Soal & Pembahasan Kaidah Kebahasaan Teks Berita: Uji Pemahaman Lengkap

Posted on

Soal & Pembahasan Kaidah Kebahasaan Teks Berita: Uji Pemahaman Lengkap

Artikel ini menyajikan kumpulan soal ujian komprehensif yang dirancang untuk menguji pemahaman Anda tentang kaidah kebahasaan dalam teks berita. Menguasai kaidah ini sangat penting untuk menganalisis, menulis, dan menginterpretasikan berita secara akurat. Jelajahi soal pilihan ganda, isian singkat, esai, dan menjodohkan yang mencakup kalimat langsung dan tidak langsung, verba pewarta, konjungsi temporal, keterangan waktu dan tempat, serta penggunaan bahasa baku. Pertajam keterampilan Anda dalam mengidentifikasi struktur gramatikal dan kosakata yang mendefinisikan pelaporan berita yang faktual dan objektif. Persiapkan diri Anda untuk penilaian akademis atau penulisan profesional dengan mendalami elemen inti yang membuat teks berita efektif dan kredibel.


Contoh Soal dan Pembahasan

1. Manakah kalimat berikut yang menggunakan kalimat langsung?

  • A. A. Juru bicara kepolisian mengatakan bahwa kasus itu masih dalam penyelidikan.
  • B. B. “Kami akan terus berupaya mencari solusi terbaik,” kata Direktur Perusahaan.
  • C. C. Pemerintah berjanji akan menindak tegas para pelaku korupsi.
  • D. D. Warga berharap agar pembangunan infrastruktur segera diselesaikan.

Jawaban: B

Pembahasan: Kalimat langsung ditandai dengan tanda petik dua (“) dan merupakan ujaran asli dari narasumber.

2. Dalam sebuah teks berita, penggunaan ‘verba pewarta’ berfungsi untuk…

  • A. A. Menunjukkan urutan waktu kejadian.
  • B. B. Memberi keterangan tempat peristiwa.
  • C. C. Mengantarkan kalimat kutipan atau pernyataan narasumber.
  • D. D. Menjelaskan detail peristiwa secara kronologis.

Jawaban: C

Pembahasan: Verba pewarta adalah kata kerja yang digunakan untuk mengindikasikan ucapan atau pernyataan seseorang, seperti ‘mengatakan’, ‘menjelaskan’, ‘menuturkan’.

3. Pilihlah kalimat yang mengandung konjungsi temporal.

  • A. A. Setelah rapat selesai, para menteri langsung menuju bandara.
  • B. B. Meskipun cuaca buruk, pertandingan tetap dilanjutkan.
  • C. C. Dia sangat cerdas, tetapi sedikit malas belajar.
  • D. D. Pohon itu tumbang karena diterjang angin kencang.

Jawaban: A

Pembahasan: Konjungsi temporal (penghubung waktu) digunakan untuk menjelaskan hubungan waktu antarperistiwa. ‘Setelah’ adalah contoh konjungsi temporal.

4. Identifikasikan kalimat yang merupakan bentuk kalimat tidak langsung.

  • A. A. “Situasi sudah terkendali,” tegas Kepala BNPB.
  • B. B. Gubernur menyatakan, “Kami siap membantu korban bencana.”
  • C. C. “Tolong segera evakuasi warga!” teriak petugas.
  • D. D. Presiden Jokowi menyatakan bahwa kebijakan baru akan segera diumumkan.

Jawaban: D

Pembahasan: Kalimat tidak langsung melaporkan ujaran seseorang tanpa mengutipnya secara langsung, biasanya diawali dengan kata penghubung seperti ‘bahwa’, ‘agar’, ‘untuk’.

5. Apa ciri utama bahasa yang digunakan dalam teks berita?

  • A. A. Menggunakan bahasa sehari-hari dan kiasan.
  • B. B. Menggunakan bahasa baku, lugas, dan komunikatif.
  • C. C. Mengutamakan gaya bahasa yang indah dan persuasif.
  • D. D. Banyak menggunakan kalimat majemuk yang kompleks.

Jawaban: B

Pembahasan: Teks berita harus menggunakan bahasa baku, lugas, dan komunikatif agar mudah dipahami oleh semua kalangan pembaca dan menjaga objektivitas.

6. Kata ‘mengatakan’, ‘menjelaskan’, ‘menuturkan’, dan ‘menyatakan’ termasuk jenis kata…

  • A. A. Verba pewarta
  • B. B. Kata sifat
  • C. C. Konjungsi kausalitas
  • D. D. Verba transitif

Jawaban: A

Pembahasan: Ini adalah contoh verba pewarta atau kata kerja yang digunakan untuk mengintroduksi kutipan atau pernyataan narasumber.

7. Bagian dari teks berita yang menjawab pertanyaan ‘kapan’ disebut…

  • A. A. Keterangan tempat
  • B. B. Keterangan cara
  • C. C. Keterangan waktu
  • D. D. Keterangan tujuan

Jawaban: C

Pembahasan: Keterangan waktu adalah unsur 5W+1H yang menjawab pertanyaan ‘kapan’ suatu peristiwa terjadi.

8. Dalam konteks kaidah kebahasaan teks berita, mengapa penggunaan pronomina (kata ganti) harus dibatasi atau dihindari di awal kalimat?

  • A. A. Untuk menjaga objektivitas dan kejelasan informasi.
  • B. B. Agar teks berita terdengar lebih formal.
  • C. C. Karena pronomina tidak termasuk bahasa baku.
  • D. D. Untuk mempersingkat durasi pembacaan berita.

Jawaban: A

Pembahasan: Untuk menjaga objektivitas dan kejelasan, teks berita cenderung menyebutkan subjek atau objek secara spesifik, bukan menggunakan kata ganti, terutama di awal kalimat atau saat memperkenalkan tokoh baru.

9. Kalimat mana yang paling mencerminkan objektivitas dalam pemberitaan?

  • A. A. Aksi demo itu sangat meresahkan dan tidak perlu dilakukan.
  • B. B. Ratusan demonstran berkumpul di depan gedung DPR menuntut kenaikan upah.
  • C. C. Sungguh disayangkan banyak fasilitas umum yang rusak akibat kerusuhan.
  • D. D. Pemerintah seharusnya lebih tanggap dalam menangani masalah ini.

Jawaban: B

Pembahasan: Kalimat yang objektif menyajikan fakta tanpa opini atau penilaian pribadi. Pilihan B hanya melaporkan kejadian tanpa menambahkan interpretasi.

10. Kata ‘kemudian’, ‘lalu’, ‘setelah itu’ adalah contoh dari…

  • A. A. Verba mental
  • B. B. Konjungsi kausalitas
  • C. C. Konjungsi temporal
  • D. D. Kata keterangan cara

Jawaban: C

Pembahasan: Kata-kata tersebut menunjukkan urutan waktu atau kejadian, sehingga termasuk konjungsi temporal.

11. Perhatikan kalimat berikut: ‘Warga mengeluhkan kenaikan harga bahan pokok yang terus terjadi.’ Kata ‘mengeluhkan’ termasuk jenis kata kerja…

  • A. A. Verba mental
  • B. B. Verba material
  • C. C. Verba relasional
  • D. D. Verba transitif

Jawaban: A

Pembahasan: Verba mental adalah kata kerja yang menggambarkan reaksi atau respons terhadap suatu tindakan, kondisi, atau keberadaan, seperti ‘merasa’, ‘memikirkan’, ‘mengeluhkan’.

12. Jika sebuah teks berita menggunakan kalimat seperti ‘diperkirakan’, ‘diduga’, ‘kemungkinan’, kaidah kebahasaan ini menunjukkan…

  • A. A. Adanya fakta yang sudah terverifikasi.
  • B. B. Adanya informasi yang belum pasti atau bersifat dugaan.
  • C. C. Penggunaan bahasa yang lebih lugas.
  • D. D. Peristiwa yang sudah terjadi di masa lampau.

Jawaban: B

Pembahasan: Kata-kata tersebut menunjukkan bahwa informasi tersebut belum pasti atau masih berupa asumsi, yang harus digunakan secara hati-hati dalam berita untuk menghindari penyajian fakta yang belum terverifikasi.

13. Mengapa teks berita harus fokus pada peristiwa dan bukan pada opini penulis?

  • A. A. Agar teks berita menjadi lebih panjang.
  • B. B. Untuk menarik perhatian pembaca lebih banyak.
  • C. C. Karena opini penulis tidak penting.
  • D. D. Untuk menjaga objektivitas dan kredibilitas berita.

Jawaban: D

Pembahasan: Fokus pada peristiwa dan objektivitas adalah prinsip dasar jurnalisme untuk menyajikan informasi faktual dan kredibel kepada publik.

14. Transformasi kalimat langsung ‘Presiden berkata, “Kita harus bersatu menghadapi tantangan ini.”‘ menjadi kalimat tidak langsung yang tepat adalah…

  • A. A. Presiden berkata, bahwa kita harus bersatu menghadapi tantangan ini.
  • B. B. Presiden mengatakan, ‘Kita harus bersatu menghadapi tantangan ini.’
  • C. C. Presiden mengatakan bahwa mereka harus bersatu menghadapi tantangan itu.
  • D. D. Presiden mengatakan, mereka harus bersatu menghadapi tantangan ini.

Jawaban: C

Pembahasan: Dalam mengubah kalimat langsung menjadi tidak langsung, tanda petik dihilangkan, dan seringkali ditambahkan kata penghubung ‘bahwa’. Kata ganti dan bentuk verba juga bisa berubah menyesuaikan konteks.

15. Unsur 5W+1H yang paling sering dijumpai dalam bentuk keterangan waktu dan tempat adalah…

  • A. A. When dan Where
  • B. B. Who dan What
  • C. C. Why dan How
  • D. D. What dan Why

Jawaban: A

Pembahasan: Unsur ‘When’ (kapan) dan ‘Where’ (di mana) secara langsung berkaitan dengan keterangan waktu dan tempat dalam kaidah kebahasaan teks berita.

16. Kalimat yang paling tepat untuk sebuah judul berita adalah…

  • A. A. Terjadi kecelakaan lalu lintas di jalan raya kemarin sore yang menyebabkan kemacetan panjang.
  • B. B. Kecelakaan Fatal: Truk Kontainer Tabrak Pembatas Jalan.
  • C. C. Sungguh menyedihkan sekali kecelakaan yang terjadi di jalan raya.
  • D. D. Masyarakat diimbau untuk berhati-hati saat berkendara di jalan raya.

Jawaban: B

Pembahasan: Judul berita harus singkat, padat, jelas, dan menarik, serta mencerminkan inti berita. Pilihan B paling memenuhi kriteria ini.

17. Dalam penulisan teks berita, urutan peristiwa disajikan secara…

  • A. A. Kronologis
  • B. B. Acak
  • C. C. Subjektif
  • D. D. Berdasarkan opini penulis

Jawaban: A

Pembahasan: Penyajian berita harus kronologis agar pembaca memahami alur kejadian dengan jelas.

18. Fungsi dari penggunaan kata keterangan waktu dan tempat dalam teks berita adalah…

  • A. A. Menambahkan gaya bahasa yang indah.
  • B. B. Membuat berita menjadi lebih panjang.
  • C. C. Memberikan informasi yang jelas tentang kapan dan di mana peristiwa terjadi.
  • D. D. Menarik perhatian pembaca dengan detail yang tidak relevan.

Jawaban: C

Pembahasan: Keterangan waktu dan tempat memberikan konteks yang jelas tentang kapan dan di mana peristiwa terjadi, menjadikannya faktual dan mudah dipahami.

19. Manakah dari frasa berikut yang menunjukkan netralitas dalam pelaporan berita?

  • A. A. Dengan jelas terlihat bahwa…
  • B. B. Sangat disayangkan bahwa…
  • C. C. Menurut keterangan saksi…
  • D. D. Kita semua tahu bahwa…

Jawaban: C

Pembahasan: Frasa ‘menurut keterangan saksi’ menunjukkan bahwa informasi berasal dari sumber tertentu dan bukan opini penulis, sehingga menjaga netralitas.

20. Kesalahan kaidah kebahasaan yang sering terjadi dalam teks berita adalah…

  • A. A. Penggunaan verba pewarta yang tepat.
  • B. B. Penggunaan bahasa yang terlalu santai atau tidak baku.
  • C. C. Penulisan keterangan waktu dan tempat yang jelas.
  • D. D. Penyajian fakta secara kronologis.

Jawaban: B

Pembahasan: Penggunaan bahasa yang tidak baku atau informal dapat mengurangi kredibilitas dan objektivitas berita.

21. Definisikan ‘verba pewarta’ dan berikan dua contoh kata yang termasuk jenis verba ini.

Jawaban: Verba pewarta adalah kata kerja yang digunakan untuk mengindikasikan atau mengantarkan ucapan, pernyataan, atau tanggapan dari narasumber dalam teks berita. Contoh: mengatakan, menjelaskan, menuturkan, menyatakan, berujar, mengklaim.

Pembahasan: Verba pewarta sangat penting dalam teks berita untuk memperkenalkan kutipan langsung atau tidak langsung dari narasumber, sehingga informasi yang disampaikan memiliki sumber yang jelas.

22. Jelaskan fungsi utama konjungsi temporal dalam sebuah teks berita.

Jawaban: Fungsi utama konjungsi temporal dalam teks berita adalah untuk menunjukkan urutan waktu kejadian atau peristiwa. Konjungsi ini membantu pembaca memahami kronologi peristiwa yang dilaporkan, membuat alur cerita berita menjadi runtut dan logis.

Pembahasan: Konjungsi temporal seperti ‘kemudian’, ‘setelah’, ‘sejak’, ‘saat’, ‘lalu’ sangat krusial dalam menyusun narasi berita agar pembaca dapat mengikuti perkembangan peristiwa dari awal hingga akhir.

23. Apa perbedaan mendasar antara kalimat langsung dan kalimat tidak langsung dalam pelaporan berita?

Jawaban: Perbedaan mendasar terletak pada cara mengutip ucapan. Kalimat langsung mengutip ucapan seseorang secara persis apa adanya dengan menggunakan tanda petik dua (“). Sementara itu, kalimat tidak langsung melaporkan kembali ucapan seseorang dengan mengubah susunan kalimat dan seringkali menggunakan kata penghubung seperti ‘bahwa’, ‘agar’, ‘untuk’, tanpa tanda petik dua.

Pembahasan: Kedua bentuk kalimat ini memiliki kegunaan yang berbeda. Kalimat langsung memberikan kesan autentik dan kekuatan pada kutipan, sedangkan kalimat tidak langsung memungkinkan penyesuaian gaya bahasa berita dan integrasi yang lebih halus dalam narasi.

24. Sebutkan tiga karakteristik kebahasaan utama yang harus ada dalam teks berita.

Jawaban: Tiga karakteristik kebahasaan utama teks berita adalah: 1. Menggunakan bahasa baku/formal. 2. Menggunakan kalimat langsung dan tidak langsung. 3. Menggunakan verba pewarta. (Tambahan: Menggunakan konjungsi temporal, keterangan waktu dan tempat, fokus pada peristiwa, objektivitas).

Pembahasan: Karakteristik ini memastikan teks berita mudah dipahami, kredibel, dan menyajikan informasi secara faktual tanpa bias.

25. Mengapa teks berita harus menggunakan bahasa baku (standar) dan lugas?

Jawaban: Teks berita harus menggunakan bahasa baku dan lugas agar informasi dapat dipahami dengan jelas dan seragam oleh semua lapisan masyarakat. Penggunaan bahasa baku juga menunjukkan objektivitas dan kredibilitas berita, menghindari ambiguitas atau interpretasi ganda, serta menjaga etika jurnalistik.

Pembahasan: Kejelasan dan keseragaman bahasa adalah kunci agar pesan berita tersampaikan secara efektif kepada khalayak luas tanpa menimbulkan kebingungan atau salah tafsir.

26. Analisis kutipan berita berikut dan identifikasi kaidah kebahasaan yang dominan: “Pemerintah akan segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi inflasi yang terus melonjak. ‘Kami serius dalam menangani masalah ini,’ ujar Menteri Keuangan saat konferensi pers di Jakarta, kemarin sore. Ia menambahkan bahwa upaya stabilisasi harga akan menjadi prioritas utama.” Jelaskan setiap kaidah yang Anda temukan.

Jawaban: Dalam kutipan berita tersebut, kaidah kebahasaan yang dominan adalah:
1. **Kalimat Langsung**: Terdapat pada bagian “‘Kami serius dalam menangani masalah ini,’ ujar Menteri Keuangan”. Ini adalah kutipan persis dari perkataan narasumber, ditandai dengan tanda petik dua.
2. **Verba Pewarta**: Kata ‘ujar’ digunakan untuk mengintroduksi kalimat langsung dari Menteri Keuangan. Kata ‘menambahkan’ juga berfungsi sebagai verba pewarta yang mengintroduksi pernyataan lanjutan dari narasumber.
3. **Keterangan Waktu**: Frasa ‘kemarin sore’ memberikan informasi tentang kapan peristiwa konferensi pers itu terjadi.
4. **Keterangan Tempat**: Frasa ‘di Jakarta’ memberikan informasi tentang di mana peristiwa konferensi pers itu berlangsung.
5. **Kalimat Tidak Langsung**: Bagian “Ia menambahkan bahwa upaya stabilisasi harga akan menjadi prioritas utama” adalah bentuk kalimat tidak langsung, di mana pernyataan narasumber disampaikan kembali oleh penulis berita tanpa mengutipnya secara langsung, ditandai dengan kata ‘bahwa’.

Pembahasan: Analisis ini menunjukkan pemahaman mendalam tentang bagaimana elemen-elemen kebahasaan ini bekerja sama untuk menyusun sebuah berita yang informatif dan kredibel, dengan sumber yang jelas dan konteks yang lengkap.

27. Diskusikan pentingnya objektivitas dan pelaporan faktual dalam teks berita, khususnya kaitannya dengan pilihan kosakata dan struktur kalimat. Berikan contoh bagaimana pilihan kata dapat memengaruhi persepsi pembaca.

Jawaban: Objektivitas dan pelaporan faktual adalah pilar utama dalam jurnalisme. Dalam teks berita, objektivitas berarti menyajikan informasi apa adanya tanpa bias, opini, atau penilaian pribadi penulis. Hal ini sangat terkait dengan pilihan kosakata dan struktur kalimat.

**Pilihan Kosakata**: Penggunaan kata-kata netral sangat krusial. Misalnya, daripada menggunakan kata ‘massa anarkis’ (yang berkonotasi negatif), lebih objektif menggunakan ‘kelompok demonstran’ atau ‘ratusan warga’. Kata ‘diduga’, ‘menurut sumber’, atau ‘pihak berwenang mengatakan’ lebih objektif daripada langsung menyatakan sesuatu sebagai fakta mutlak jika belum terverifikasi. Pilihan kata yang emosional atau provokatif dapat memanipulasi persepsi pembaca. Contoh: ‘Warga sangat menderita’ (subjektif) vs. ‘Warga terdampak banjir mengungsi ke tempat aman’ (faktual).

**Struktur Kalimat**: Kalimat harus lugas, jelas, dan menghindari ambiguitas. Penggunaan kalimat pasif seringkali membantu menjaga objektivitas dengan menekankan tindakan atau peristiwa daripada pelakunya (misalnya, ‘Dana hibah telah disalurkan’ daripada ‘Pemerintah menyalurkan dana hibah’ jika fokusnya pada penyaluran dan bukan pelakunya). Menghindari frasa yang mengandung opini seperti ‘jelas bahwa…’ atau ‘seharusnya…’ juga penting. Struktur kalimat yang bertele-tele atau terlalu kompleks juga dapat menyembunyikan fakta atau membuatnya sulit dipahami, mengurangi objektivitas.

Dengan demikian, pilihan kosakata dan struktur kalimat yang cermat memastikan bahwa berita disajikan secara adil, akurat, dan tidak memihak, sehingga memungkinkan pembaca untuk membentuk penilaian mereka sendiri berdasarkan fakta.

Pembahasan: Jawaban ini menjelaskan hubungan antara objektivitas berita dengan aspek kebahasaan, memberikan contoh konkret bagaimana pilihan kata dapat mengubah makna dan persepsi. Ini menunjukkan pemahaman mendalam tentang etika dan praktik jurnalisme yang baik.

28. Jelaskan bagaimana unsur 5W+1H (Who, What, When, Where, Why, How) secara linguistik disampaikan dalam sebuah teks berita. Berikan contoh untuk setiap unsur.

Jawaban: Unsur 5W+1H adalah kerangka dasar dalam penulisan berita. Secara linguistik, unsur-unsur ini disampaikan melalui berbagai kaidah kebahasaan:
1. **Who (Siapa)**: Disampaikan melalui penyebutan nama orang, jabatan, organisasi, atau kelompok yang terlibat. Contoh: ‘**Presiden Joko Widodo**’, ‘**Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat**’, ‘**perwakilan buruh**’.
2. **What (Apa)**: Disampaikan melalui penjelasan tentang peristiwa atau kejadian yang dilaporkan. Ini seringkali menjadi inti dari kalimat utama. Contoh: ‘**Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM)**’, ‘**penemuan situs purbakala baru**’, ‘**peluncuran program vaksinasi massal**’.
3. **When (Kapan)**: Disampaikan melalui keterangan waktu, baik tanggal, hari, jam, atau frasa waktu. Contoh: ‘**Kemarin sore**’, ‘**pada hari Selasa, 15 November 2023**’, ‘**sejak awal bulan ini**’, ‘**dini hari tadi**’.
4. **Where (Di Mana)**: Disampaikan melalui keterangan tempat, lokasi spesifik atau umum. Contoh: ‘**di Gedung Parlemen**’, ‘**di Jalan Sudirman**’, ‘**di sebuah desa terpencil di Papua**’, ‘**di ibu kota Jakarta**’.
5. **Why (Mengapa)**: Disampaikan melalui konjungsi kausalitas atau penjelasan sebab-akibat. Contoh: ‘**karena curah hujan tinggi**’, ‘**akibat kelalaian petugas**’, ‘**untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat**’.
6. **How (Bagaimana)**: Disampaikan melalui keterangan cara atau urutan peristiwa yang menjelaskan proses terjadinya sesuatu. Contoh: ‘**melalui proses negosiasi yang panjang**’, ‘**dengan menerapkan protokol kesehatan ketat**’, ‘**secara bertahap**’.

Setiap unsur ini terintegrasi dalam kalimat dan paragraf berita, membentuk narasi yang lengkap dan informatif.

Pembahasan: Jawaban ini menguraikan setiap elemen 5W+1H dan mengaitkannya dengan bentuk linguistik spesifik yang digunakan dalam teks berita, memberikan contoh yang jelas untuk setiap kategori. Ini menunjukkan pemahaman yang komprehensif tentang struktur informasi dalam berita.

29. Bandingkan dan kontraskan penggunaan kalimat aktif dan pasif dalam pelaporan berita, serta jelaskan dampaknya terhadap penekanan informasi dan kejelasan.

Jawaban: Dalam pelaporan berita, baik kalimat aktif maupun pasif memiliki peran dan dampaknya masing-masing terhadap penekanan informasi dan kejelasan.

**Kalimat Aktif**:
* **Ciri**: Subjek melakukan tindakan. Struktur: Subjek + Predikat (verba aktif) + Objek.
* **Dampak**: Memberikan penekanan pada pelaku tindakan. Lebih langsung dan seringkali membuat kalimat lebih ringkas dan dinamis. Cocok digunakan ketika identitas pelaku penting dan ingin ditonjolkan.
* **Contoh**: ‘Pemerintah meresmikan jalan tol baru.’ (Penekanan pada ‘Pemerintah’ sebagai pelaku).

**Kalimat Pasif**:
* **Ciri**: Subjek dikenai tindakan. Struktur: Subjek + Predikat (verba pasif, sering dengan imbuhan ‘di-‘ atau ‘ter-‘) + (oleh) Pelaku.
* **Dampak**: Memberikan penekanan pada tindakan atau objek yang dikenai tindakan, bukan pada pelakunya. Sering digunakan ketika pelaku tidak diketahui, kurang penting, atau untuk menjaga objektivitas (misalnya, agar tidak terkesan menyalahkan). Kalimat pasif juga dapat membuat berita terdengar lebih formal dan resmi.
* **Contoh**: ‘Jalan tol baru diresmikan oleh pemerintah.’ (Penekanan pada ‘Jalan tol baru’ dan tindakan peresmian).

**Perbandingan dan Kontras**:
* **Penekanan**: Aktif menekankan pelaku; Pasif menekankan tindakan/objek.
* **Kejelasan**: Aktif cenderung lebih langsung dan mudah dipahami, sementara pasif bisa lebih formal dan terkadang sedikit lebih berbelit jika tidak digunakan dengan tepat.
* **Objektivitas**: Pasif sering digunakan untuk objektivitas, terutama saat pelaku tidak relevan atau tidak ingin disorot. Aktif lebih lugas dalam menunjuk pelaku.

**Kesimpulan**: Pemilihan antara aktif dan pasif bergantung pada informasi apa yang ingin ditonjolkan oleh jurnalis. Keduanya penting untuk menyampaikan berita secara efektif, namun penggunaan yang tepat akan memaksimalkan dampak dan kejelasan informasi yang disampaikan kepada pembaca.

Pembahasan: Jawaban ini secara jelas membandingkan dan mengkontraskan kalimat aktif dan pasif, menyoroti ciri-ciri, dampak, dan relevansinya dalam konteks pelaporan berita, termasuk aspek penekanan informasi dan objektivitas.

30. Kritiklah kalimat berita berikut berdasarkan kaidah kebahasaan teks berita dan berikan perbaikan yang sesuai: ‘Sungguh kasihan warga yang terpaksa mengungsi akibat banjir bandang kemarin. Pemerintah harusnya lebih sigap dalam penanganan bencana seperti ini.’

Jawaban: Kalimat berita tersebut memiliki beberapa pelanggaran kaidah kebahasaan teks berita:

**Kritik:**
1. **Penggunaan Kata Emosional/Subjektif**: Frasa ‘Sungguh kasihan’ dan ‘Pemerintah harusnya’ adalah ungkapan emosional dan opini pribadi penulis. Teks berita harus objektif dan faktual, menghindari penilaian atau simpati pribadi.
2. **Kurangnya Netralitas**: Pernyataan ‘Pemerintah harusnya lebih sigap’ adalah bentuk kritik atau saran yang tidak sesuai dengan kaidah objektivitas berita. Berita seharusnya melaporkan apa yang terjadi, bukan apa yang ‘seharusnya’ terjadi menurut penulis.
3. **Gaya Bahasa Kurang Baku/Lugas**: Penggunaan ‘harusnya’ lebih terkesan informal. Bahasa berita harus baku dan lugas.

**Perbaikan yang Sesuai:**
“Ratusan warga terpaksa mengungsi akibat banjir bandang yang melanda kemarin. Pihak berwenang tengah mengupayakan penanganan dan bantuan bagi korban bencana.”

**Penjelasan Perbaikan:**
* Mengganti ‘Sungguh kasihan’ dengan ‘Ratusan warga terpaksa mengungsi’ untuk menyajikan fakta secara netral.
* Menghilangkan ‘Pemerintah harusnya lebih sigap’ dan menggantinya dengan ‘Pihak berwenang tengah mengupayakan penanganan dan bantuan bagi korban bencana’ untuk menjaga objektivitas dan melaporkan tindakan yang sedang dilakukan tanpa memberikan penilaian atau saran.

Pembahasan: Jawaban ini mengidentifikasi dengan tepat pelanggaran kaidah kebahasaan (subjektivitas, opini, ketidakbakuan) dan memberikan perbaikan yang konkret, menjelaskan mengapa perbaikan tersebut lebih sesuai dengan standar jurnalisme. Ini menunjukkan pemahaman kritis terhadap penulisan berita.

31. Jodohkan elemen kebahasaan dengan fungsinya dalam teks berita.

Kolom A
Kolom B
1. Verba Pewarta
A. Menunjukkan urutan waktu kejadian
2. Konjungsi Temporal
B. Memberi informasi kapan dan di mana peristiwa terjadi
3. Keterangan Waktu dan Tempat
C. Mengantarkan pernyataan narasumber
4. Bahasa Baku
D. Menjamin objektivitas dan kredibilitas informasi

Jawaban: {“1”: “C”, “2”: “D”, “3”: “A”, “4”: “B”}

Pembahasan: Pencocokan ini menguji pemahaman tentang fungsi spesifik dari setiap elemen kebahasaan dalam konteks penulisan berita.

32. Jodohkan contoh kalimat dengan kaidah kebahasaan yang dominan.

Kolom A
Kolom B
1. “Kami akan segera bertindak,” kata juru bicara.
A. Pemerintah mengumumkan bahwa harga listrik naik.
2. Setelah rapat, para delegasi langsung menuju lokasi.
B. Warga merasa khawatir dengan kondisi lingkungan.
3. Menteri Keuangan menyatakan bahwa defisit anggaran terkendali.
C. Kalimat Langsung
4. Warga berharap bantuan segera tiba.
D. Kalimat Tidak Langsung

Jawaban: {“1”: “C”, “2”: “A”, “3”: “D”, “4”: “B”}

Pembahasan: Pencocokan ini menguji kemampuan mengidentifikasi kaidah kebahasaan berdasarkan contoh kalimat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *