Meskipun Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) telah digantikan oleh Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) sejak tahun 2015, pemahaman akan kaidah ejaan yang benar tetap krusial. Banyak sumber dan dokumen lama masih menggunakan EYD, dan transisi ini sering menimbulkan kebingungan. Artikel ini menyajikan serangkaian latihan soal komprehensif yang mencakup aspek-aspek penting dari kedua pedoman ejaan, mulai dari penggunaan huruf kapital, huruf miring, penulisan kata, hingga penggunaan tanda baca. Dengan mengerjakan soal-soal ini, Anda akan mengasah kemampuan dalam menerapkan kaidah ejaan yang tepat, membedakan antara aturan lama dan baru, serta meningkatkan kemahiran berbahasa Indonesia Anda. Persiapkan diri Anda untuk menghadapi berbagai tantangan dalam penulisan formal maupun informal, memastikan setiap tulisan Anda sesuai dengan standar kebahasaan yang berlaku.

Contoh Soal Latihan Soal EYD dan PUEBI: Kuasai Kaidah Bahasa Indonesia yang Benar
A. Pilihan Ganda
-
Soal: Penulisan huruf kapital yang benar terdapat pada kalimat…
- A. Dia lahir di bulan maret.
- B. Ayah membeli buku Sejarah Indonesia di Toko Buku Gramedia.
- C. Presiden Joko Widodo akan berkunjung ke provinsi jawa barat.
- D. Bahasa inggris adalah mata pelajaran favoritku.
Jawaban: B. Ayah membeli buku Sejarah Indonesia di Toko Buku Gramedia.
Penjelasan: Huruf kapital digunakan untuk nama diri geografi dan nama buku. ‘Sejarah Indonesia’ adalah nama buku, dan ‘Toko Buku Gramedia’ adalah nama toko. -
Soal: Pernyataan yang benar mengenai penggunaan huruf miring adalah…
- A. Huruf miring digunakan untuk menegaskan bagian kata atau kelompok kata.
- B. Huruf miring digunakan untuk menulis kata-kata daerah.
- C. Huruf miring digunakan untuk menulis nama buku, majalah, atau surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
- D. Huruf miring digunakan untuk menulis nama diri dan nama geografi.
Jawaban: C. Huruf miring digunakan untuk menulis nama buku, majalah, atau surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Penjelasan: PUEBI menyatakan bahwa huruf miring digunakan untuk menulis nama buku, majalah, atau surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka. -
Soal: Penulisan gabungan kata yang benar adalah…
- A. Dia adalah seorang duta besar untuk negara itu.
- B. Kami akan makan siang seka ligus rapat.
- C. Pertandingan antar negara itu sangat seru.
- D. Kita harus bertanggung jawab atas pekerjaan ini.
Jawaban: A. Dia adalah seorang duta besar untuk negara itu.
Penjelasan: Gabungan kata yang sudah padu seperti ‘duta besar’ ditulis terpisah. Pilihan lain salah karena ‘sekaligus’ dan ‘antarnegara’ seharusnya digabung, dan ‘bertanggung jawab’ seharusnya terpisah. -
Soal: Penggunaan tanda koma (,) yang tepat terdapat pada kalimat…
- A. Oleh karena itu dia harus belajar lebih giat.
- B. Ibu membeli sayur, buah, dan daging di pasar.
- C. Saya senang membaca buku novel dan puisi.
- D. Saya akan datang jika diundang.
Jawaban: B. Ibu membeli sayur, buah, dan daging di pasar.
Penjelasan: Tanda koma digunakan untuk memisahkan unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan sebelum kata ‘dan’ atau ‘atau’ jika ada lebih dari dua unsur. -
Soal: Penulisan kata depan ‘di’ dan ‘ke’ yang benar adalah…
- A. Buku itu diletakkan dimeja.
- B. Kami akan pergi kesana nanti sore.
- C. Mereka pergi ke sekolah di pagi hari.
- D. Dia sedang menulis disurat kabar.
Jawaban: C. Mereka pergi ke sekolah di pagi hari.
Penjelasan: Kata depan ‘di’ dan ‘ke’ sebagai penunjuk tempat ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. ‘Di sekolah’ dan ‘ke pasar’ adalah contoh yang benar. -
Soal: Kalimat yang menggunakan tanda hubung (-) dengan benar adalah…
- A. Dia lahir pada tanggal 10-12-1990.
- B. Anak-anak bermain di halaman.
- C. Jakarta-Bandung sekarang bisa ditempuh 2 jam.
- D. Se-Indonesia merayakan kemerdekaan.
Jawaban: B. Anak-anak bermain di halaman.
Penjelasan: Tanda hubung digunakan untuk merangkai kata ulang seperti ‘anak-anak’. -
Soal: Manakah penulisan angka dan bilangan yang sesuai PUEBI?
- A. Ada 25 siswa yang mengikuti lomba itu.
- B. Dia membeli tiga puluh lima ekor ayam.
- C. Mereka berhasil mengumpulkan 5.000.000 rupiah.
- D. Peringkat ke-2 diraih oleh tim kami.
Jawaban: A. Ada 25 siswa yang mengikuti lomba itu.
Penjelasan: Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf (misalnya ‘dua belas’). Jika lebih dari dua kata atau merupakan angka yang penting, dapat ditulis dengan angka. Untuk jumlah yang tidak terlalu besar dan mudah dibaca, angka boleh digunakan. ’25 siswa’ adalah penulisan yang umum dan benar. -
Soal: Penulisan singkatan yang tepat adalah…
- A. Buku itu ditulis oleh Prof. Dr. Andi.
- B. Sdr. Anita tidak bisa hadir hari ini.
- C. DPR RI telah mengesahkan undang undang baru.
- D. Dia bekerja di PT. Jaya Abadi.
Jawaban: B. Sdr. Anita tidak bisa hadir hari ini.
Penjelasan: Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik. ‘Sdr.’ adalah singkatan dari Saudara. -
Soal: Penggunaan tanda titik dua (:) yang benar adalah…
- A. Ketua: Budi, Sekretaris: Ani, Bendahara: Caca.
- B. Kita memerlukan: pensil, buku, dan penggaris.
- C. Dia bertanya: “Kapan kamu pulang?”
- D. Alamatnya di Jalan Mawar Nomor 10: Jakarta.
Jawaban: A. Ketua: Budi, Sekretaris: Ani, Bendahara: Caca.
Penjelasan: Tanda titik dua digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian atau penjelasan, atau sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. -
Soal: Kalimat berikut yang menggunakan partikel ‘pun’ dengan benar adalah…
- A. Apa pun yang terjadi, kita harus kuat.
- B. Ibu sedang memasak walau pun hujan deras.
- C. Kita harus datang tepat waktu meskipun pun jauh.
- D. Sekali pun dia tidak datang, acara harus tetap berjalan.
Jawaban: D. Sekali pun dia tidak datang, acara harus tetap berjalan.
Penjelasan: Partikel ‘pun’ ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya, kecuali pada kata-kata yang sudah padu seperti ‘adapun’, ‘bagaimanapun’, ‘maupun’, ‘ataupun’, ‘walaupun’, ‘meskipun’, ‘sekalipun’. Dalam konteks ini, ‘sekali pun’ berarti ‘walaupun hanya sekali’. -
Soal: Penulisan unsur serapan yang sesuai PUEBI adalah…
- A. Sistem komputerisasi baru saja diimplementasikan.
- B. Kita harus menjaga kwalitas produk.
- C. Perkembangan tehnologi sangat pesat.
- D. Dia sedang melakukan analisa data.
Jawaban: A. Sistem komputerisasi baru saja diimplementasikan.
Penjelasan: Kata ‘komputerisasi’ dan ‘implementasikan’ adalah bentuk serapan yang sudah baku dalam bahasa Indonesia. Pilihan lain menggunakan bentuk yang belum baku atau tidak sesuai kaidah serapan (‘kwalitas’ seharusnya ‘kualitas’, ‘tehnologi’ seharusnya ‘teknologi’, ‘analisa’ seharusnya ‘analisis’). -
Soal: Penggunaan tanda elipsis (…) yang tepat adalah…
- A. Dia sangat lelah…
- B. “…jadi, kita harus bekerja sama,” kata kepala desa.
- C. Saya tidak tahu… apa yang harus saya lakukan.
- D. Dia hanya diam… tidak menjawab pertanyaan itu.
Jawaban: B. “…jadi, kita harus bekerja sama,” kata kepala desa.
Penjelasan: Tanda elipsis digunakan untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan. Jika di awal atau akhir kutipan, digunakan untuk menandai bagian yang dihilangkan dari kutipan tersebut. -
Soal: Manakah kalimat yang memiliki penulisan gelar yang benar?
- A. Rina S.Pd. adalah guru bahasa Indonesia.
- B. Prof. Dr. Ahmad, S.H., M.Hum. adalah rektor.
- C. Dr. Ir. Budi Santoso, M.Sc. akan memberikan kuliah umum.
- D. Dia adalah seorang insinyur, Ir. Joko Susilo.
Jawaban: C. Dr. Ir. Budi Santoso, M.Sc. akan memberikan kuliah umum.
Penjelasan: Gelar akademik ditulis di belakang nama orang dan diawali dengan tanda koma. Setiap singkatan gelar diikuti dengan tanda titik. Jika ada lebih dari satu gelar, pisahkan dengan koma. -
Soal: Penulisan kata sandang ‘si’ dan ‘sang’ yang benar adalah…
- A. SiRusa itu lari ketakutan.
- B. SangPangeran datang menjemput.
- C. Dia memanggil siJono.
- D. Sang Kancil sangat cerdik, sedangkan si Pitung pemberani.
Jawaban: D. Sang Kancil sangat cerdik, sedangkan si Pitung pemberani.
Penjelasan: Kata sandang ‘si’ dan ‘sang’ ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. -
Soal: Kalimat yang menggunakan tanda pisah (—) dengan tepat adalah…
- A. Jakarta—Bogor kini lebih cepat ditempuh.
- B. Tanggal 15—20 Agustus 2024 adalah libur nasional.
- C. Rangkaian kunjungan ini—termasuk pertemuan dengan presiden—berlangsung selama seminggu.
- D. Dia lahir pada tahun 1990—sekarang 2024.
Jawaban: C. Rangkaian kunjungan ini—termasuk pertemuan dengan presiden—berlangsung selama seminggu.
Penjelasan: Tanda pisah digunakan untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat, atau untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan lain. Dapat juga digunakan untuk menyatakan jangkauan waktu atau nilai. -
Soal: Penulisan nama geografis yang diikuti nama jenis yang benar adalah…
- A. Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa.
- B. Sungai Musi mengalir di Palembang.
- C. Dia sedang menyeberangi Selat Karimata.
- D. Kita berwisata ke Danau Toba.
Jawaban: A. Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa.
Penjelasan: Nama geografis yang diikuti nama jenis ditulis dengan huruf kapital untuk nama geografisnya dan huruf kecil untuk nama jenisnya, kecuali jika nama jenis tersebut merupakan bagian dari nama diri. ‘Gunung Semeru’ adalah nama diri, ‘gunung’ adalah nama jenis. -
Soal: Pernyataan mana yang paling tepat mengenai perbedaan EYD dan PUEBI dalam penulisan bilangan?
- A. EYD tidak mengatur penulisan bilangan, sedangkan PUEBI mengaturnya.
- B. PUEBI mengharuskan semua bilangan ditulis dengan huruf, sedangkan EYD dengan angka.
- C. EYD membolehkan bilangan pada awal kalimat ditulis dengan angka, PUEBI tidak.
- D. PUEBI lebih fleksibel dalam penulisan bilangan yang besar dengan angka atau huruf.
Jawaban: D. PUEBI lebih fleksibel dalam penulisan bilangan yang besar dengan angka atau huruf.
Penjelasan: PUEBI mempertahankan banyak aturan EYD, tetapi ada beberapa penyesuaian, termasuk dalam penulisan bilangan. PUEBI cenderung memberikan kelonggaran untuk bilangan besar yang ditulis dengan angka, terutama dalam konteks teknis atau ilmiah, sementara EYD kadang lebih kaku dalam mengharuskan penulisan dengan huruf untuk bilangan tertentu. -
Soal: Penulisan kata ‘maha’ yang benar adalah…
- A. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melindungi kita.
- B. Dia adalah maha guru di perguruan tinggi itu.
- C. Kita harus selalu bersyukur kepada tuhan yang maha pengasih.
- D. Buku itu membahas tentang maha karya sastra dunia.
Jawaban: A. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melindungi kita.
Penjelasan: Kata ‘maha’ yang diikuti kata dasar atau imbuhan yang menunjukkan sifat Tuhan ditulis serangkai (misalnya ‘Mahakuasa’, ‘Mahabesar’). Namun, jika diikuti kata berimbuhan gabung yang bukan kata dasar, seperti ‘Maha Esa’, ditulis terpisah. -
Soal: Penggunaan tanda petik tunggal (‘…’) yang benar adalah…
- A. Dia mengatakan ‘Saya akan datang’.
- B. “Dia berteriak, ‘Merdeka!’ dengan lantang.”
- C. Kata ‘majemuk’ berarti ‘gabungan’.
- D. Bacalah puisi ‘Aku’ karya Chairil Anwar.
Jawaban: B. “Dia berteriak, ‘Merdeka!’ dengan lantang.”
Penjelasan: Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain. -
Soal: Manakah kalimat yang menunjukkan penggunaan huruf tebal yang benar?
- A. Kata **sangat** penting untuk ditekankan.
- B. Dia adalah **seorang** mahasiswa.
- C. Bab 1 Pendahuluan
- D. Saya membaca buku **Laskar Pelangi**.
Jawaban: C. Bab 1 Pendahuluan
Penjelasan: Huruf tebal digunakan untuk menulis judul buku, bab, atau daftar isi, atau untuk menegaskan bagian tertentu dari tulisan.
B. Isian Singkat
-
Soal: Apa kepanjangan dari EYD dan PUEBI?Jawaban: EYD adalah Ejaan Yang Disempurnakan. PUEBI adalah Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
-
Soal: Kapan waktu diberlakukannya PUEBI secara resmi menggantikan EYD?Jawaban: PUEBI diberlakukan secara resmi menggantikan EYD pada tanggal 26 November 2015.
-
Soal: Sebutkan dua fungsi utama dari pedoman ejaan bahasa Indonesia!Jawaban: Dua fungsi utama pedoman ejaan adalah sebagai kerangka acuan dalam penulisan bahasa Indonesia yang baku dan sebagai alat standarisasi dalam penulisan bahasa Indonesia.
-
Soal: Bagaimana penulisan yang benar untuk ‘tanggal 17 agustus’ jika merujuk pada hari kemerdekaan Indonesia?Jawaban: Penulisan yang benar adalah ‘tanggal 17 Agustus’.
-
Soal: Berikan contoh penulisan kata ulang yang benar!Jawaban: Contoh: anak-anak, buku-buku, rumah-rumah, mondar-mandir, lauk-pauk.
C. Menjodohkan
-
Soal: Pasangkan kaidah ejaan di kolom kiri dengan contoh penulisan yang tepat di kolom kanan.
Premis A Premis B 1. Penulisan nama gelar ??? 2. Penulisan kata sandang ??? 3. Penulisan partikel ‘per’ yang berarti ‘mulai’ ??? 4. Penulisan partikel ‘se-‘ yang berarti ‘seluruh’ ??? Kunci Jawaban (Pasangan):- 1. Penulisan nama gelar ↔ A. Sang Merah Putih
- 2. Penulisan kata sandang ↔ B. Se-Indonesia
- 3. Penulisan partikel ‘per’ yang berarti ‘mulai’ ↔ C. Dr. Hadi Sumanto, S.H.
- 4. Penulisan partikel ‘se-‘ yang berarti ‘seluruh’ ↔ D. Harga per meter
-
Soal: Cocokkan jenis tanda baca di kolom kiri dengan fungsi utamanya di kolom kanan.
Premis A Premis B 1. Tanda titik (.) ??? 2. Tanda koma (,) ??? 3. Tanda petik dua (“…”) ??? 4. Tanda elipsis (…) ??? Kunci Jawaban (Pasangan):- 1. Tanda titik (.) ↔ A. Memisahkan unsur pemerincian
- 2. Tanda koma (,) ↔ B. Mengapit petikan langsung
- 3. Tanda petik dua (“…”) ↔ C. Menunjukkan jeda panjang atau bagian yang dihilangkan
- 4. Tanda elipsis (…) ↔ D. Mengakhiri kalimat pernyataan
D. Uraian
-
Soal: Jelaskan mengapa, meskipun sudah ada PUEBI, pemahaman tentang EYD masih dianggap penting di Indonesia!Jawaban: Meskipun PUEBI telah menggantikan EYD, pemahaman tentang EYD masih sangat penting karena beberapa alasan. Pertama, banyak dokumen, buku, dan arsip lama yang ditulis menggunakan kaidah EYD. Memahami EYD membantu dalam membaca dan menginterpretasikan dokumen-dokumen tersebut tanpa kebingungan. Kedua, transisi dari EYD ke PUEBI tidak selalu mulus dan instan di semua kalangan. Masih banyak penulis, media, atau bahkan institusi yang mungkin belum sepenuhnya beradaptasi dengan PUEBI, atau masih mencampuradukkan kedua kaidah. Ketiga, PUEBI sendiri merupakan pengembangan dari EYD, sehingga sebagian besar kaidah EYD tetap berlaku dalam PUEBI, hanya ada beberapa penyesuaian dan penyempurnaan. Dengan demikian, memahami EYD adalah fondasi yang kuat untuk memahami PUEBI. Keempat, dalam konteks pendidikan, seringkali materi ujian atau referensi masih mencakup perbandingan antara EYD dan PUEBI, sehingga mahasiswa atau pelajar perlu menguasai keduanya.
-
Soal: Sebutkan dan jelaskan secara singkat tiga perbedaan mendasar antara EYD dan PUEBI!Jawaban: Tiga perbedaan mendasar antara EYD dan PUEBI adalah:
1. **Penulisan Huruf Kapital pada Unsur Nama Geografi:** Dalam EYD, nama geografi yang bukan nama diri ditulis dengan huruf kecil (misalnya ‘mandi di kali’, ‘berlayar ke teluk’). Dalam PUEBI, nama geografi yang diikuti nama jenis ditulis dengan huruf kapital jika merupakan bagian dari nama diri (misalnya ‘Sungai Musi’, ‘Danau Toba’). Namun, jika hanya sebagai nama jenis, tetap huruf kecil. PUEBI lebih memperjelas kapan nama geografi menjadi nama diri.
2. **Penggunaan Huruf Tebal:** EYD hanya mengatur penggunaan huruf miring dan huruf kapital. PUEBI menambahkan aturan penggunaan huruf tebal, yaitu untuk menulis judul buku, bab, atau daftar isi dalam suatu tulisan, serta untuk menegaskan bagian tertentu dari tulisan.
3. **Penulisan Kata Depan ‘di’ dan ‘ke’ sebagai Awalan:** EYD dan PUEBI sama-sama mengatur penulisan kata depan ‘di’ dan ‘ke’ yang dipisah jika menunjukkan tempat. Namun, PUEBI lebih memperjelas dan memberikan contoh yang lebih komprehensif, terutama dalam konteks kata-kata yang ambigu seperti ‘di mana’, ‘ke mana’, dan ‘dari mana’ yang tetap ditulis terpisah. PUEBI juga lebih tegas dalam penulisan ‘pun’ dan ‘per’ yang terpisah, kecuali untuk kata-kata yang sudah baku. -
Soal: Bagaimana aturan penulisan tanda koma (,) di antara anak kalimat dan induk kalimat menurut PUEBI? Berikan dua contoh!Jawaban: Menurut PUEBI, tanda koma (,) dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat itu mendahului induk kalimat. Jika induk kalimat mendahului anak kalimat, tanda koma tidak digunakan, kecuali jika anak kalimat tersebut merupakan keterangan aposisi.
Contoh:
1. **Anak kalimat mendahului induk kalimat:** Karena hari sudah malam, kami segera pulang.
2. **Induk kalimat mendahului anak kalimat (tanpa koma):** Kami segera pulang karena hari sudah malam. -
Soal: Jelaskan dengan contoh bagaimana penulisan unsur serapan yang benar dalam Bahasa Indonesia menurut PUEBI!Jawaban: Penulisan unsur serapan yang benar dalam Bahasa Indonesia menurut PUEBI mengikuti beberapa kaidah, antara lain:
1. **Penyesuaian Ejaan:** Unsur serapan disesuaikan ejaannya agar selaras dengan kaidah fonologi Bahasa Indonesia. Misalnya, ‘quality’ menjadi ‘kualitas’, ‘technology’ menjadi ‘teknologi’, ‘analysis’ menjadi ‘analisis’.
2. **Tidak Mengubah Makna:** Penyesuaian ejaan tidak boleh mengubah makna atau menghilangkan esensi kata serapan tersebut.
3. **Konsistensi:** Jika suatu kata sudah diserap dan memiliki bentuk baku, gunakan bentuk tersebut secara konsisten.
4. **Penulisan Gabungan Kata Serapan:** Gabungan kata yang unsurnya sudah diserap dan membentuk makna baru dapat ditulis serangkai atau terpisah sesuai kaidah gabungan kata.
Contoh:
* Dari bahasa Inggris: ‘standard’ menjadi ‘standar’, ‘effective’ menjadi ‘efektif’, ‘system’ menjadi ‘sistem’, ‘category’ menjadi ‘kategori’.
* Dari bahasa Belanda: ‘kantoor’ menjadi ‘kantor’, ‘bioscoop’ menjadi ‘bioskop’.
* Kata ‘aktivitas’ (bukan ‘aktifitas’), ‘otoritas’ (bukan ‘otoritas’), ‘frekuensi’ (bukan ‘frekwensi’). -
Soal: Berikan penjelasan mengenai penggunaan huruf miring untuk penulisan kata atau ungkapan asing, dan berikan dua contoh dalam kalimat!Jawaban: Menurut PUEBI, huruf miring digunakan untuk menulis kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing, kecuali yang sudah diserap dan disesuaikan ejaannya ke dalam bahasa Indonesia. Tujuannya adalah untuk membedakan kata atau ungkapan tersebut dari teks utama yang berbahasa Indonesia, sehingga pembaca tahu bahwa itu adalah istilah dari bahasa lain.
Contoh:
1. Frasa ‘carpe diem’ sering diartikan sebagai ‘petiklah hari’ atau ‘nikmatilah hidup’.
2. Upacara adat itu diakhiri dengan pembacaan mantra ‘Om Swastiastu’.