
Asah kemampuan berbahasa Indonesia Anda dengan koleksi soal terlengkap! Artikel ini menyajikan berbagai jenis pertanyaan, mulai dari pilihan ganda, benar salah, esai, hingga menjodohkan, yang dirancang untuk menguji pemahaman Anda terhadap tata bahasa, ejaan, kosakata, dan penggunaan bahasa Indonesia yang efektif. Cocok untuk siswa, mahasiswa, maupun profesional yang ingin meningkatkan kemahiran berbahasa. Pelajari kaidah PUEBI, identifikasi kesalahan umum, dan kuasai nuansa bahasa Indonesia dengan latihan soal yang menantang dan akurat. Tingkatkan skor Anda dan jadilah penutur bahasa Indonesia yang lebih mahir dengan panduan komprehensif ini.
Contoh Soal dan Pembahasan
1. Manakah penulisan kata serapan yang benar menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)?
- A. analisa
- B. apotek
- C. sistim
- D. kwalitas
Jawaban: apotek
Pembahasan: Menurut PUEBI, penulisan yang benar adalah ‘apotek’, bukan ‘apotik’. Pilihan lain seperti ‘analisa’, ‘sistim’, dan ‘kwalitas’ seharusnya ‘analisis’, ‘sistem’, dan ‘kualitas’.
2. Pernyataan berikut yang benar mengenai penggunaan tanda koma adalah…
- A. Tanda koma digunakan pada akhir kalimat langsung sebelum tanda petik penutup.
- B. Tanda koma digunakan setelah konjungsi antarkalimat seperti ‘oleh karena itu’ atau ‘jadi’.
- C. Tanda koma digunakan di antara nama orang dan gelar akademis yang mengikutinya.
- D. Tanda koma digunakan sebelum kata ‘dan’ jika terdapat dua unsur dalam suatu perincian.
Jawaban: Tanda koma digunakan di antara nama orang dan gelar akademis yang mengikutinya.
Pembahasan: Tanda koma memang digunakan untuk memisahkan nama orang dengan gelar akademisnya, misalnya ‘Dr. Budi, M.Hum.’. Pilihan lain salah karena tanda koma tidak digunakan pada akhir kalimat langsung, setelah konjungsi antarparagraf, atau sebelum kata ‘dan’ dalam deretan yang hanya dua unsur.
3. Kalimat mana yang menggunakan kata berimbuhan ‘di-‘ sebagai kata kerja pasif yang benar?
- A. Adik bermain di rumah.
- B. Buku itu dibaca oleh adik.
- C. Rumah itu Di jual dengan harga murah.
- D. Film itu Di perankan oleh aktor terkenal.
Jawaban: Buku itu dibaca oleh adik.
Pembahasan: Kata ‘dibaca’ adalah bentuk pasif dari ‘membaca’, menunjukkan suatu tindakan yang dilakukan pada subjek. ‘Di rumah’ adalah preposisi, ‘Di jual’ seharusnya ‘Dijual’, dan ‘Diperankan’ adalah bentuk pasif yang benar namun ‘Di perankan’ salah karena dipisah.
4. Manakah kalimat yang efektif dan tidak mengandung pemborosan kata?
- A. Para tamu-tamu undangan sudah hadir semua.
- B. Para tamu undangan sudah hadir semua.
- C. Semua para tamu undangan sudah hadir.
- D. Tamu-tamu undangan sudah hadir semua.
Jawaban: Para tamu undangan sudah hadir semua.
Pembahasan: Kata ‘para’ sudah menunjukkan jamak, sehingga ‘tamu-tamu’ adalah pemborosan. ‘Semua’ juga sudah menunjukkan jamak. Kalimat yang paling efektif adalah ‘Para tamu undangan sudah hadir semua.’ atau ‘Tamu undangan sudah hadir semua.’ atau ‘Para tamu sudah hadir semua.’ Namun, di antara pilihan yang ada, ‘Para tamu undangan sudah hadir semua’ adalah yang paling umum diterima dan tidak secara eksplisit mengandung pemborosan ganda seperti ‘Para tamu-tamu’.
5. Penulisan huruf kapital yang tepat terdapat pada kalimat…
- A. Kami berlibur pada hari minggu.
- B. Dia sedang belajar bahasa indonesia.
- C. Ia lahir di bulan Januari.
- D. Presiden Joko Widodo mengunjungi Papua.
Jawaban: Ia lahir di bulan Januari.
Pembahasan: Huruf kapital digunakan untuk nama bulan (‘Januari’). Nama hari (‘minggu’), nama mata pelajaran (‘bahasa indonesia’), dan nama jabatan (‘presiden’) tidak selalu diawali huruf kapital kecuali jika diikuti nama diri atau sebagai awal kalimat.
6. Manakah penggunaan tanda titik dua (:) yang benar?
- A. Saya membeli buku: novel, kamus, dan majalah.
- B. Pertandingan dimulai pukul 07:00 pagi.
- C. Fakultas ini membutuhkan: 1. Dosen, 2. Staf administrasi, 3. Teknisi.
- D. Dia bertanya: ‘Siapa namamu?’
Jawaban: Fakultas ini membutuhkan: 1. Dosen, 2. Staf administrasi, 3. Teknisi.
Pembahasan: Tanda titik dua digunakan setelah pernyataan lengkap yang diikuti perincian atau penjelasan. Pilihan lain salah karena titik dua tidak digunakan dalam kalimat yang belum lengkap, atau untuk memisahkan jam dan menit dalam penulisan waktu (yang seharusnya titik).
7. Kalimat yang menggunakan kata ‘pun’ sebagai gabungan kata yang benar adalah…
- A. Walaupun lelah, dia tetap semangat.
- B. Bagaimanapun juga, kita harus berusaha.
- C. Siapapun boleh mengikuti lomba ini.
- D. Meskipun sibuk, ia pun datang ke pesta.
Jawaban: Meskipun sibuk, ia pun datang ke pesta.
Pembahasan: Kata ‘pun’ ditulis terpisah jika berfungsi sebagai partikel yang berarti ‘juga’ atau ‘saja’. Ia pun datang = Ia juga datang. ‘Walaupun’ dan ‘bagaimanapun’ adalah gabungan yang ditulis serangkai. ‘Siapapun’ juga ditulis serangkai karena ‘pun’ di sini bermakna ‘saja’.
8. Pernyataan yang benar mengenai penggunaan imbuhan ‘ke-‘ adalah…
- A. Kata ‘ke dua’ ditulis serangkai.
- B. Imbuhan ‘ke-‘ selalu membentuk kata kerja.
- C. Kata ‘ketua’ berarti orang yang mengepalai.
- D. Kata ‘kecil’ adalah contoh kata kerja berimbuhan ‘ke-‘.
Jawaban: Kata ‘ketua’ berarti orang yang mengepalai.
Pembahasan: Imbuhan ‘ke-‘ pada ‘ketua’ memang membentuk kata benda yang berarti orang yang mengepalai. ‘Ke dua’ seharusnya ‘kedua’. ‘Keadilan’ adalah kata benda turunan, bukan kata kerja. ‘Kecil’ adalah kata sifat, bukan kata kerja yang diawali ‘ke-‘.
9. Manakah penulisan bilangan bertingkat yang benar?
- A. Abad ke 21
- B. Abad ke-21
- C. Abad ke21
- D. Abad ke.21
Jawaban: Abad ke-21
Pembahasan: Penulisan bilangan bertingkat menggunakan angka dan diikuti imbuhan ‘-ke’ yang dipisahkan tanda hubung, atau ditulis dengan kata. Jadi, ‘ke-21’ atau ‘kedua puluh satu’.
10. Kalimat yang mengandung kesalahan penulisan kata depan ‘di’ adalah…
- A. Dia tinggal di Jakarta.
- B. Makanan itu dihidangkan di meja.
- C. Buku itu di jual di toko sebelah.
- D. Kucing itu tidur di bawah pohon.
Jawaban: Buku itu di jual di toko sebelah.
Pembahasan: Kata ‘dijual’ adalah kata kerja pasif yang seharusnya ditulis serangkai dengan ‘di’. ‘Di toko’ adalah kata depan yang menunjukkan tempat, sehingga dipisah. Jadi, ‘di jual’ adalah kesalahan penulisan.
11. Penggunaan tanda elipsis (…) yang benar terdapat pada kalimat…
- A. Aku pikir… dia baik.
- B. Apa yang terjadi…?
- C. Ia berkata, “Saya… tidak tahu.”
- D. Daftar belanjaan: roti, susu, telur…
Jawaban: Ia berkata, “Saya… tidak tahu.”
Pembahasan: Tanda elipsis digunakan untuk menunjukkan bagian kalimat yang dihilangkan dalam kutipan langsung. Pilihan lain salah karena elipsis tidak digunakan untuk jeda biasa, akhir kalimat tanya, atau menunjukkan daftar yang belum selesai (kecuali dalam konteks tertentu yang lebih formal).
12. Kata ‘sekadar’ memiliki arti yang sama dengan…
- A. sebentar
- B. hanya
- C. selalu
- D. sering
Jawaban: hanya
Pembahasan: Kata ‘sekadar’ berarti ‘hanya’ atau ‘cuma’. Pilihan lain memiliki makna yang berbeda.
13. Manakah kalimat yang menggunakan kata ‘bahwa’ dengan tepat?
- A. Dia berada bahwa rumah.
- B. Ini adalah alasan bahwa dia pergi.
- C. Dia mengatakan bahwa dia akan datang.
- D. Bahwa dia pintar, dia rajin belajar.
Jawaban: Dia mengatakan bahwa dia akan datang.
Pembahasan: Kata ‘bahwa’ digunakan sebagai konjungsi subordinatif untuk memperkenalkan klausa anak kalimat yang berfungsi sebagai objek atau pelengkap. Pilihan lain salah karena ‘bahwa’ tidak digunakan sebagai penunjuk tempat, penjelas alasan, atau penghubung dua kalimat independen tanpa klausa subordinatif.
14. Penulisan singkatan gelar yang benar adalah…
- A. SH
- B. S. H
- C. S.H.
- D. S.H
Jawaban: S.H.
Pembahasan: Singkatan gelar ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri tanda titik, serta dipisahkan dengan titik jika ada lebih dari satu huruf. Untuk ‘Sarjana Hukum’, penulisannya adalah S.H.
15. Kalimat yang menggunakan kata ‘di’ sebagai awalan (prefiks) yang benar adalah…
- A. Buku itu ada di meja.
- B. Anak-anak bermain di taman.
- C. Bunga itu dipetik oleh ibu.
- D. Dia belajar di sekolah.
Jawaban: Bunga itu dipetik oleh ibu.
Pembahasan: Awalan ‘di-‘ yang membentuk kata kerja pasif ditulis serangkai dengan kata dasarnya. ‘Dipetik’ adalah contoh yang benar. Pilihan lain menggunakan ‘di’ sebagai kata depan yang menunjukkan tempat, sehingga ditulis terpisah.
16. Manakah kalimat yang memiliki struktur subjek-predikat-objek yang jelas?
- A. Di pagi hari, ayah membaca.
- B. Membaca koran oleh ayah.
- C. Ayah membaca koran setiap pagi.
- D. Setiap pagi, koran dibaca.
Jawaban: Ayah membaca koran setiap pagi.
Pembahasan: Kalimat ini memiliki subjek ‘Ayah’, predikat ‘membaca’, dan objek ‘koran’. Pilihan lain memiliki struktur yang kurang jelas atau tidak lengkap sebagai kalimat SPO.
17. Kata ‘aktivitas’ adalah bentuk baku dari…
- A. aktifitas
- B. aktipitas
- C. aktivity
- D. aktivitas
Jawaban: aktifitas
Pembahasan: Menurut PUEBI, bentuk baku dari kata serapan yang berasal dari ‘activity’ adalah ‘aktivitas’, bukan ‘aktifitas’.
18. Penulisan angka dan lambang bilangan yang tepat adalah…
- A. Dia memiliki lima ekor kucing.
- B. Ada 25 siswa di kelas ini.
- C. Harga buku itu seratus ribu rupiah.
- D. Dia memiliki 5 ekor kucing.
Jawaban: Dia memiliki 5 ekor kucing.
Pembahasan: Bilangan dalam kalimat yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika merupakan bagian dari deretan. Namun, untuk bilangan yang kecil dan jelas, angka juga sering digunakan. Pilihan ‘5 ekor kucing’ adalah penulisan yang umum dan benar. ‘Dua puluh lima’ lebih tepat ditulis dengan huruf. ‘100’ seharusnya ditulis dengan angka, bukan ‘seratus’. ‘Dua ratus ribu rupiah’ lebih tepat daripada ‘Rp. 200.000,-‘.
19. Kalimat yang menggunakan tanda hubung (-) dengan benar adalah…
- A. Tanggal 12-10-2023.
- B. Kita harus siap-siap.
- C. Anak-anak itu belajar membaca buku-buku cerita.
- D. Siapakah-pun yang datang, persilakan masuk.
Jawaban: Anak-anak itu belajar membaca buku-buku cerita.
Pembahasan: Tanda hubung digunakan untuk merangkai kata ulang (‘buku-buku’). Pilihan lain salah karena tanda hubung tidak digunakan untuk memisahkan tanggal, atau untuk merangkai kata dengan partikel ‘pun’ atau ‘kah’ (kecuali dalam kasus tertentu seperti ‘apa-apa pun’).
20. Penggunaan kata ‘daripada’ yang tepat terdapat pada kalimat…
- A. Buku daripada Andi sangat tebal.
- B. Meja ini terbuat daripada kayu jati.
- C. Dia lebih muda daripada saya.
- D. Lebih baik diam daripada berbicara yang tidak perlu.
Jawaban: Lebih baik diam daripada berbicara yang tidak perlu.
Pembahasan: Kata ‘daripada’ digunakan untuk menyatakan perbandingan atau asal. Dalam konteks perbandingan, kalimat tersebut adalah penggunaan yang benar. Pilihan lain salah karena ‘daripada’ tidak digunakan sebagai penunjuk kepemilikan atau bahan baku secara langsung dalam konteks tersebut.
21. Apa perbedaan utama antara kata ‘aktif’ dan ‘aktivitas’?
Jawaban: ‘Aktif’ adalah kata sifat yang menggambarkan keadaan bergerak atau giat, sedangkan ‘aktivitas’ adalah kata benda yang merujuk pada kegiatan atau kesibukan.
Pembahasan: ‘Aktif’ (adjektiva) menjelaskan sifat, ‘aktivitas’ (nomina) menjelaskan tindakan atau kegiatan.
22. Jelaskan kapan tanda petik tunggal (‘…’) digunakan dalam penulisan bahasa Indonesia.
Jawaban: Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain atau untuk mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan.
Pembahasan: Tanda petik tunggal memiliki dua fungsi utama: petikan dalam petikan, dan makna/terjemahan/penjelasan.
23. Sebutkan tiga fungsi utama imbuhan ‘pe-‘ dalam pembentukan kata.
Jawaban: Tiga fungsi utama imbuhan ‘pe-‘ adalah: 1) Pembentuk kata benda yang menyatakan pelaku (misal: ‘penulis’), 2) Pembentuk kata benda yang menyatakan alat (misal: ‘pemotong’), 3) Pembentuk kata benda yang menyatakan sifat atau keadaan (misal: ‘peka’).
Pembahasan: Imbuhan ‘pe-‘ memiliki fungsi beragam, terutama membentuk nomina yang menunjukkan pelaku, alat, atau sifat.
24. Bagaimana penulisan yang benar untuk angka dan lambang bilangan di awal kalimat?
Jawaban: Angka dan lambang bilangan di awal kalimat harus ditulis dengan huruf. Jika tidak memungkinkan, susunan kalimat dapat diubah agar bilangan tidak berada di awal kalimat.
Pembahasan: Aturan PUEBI mengharuskan bilangan di awal kalimat ditulis dengan huruf untuk menjaga konsistensi dan keterbacaan.
25. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
Jawaban: Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan gagasan, perasaan, atau maksud penulis atau pembicara secara tepat kepada pembaca atau pendengar, sehingga tidak menimbulkan salah tafsir dan mencapai sasaran secara optimal.
Pembahasan: Kalimat efektif menekankan kejelasan, ketepatan, dan efisiensi dalam menyampaikan pesan.
26. Analisis dan perbaiki kesalahan ejaan, tata bahasa, dan tanda baca pada paragraf berikut: ‘Pada hari sabtu, 22 maret 2024 kami berencana akan pergi ke pantai. Disana kami ingin berenang, bermain pasir dan menikmati pemandangan laut. Tetapi, sebelum itu kami harus menyelesaikan tugas bahasa indonesia kami terlebih dahulu. Kami berharap cuaca akan cerah dan menyenangkan.’
Jawaban: Perbaikan paragraf:
‘Pada hari Sabtu, 22 Maret 2024, kami berencana akan pergi ke pantai. Di sana kami ingin berenang, bermain pasir, dan menikmati pemandangan laut. Akan tetapi, sebelum itu kami harus menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia kami terlebih dahulu. Kami berharap cuaca akan cerah dan menyenangkan.’
Penjelasan perbaikan:
1. ‘sabtu’ menjadi ‘Sabtu’ (nama hari diawali huruf kapital).
2. ‘maret’ menjadi ‘Maret’ (nama bulan diawali huruf kapital).
3. Penambahan tanda koma setelah ‘2024’ (memisahkan keterangan waktu).
4. ‘Disana’ menjadi ‘Di sana’ (kata depan ‘di’ menunjukkan tempat, ditulis terpisah).
5. Penambahan tanda koma setelah ‘berenang’ dan ‘pasir’ (memisahkan unsur perincian lebih dari dua).
6. ‘Tetapi’ menjadi ‘Akan tetapi’ atau ‘Namun’ (konjungsi antarkalimat, harus diikuti koma jika di awal kalimat, atau dipisah menjadi ‘Akan tetapi’). Atau bisa juga ‘Namun’ atau ‘Akan tetapi,’. ‘Tetapi’ tidak boleh di awal kalimat.
7. ‘bahasa indonesia’ menjadi ‘Bahasa Indonesia’ (nama bahasa diawali huruf kapital).
8. Penghilangan koma setelah ‘Tetapi’ (jika menggunakan ‘Akan tetapi,’ atau ‘Namun,’).
Pembahasan: Paragraf asli memiliki beberapa kesalahan PUEBI terkait kapitalisasi nama hari/bulan, penulisan kata depan, penggunaan tanda koma dalam perincian, dan penempatan konjungsi antarkalimat. Perbaikan dilakukan sesuai kaidah PUEBI.
27. Jelaskan secara rinci perbedaan antara konjungsi ‘dan’ dengan konjungsi ‘serta’, serta berikan masing-masing dua contoh penggunaan dalam kalimat.
Jawaban: Konjungsi ‘dan’ dan ‘serta’ keduanya berfungsi sebagai penghubung intrakalimat yang menyatakan penambahan. Namun, ada sedikit perbedaan dalam penggunaannya:
1. **Dan**: Digunakan untuk menghubungkan dua unsur yang setara atau sejenis, baik kata, frasa, maupun klausa. ‘Dan’ bersifat lebih umum dan dapat digunakan untuk menghubungkan unsur yang lebih sederhana.
* Contoh 1: Saya membeli buku **dan** pensil.
* Contoh 2: Adi makan **dan** minum.
2. **Serta**: Digunakan untuk menghubungkan unsur yang setara, tetapi sering kali memberikan nuansa penambahan yang lebih formal atau menunjukkan adanya unsur yang memiliki kedudukan yang sedikit lebih tinggi atau ditekankan. ‘Serta’ juga dapat digunakan untuk menghindari pengulangan ‘dan’ yang terlalu banyak dalam perincian yang panjang.
* Contoh 1: Presiden, wakil presiden, **serta** para menteri menghadiri rapat kabinet.
* Contoh 2: Laporan ini mencakup data kualitatif **serta** kuantitatif.
Perbedaan utamanya terletak pada nuansa formalitas dan penekanan. ‘Serta’ sering digunakan untuk menghubungkan unsur terakhir dalam deretan yang panjang atau untuk unsur yang dianggap lebih penting/luas lingkupnya.
Pembahasan: Penjelasan membedakan ‘dan’ dan ‘serta’ berdasarkan formalitas dan cakupan, dengan contoh yang relevan.
28. Bagaimana peran PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) dalam menjaga kemurnian dan keseragaman bahasa Indonesia? Berikan contoh konkret.
Jawaban: PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) memiliki peran krusial dalam menjaga kemurnian dan keseragaman bahasa Indonesia dengan menetapkan standar baku penulisan. PUEBI mengatur aspek ejaan (huruf, kata, unsur serapan), tanda baca, dan pemakaian huruf kapital/miring. Tanpa PUEBI, akan terjadi variasi penulisan yang tidak terkontrol, menyebabkan kebingungan dan potensi salah tafsir, serta merusak identitas bahasa.
Contoh konkret:
1. **Keseragaman Ejaan Kata Serapan**: PUEBI mengatur bagaimana kata-kata dari bahasa asing diserap ke dalam bahasa Indonesia. Misalnya, PUEBI menetapkan ‘aktivitas’ bukan ‘aktifitas’, ‘apotek’ bukan ‘apotik’, ‘sistem’ bukan ‘sistim’. Ini mencegah berbagai versi ejaan untuk satu kata yang sama.
2. **Penggunaan Tanda Baca**: PUEBI memberikan pedoman jelas tentang penggunaan tanda koma, titik, titik dua, dll. Misalnya, aturan bahwa tanda koma digunakan sebelum konjungsi ‘tetapi’ atau ‘melainkan’ dalam kalimat majemuk setara, atau penggunaan titik dua untuk perincian. Tanpa aturan ini, penulisan akan menjadi kacau dan makna kalimat bisa berubah.
3. **Huruf Kapital**: PUEBI menetapkan kapan huruf kapital digunakan, seperti pada nama orang, geografi, hari, bulan, dan awal kalimat. Contoh: ‘Jakarta’ (bukan ‘jakarta’), ‘Hari Senin’ (bukan ‘hari senin’), ‘Bahasa Indonesia’ (bukan ‘bahasa indonesia’). Ini memastikan konsistensi dan formalitas dalam penulisan nama diri.
Dengan adanya PUEBI, komunikasi tertulis menjadi lebih jelas, baku, dan mudah dipahami oleh semua penutur bahasa Indonesia, sehingga kemurnian dan keseragaman bahasa tetap terjaga.
Pembahasan: Penjelasan mendalam tentang peran PUEBI dalam standarisasi bahasa, didukung dengan contoh spesifik dari ejaan kata serapan, tanda baca, dan penggunaan huruf kapital.
29. Jelaskan konsep ‘kohesi’ dan ‘koherensi’ dalam sebuah paragraf. Mengapa keduanya penting untuk membuat paragraf yang baik?
Jawaban: 1. **Kohesi**: Mengacu pada kepaduan bentuk atau hubungan antarkalimat dalam sebuah paragraf yang ditunjukkan oleh penggunaan unsur-unsur kebahasaan. Unsur kohesi meliputi:
* **Pengulangan kata**: Mengulang kata kunci.
* **Kata ganti**: Menggunakan pronomina (ia, mereka, itu) untuk merujuk pada nomina yang sudah disebut.
* **Konjungsi**: Menggunakan kata penghubung (dan, tetapi, oleh karena itu, selain itu) untuk menunjukkan hubungan logis.
* **Leksikal**: Menggunakan sinonim, antonim, hiponim, atau repetisi untuk memperkaya teks.
2. **Koherensi**: Mengacu pada kepaduan makna atau ide antarkalimat dalam sebuah paragraf. Ini berarti semua kalimat dalam paragraf harus memiliki hubungan makna yang logis dan saling mendukung gagasan utama paragraf. Sebuah paragraf dikatakan koheren jika alur pikirannya jelas, tidak melompat-lompat, dan setiap kalimat berkontribusi pada pengembangan ide pokok.
**Pentingnya Keduanya**: Baik kohesi maupun koherensi sangat penting untuk membuat paragraf yang baik karena:
* **Kohesi** memastikan bahwa kalimat-kalimat terhubung secara tata bahasa dan leksikal, membuat paragraf terasa ‘menyatu’ dan mudah diikuti secara struktural.
* **Koherensi** memastikan bahwa paragraf memiliki alur pikiran yang logis dan makna yang jelas, sehingga pembaca dapat memahami gagasan utama dan hubungan antargagasan tanpa kesulitan. Tanpa koherensi, paragraf akan terasa seperti kumpulan kalimat yang tidak berhubungan. Tanpa kohesi, bahkan jika idenya logis, paragraf akan terasa patah-patah dan tidak mengalir.
Keduanya bekerja sama untuk menciptakan paragraf yang utuh, mudah dipahami, dan efektif dalam menyampaikan pesan.
Pembahasan: Penjelasan mendetail tentang kohesi (kepaduan bentuk) dan koherensi (kepaduan makna) dengan unsur-unsur pembentuknya, serta alasan mengapa keduanya esensial untuk kualitas paragraf.
30. Tuliskan sebuah paragraf deskriptif singkat (minimal 5 kalimat) tentang ‘Suasana Pasar Tradisional’ dengan memperhatikan penggunaan kata sifat, kata kerja, dan tanda baca yang tepat.
Jawaban: Paragraf Deskriptif: ‘Suasana Pasar Tradisional’
“Pagi itu, Pasar Beringharjo sudah ramai oleh hiruk pikuk pembeli dan penjual. Aroma rempah-rempah yang kuat bercampur dengan bau ikan segar dan aneka buah-buahan matang memenuhi udara. Para pedagang dengan suara lantang menawarkan dagangan mereka; sayuran hijau segar, tumpukan bumbu dapur, serta berbagai jenis lauk-pauk tertata rapi di lapak-lapak sederhana. Pembeli hilir mudik, menawar harga dengan gesit, sembari membawa keranjang belanjaan yang hampir penuh. Di antara keramaian, terlihat senyum ramah dan interaksi hangat yang menjadi ciri khas kehidupan pasar tradisional yang tak lekang oleh waktu.”
Pembahasan: Paragraf ini menggunakan kata sifat (kuat, segar, matang, hijau, sederhana, gesit, ramah, hangat), kata kerja (ramai, bercampur, memenuhi, menawarkan, tertata, hilir mudik, menawar, membawa, terlihat, menjadi), dan tanda baca (koma, titik, titik koma) yang tepat untuk mendeskripsikan suasana pasar tradisional secara hidup dan koheren.
31. Jodohkanlah kata-kata di kolom kiri dengan makna yang sesuai di kolom kanan.
Jawaban: A-3, B-1, C-4, D-2
Pembahasan: Pencocokan kata dengan makna yang tepat: ‘abadi’ berarti kekal, ‘fiktif’ berarti bersifat khayalan, ‘kompleks’ berarti rumit, dan ‘valid’ berarti sah.
32. Jodohkanlah kaidah penulisan di kolom kiri dengan contoh yang benar di kolom kanan.
Jawaban: A-3, B-1, C-4, D-2
Pembahasan: Pencocokan kaidah dengan contoh yang benar: penulisan kata depan ‘di’ terpisah untuk tempat (‘di sekolah’), imbuhan ‘di-‘ serangkai untuk kata kerja pasif (‘dimakan’), huruf kapital untuk nama geografis (‘Danau Toba’), dan tanda koma untuk perincian (‘roti, susu, dan telur’).