Jelajahi dunia Teori Labeling dengan koleksi latihan soal komprehensif ini. Teori labeling adalah salah satu perspektif penting dalam sosiologi dan kriminologi yang menjelaskan bagaimana identitas menyimpang dan perilaku kriminal terbentuk bukan hanya karena tindakan itu sendiri, tetapi juga melalui reaksi dan pelabelan oleh masyarakat dan agen kontrol sosial. Dikembangkan oleh tokoh seperti Howard Becker dan Edwin Lemert, teori ini menyoroti peran stigma, self-fulfilling prophecy, dan konsep deviasi primer serta sekunder. Kumpulan soal ini dirancang untuk menguji pemahaman Anda tentang konsep-konsep kunci, tokoh-tokoh penting, kritik, dan implikasi teori labeling dalam berbagai konteks sosial. Baik Anda seorang pelajar sosiologi, kriminologi, atau sekadar ingin mendalami fenomena penyimpangan sosial, latihan soal pilihan ganda, isian singkat, uraian, dan menjodohkan ini akan membantu Anda menguasai materi secara mendalam. Tingkatkan pengetahuan Anda tentang bagaimana label sosial dapat membentuk realitas individu dan kelompok.

Contoh Soal soal teori labeling
A. Pilihan Ganda
1. Teori labeling dalam sosiologi berfokus pada:
- A. Faktor genetik penyebab kejahatan
- B. Struktur ekonomi sebagai akar masalah sosial
- C. Reaksi masyarakat terhadap perilaku menyimpang dan dampaknya pada individu
- D. Konflik kelas sebagai pendorong penyimpangan
- E. Peran agama dalam mencegah penyimpangan
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: C
Pembahasan: Teori labeling menekankan pada bagaimana masyarakat dan agen kontrol sosial mendefinisikan dan mereaksi terhadap perilaku, yang kemudian membentuk identitas menyimpang seseorang.
2. Siapakah salah satu tokoh utama yang mengembangkan Teori Labeling?
- A. Howard Becker
- B. Karl Marx
- C. Emile Durkheim
- D. Max Weber
- E. Auguste Comte
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: A
Pembahasan: Howard Becker adalah salah satu tokoh penting dalam pengembangan Teori Labeling, terutama dengan karyanya ‘Outsiders’.
3. Konsep ‘deviasi primer’ dalam Teori Labeling mengacu pada:
- A. Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh anak-anak
- B. Pelanggaran norma awal yang tidak secara fundamental mengubah konsep diri pelaku
- C. Perilaku menyimpang yang disengaja dan terencana
- D. Tindakan kriminal yang mendapatkan hukuman berat
- E. Perilaku menyimpang yang sudah menjadi gaya hidup
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: B
Pembahasan: Deviasi primer adalah tindakan menyimpang awal yang mungkin tidak disadari atau tidak secara signifikan mengubah identitas diri seseorang.
4. Apa yang dimaksud dengan ‘deviasi sekunder’ menurut Edwin Lemert?
- A. Tindakan menyimpang yang dilakukan berulang kali
- B. Kejahatan yang dilakukan oleh kelompok terorganisir
- C. Perilaku menyimpang yang berkembang sebagai respons terhadap labeling sosial
- D. Penyimpangan yang terjadi karena faktor ekonomi
- E. Bentuk penyimpangan yang paling ringan
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: C
Pembahasan: Deviasi sekunder adalah perilaku menyimpang yang muncul sebagai respons terhadap label negatif yang diberikan masyarakat, di mana individu mulai menginternalisasi label tersebut dan bertindak sesuai dengannya.
5. Fenomena di mana seseorang mulai bertindak sesuai dengan label negatif yang diberikan kepadanya oleh masyarakat disebut:
- A. Anomie
- B. Alienasi
- C. Integrasi sosial
- D. Self-fulfilling prophecy
- E. Koersi sosial
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: D
Pembahasan: Self-fulfilling prophecy adalah ketika keyakinan atau label yang diberikan kepada seseorang akhirnya menjadi kenyataan karena orang tersebut mulai bertindak sesuai dengan label tersebut.
6. Menurut Erving Goffman, ‘stigma’ adalah…
- A. Atribut yang mendiskreditkan seseorang dan mengurangi nilainya di mata orang lain
- B. Tanda pengenal anggota kelompok sosial
- C. Simbol status sosial yang tinggi
- D. Ciri fisik yang menarik
- E. Prestasi akademik yang luar biasa
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: A
Pembahasan: Stigma adalah atribut yang sangat mendiskreditkan seseorang, menjadikannya ‘cacat’ di mata orang lain dan seringkali mengarah pada diskriminasi.
7. Siapakah yang memperkenalkan konsep ‘moral entrepreneur’ dalam konteks Teori Labeling?
- A. Edwin Lemert
- B. Howard Becker
- C. Erving Goffman
- D. Frank Tannenbaum
- E. Robert Merton
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: B
Pembahasan: Howard Becker memperkenalkan konsep ‘moral entrepreneur’ untuk merujuk pada individu atau kelompok yang mengadvokasi aturan dan nilai-nilai tertentu, seringkali mengarah pada pelabelan perilaku sebagai menyimpang.
8. Salah satu dampak negatif dari labeling terhadap individu adalah:
- A. Internalissi identitas menyimpang
- B. Peningkatan integrasi sosial
- C. Peningkatan kepercayaan diri
- D. Penguatan hubungan keluarga
- E. Kemudahan mendapatkan pekerjaan
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: A
Pembahasan: Label negatif dapat menyebabkan individu menginternalisasi identitas menyimpang, yang pada akhirnya dapat mendorong mereka untuk terus melakukan perilaku menyimpang.
9. Teori Labeling sangat dipengaruhi oleh perspektif sosiologi yang dikenal sebagai:
- A. Fungsionalisme struktural
- B. Teori konflik
- C. Interaksionisme simbolik
- D. Fenomenologi
- E. Teori pilihan rasional
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: C
Pembahasan: Teori Labeling berakar pada interaksionisme simbolik karena fokusnya pada bagaimana makna dan identitas dibangun melalui interaksi dan simbol, termasuk label.
10. Kritik utama terhadap Teori Labeling adalah bahwa teori ini cenderung…
- A. Terlalu menekankan pada faktor biologis
- B. Kurang menjelaskan penyebab awal deviasi primer
- C. Mengabaikan peran agen kontrol sosial
- D. Terlalu fokus pada kelas sosial
- E. Tidak relevan di masyarakat modern
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: B
Pembahasan: Salah satu kritik umum adalah bahwa teori ini kurang menjelaskan penyebab awal perilaku menyimpang (deviasi primer) dan lebih fokus pada reaksi terhadapnya.
11. Dalam konteks Teori Labeling, sistem peradilan pidana sering dianggap sebagai agen yang…
- A. Selalu rehabilitatif
- B. Tidak memiliki dampak sosial
- C. Hanya menghukum tanpa melabeli
- D. Tidak relevan dengan teori ini
- E. Memberikan label formal kepada individu
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: E
Pembahasan: Sistem peradilan pidana memiliki kekuatan untuk secara resmi memberikan label ‘kriminal’ atau ‘pelanggar hukum’ kepada individu, yang memiliki konsekuensi signifikan terhadap identitas dan kehidupan mereka.
12. Ketika seorang anak di sekolah terus-menerus disebut ‘nakal’ oleh guru dan teman-temannya, lalu ia mulai berperilaku semakin nakal, ini adalah contoh dari…
- A. Self-fulfilling prophecy
- B. Deviasi primer
- C. Integrasi sosial
- D. Kohesi sosial
- E. Kontrol sosial internal
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: A
Pembahasan: Ini adalah contoh klasik dari self-fulfilling prophecy, di mana label ‘nakal’ yang diberikan memicu perilaku yang sesuai dengan label tersebut.
13. Konsep ‘master status’ dalam Teori Labeling mengacu pada:
- A. Status sosial tertinggi dalam masyarakat
- B. Posisi yang diwariskan sejak lahir
- C. Status yang diperoleh melalui pendidikan
- D. Status yang mengalahkan semua status lain dalam membentuk identitas seseorang
- E. Status yang bersifat sementara
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: D
Pembahasan: Master status adalah status yang paling dominan dalam identitas seseorang, yang seringkali menutupi status-status lain, seperti label ‘mantan narapidana’ yang bisa menutupi identitas lain seperti ‘ayah’ atau ‘pekerja keras’.
14. Menurut Frank Tannenbaum, proses ‘dramatization of evil’ terjadi ketika…
- A. Kejahatan disiarkan secara langsung di televisi
- B. Reaksi masyarakat terhadap tindakan menyimpang kecil mengubah definisi tindakan dan individu
- C. Pelaku kejahatan mengakui kesalahannya di depan umum
- D. Pemerintah membuat undang-undang baru untuk menanggulangi kejahatan
- E. Media massa memberitakan kejahatan secara sensasional
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: B
Pembahasan: Dramatization of evil adalah ketika reaksi masyarakat terhadap tindakan menyimpang kecil mengubah definisi tindakan tersebut dan individu pelakunya, seringkali memperburuk situasinya.
15. Teori Labeling berpendapat bahwa deviasi bukanlah kualitas intrinsik dari suatu tindakan, melainkan…
- A. Konsekuensi dari penerapan aturan dan sanksi oleh orang lain
- B. Hasil dari faktor biologis
- C. Pilihan rasional individu
- D. Turunan dari struktur genetik
- E. Penyakit mental
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: A
Pembahasan: Teori Labeling menekankan bahwa deviasi adalah produk dari reaksi dan interpretasi sosial, bukan sifat bawaan dari tindakan itu sendiri.
16. Seorang individu yang setelah dibebaskan dari penjara terus dicurigai dan kesulitan mendapatkan pekerjaan karena label ‘mantan narapidana’ sedang mengalami dampak dari:
- A. Deviasi primer
- B. Integrasi sosial
- C. Kontrol sosial internal
- D. Stigma dan master status
- E. Anomie
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: D
Pembahasan: Ini adalah contoh bagaimana label yang diberikan oleh sistem peradilan dapat melekat dan menciptakan stigma, menghambat reintegrasi sosial individu.
17. Dalam konteks pendidikan, labeling dapat terjadi ketika guru memberi label ‘murid bodoh’ kepada seorang siswa, yang kemudian membuat siswa tersebut…
- A. Menjadi lebih termotivasi untuk belajar
- B. Kehilangan motivasi dan berprestasi buruk
- C. Mencari bantuan tambahan dari guru lain
- D. Menjadi lebih populer di kalangan teman
- E. Membantu teman-teman yang kesulitan
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: B
Pembahasan: Label negatif dapat menurunkan motivasi dan kepercayaan diri siswa, menyebabkan mereka berprestasi buruk sesuai dengan label tersebut (self-fulfilling prophecy).
18. Manakah pernyataan yang PALING SESUAI dengan Teori Labeling?
- A. Semua kejahatan berakar pada kemiskinan.
- B. Penyimpangan adalah sifat bawaan manusia.
- C. Reaksi sosial menciptakan deviasi dan identitas menyimpang.
- D. Hukum selalu adil dan tidak memihak.
- E. Setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk sukses tanpa memandang latar belakang.
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: C
Pembahasan: Teori Labeling sangat menekankan bahwa reaksi masyarakat terhadap suatu tindakanlah yang menentukan apakah tindakan itu dianggap menyimpang atau tidak, dan bagaimana individu yang melakukannya akan didefinisikan.
19. Menurut Teori Labeling, siapa yang memiliki kekuatan untuk memberikan label ‘menyimpang’?
- A. Hanya agen kontrol sosial (polisi, pengadilan)
- B. Hanya masyarakat umum
- C. Hanya media massa
- D. Hanya individu yang berkuasa
- E. Semua yang disebutkan di atas
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: E
Pembahasan: Semua pihak yang disebutkan (agen kontrol sosial, masyarakat umum, media) memiliki peran dalam proses pelabelan yang dapat membentuk identitas menyimpang.
20. Salah satu konsep yang erat kaitannya dengan Teori Labeling adalah ‘degradasi status’ yang diperkenalkan oleh Harold Garfinkel. Apa yang dimaksud dengan degradasi status?
- A. Penurunan pangkat dalam pekerjaan
- B. Hilangnya kekayaan secara tiba-tiba
- C. Proses publik di mana identitas moral individu direduksi menjadi identitas yang lebih rendah
- D. Perubahan status dari lajang menjadi menikah
- E. Kenaikan status sosial
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: C
Pembahasan: Degradasi status adalah proses publik di mana identitas moral seseorang secara drastis direduksi dan digantikan dengan identitas yang lebih rendah atau menyimpang, sering terjadi dalam proses hukum.
B. Isian Singkat
1. Siapakah tokoh yang membedakan antara deviasi primer dan deviasi sekunder?
Jawaban: Edwin Lemert
2. Istilah untuk proses di mana seseorang mulai bertindak sesuai dengan label yang diberikan kepadanya oleh masyarakat adalah…
Jawaban: Self-fulfilling prophecy
3. Menurut Erving Goffman, atribut yang sangat mendiskreditkan seseorang dan mengurangi nilainya di mata orang lain disebut…
Jawaban: Stigma
4. Pendekatan sosiologis yang menjadi dasar Teori Labeling, dengan fokus pada interaksi dan makna simbolik, adalah…
Jawaban: Interaksionisme simbolik
5. Dalam Teori Labeling, orang atau kelompok yang secara aktif mengadvokasi pembentukan aturan moral dan penerapan label disebut…
Jawaban: Moral entrepreneur
C. Menjodohkan
1. Jodohkan tokoh dengan konsep atau karyanya yang relevan dalam Teori Labeling.
| Premis | Respon |
|---|---|
| Howard Becker | Outsiders; Moral Entrepreneur |
| Edwin Lemert | Deviasi Primer dan Sekunder |
| Erving Goffman | Stigma |
| Frank Tannenbaum | Dramatization of Evil |
2. Jodohkan istilah kunci dalam Teori Labeling dengan definisinya yang tepat.
| Premis | Respon |
|---|---|
| Deviasi Primer | Tindakan menyimpang awal yang tidak mengubah identitas diri secara fundamental. |
| Deviasi Sekunder | Perilaku menyimpang yang terjadi sebagai respons terhadap label negatif yang diberikan. |
| Stigma | Atribut yang sangat mendiskreditkan seseorang di mata orang lain. |
| Self-fulfilling prophecy | Ramalan atau label yang menjadi kenyataan karena individu bertindak sesuai dengannya. |
D. Uraian
1. Jelaskan secara mendalam perbedaan antara deviasi primer dan deviasi sekunder menurut Edwin Lemert, serta berikan contoh untuk masing-masing.
Deviasi primer adalah tindakan menyimpang awal yang bersifat sporadis, tidak terorganisir, dan tidak secara fundamental mengubah konsep diri atau identitas sosial individu. Pelaku mungkin tidak menganggap dirinya menyimpang. Contoh: Seorang remaja yang sesekali mencuri permen di toko tanpa menganggap dirinya sebagai ‘pencuri’. Deviasi sekunder adalah perilaku menyimpang yang terjadi sebagai respons terhadap label negatif yang diberikan oleh masyarakat atau agen kontrol sosial. Individu mulai menginternalisasi label tersebut, mengubah konsep dirinya, dan perilaku menyimpang menjadi bagian dari identitasnya. Contoh: Remaja yang sering mencuri permen itu tertangkap, dilabeli ‘pencuri’ oleh masyarakat dan sistem hukum, lalu ia mulai bergaul dengan kelompok pencuri lain dan secara sadar mengadopsi identitas sebagai ‘kriminal’, sehingga terus melakukan tindakan pencurian yang lebih serius.
2. Bagaimana konsep ‘self-fulfilling prophecy’ bekerja dalam konteks teori labeling untuk menjelaskan mengapa seseorang dapat terus melakukan tindakan menyimpang?
Konsep ‘self-fulfilling prophecy’ menjelaskan bahwa ketika seseorang diberi label negatif (misalnya, ‘pembuat onar’, ‘bodoh’, ‘kriminal’) oleh masyarakat atau figur otoritas, label tersebut dapat menciptakan ekspektasi tentang perilakunya. Individu yang dilabeli mungkin mulai menginternalisasi ekspektasi ini dan mengubah konsep dirinya sesuai dengan label tersebut. Sebagai hasilnya, ia akan mulai bertindak dengan cara yang konsisten dengan label tersebut, sehingga ‘ramalan’ (label) tersebut menjadi kenyataan. Misalnya, seorang anak yang dilabeli ‘nakal’ mungkin merasa tidak ada gunanya berusaha menjadi baik karena orang sudah menganggapnya begitu, sehingga ia terus melakukan perilaku nakal. Ini menciptakan siklus di mana label memperkuat perilaku menyimpang.
3. Diskusikan peran dan dampak label negatif yang diberikan oleh masyarakat terhadap identitas diri individu yang menyimpang.
Label negatif yang diberikan oleh masyarakat memiliki peran krusial dalam membentuk identitas diri individu yang menyimpang. Pertama, label tersebut dapat menjadi ‘master status’ yang menutupi semua identitas positif lainnya. Kedua, label negatif seringkali disertai dengan stigma, yang menyebabkan diskriminasi dan pengucilan sosial. Dampaknya, individu yang dilabeli mungkin mengalami penurunan harga diri, isolasi sosial, dan kesulitan dalam berintegrasi kembali ke masyarakat. Mereka mungkin merasa terperangkap dalam peran yang diberikan oleh label tersebut, mendorong mereka untuk mengadopsi identitas menyimpang sebagai satu-satunya pilihan yang tersedia, bahkan membentuk kelompok sosial dengan individu yang memiliki label serupa. Ini pada akhirnya memperkuat deviasi sekunder dan menghambat rehabilitasi.
4. Analisis kritik utama terhadap Teori Labeling. Apakah teori ini memiliki keterbatasan dalam menjelaskan semua bentuk penyimpangan?
Kritik utama terhadap Teori Labeling meliputi: 1) Kurang menjelaskan penyebab awal deviasi primer: Teori ini cenderung fokus pada reaksi terhadap perilaku menyimpang daripada mengapa tindakan menyimpang itu terjadi pertama kali. 2) Terlalu pasif dalam memandang individu: Teori ini terkadang digambarkan seolah-olah individu hanya korban label tanpa agensi untuk menolaknya. 3) Mengabaikan faktor struktural: Teori ini kurang memperhatikan faktor-faktor seperti kemiskinan, ketidaksetaraan, atau struktur kekuasaan yang mungkin mendorong perilaku menyimpang. 4) Potensi untuk meromantisasi penyimpangan: Beberapa kritikus berpendapat bahwa teori ini bisa membuat penyimpang terlihat sebagai korban yang tidak bersalah. Ya, teori ini memiliki keterbatasan dalam menjelaskan semua bentuk penyimpangan. Misalnya, untuk kejahatan serius atau kekerasan yang jelas-jelas merugikan tanpa memandang reaksi sosial, Teori Labeling mungkin tidak memberikan penjelasan yang memadai tentang motif awalnya. Namun, teori ini sangat kuat dalam menjelaskan bagaimana sistem sosial mempertahankan dan bahkan memperburuk penyimpangan melalui proses pelabelan.
5. Berikan contoh kasus nyata atau skenario di mana teori labeling dapat diterapkan untuk memahami suatu fenomena sosial, dan jelaskan bagaimana label berperan dalam kasus tersebut.
Contoh kasus: Seorang anak dari lingkungan kumuh yang terlibat dalam perkelahian kecil di sekolah. Awalnya, ini mungkin hanya deviasi primer. Namun, jika guru dan kepala sekolah segera melabelinya sebagai ‘anak bermasalah’ atau ‘bakal kriminal’ di depan teman-temannya, dan terus-menerus mengawasinya dengan curiga, label tersebut mulai berperan. Anak tersebut mungkin mulai merasa bahwa tidak ada gunanya berusaha menjadi ‘baik’ karena ia sudah dianggap ‘buruk’. Ia mungkin dijauhi oleh teman-teman yang ‘baik’ dan akhirnya bergaul dengan kelompok yang juga dilabeli ‘bermasalah’. Dalam kelompok ini, perilaku menyimpang menjadi dinormalisasi dan identitas ‘anak bermasalah’ semakin terinternalisasi, mendorongnya ke deviasi sekunder yang lebih serius, seperti bolos sekolah, mencuri, atau terlibat geng. Di sini, label ‘anak bermasalah’ yang diberikan oleh agen kontrol sosial (sekolah) dan masyarakat telah membentuk realitas anak tersebut, mengubah tindakan awal yang kecil menjadi pola perilaku menyimpang yang lebih permanen.