Latihan Soal Erving Goffman: Menggali Dramaturgi dan Interaksi Sosial Sehari-hari

Posted on

Selamat datang di kumpulan latihan soal Erving Goffman! Jika Anda sedang mempelajari sosiologi interaksi sosial, memahami pemikiran Goffman adalah kuncinya. Sosiolog ternama ini dikenal dengan teori dramaturginya yang melihat kehidupan sosial sebagai sebuah panggung, di mana individu adalah aktor yang berusaha mengelola kesan di hadapan audiens. Kumpulan soal ini mencakup berbagai konsep penting seperti panggung depan (front stage), panggung belakang (back stage), manajemen kesan (impression management), stigma, hingga institusi total. Dengan beragam jenis soal mulai dari pilihan ganda, isian singkat, uraian, hingga menjodohkan, Anda akan diajak untuk menguji dan memperdalam pemahaman tentang bagaimana individu membangun dan mempresentasikan ‘diri’ mereka dalam setiap interaksi. Persiapkan diri Anda untuk menguasai teori-teori fundamental Goffman yang relevan hingga kini!

Latihan Soal Erving Goffman: Menggali Dramaturgi dan Interaksi Sosial Sehari-hari

Contoh Soal soal Erving Goffman

A. Pilihan Ganda

1. Konsep utama Erving Goffman yang memandang interaksi sosial sebagai pertunjukan teater di mana individu memainkan peran dan mengelola kesan adalah…

  • Fungsionalisme struktural
  • Interaksionisme simbolik
  • Dramaturgi
  • Teori konflik
Lihat Kunci Jawaban

Jawaban: Dramaturgi

Pembahasan: Dramaturgi adalah teori sentral Goffman yang menggunakan metafora teater untuk menganalisis interaksi sosial, di mana individu adalah aktor yang menampilkan ‘diri’ mereka.

2. Dalam teori dramaturgi, area di mana individu secara sadar mengelola penampilan dan perilaku untuk audiens tertentu disebut…

  • Panggung belakang (back stage)
  • Panggung depan (front stage)
  • Ruang istirahat
  • Arena sosial
Lihat Kunci Jawaban

Jawaban: Panggung depan (front stage)

Pembahasan: Panggung depan adalah wilayah aktivitas di mana penampilan panggung individu disajikan kepada audiens.

3. Area di mana individu dapat bersantai dari peran mereka, mempersiapkan diri untuk pertunjukan, atau mendiskusikan pertunjukan tanpa terlihat oleh audiens disebut…

  • Panggung depan (front stage)
  • Panggung tengah
  • Panggung belakang (back stage)
  • Ruang publik
Lihat Kunci Jawaban

Jawaban: Panggung belakang (back stage)

Pembahasan: Panggung belakang adalah tempat di mana individu dapat melepaskan diri dari tuntutan peran dan mempersiapkan diri untuk interaksi ‘panggung depan’.

4. Proses di mana individu mencoba mengendalikan atau membimbing kesan orang lain terhadap dirinya disebut…

  • Sosialisasi
  • Manajemen kesan (impression management)
  • Identifikasi sosial
  • Negosiasi identitas
Lihat Kunci Jawaban

Jawaban: Manajemen kesan (impression management)

Pembahasan: Manajemen kesan adalah upaya individu untuk memanipulasi persepsi orang lain tentang dirinya melalui berbagai strategi.

5. Salah satu karya Erving Goffman yang paling terkenal adalah…

  • Das Kapital
  • Suicide
  • The Presentation of Self in Everyday Life
  • Mind, Self, and Society
Lihat Kunci Jawaban

Jawaban: The Presentation of Self in Everyday Life

Pembahasan: The Presentation of Self in Everyday Life (1959) adalah buku Goffman yang memperkenalkan konsep dramaturgi secara luas.

6. Menurut Goffman, ‘diri’ (self) bukanlah entitas yang stabil, melainkan…

  • Inti kepribadian yang tetap
  • Efek dramatis dari sebuah pertunjukan
  • Hasil dari konflik internal
  • Refleksi dari kesadaran kolektif
Lihat Kunci Jawaban

Jawaban: Efek dramatis dari sebuah pertunjukan

Pembahasan: Goffman berpendapat bahwa ‘diri’ adalah produk dari interaksi sosial, sebuah efek yang dihasilkan dari pertunjukan yang disajikan oleh individu.

7. Situasi di mana individu merasa dirinya tidak sepenuhnya terlibat dalam peran yang sedang dimainkan disebut…

  • Konflik peran
  • Ketegangan peran
  • Jarak peran (role distance)
  • Kehilangan peran
Lihat Kunci Jawaban

Jawaban: Jarak peran (role distance)

Pembahasan: Jarak peran terjadi ketika individu menunjukkan bahwa mereka tidak sepenuhnya mengidentifikasi atau terikat pada peran yang sedang mereka mainkan.

8. Konsep Goffman yang merujuk pada atribut yang sangat mendiskreditkan dan mengurangi individu dari status ‘penuh’ menjadi orang yang ‘rusak’ adalah…

  • Anomie
  • Alienasi
  • Stigma
  • Deviasi
Lihat Kunci Jawaban

Jawaban: Stigma

Pembahasan: Stigma adalah tanda atau atribut yang menyebabkan seseorang didiskreditkan atau diasingkan dalam masyarakat.

9. Dalam bukunya ‘Asylums’, Goffman memperkenalkan konsep…

  • Komunitas utopis
  • Masyarakat sipil
  • Institusi total (total institution)
  • Organisasi sukarela
Lihat Kunci Jawaban

Jawaban: Institusi total (total institution)

Pembahasan: Institusi total adalah tempat tinggal dan bekerja bagi sekelompok besar individu yang terisolasi dari masyarakat luas untuk jangka waktu yang signifikan, yang diatur secara formal.

10. Contoh institusi total yang paling sering dibahas oleh Goffman adalah…

  • Universitas
  • Kantor
  • Rumah sakit jiwa
  • Pusat perbelanjaan
Lihat Kunci Jawaban

Jawaban: Rumah sakit jiwa

Pembahasan: Goffman mempelajari rumah sakit jiwa secara ekstensif dalam karyanya ‘Asylums’ sebagai contoh utama institusi total.

11. Aktivitas yang dilakukan individu untuk ‘menyelamatkan muka’ atau mempertahankan citra diri yang positif di hadapan orang lain disebut…

  • Refleksi diri
  • Wajah kerja (face-work)
  • Konformitas
  • Identifikasi
Lihat Kunci Jawaban

Jawaban: Wajah kerja (face-work)

Pembahasan: Wajah kerja adalah tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki ‘wajah’ (citra diri) seseorang atau orang lain dalam interaksi sosial.

12. Tindakan saling mengakui keberadaan orang lain di ruang publik tanpa melibatkan interaksi yang lebih dalam, seperti tatapan mata sekilas dan kemudian berpaling, disebut…

  • Interaksi formal
  • Jarak sosial
  • Ketidakperhatian sipil (civil inattention)
  • Anonimitas
Lihat Kunci Jawaban

Jawaban: Ketidakperhatian sipil (civil inattention)

Pembahasan: Ketidakperhatian sipil adalah cara individu menunjukkan kesadaran akan keberadaan orang lain di ruang publik tanpa mengganggu privasi atau memulai interaksi yang tidak perlu.

13. Tujuan utama dari ‘manajemen kesan’ menurut Goffman adalah…

  • Menghindari interaksi sosial
  • Menciptakan dan mempertahankan definisi situasi yang diinginkan
  • Mengembangkan identitas sejati
  • Menantang norma sosial
Lihat Kunci Jawaban

Jawaban: Menciptakan dan mempertahankan definisi situasi yang diinginkan

Pembahasan: Manajemen kesan dilakukan untuk mengontrol cara orang lain memandang individu, sehingga definisi situasi yang diinginkan dapat dipertahankan.

14. Seseorang yang menyembunyikan tato di lengannya saat wawancara kerja adalah contoh dari strategi manajemen kesan yang disebut…

  • Kontrol emosi
  • Kontrol informasi
  • Kontrol peran
  • Kontrol audiens
Lihat Kunci Jawaban

Jawaban: Kontrol informasi

Pembahasan: Menyembunyikan tato adalah bentuk kontrol informasi untuk menyajikan citra yang diinginkan kepada pewawancara.

15. Menurut Goffman, bagaimana individu yang distigma seringkali mencoba mengelola identitas mereka?

  • Dengan menonjolkan stigma mereka
  • Dengan mengabaikan stigma sepenuhnya
  • Dengan menyembunyikan atau menyamarkan stigma mereka
  • Dengan menantang stigma secara terbuka di setiap kesempatan
Lihat Kunci Jawaban

Jawaban: Dengan menyembunyikan atau menyamarkan stigma mereka

Pembahasan: Individu yang distigma seringkali terlibat dalam ‘manajemen stigma’ dengan menyembunyikan atau menyamarkan atribut yang mendiskreditkan untuk menghindari diskriminasi atau penilaian negatif.

16. Konsep ‘segregasi audiens’ dalam teori dramaturgi mengacu pada…

  • Menggabungkan semua audiens menjadi satu
  • Memisahkan audiens yang berbeda untuk menghindari konflik peran
  • Mengabaikan audiens sepenuhnya
  • Menciptakan audiens baru
Lihat Kunci Jawaban

Jawaban: Memisahkan audiens yang berbeda untuk menghindari konflik peran

Pembahasan: Segregasi audiens adalah upaya aktor untuk menjaga agar audiens yang berbeda tidak berinteraksi atau menyaksikan pertunjukan yang sama, untuk menghindari inkonsistensi peran.

17. Seorang pelayan restoran yang bersikap ramah dan profesional di hadapan pelanggan, tetapi mengeluh tentang pekerjaan di dapur bersama rekan kerjanya, menunjukkan perbedaan antara…

  • Peran dan status
  • Norma dan nilai
  • Panggung depan dan panggung belakang
  • Interaksi verbal dan non-verbal
Lihat Kunci Jawaban

Jawaban: Panggung depan dan panggung belakang

Pembahasan: Sikap di hadapan pelanggan adalah ‘panggung depan’, sementara mengeluh di dapur adalah ‘panggung belakang’.

18. Dalam konteks institusi total, proses di mana identitas lama individu dihilangkan dan digantikan dengan identitas baru yang sesuai dengan institusi disebut…

  • Sosialisasi primer
  • Sosialisasi sekunder
  • Sosialisasi ulang (resocialization)
  • Asimilasi
Lihat Kunci Jawaban

Jawaban: Sosialisasi ulang (resocialization)

Pembahasan: Sosialisasi ulang adalah proses di mana individu belajar norma, nilai, dan perilaku baru yang sesuai dengan lingkungan baru, seringkali melibatkan penghapusan identitas lama.

19. Erving Goffman adalah seorang sosiolog yang beraliran…

  • Fungsionalisme
  • Marxisme
  • Interaksionisme simbolik
  • Feminisme
Lihat Kunci Jawaban

Jawaban: Interaksionisme simbolik

Pembahasan: Meskipun memiliki pendekatan unik yang disebut dramaturgi, Goffman seringkali dikategorikan dalam tradisi interaksionisme simbolik karena fokusnya pada interaksi mikro dan makna yang diciptakan dalam interaksi.

20. Kritik utama terhadap teori dramaturgi Goffman seringkali berkaitan dengan…

  • Terlalu banyak fokus pada emosi
  • Kurangnya perhatian pada struktur sosial yang lebih besar
  • Terlalu menekankan rasionalitas individu
  • Tidak relevan dengan masyarakat modern
Lihat Kunci Jawaban

Jawaban: Kurangnya perhatian pada struktur sosial yang lebih besar

Pembahasan: Kritikus sering berpendapat bahwa Goffman terlalu fokus pada interaksi mikro dan kurang memperhatikan bagaimana struktur sosial yang lebih besar (misalnya, kelas, kekuasaan) memengaruhi pertunjukan individu.

B. Isian Singkat

1. Siapa sosiolog yang mengembangkan konsep dramaturgi sebagai cara memahami interaksi sosial?

Jawaban: Erving Goffman

2. Dalam teori dramaturgi, individu yang menampilkan ‘pertunjukan’ disebut apa?

Jawaban: Aktor (performer)

3. Apa nama buku Goffman yang membahas tentang institusi total?

Jawaban: Asylums

4. Ketika seseorang berusaha menjaga citra dirinya tetap positif di hadapan orang lain, ia sedang melakukan…

Jawaban: Wajah kerja (face-work)

5. Menurut Goffman, apa yang terjadi pada identitas individu saat memasuki institusi total?

Jawaban: Sosialisasi ulang (resocialization)

C. Menjodohkan

1. Jodohkan konsep Goffman dengan definisi yang tepat.

PremisRespon
DramaturgiPandangan bahwa interaksi sosial seperti pertunjukan teater
Panggung DepanArea di mana individu mengelola penampilan untuk audiens
StigmaAtribut yang mendiskreditkan dan mengurangi status individu
Manajemen KesanUpaya individu mengendalikan persepsi orang lain terhadap dirinya

2. Jodohkan konsep Goffman berikut dengan deskripsi yang sesuai.

PremisRespon
Institusi TotalTempat terisolasi di mana semua aspek hidup diatur secara formal
Jarak PeranSituasi di mana individu tidak sepenuhnya terlibat dalam peran yang dimainkan
Wajah KerjaTindakan untuk mempertahankan citra diri yang positif
Ketidakperhatian SipilMengakui keberadaan orang lain tanpa interaksi mendalam di ruang publik

D. Uraian

1. Jelaskan konsep dramaturgi Erving Goffman dan berikan contohnya dalam kehidupan sehari-hari yang menunjukkan perbedaan antara ‘panggung depan’ dan ‘panggung belakang’.

Konsep dramaturgi Erving Goffman memandang kehidupan sosial sebagai sebuah pertunjukan teater, di mana individu adalah aktor yang memainkan peran dan mengelola kesan di hadapan audiens. ‘Diri’ bukanlah entitas yang tetap, melainkan efek dramatis dari pertunjukan yang disajikan. ‘Panggung depan’ (front stage) adalah area di mana individu menampilkan peran yang disesuaikan dengan norma sosial dan ekspektasi audiens, berupaya mengelola kesan. Sementara itu, ‘panggung belakang’ (back stage) adalah area di mana individu dapat bersantai dari peran, mempersiapkan diri untuk pertunjukan, atau mendiskusikan pertunjukan tanpa perlu mengelola kesan secara ketat. Contoh: Seorang pelayan restoran (panggung depan) harus bersikap ramah, profesional, dan sabar di hadapan pelanggan. Namun, ketika ia berada di dapur (panggung belakang) bersama rekan-rekan kerjanya, ia mungkin mengeluh tentang pelanggan yang sulit atau bercanda lepas tanpa perlu menjaga citra profesionalnya.

2. Bagaimana Erving Goffman memahami ‘diri’ (self) dalam konteks interaksi sosial? Apakah ‘diri’ itu bersifat stabil atau dinamis menurutnya? Jelaskan.

Menurut Erving Goffman, ‘diri’ (self) bukanlah entitas yang stabil, intrinsik, atau tetap, melainkan bersifat dinamis dan merupakan ‘efek dramatis’ dari sebuah pertunjukan. ‘Diri’ adalah produk dari interaksi sosial, hasil dari presentasi diri yang disajikan oleh individu kepada audiens. Ketika individu berinteraksi, mereka secara aktif membangun dan memproyeksikan citra diri tertentu melalui ‘manajemen kesan’. ‘Diri’ yang ditampilkan bisa berbeda-beda tergantung pada konteks, audiens, dan tujuan interaksi. Oleh karena itu, ‘diri’ terus-menerus dibentuk ulang dan dinegosiasikan dalam setiap interaksi sosial, menjadikannya fenomena yang sangat situasional dan performatif.

3. Analisis konsep ‘stigma’ menurut Erving Goffman. Bagaimana individu yang distigma seringkali mencoba mengelola identitas mereka dalam masyarakat?

Dalam bukunya ‘Stigma: Notes on the Management of Spoiled Identity’, Erving Goffman mendefinisikan stigma sebagai atribut yang sangat mendiskreditkan seseorang, mengurangi individu dari status ‘penuh’ menjadi orang yang ‘rusak’ atau tidak diinginkan. Stigma dapat berupa cacat fisik, penyakit mental, latar belakang ras atau etnis tertentu, atau perilaku menyimpang. Individu yang distigma seringkali menghadapi tantangan dalam interaksi sosial karena mereka dianggap ‘berbeda’ atau ‘inferior’. Untuk mengelola identitas mereka, individu yang distigma sering menggunakan berbagai strategi ‘manajemen stigma’, seperti: 1) Menyembunyikan (passing) atau menyamarkan stigma mereka jika memungkinkan, 2) Mengungkapkan (covering) stigma secara hati-hati kepada orang-orang terpercaya, 3) Membangun solidaritas dengan kelompok yang juga distigma, atau 4) Mencoba menormalisasi atau mengubah persepsi orang lain terhadap stigma tersebut. Tujuannya adalah untuk mengurangi dampak negatif stigma terhadap interaksi sosial dan harga diri mereka.

4. Diskusikan apa yang dimaksud Goffman dengan ‘institusi total’ dan bagaimana institusi semacam itu memengaruhi identitas dan perilaku individu yang tinggal di dalamnya.

Institusi total adalah konsep yang diperkenalkan Goffman dalam bukunya ‘Asylums’. Ini merujuk pada tempat tinggal dan bekerja bagi sekelompok besar individu yang terisolasi dari masyarakat luas untuk jangka waktu yang signifikan, dan yang diatur secara formal. Ciri khasnya adalah semua aspek kehidupan (tidur, makan, bekerja, bersantai) dilakukan di tempat yang sama, di bawah otoritas yang sama, dan dalam kelompok besar. Contohnya termasuk penjara, rumah sakit jiwa, biara, atau panti asuhan. Institusi total memiliki dampak yang mendalam pada identitas dan perilaku individu. Mereka mengalami ‘sosialisasi ulang’ (resocialization) di mana identitas lama mereka dihilangkan (misalnya, melalui perampasan barang pribadi, seragam) dan digantikan dengan identitas baru yang sesuai dengan institusi. Individu sering kehilangan otonomi, privasi, dan kemampuan untuk mengelola kesan mereka sendiri. Ini dapat menyebabkan ‘mortifikasi diri’ (self-mortification) dan pengembangan ‘adaptasi sekunder’ (secondary adjustments) atau cara-cara kecil untuk mempertahankan sedikit identitas pribadi di tengah kontrol institusional yang ketat.

5. Jelaskan konsep ‘ketidakperhatian sipil’ (civil inattention) dan mengapa konsep ini penting dalam menjaga ketertiban sosial di ruang publik menurut Goffman.

Ketidakperhatian sipil (civil inattention) adalah konsep Erving Goffman yang merujuk pada tindakan saling mengakui keberadaan orang lain di ruang publik tanpa melibatkan interaksi yang lebih dalam atau mengganggu privasi masing-masing. Ini biasanya diwujudkan melalui tatapan mata sekilas yang kemudian segera dialihkan, menunjukkan kesadaran akan kehadiran orang lain tetapi juga menghormati ruang pribadi mereka. Konsep ini penting dalam menjaga ketertiban sosial di ruang publik karena: 1) Mencegah kelebihan beban interaksi: Di tempat umum yang ramai, tidak mungkin dan tidak praktis untuk berinteraksi secara mendalam dengan setiap orang. Ketidakperhatian sipil memungkinkan individu untuk eksis bersama tanpa perlu keterlibatan yang terus-menerus. 2) Menjaga privasi: Ini adalah cara untuk saling menghormati privasi dan otonomi individu, sehingga setiap orang dapat melanjutkan aktivitas mereka tanpa gangguan yang tidak perlu. 3) Meminimalkan konflik: Dengan menghindari tatapan mata yang terlalu lama atau interaksi yang tidak diinginkan, potensi ketegangan atau konflik dapat diminimalkan, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih damai dan teratur di ruang publik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *