Uji Kemampuan Ejaan Bahasa Indonesia: Soal Pilihan Ganda, Isian, Esai, dan Menjodohkan

Posted on

Ejaan Bahasa Indonesia merupakan fondasi penting dalam komunikasi tertulis yang efektif dan baku. Penguasaan ejaan yang baik mencerminkan ketelitian dan profesionalisme, serta menghindari kesalahpahaman. Artikel ini menyajikan berbagai jenis soal latihan ejaan Bahasa Indonesia, mulai dari pilihan ganda, isian singkat, esai, hingga menjodohkan. Materi yang diuji meliputi penggunaan huruf kapital, tanda baca, penulisan kata serapan, gabungan kata, partikel, kata depan, akronim, singkatan, serta penulisan angka dan lambang bilangan yang sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) atau kini Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD V). Latihan soal ini dirancang untuk menguji pemahaman Anda secara komprehensif dan membantu meningkatkan kemampuan menulis Anda sesuai kaidah Bahasa Indonesia yang benar. Persiapkan diri Anda untuk mengasah ketelitian dan ketepatan berbahasa!

Uji Kemampuan Ejaan Bahasa Indonesia: Soal Pilihan Ganda, Isian, Esai, dan Menjodohkan

Contoh Soal Uji Kemampuan Ejaan Bahasa Indonesia: Soal Pilihan Ganda, Isian, Esai, dan Menjodohkan

A. Pilihan Ganda

  1. Soal: Manakah penulisan kata serapan yang benar?
    • Aktifitas
    • Aktivitet
    • Aktivitas
    • Aktivity
    Jawaban: Aktivitas
    Penjelasan: Kata ‘aktivitas’ berasal dari bahasa Inggris ‘activity’. Dalam Bahasa Indonesia, akhiran ‘-ity’ diserap menjadi ‘-itas’. Pilihan lain salah karena ‘aktifitas’ dan ‘aktivitet’ bukan bentuk baku, dan ‘aktivity’ masih bentuk bahasa Inggris.
  2. Soal: Penulisan kalimat yang benar adalah…
    • Berapa harga buku ini.
    • Berapa harga buku ini!
    • Berapa harga buku ini?
    • Berapa harga buku ini;
    Jawaban: Berapa harga buku ini?
    Penjelasan: Tanda tanya (?) digunakan untuk mengakhiri kalimat tanya. Kalimat ‘Berapa harga buku ini’ adalah kalimat tanya.
  3. Soal: Penggunaan huruf kapital yang tepat terdapat pada kalimat…
    • Setiap hari senin ia berolahraga.
    • Rumahnya di jalan mawar nomor 10.
    • Dia lahir pada bulan Januari.
    • Kami pergi ke pulau jawa.
    Jawaban: Dia lahir pada bulan Januari.
    Penjelasan: Nama bulan ditulis dengan huruf kapital. Pilihan lain salah karena ‘hari’ bukan nama diri, ‘jalan’ bukan nama jalan spesifik, dan ‘pulau’ bukan nama pulau spesifik.
  4. Soal: Manakah penulisan partikel ‘-pun’ yang benar?
    • Apa pun yang terjadi, ia akan datang.
    • Bagaimanapun juga, kita harus berusaha.
    • Siapapun boleh masuk.
    • Walaupun demikian, ia tetap semangat.
    Jawaban: Bagaimanapun juga, kita harus berusaha.
    Penjelasan: Partikel ‘-pun’ ditulis terpisah jika berarti ‘juga’ atau ‘walaupun’, kecuali pada kata-kata yang sudah baku seperti ‘ataupun’, ‘bagaimanapun’, ‘maupun’, ‘sekalipun’, ‘walaupun’, dan ‘kendatipun’. Dalam ‘bagaimanapun juga’, ‘bagaimanapun’ adalah kata baku yang sudah menyatu.
  5. Soal: Penulisan kata depan ‘di’ yang tepat terdapat pada kalimat…
    • Rumah itu dijual.
    • Ia sedang belajar dirumah.
    • Buku itu diletakkan di atas meja.
    • Surat itu sudah dibaca.
    Jawaban: Buku itu diletakkan di atas meja.
    Penjelasan: Kata depan ‘di’ yang menunjukkan tempat ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Pilihan lain salah karena ‘dijual’ adalah imbuhan (kata kerja), ‘dirumah’ seharusnya ‘di rumah’, dan ‘dibaca’ adalah imbuhan (kata kerja).
  6. Soal: Manakah penulisan gabungan kata yang benar?
    • Kaca mata
    • Bertanggungjawab
    • Duta besar
    • Dari pada
    Jawaban: Duta besar
    Penjelasan: Gabungan kata yang unsur-unsurnya tidak dapat dipisahkan atau sudah lazim dianggap satu kesatuan ditulis terpisah, kecuali jika sudah sangat padu. ‘Duta besar’ ditulis terpisah. ‘Kacamata’ sudah padu, ‘bertanggung jawab’ ditulis terpisah, dan ‘daripada’ sudah padu.
  7. Soal: Penggunaan tanda koma (,) yang tepat terdapat pada kalimat…
    • Dia sangat pandai, dan rajin.
    • Karena sakit, dia tidak masuk sekolah.
    • Saya membeli buku, pensil, dan penghapus.
    • Oleh karena itu, ia harus pergi.
    Jawaban: Saya membeli buku, pensil, dan penghapus.
    Penjelasan: Tanda koma digunakan untuk memisahkan unsur-unsur dalam suatu perincian yang lebih dari dua. Pilihan A salah karena tidak perlu koma sebelum ‘dan’ jika hanya dua unsur. Pilihan B salah karena koma tidak digunakan sebelum anak kalimat yang mendahului induk kalimat. Pilihan D salah karena koma tidak digunakan setelah ‘oleh karena itu’ jika diikuti klausa.
  8. Soal: Penulisan angka dan lambang bilangan yang benar adalah…
    • 50 ribu rupiah
    • 252 orang siswa
    • Abad ke-21
    • Harga 5.000 rupiah
    Jawaban: Abad ke-21
    Penjelasan: Kata ‘ke-‘ sebagai unsur pembentuk bilangan ordinal ditulis serangkai dengan angka atau kata dasarnya. Pilihan lain salah karena ‘lima puluh ribu rupiah’ seharusnya ‘lima puluh ribu rupiah’ atau ‘Rp50.000,00’, ‘dua ratus lima puluh dua orang’ seharusnya ditulis dengan kata jika di awal kalimat, dan ‘harga 5000 rupiah’ seharusnya ‘Rp5.000,00’.
  9. Soal: Manakah penulisan akronim yang benar?
    • pemilu
    • SIM
    • Badan Pusat Statistik (BPS)
    • Radar
    Jawaban: Badan Pusat Statistik (BPS)
    Penjelasan: Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis dengan huruf kapital semua. Pilihan lain salah karena ‘Pemilu’ (pemilihan umum) adalah akronim bukan nama diri yang ditulis dengan huruf kapital awal, ‘SIM’ (surat izin mengemudi) adalah singkatan, dan ‘radar’ (radio detecting and ranging) adalah akronim umum yang ditulis dengan huruf kecil.
  10. Soal: Penggunaan tanda titik dua (:) yang tepat terdapat pada kalimat…
    • Kita memerlukan: buku, pena, dan penggaris.
    • Ketua: Bapak Budi, Sekretaris: Ibu Ani.
    • Dia memerlukan perlengkapan mandi: sabun, sampo, dan sikat gigi.
    • Yang saya butuhkan adalah: waktu dan perhatian.
    Jawaban: Dia memerlukan perlengkapan mandi: sabun, sampo, dan sikat gigi.
    Penjelasan: Tanda titik dua digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti perincian atau penjelasan. Pilihan lain salah karena tanda titik dua tidak digunakan jika perincian merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
  11. Soal: Kata ‘sekadar’ adalah bentuk baku dari…
    • Sekedar
    • Sekadar
    • Sekadar
    • Sekaedar
    Jawaban: Sekadar
    Penjelasan: Kata baku adalah ‘sekadar’, bukan ‘sekedar’.
  12. Soal: Penulisan judul karangan yang benar adalah…
    • Analisis penggunaan Bahasa Indonesia dalam Media Sosial
    • Analisis Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Media Sosial
    • Analisis Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Media Sosial
    • Analisis Penggunaan Bahasa Indonesia pada Media Sosial
    Jawaban: Analisis Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Media Sosial
    Penjelasan: Setiap kata dalam judul karangan, kecuali kata tugas seperti ‘di’, ‘ke’, ‘dari’, ‘dan’, ‘atau’, ‘untuk’, ditulis dengan huruf kapital. Pilihan lain salah karena ‘dalam’ dan ‘pada’ adalah kata tugas yang seharusnya huruf kecil.
  13. Soal: Manakah penulisan kata ulang yang benar?
    • Anak anak
    • Berjalan jalan
    • Sayur mayur
    • Anak-anak
    Jawaban: Anak-anak
    Penjelasan: Kata ulang sempurna ditulis dengan tanda hubung (-). Pilihan lain salah karena ‘berjalan jalan’ seharusnya ‘berjalan-jalan’, ‘sayur mayur’ adalah gabungan kata majemuk, dan ‘rumah rumah’ seharusnya ‘rumah-rumah’.
  14. Soal: Penggunaan tanda hubung (-) yang tepat adalah…
    • Anak istri
    • Lima-ribuan
    • Se-Indonesia
    • Tahun 2000an
    Jawaban: Se-Indonesia
    Penjelasan: Tanda hubung digunakan untuk merangkai unsur ‘se-‘ dengan kata yang diawali huruf kapital. Pilihan lain salah karena ‘anak-istri’ tidak memerlukan tanda hubung jika tidak ada penekanan, ‘lima-ribuan’ ditulis ‘lima ribuan’ (jika jumlah) atau ‘lima ribuan’ (jika pecahan), dan ‘tahun 2000-an’ ditulis ‘tahun 2000-an’.
  15. Soal: Kalimat berikut yang menggunakan ejaan yang benar adalah…
    • Rumah itu di jual.
    • Ia sedang dirumah sakit.
    • Saya bertemu dia di jalan Sudirman.
    • Ia bekerja di sebuah perusahaan swasta.
    Jawaban: Ia bekerja di sebuah perusahaan swasta.
    Penjelasan: Kata ‘di’ sebagai kata depan yang menunjukkan tempat atau keterangan ditulis terpisah. ‘Swasta’ tidak perlu huruf kapital. Pilihan lain salah karena ‘di’ pada ‘di jual’ seharusnya ‘dijual’ (imbuhan), ‘di rumah sakit’ sudah benar, tetapi ‘di jalan’ salah (seharusnya ‘di jalan’), dan ‘di kantor’ sudah benar, tetapi ‘di Jakarta’ sudah benar.
  16. Soal: Manakah penulisan singkatan yang benar?
    • dll (dan lain-lain)
    • S.Ag (Sarjana Agama)
    • a.n. (atas nama)
    • P.T. (Perseroan Terbatas)
    Jawaban: a.n. (atas nama)
    Penjelasan: Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti tanda titik. Singkatan ‘a.n.’ (atas nama) adalah bentuk baku. Pilihan lain salah karena ‘dll.’ sudah baku, ‘S.Ag.’ adalah gelar, dan ‘PT’ adalah singkatan badan usaha.
  17. Soal: Kata ‘andal’ adalah bentuk baku dari…
    • Handal
    • Andal
    • Handal
    • Andel
    Jawaban: Andal
    Penjelasan: Kata baku adalah ‘andal’, bukan ‘handal’.
  18. Soal: Penggunaan tanda petik dua (“…”) yang tepat adalah…
    • “Saya sangat senang,” kata ibu, “karena kamu lulus.”
    • Ia bertanya, “Kapan kita berangkat?”
    • Bacalah puisi “Hujan Bulan Juni” karya Sapardi Djoko Damono.
    • “Tolong matikan lampu!” pintanya.
    Jawaban: “Saya sangat senang,” kata ibu, “karena kamu lulus.”
    Penjelasan: Tanda petik dua digunakan untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan atau naskah. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik penutup. Pilihan lain salah karena penempatan tanda koma dan titik yang tidak tepat.
  19. Soal: Manakah penulisan kata ‘maha’ yang benar?
    • Maha Esa
    • Maha-kuasa
    • Mahakuasa
    • Maha Guru
    Jawaban: Mahakuasa
    Penjelasan: Kata ‘maha’ sebagai unsur gabungan kata ditulis serangkai dengan kata dasar yang mengikutinya, kecuali jika kata dasar berawal huruf kapital atau jika ‘maha’ diikuti kata esa. ‘Mahakuasa’ adalah bentuk baku.
  20. Soal: Penulisan kalimat langsung yang tepat adalah…
    • Ayah bertanya: “Kapan kamu akan datang?”
    • “Kapan kamu akan datang?” tanya ayah.
    • “Kapan kamu akan datang”, tanya ayah.
    • Ayah bertanya, “Kapan kamu akan datang”.
    Jawaban: “Kapan kamu akan datang?” tanya ayah.
    Penjelasan: Tanda koma digunakan sebelum tanda petik penutup jika kalimat pengiring mendahului kalimat langsung. Tanda tanya atau seru ditempatkan sebelum tanda petik penutup. Pilihan lain salah karena penempatan tanda baca yang tidak sesuai kaidah.

B. Isian Singkat

  1. Soal: Perbaiki penulisan kalimat berikut agar sesuai dengan kaidah PUEBI/EYD V: ‘Pada hari jum’at, kami akan berwisata ke danau toba.’
    Jawaban: Pada hari Jumat, kami akan berwisata ke Danau Toba.
  2. Soal: Apa perbedaan penggunaan tanda hubung (-) dan tanda pisah (—)? Berikan satu contoh untuk masing-masing.
    Jawaban: Tanda hubung (-) digunakan untuk merangkai kata ulang (misal: anak-anak), merangkai unsur ‘se-‘ dengan kata berhuruf kapital (misal: se-Indonesia), atau merangkai tanggal (misal: 10-02-2023). Tanda pisah (—) digunakan untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat (misal: Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan oleh para pahlawan), menegaskan adanya aposisi atau keterangan lain (misal: Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta), atau di antara dua bilangan, tanggal, atau nama kota yang berarti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’ (misal: 1945—1949, Jakarta—Bandung).
  3. Soal: Tuliskan tiga contoh kata depan yang sering salah penulisannya dan berikan penulisan yang benar.
    Jawaban: 1. Di (sebagai kata depan) – Benar: di rumah (salah: dirumah)
    2. Ke (sebagai kata depan) – Benar: ke pasar (salah: kepasar)
    3. Dari (sebagai kata depan) – Benar: dari dia (salah: daridia)
  4. Soal: Perbaiki penulisan kalimat berikut: ‘Walaupun begitu, dia tetap semangat. Ia tetap berjuang demi cita²nya.’
    Jawaban: Walaupun begitu, dia tetap semangat. Ia tetap berjuang demi cita-citanya.
  5. Soal: Bagaimana penulisan angka yang benar jika berada di awal kalimat? Berikan contoh.
    Jawaban: Jika angka berada di awal kalimat, angka tersebut harus ditulis dengan huruf. Contoh: Dua puluh lima siswa mengikuti lomba pidato. (Salah jika: 25 siswa mengikuti lomba pidato.)

C. Menjodohkan

  1. Soal: Jodohkan kata-kata di kolom kiri dengan penulisan bakunya di kolom kanan.
    Premis A Premis B
    Azas ???
    Photo ???
    Nopember ???
    Jadwal ???
    Hipotesa ???
    Kunci Jawaban (Pasangan):

    • Azas ↔ Asas
    • Photo ↔ Foto
    • Nopember ↔ November
    • Jadwal ↔ Jadwal
    • Hipotesa ↔ Hipotesis
  2. Soal: Jodohkan frasa di kolom kiri dengan penggunaan tanda bacanya yang benar di kolom kanan.
    Premis A Premis B
    Kapan datang ???
    Buku pena dan penggaris ???
    Di mana dia ???
    Oleh karena itu ???
    Jakarta 10 Juni 2023 ???
    Kunci Jawaban (Pasangan):

    • Kapan datang ↔ Kapan datang?
    • Buku pena dan penggaris ↔ Buku, pena, dan penggaris
    • Di mana dia ↔ Di mana dia?
    • Oleh karena itu ↔ Oleh karena itu,
    • Jakarta 10 Juni 2023 ↔ Jakarta, 10 Juni 2023

D. Uraian

  1. Soal: Jelaskan secara komprehensif aturan penggunaan huruf kapital dalam Bahasa Indonesia menurut PUEBI/EYD V, serta berikan contoh untuk setiap aturannya.
    Jawaban: Penggunaan huruf kapital sangat penting dalam penulisan yang baku. Aturan-aturannya meliputi:
    1. **Huruf kapital sebagai huruf pertama awal kalimat.** Contoh: Dia sedang membaca buku.
    2. **Huruf kapital sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.** Contoh: R.A. Kartini, Si Pitung.
    3. **Huruf kapital sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.** Contoh: bangsa Indonesia, suku Jawa, bahasa Inggris (kecuali jika digunakan sebagai kata dasar turunan, misal: keindonesiaan).
    4. **Huruf kapital sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.** Contoh: tahun Masehi, bulan Januari, hari Jumat, Hari Raya Idulfitri, Proklamasi Kemerdekaan.
    5. **Huruf kapital sebagai huruf pertama nama geografi.** Contoh: Jakarta, Danau Toba, Gunung Semeru (kecuali jika bukan nama diri, misal: mandi di sungai).
    6. **Huruf kapital sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas.** Contoh: Republik Indonesia, Majelis Permusyawaratan Rakyat, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
    7. **Huruf kapital sebagai huruf pertama setiap kata (kecuali kata tugas) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah, serta nama majalah dan surat kabar.** Contoh: Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
    8. **Huruf kapital sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.** Contoh: Presiden Joko Widodo, Gubernur Jawa Barat.
    9. **Huruf kapital sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan.** Contoh: Dr., S.H., Kol., Bapak, Ibu.
    10. **Huruf kapital sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti ‘bapak’, ‘ibu’, ‘kakak’, ‘adik’, dan ‘paman’ yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.** Contoh: “Kapan Bapak datang?” tanya Rina. (Tetapi: Kami punya bapak dan ibu).
  2. Soal: Bagaimana penggunaan tanda baca titik koma (;) dan titik dua (:) yang benar dalam Bahasa Indonesia? Berikan masing-masing dua contoh yang tepat.
    Jawaban: 1. **Tanda Titik Koma (;)**:
    * Digunakan untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. Contoh: Ibu membeli sayur; ayah membaca koran; adik bermain boneka.
    * Digunakan untuk mengakhiri pernyataan perincian yang berupa klausa. Contoh: Syarat penerimaan pegawai adalah:
    a. berijazah sarjana S1;
    b. berbadan sehat;
    c. berusia maksimal 27 tahun.
    2. **Tanda Titik Dua (: )**:
    * Digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti perincian atau penjelasan. Contoh: Kita memerlukan perabot rumah tangga: meja, kursi, dan lemari.
    * Digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. Contoh: Ketua: Ahmad, Sekretaris: Budi, Bendahara: Cici.
    * Digunakan dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. Contoh: Ibu: “Mengapa kamu terlambat?”
    * Digunakan di antara jilid atau nomor dan halaman, surah dan ayat dalam kitab suci, judul dan anak judul suatu karangan, serta nama kota dan penerbit dalam daftar pustaka. Contoh: Tempo, 1:2 (1971), Surah Al-Baqarah: 2-5, Jakarta: Balai Pustaka.
  3. Soal: Jelaskan perbedaan penulisan kata depan ‘di’ dan imbuhan ‘di-‘, serta berikan contoh kalimat untuk masing-masing.
    Jawaban: Perbedaan antara kata depan ‘di’ dan imbuhan ‘di-‘ sangat fundamental dalam ejaan Bahasa Indonesia:
    1. **Kata depan ‘di’**: Menunjukkan tempat atau arah. Ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
    * Contoh: Buku itu ada **di** atas meja. Mereka belajar **di** sekolah. Kami bertemu **di** Jakarta.
    2. **Imbuhan ‘di-‘**: Merupakan awalan pembentuk kata kerja pasif. Ditulis serangkai dengan kata dasar yang mengikutinya.
    * Contoh: Surat itu **ditulis** oleh adik. Makanan itu **dimakan** habis. Pintu itu **dibuka** lebar.
  4. Soal: Bagaimana kaidah penulisan partikel ‘pun’ dan ‘per’ dalam Bahasa Indonesia? Sertakan contoh yang jelas.
    Jawaban: 1. **Partikel ‘-pun’**:
    * **Ditulis terpisah** dari kata yang mendahuluinya jika bermakna ‘juga’ atau ‘walaupun’. Contoh: Siapa **pun** boleh masuk. Harga sembako naik, kami **pun** merasakan dampaknya.
    * **Ditulis serangkai** dengan kata yang mendahuluinya jika merupakan unsur kata penghubung atau kata yang sudah dianggap padu. Kata-kata yang sudah baku ini antara lain: adapun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, ataupun, walaupun. Contoh: **Walaupun** hujan deras, ia tetap berangkat. **Bagaimanapun** juga, kita harus bersyukur.
    2. **Partikel ‘per’**:
    * **Ditulis terpisah** dari kata yang mengikutinya jika berarti ‘mulai’, ‘demi’, atau ‘tiap’. Contoh: Harga barang naik **per** 1 Januari. Mereka berbaris satu **per** satu. Harga apel Rp15.000,00 **per** kilogram.
    * **Ditulis serangkai** jika ‘per-‘ merupakan imbuhan pembentuk kata kerja, kata benda, atau kata bilangan. Contoh: **per**gi, **per**tama, **per**kasa, **per**lombaan.
  5. Soal: Jelaskan secara singkat tiga kesalahan ejaan yang paling umum terjadi dalam penulisan sehari-hari dan bagaimana cara memperbaikinya.
    Jawaban: Tiga kesalahan ejaan yang paling umum terjadi dalam penulisan sehari-hari adalah:
    1. **Penulisan kata depan ‘di’ dan imbuhan ‘di-‘.** Seringkali orang menulis ‘dirumah’ (seharusnya ‘di rumah’) atau ‘di jual’ (seharusnya ‘dijual’). Cara memperbaikinya adalah dengan mengingat bahwa ‘di’ sebagai kata depan (menunjukkan tempat) ditulis terpisah, sedangkan ‘di-‘ sebagai imbuhan (kata kerja pasif) ditulis serangkai.
    2. **Penggunaan huruf kapital yang tidak tepat.** Misalnya, menulis ‘hari senin’ (seharusnya ‘hari Senin’) atau ‘jalan sudirman’ (seharusnya ‘Jalan Sudirman’). Perbaikannya adalah dengan memahami aturan penggunaan huruf kapital untuk nama hari, bulan, nama geografi spesifik, dan awal kalimat.
    3. **Penulisan kata baku dan tidak baku.** Contoh umum adalah ‘aktifitas’ (tidak baku, seharusnya ‘aktivitas’) atau ‘sekedar’ (tidak baku, seharusnya ‘sekadar’). Cara memperbaikinya adalah dengan sering membaca kamus atau pedoman ejaan (PUEBI/EYD V) dan membiasakan diri dengan bentuk-bentuk baku.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *