Selamat datang di sesi latihan soal Teori Anomie! Halaman ini dirancang khusus untuk membantu Anda menguasai salah satu konsep fundamental dalam sosiologi, yaitu Teori Anomie yang dicetuskan oleh Émile Durkheim dan dikembangkan lebih lanjut oleh Robert K. Merton. Memahami anomie sangat penting untuk menganalisis berbagai bentuk penyimpangan sosial, mulai dari kejahatan hingga bunuh diri, yang terjadi akibat ketidakjelasan norma atau ketidaksesuaian antara tujuan budaya dan sarana yang sah. Dalam latihan ini, Anda akan menemukan beragam jenis soal: 20 pilihan ganda untuk menguji pemahaman konsep dasar, 5 isian singkat untuk mengasah ingatan akan istilah kunci, 5 uraian untuk melatih kemampuan analisis dan sintesis, serta 2 soal menjodohkan untuk mengaitkan konsep dengan definisinya. Setiap soal telah disusun untuk mencakup aspek-aspek penting dari Teori Anomie, termasuk peran Durkheim dalam mengenalkan konsep normlessness, serta Teori Ketegangan Merton dengan lima mode adaptasinya (konformitas, inovasi, ritualisme, retretisme, dan pemberontakan). Dengan berlatih soal-soal ini, Anda tidak hanya akan memperdalam pemahaman teoretis tetapi juga meningkatkan keterampilan Anda dalam mengaplikasikan teori ini pada fenomena sosial nyata. Siapkan diri Anda untuk menguasai Teori Anomie!

Contoh Soal soal teori anomie
A. Pilihan Ganda
1. Siapa tokoh sosiologi yang pertama kali memperkenalkan konsep anomie?
- a. Max Weber
- b. Karl Marx
- c. Émile Durkheim
- d. Talcott Parsons
- e. Robert K. Merton
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: c
Pembahasan: Émile Durkheim adalah sosiolog yang memperkenalkan konsep anomie dalam studinya tentang bunuh diri.
2. Menurut Durkheim, anomie terjadi ketika…
- a. Individu terlalu terintegrasi dalam masyarakat.
- b. Norma-norma sosial menjadi kabur atau melemah.
- c. Ada konflik kelas yang intens.
- d. Masyarakat mengalami pertumbuhan ekonomi yang stabil.
- e. Individu memiliki tujuan hidup yang jelas.
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: b
Pembahasan: Durkheim mengaitkan anomie dengan kondisi ketidakjelasan atau melemahnya norma sosial yang mengatur perilaku individu.
3. Konsep anomie Durkheim paling sering dikaitkan dengan studinya tentang…
- a. Kejahatan
- b. Kemiskinan
- c. Bunuh diri
- d. Revolusi sosial
- e. Diskriminasi ras
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: c
Pembahasan: Durkheim mengembangkan konsep anomie secara ekstensif dalam bukunya ‘Le Suicide’ (Bunuh Diri).
4. Robert K. Merton mengembangkan teori anomie Durkheim menjadi…
- a. Teori konflik
- b. Teori interaksionisme simbolik
- c. Teori fungsionalisme struktural
- d. Teori ketegangan (Strain Theory)
- e. Teori pilihan rasional
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: d
Pembahasan: Merton mengembangkan konsep anomie menjadi Teori Ketegangan (Strain Theory), yang menjelaskan bagaimana ketidaksesuaian antara tujuan budaya dan sarana yang sah dapat menyebabkan penyimpangan.
5. Menurut Merton, penyimpangan sosial terjadi ketika ada ketidaksesuaian antara…
- a. Peran sosial dan status sosial.
- b. Nilai-nilai individu dan nilai-nilai kelompok.
- c. Tujuan budaya dan sarana institusional yang sah.
- d. Hukum formal dan hukum informal.
- e. Identitas personal dan identitas sosial.
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: c
Pembahasan: Merton menekankan bahwa ketidaksesuaian antara tujuan yang dihargai masyarakat (tujuan budaya) dan cara yang tersedia secara sah untuk mencapainya (sarana institusional) adalah akar penyimpangan.
6. Berikut ini adalah salah satu mode adaptasi individu terhadap ketegangan sosial menurut Merton, KECUALI…
- a. Konformitas
- b. Inovasi
- c. Ritualisme
- d. Integrasi
- e. Retretisme
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: d
Pembahasan: Lima mode adaptasi Merton adalah Konformitas, Inovasi, Ritualisme, Retretisme, dan Pemberontakan. Integrasi bukan salah satunya.
7. Mode adaptasi di mana individu menerima tujuan budaya dan menerima sarana institusional yang sah disebut…
- a. Inovasi
- b. Ritualisme
- c. Konformitas
- d. Retretisme
- e. Pemberontakan
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: c
Pembahasan: Konformitas adalah mode adaptasi di mana individu menerima tujuan budaya dan juga sarana yang sah untuk mencapainya.
8. Seorang individu yang ingin kaya (tujuan budaya) tetapi menggunakan cara-cara ilegal seperti pencurian atau korupsi (menolak sarana sah) dikategorikan dalam mode adaptasi…
- a. Ritualisme
- b. Retretisme
- c. Pemberontakan
- d. Inovasi
- e. Konformitas
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: d
Pembahasan: Inovasi adalah ketika individu menerima tujuan budaya tetapi menolak sarana institusional yang sah, lalu mencari cara baru (seringkali ilegal) untuk mencapai tujuan tersebut.
9. Seorang birokrat yang sudah tidak peduli dengan tujuan karier yang lebih tinggi tetapi tetap patuh pada aturan dan prosedur kantor setiap hari termasuk dalam mode adaptasi…
- a. Inovasi
- b. Ritualisme
- c. Retretisme
- d. Konformitas
- e. Pemberontakan
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: b
Pembahasan: Ritualisme adalah ketika individu menolak atau melupakan tujuan budaya tetapi tetap berpegang teguh pada sarana institusional yang sah.
10. Kelompok pecandu narkoba yang menarik diri dari masyarakat dan tidak lagi mengejar tujuan budaya maupun sarana sah termasuk dalam mode adaptasi…
- a. Inovasi
- b. Ritualisme
- c. Retretisme
- d. Pemberontakan
- e. Konformitas
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: c
Pembahasan: Retretisme adalah ketika individu menolak tujuan budaya dan juga menolak sarana institusional yang sah, seringkali dengan menarik diri dari masyarakat.
11. Mode adaptasi yang melibatkan penolakan terhadap tujuan dan sarana yang ada, kemudian berusaha menggantinya dengan tujuan dan sarana baru, adalah…
- a. Inovasi
- b. Ritualisme
- c. Retretisme
- d. Pemberontakan
- e. Konformitas
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: d
Pembahasan: Pemberontakan (Rebellion) adalah mode adaptasi di mana individu menolak tujuan dan sarana yang ada, lalu berusaha menggantinya dengan sistem nilai dan norma yang baru.
12. Menurut Durkheim, anomie lebih mungkin terjadi pada masyarakat yang mengalami…
- a. Stabilitas sosial yang tinggi.
- b. Perubahan sosial yang lambat.
- c. Transisi ekonomi atau sosial yang cepat.
- d. Integrasi sosial yang kuat.
- e. Solidaritas mekanik yang dominan.
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: c
Pembahasan: Durkheim berpendapat bahwa anomie sering muncul dalam periode perubahan sosial atau ekonomi yang cepat, di mana norma-norma lama tidak lagi relevan dan norma-norma baru belum terbentuk.
13. Salah satu kritik terhadap Teori Anomie Merton adalah bahwa teori ini cenderung…
- a. Terlalu fokus pada penyimpangan di kalangan kelas atas.
- b. Mengabaikan faktor struktur sosial.
- c. Terlalu menekankan pada penyimpangan individu dan mengabaikan penyimpangan kolektif.
- d. Tidak menjelaskan mengapa beberapa individu dalam situasi ketegangan yang sama tidak menyimpang.
- e. Terlalu bergantung pada pendekatan psikologis.
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: d
Pembahasan: Salah satu kritik umum adalah bahwa teori ini tidak sepenuhnya menjelaskan mengapa beberapa individu yang mengalami ketegangan yang sama memilih untuk tidak menyimpang, sementara yang lain melakukannya.
14. Anomie yang bersifat akut (akut anomie) menurut Durkheim biasanya terjadi saat…
- a. Tingkat kriminalitas menurun drastis.
- b. Ekonomi mengalami resesi atau boom mendadak.
- c. Masyarakat mencapai keseimbangan sempurna.
- d. Pendidikan merata di seluruh lapisan masyarakat.
- e. Sistem hukum sangat ketat.
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: b
Pembahasan: Anomie akut terjadi saat ada gangguan mendadak pada keseimbangan sosial, seperti krisis ekonomi atau lonjakan kemakmuran yang tiba-tiba, yang mengubah harapan dan norma secara drastis.
15. Apa yang dimaksud dengan ‘sarana institusional yang sah’ dalam Teori Ketegangan Merton?
- a. Tujuan-tujuan yang diinginkan masyarakat.
- b. Norma-norma moral yang berlaku.
- c. Cara-cara yang diterima secara sosial dan legal untuk mencapai tujuan.
- d. Sistem nilai individu.
- e. Struktur kekuasaan dalam masyarakat.
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: c
Pembahasan: Sarana institusional yang sah mengacu pada metode-metode yang disetujui secara sosial, legal, dan etis untuk mencapai tujuan budaya.
16. Contoh ‘tujuan budaya’ dalam masyarakat modern yang sering disebutkan Merton adalah…
- a. Memiliki keluarga harmonis.
- b. Mendapatkan pendidikan tinggi.
- c. Mencapai kesuksesan finansial dan status.
- d. Hidup sehat dan bahagia.
- e. Berpartisipasi dalam politik.
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: c
Pembahasan: Merton sering menggunakan kesuksesan finansial dan status sosial sebagai contoh tujuan budaya yang sangat dihargai dalam masyarakat kapitalis.
17. Perbedaan utama antara anomie Durkheim dan Merton terletak pada…
- a. Durkheim fokus pada individu, Merton pada struktur sosial.
- b. Durkheim fokus pada perubahan sosial, Merton pada ketidaksesuaian tujuan dan sarana.
- c. Durkheim mengabaikan norma, Merton menekankan norma.
- d. Durkheim hanya melihat anomie negatif, Merton melihat anomie positif.
- e. Durkheim berbasis di Amerika, Merton di Eropa.
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: b
Pembahasan: Durkheim melihat anomie sebagai kondisi normlessness akibat perubahan sosial cepat, sedangkan Merton melihatnya sebagai ketegangan dari ketidaksesuaian antara tujuan budaya dan sarana yang sah.
18. Apabila sebuah masyarakat memiliki tujuan budaya yang sangat ditekankan (misalnya, menjadi kaya raya) tetapi memberikan sedikit kesempatan atau sarana yang sah bagi sebagian besar anggotanya untuk mencapai tujuan tersebut, maka menurut Merton akan muncul potensi…
- a. Konformitas yang tinggi.
- b. Integrasi sosial yang kuat.
- c. Tingkat inovasi atau penyimpangan yang meningkat.
- d. Solidaritas organik yang stabil.
- e. Ritualisme yang dominan.
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: c
Pembahasan: Ketika ada tekanan kuat untuk mencapai tujuan budaya tetapi sarana sah terbatas, individu cenderung mencari cara alternatif (seringkali inovatif dan menyimpang) untuk mencapai tujuan tersebut.
19. Salah satu faktor yang dapat mengurangi anomie dalam masyarakat menurut Durkheim adalah…
- a. Peningkatan individualisme.
- b. Pelemahan kontrol sosial.
- c. Penguatan solidaritas sosial dan integrasi.
- d. Perubahan sosial yang sangat cepat.
- e. Ketidakjelasan norma.
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: c
Pembahasan: Durkheim percaya bahwa anomie dapat dikurangi melalui penguatan solidaritas dan integrasi sosial, yang memberikan individu rasa memiliki dan panduan norma yang jelas.
20. Teori anomie Merton sangat relevan untuk menjelaskan fenomena penyimpangan seperti…
- a. Konflik antar etnis.
- b. Gerakan sosial pro-lingkungan.
- c. Kejahatan kerah putih (white-collar crime).
- d. Perubahan mode pakaian.
- e. Pembentukan kelompok hobi.
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: c
Pembahasan: Kejahatan kerah putih seringkali melibatkan individu yang menerima tujuan kesuksesan finansial tetapi menggunakan sarana ilegal (inovasi) untuk mencapainya, yang sangat sesuai dengan penjelasan Merton.
B. Isian Singkat
1. Siapa tokoh yang mengembangkan Teori Ketegangan (Strain Theory) sebagai pengembangan dari konsep anomie?
Jawaban: Robert K. Merton
2. Menurut Durkheim, anomie adalah kondisi masyarakat yang mengalami ___________ norma.
Jawaban: Ketidakjelasan/Kelemahan/Ketiadaan
3. Mode adaptasi menurut Merton di mana individu menolak tujuan budaya tetapi tetap mengikuti sarana institusional yang sah disebut __________.
Jawaban: Ritualisme
4. Fenomena bunuh diri yang disebabkan oleh kondisi anomie dijelaskan secara rinci dalam karya monumental Émile Durkheim yang berjudul __________.
Jawaban: Le Suicide (Bunuh Diri)
5. Apa mode adaptasi menurut Merton di mana individu menolak baik tujuan budaya maupun sarana institusional yang sah, lalu menarik diri dari masyarakat?
Jawaban: Retretisme
C. Menjodohkan
1. Pasangkan konsep berikut dengan penjelasannya yang tepat.
| Premis | Respon |
|---|---|
| Émile Durkheim | Pencetus konsep anomie sebagai keadaan tanpa norma |
| Robert K. Merton | Mengembangkan teori anomie menjadi strain theory |
| Konformitas | Mode adaptasi menerima tujuan dan sarana |
| Retretisme | Mode adaptasi menolak tujuan dan sarana |
| Inovasi | Mode adaptasi menerima tujuan tapi menolak sarana |
2. Pasangkan istilah berikut dengan karakteristiknya.
| Premis | Respon |
|---|---|
| Anomie Durkheim | Ketidakjelasan norma akibat perubahan cepat |
| Anomie Merton | Ketegangan antara tujuan dan sarana |
| Ritualisme | Menolak tujuan tapi patuh sarana |
| Pemberontakan | Menolak tujuan dan sarana lalu menggantinya |
| Tujuan Budaya | Cita-cita yang dihargai masyarakat |
D. Uraian
1. Jelaskan perbedaan mendasar antara konsep anomie yang dikemukakan oleh Émile Durkheim dan Robert K. Merton.
Durkheim memahami anomie sebagai kondisi ketidakjelasan atau kelemahan norma sosial yang terjadi akibat perubahan sosial yang cepat, menyebabkan individu kehilangan orientasi dan tujuan. Merton, di sisi lain, mengembangkan anomie menjadi Teori Ketegangan (Strain Theory), di mana penyimpangan sosial muncul dari ketidaksesuaian antara tujuan budaya yang dihargai masyarakat dan sarana institusional yang sah untuk mencapai tujuan tersebut. Bagi Durkheim, masalahnya adalah kurangnya norma; bagi Merton, masalahnya adalah ketidaksetaraan akses terhadap sarana yang sah meskipun tujuan budaya diterima.
2. Analisis salah satu mode adaptasi Merton (selain Konformitas) dan berikan contoh konkretnya dalam kehidupan sehari-hari.
(Contoh jawaban untuk ‘Inovasi’) Inovasi adalah mode adaptasi di mana individu menerima tujuan budaya yang ditetapkan oleh masyarakat (misalnya, kesuksesan finansial, kekayaan) tetapi menolak atau tidak memiliki akses terhadap sarana institusional yang sah untuk mencapainya. Akibatnya, individu mencari cara-cara baru, seringkali ilegal atau tidak etis, untuk mencapai tujuan tersebut. Contoh: Seorang individu yang sangat ingin menjadi kaya raya dan memiliki gaya hidup mewah (tujuan budaya) tetapi tidak memiliki pendidikan tinggi atau kesempatan kerja yang memadai (kurangnya sarana sah), kemudian memilih untuk terlibat dalam kegiatan penipuan online atau narkoba untuk mendapatkan uang dengan cepat. Mereka berinovasi dalam mencari cara, meskipun menyimpang dari norma.
3. Bagaimana Teori Anomie Durkheim dapat membantu kita memahami fenomena penyimpangan sosial di era pandemi COVID-19 atau krisis ekonomi?
Teori Anomie Durkheim relevan untuk memahami penyimpangan di era pandemi atau krisis ekonomi karena kondisi-kondisi tersebut seringkali menyebabkan perubahan sosial yang sangat cepat dan mendalam. Pandemi atau krisis dapat mengganggu norma-norma kehidupan sehari-hari, menyebabkan hilangnya pekerjaan, perubahan nilai-nilai, dan ketidakpastian masa depan. Norma-norma lama mungkin tidak lagi berlaku, sementara norma-norma baru belum sepenuhnya terbentuk atau diterima. Ketidakjelasan normatif ini dapat menyebabkan individu merasa kehilangan arah, putus asa, dan lebih rentan terhadap perilaku menyimpang seperti peningkatan kasus bunuh diri, kecanduan, atau kejahatan, karena struktur sosial yang sebelumnya stabil menjadi goyah.
4. Jelaskan kritik utama terhadap Teori Ketegangan Merton.
Kritik utama terhadap Teori Ketegangan Merton meliputi: 1. Fokus pada Kelas Bawah: Teori ini cenderung lebih baik dalam menjelaskan penyimpangan di kalangan kelas bawah yang memiliki akses terbatas pada sarana sah, namun kurang menjelaskan penyimpangan di kalangan kelas atas (misalnya, kejahatan kerah putih) yang sebenarnya memiliki sarana tetapi tetap memilih menyimpang. 2. Tidak Menjelaskan Non-Penyimpangan: Teori ini tidak sepenuhnya menjelaskan mengapa beberapa individu yang mengalami ketegangan yang sama tidak melakukan penyimpangan, melainkan tetap berpegang pada konformitas atau mencari solusi non-menyimpang. 3. Terlalu Rasional: Asumsi bahwa individu secara rasional memilih mode adaptasi mungkin terlalu menyederhanakan kompleksitas motivasi manusia. 4. Mengabaikan Penyimpangan Non-Ekonomi: Teori ini berfokus pada tujuan budaya seperti kekayaan, kurang menjelaskan bentuk penyimpangan lain yang tidak terkait langsung dengan tujuan ekonomi.
5. Apa saja langkah-langkah yang dapat diambil masyarakat atau pemerintah untuk mengurangi kondisi anomie berdasarkan pemahaman Durkheim dan Merton?
Berdasarkan Durkheim, untuk mengurangi anomie, masyarakat perlu memperkuat integrasi sosial dan menegaskan kembali norma-norma yang jelas melalui institusi seperti keluarga, pendidikan, dan agama. Membangun rasa komunitas dan solidaritas dapat memberikan individu tujuan dan pedoman perilaku. Berdasarkan Merton, untuk mengurangi anomie yang timbul dari ketegangan, pemerintah dan masyarakat harus bekerja untuk mengurangi kesenjangan antara tujuan budaya dan akses terhadap sarana institusional yang sah. Ini bisa dilakukan melalui kebijakan yang meningkatkan kesempatan pendidikan dan pekerjaan bagi semua lapisan masyarakat, mengurangi ketidaksetaraan ekonomi, serta memastikan bahwa sistem hukum dan ekonomi berlaku adil dan memberikan peluang yang setara.