Efektif)
3. **Kesejajaran Bentuk (Paralelisme):** Penggunaan imbuhan atau bentuk kata yang sama pada unsur-unsur yang berkedudukan setara dalam kalimat. Contoh: ‘Kakak suka memasak, menjahit, dan merajut.’ (Efektif) bukan ‘Kakak suka memasak, menjahit, dan suka merajut.’
4. **Kelogisan Makna:** Gagasan dalam kalimat harus dapat diterima oleh akal sehat dan sesuai dengan kaidah ejaan yang berlaku. Contoh: ‘Waktu dan tempat kami persilakan.’ (Tidak efektif) menjadi ‘Bapak/Ibu kami persilakan.’ (Efektif)
5. **Ketegasan Makna:** Memberikan penekanan pada ide pokok kalimat agar mudah dipahami pembaca. Penekanan dapat dilakukan dengan penempatan kata yang tepat atau pengulangan kata. Contoh: ‘Harapan kami adalah agar masalah ini dapat segera diselesaikan.’ (Efektif, penekanan pada harapan). -
Soal: Analisis penyebab ketidakefektifan kalimat berikut dan perbaiki: ‘Meskipun sudah belajar dengan giat, namun nilai ujiannya tetap kurang memuaskan.’Jawaban: Penyebab ketidakefektifan kalimat tersebut adalah penggunaan konjungsi yang berlebihan (redundansi konjungsi). Konjungsi ‘meskipun’ dan ‘namun’ memiliki fungsi yang sama, yaitu menyatakan hubungan pertentangan atau konsesif. Penggunaan keduanya secara bersamaan menyebabkan pemborosan kata dan membuat kalimat tidak efektif.
Perbaikan kalimat:
1. ‘Meskipun sudah belajar dengan giat, nilai ujiannya tetap kurang memuaskan.’ (Menghilangkan ‘namun’)
2. ‘Sudah belajar dengan giat, namun nilai ujiannya tetap kurang memuaskan.’ (Menghilangkan ‘meskipun’) -
Soal: Mengapa penting bagi seorang penulis untuk selalu memperhatikan keefektifan kalimat dalam tulisannya? Berikan contoh dampaknya.Jawaban: Memperhatikan keefektifan kalimat sangat penting bagi seorang penulis karena beberapa alasan:
1. **Kejelasan Komunikasi:** Kalimat efektif memastikan pesan tersampaikan dengan jelas dan tidak ambigu, sehingga pembaca dapat memahami maksud penulis tanpa kesulitan.
2. **Efisiensi Informasi:** Dengan kalimat efektif, penulis dapat menyampaikan informasi secara ringkas dan padat, menghindari pemborosan kata yang bisa membuat pembaca bosan atau bingung.
3. **Kredibilitas Penulis:** Tulisan yang efektif dan bebas dari kesalahan tata bahasa menunjukkan profesionalisme dan penguasaan bahasa penulis, yang meningkatkan kredibilitasnya.
4. **Daya Tarik Pembaca:** Kalimat yang mudah dicerna dan mengalir lancar akan membuat pembaca lebih nyaman dan tertarik untuk terus membaca.Dampak dari kalimat tidak efektif:
* **Kesalahpahaman:** Jika kalimat ambigu atau tidak logis, pembaca bisa menafsirkan pesan secara berbeda dari maksud penulis. Misalnya, kalimat ‘Istri direktur yang baru datang’ bisa berarti direkturnya yang baru atau istrinya yang baru.
* **Pembacaan yang Lambat:** Kalimat yang bertele-tele atau tidak padu akan memperlambat kecepatan membaca dan pemahaman pembaca.
* **Kesan Negatif:** Tulisan yang penuh kalimat tidak efektif dapat memberikan kesan penulis kurang terampil atau ceroboh, bahkan jika idenya bagus. -
Soal: Identifikasi dan jelaskan tiga jenis kesalahan yang sering menyebabkan kalimat menjadi tidak efektif. Berikan contoh asli untuk setiap jenis kesalahan.Jawaban: Tiga jenis kesalahan yang sering menyebabkan kalimat menjadi tidak efektif adalah:
1. **Pemborosan Kata (Pleonasme/Redundansi):** Terjadi ketika ada penggunaan kata-kata yang sebenarnya tidak diperlukan karena maknanya sudah terkandung dalam kata lain atau sudah jelas dari konteks. Ini membuat kalimat menjadi tidak ringkas.
* Contoh: ‘Para hadirin sekalian dimohon berdiri.’ (Tidak efektif, ‘para’ dan ‘sekalian’ sama-sama menunjukkan jamak, ‘hadirin’ sudah jamak). Perbaikan: ‘Hadirin dimohon berdiri.’
2. **Ketidaksejajaran (Non-paralelisme):** Terjadi ketika unsur-unsur dalam kalimat yang memiliki fungsi gramatikal setara (misalnya, daftar item, klausa koordinatif) tidak menggunakan bentuk atau struktur gramatikal yang sama. Ini mengganggu koherensi dan keindahan kalimat.
* Contoh: ‘Kegiatannya meliputi menulis, mengedit, dan penerbitan buku.’ (Tidak efektif, ‘menulis’ dan ‘mengedit’ adalah verba, sementara ‘penerbitan’ adalah nomina). Perbaikan: ‘Kegiatannya meliputi menulis, mengedit, dan menerbitkan buku.’
3. **Ketidaklogisan Makna:** Terjadi ketika gagasan atau pernyataan dalam kalimat tidak dapat diterima oleh akal sehat atau tidak sesuai dengan fakta umum dan kaidah bahasa. Ini membuat kalimat menjadi absurd atau membingungkan.
* Contoh: ‘Waktu dan tempat kami persilakan.’ (Tidak efektif, ‘waktu’ dan ‘tempat’ tidak bisa dipersilakan). Perbaikan: ‘Bapak/Ibu kami persilakan.’ atau ‘Kepada Bapak/Ibu, kami persilakan.’ -
Soal: Bagaimana cara Anda memastikan bahwa kalimat yang Anda tulis sudah efektif sebelum dipublikasikan? Sebutkan langkah-langkah praktis.Jawaban: Untuk memastikan kalimat yang ditulis sudah efektif sebelum dipublikasikan, saya akan melakukan langkah-langkah praktis berikut:
1. **Membaca Ulang dengan Kritis:** Saya akan membaca tulisan secara perlahan, bukan sekadar memindai, untuk mencari potensi ketidakjelasan atau kebingungan.
2. **Mencari Pemborosan Kata:** Saya akan mengidentifikasi dan menghilangkan kata-kata atau frasa yang redundan (misalnya, ‘sangat sekali’, ‘adalah merupakan’, ‘maju ke depan’). Jika satu kata sudah cukup, saya akan menghapus yang lain.
3. **Memeriksa Kesejajaran (Paralelisme):** Untuk daftar atau klausa yang setara, saya akan memastikan bahwa bentuk gramatikalnya konsisten (misalnya, semua kata kerja berawalan ‘me-‘, atau semua kata benda).
4. **Mengecek Kelogisan:** Saya akan bertanya pada diri sendiri apakah kalimat tersebut masuk akal dan tidak mengandung pernyataan yang absurd atau bertentangan dengan fakta umum.
5. **Memastikan Subjek dan Predikat Jelas:** Setiap kalimat harus memiliki subjek dan predikat yang jelas, terutama dalam kalimat panjang atau kompleks. Hindari subjek ganda atau pengulangan subjek yang tidak perlu.
6. **Meminta Umpan Balik:** Jika memungkinkan, saya akan meminta orang lain untuk membaca tulisan saya. Perspektif baru seringkali dapat menemukan ketidakefektifan yang tidak saya sadari.
7. **Menggunakan Alat Bantu:** Memanfaatkan fitur pemeriksa tata bahasa pada pengolah kata atau aplikasi daring untuk mendeteksi kesalahan umum.