
Persiapkan diri Anda menghadapi Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) CPNS dengan kumpulan soal Bahasa Indonesia yang komprehensif ini. Materi ini dirancang khusus untuk menguji pemahaman Anda tentang kaidah kebahasaan sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), tata bahasa, serta kemampuan Anda dalam memahami konteks kebangsaan melalui penggunaan bahasa. Dari ejaan yang benar, pilihan kata baku, struktur kalimat efektif, hingga pemahaman paragraf bertema Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, setiap soal akan mengasah kemampuan Anda. Dapatkan gambaran lengkap tentang jenis soal yang mungkin muncul dan tingkatkan peluang Anda lolos seleksi CPNS. Kuasai Bahasa Indonesia, kuasai TWK!
Contoh Soal dan Pembahasan
1. Kalimat berikut yang penulisannya sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) adalah…
- A. A. Bapak presiden Joko Widodo menghadiri acara itu.
- B. B. Presiden Republik Indonesia Joko Widodo berkunjung ke Papua Barat.
- C. C. Para menteri di kabinet indonesia maju sedang rapat.
- D. D. Ia berasal dari provinsi papua barat.
Jawaban: B. Presiden Republik Indonesia Joko Widodo berkunjung ke Papua Barat.
Pembahasan: Penulisan nama jabatan dan nama geografi yang diikuti nama diri ditulis dengan huruf kapital. Pilihan A salah karena ‘presiden’ tidak diikuti nama diri. Pilihan C salah karena ‘indonesia’ tidak kapital. Pilihan D salah karena ‘Papua Barat’ tidak kapital.
2. Penggunaan tanda koma (,) yang tepat terdapat dalam kalimat…
- A. A. Saya suka membaca, dan menulis.
- B. B. Dia belajar keras sehingga, ia meraih nilai tertinggi.
- C. C. Untuk menjaga persatuan dan kesatuan, kita harus saling menghargai.
- D. D. Kami tidak setuju, tetapi akan tetap mendukung keputusan itu.
Jawaban: C. Untuk menjaga persatuan dan kesatuan, kita harus saling menghargai.
Pembahasan: Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat mendahului induk kalimat. Pilihan A: koma tidak diperlukan setelah ‘dan’. Pilihan B: koma tidak diperlukan sebelum ‘sehingga’. Pilihan D: koma tidak diperlukan setelah ‘tetapi’ jika bukan perincian.
3. Kata di bawah ini yang merupakan kata baku adalah…
- A. A. Jendral
- B. B. Apotek
- C. C. Propinsi
- D. D. Resiko
Jawaban: B. Apotek
Pembahasan: Kata ‘apotek’ adalah bentuk baku, sedangkan ‘apotik’ adalah bentuk tidak baku. Pilihan A ‘jendral’ seharusnya ‘jenderal’. Pilihan C ‘propinsi’ seharusnya ‘provinsi’. Pilihan D ‘resiko’ seharusnya ‘risiko’.
4. Penulisan gabungan kata yang tepat terdapat pada kalimat…
- A. A. Ia bertanggung jawab penuh atas insiden tersebut.
- B. B. Kita harus meningkatkan kerjasama antar lembaga.
- C. C. Hubungan antar negara harus dijaga dengan baik.
- D. D. Karyawan itu di non aktifkan sementara.
Jawaban: A. Ia bertanggung jawab penuh atas insiden tersebut.
Pembahasan: Gabungan kata yang penulisannya sudah padu seperti ‘bertanggung jawab’ ditulis terpisah. Pilihan B ‘kerjasama’ seharusnya ‘kerja sama’. Pilihan C ‘antarnegara’ seharusnya ‘antarnegara’ (tanpa spasi jika imbuhan). Pilihan D ‘nonaktif’ seharusnya ‘nonaktif’ (tanpa spasi jika imbuhan).
5. Kalimat yang efektif dan tidak mengandung pemborosan kata adalah…
- A. A. Kita harus belajar agar supaya pandai.
- B. B. Sejak dari kecil, ia sudah rajin belajar.
- C. C. Demi kemajuan bangsa, kita harus bersatu.
- D. D. Pancasila adalah merupakan dasar negara Indonesia.
Jawaban: C. Demi kemajuan bangsa, kita harus bersatu.
Pembahasan: Kalimat efektif menghindari pemborosan kata. Pilihan A ‘agar supaya’ adalah pleonasme, cukup salah satu. Pilihan B ‘sejak dari’ adalah pleonasme. Pilihan D ‘adalah merupakan’ adalah pleonasme, cukup salah satu.
6. Pernyataan yang paling tepat mengenai fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara adalah…
- A. A. Lambang kebanggaan nasional.
- B. B. Lambang identitas nasional.
- C. C. Alat penghubung antardaerah dan antarbudaya.
- D. D. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.
Jawaban: D. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.
Pembahasan: Salah satu fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara menurut UUD 1945 adalah sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Pilihan A dan B lebih mengarah ke fungsi bahasa nasional secara umum. Pilihan C tidak sepenuhnya tepat karena bahasa daerah juga dapat digunakan di wilayahnya.
7. Imbuhan ‘di-‘ yang menyatakan tempat terdapat dalam kalimat…
- A. A. Surat itu sudah ditandatangani.
- B. B. Buku itu diletakkan di atas meja.
- C. C. Artikel ini sedang dibaca olehnya.
- D. D. Dokumen penting itu disimpan di lemari.
Jawaban: B. Buku itu diletakkan di atas meja.
Pembahasan: Imbuhan ‘di-‘ yang menyatakan tempat dipisah dari kata dasarnya. ‘Diletakkan’ (pilihan B) adalah preposisi yang menunjukkan tempat. Pilihan A ‘ditulis’ adalah imbuhan awalan ‘di-‘ sebagai pasif. Pilihan C ‘dibaca’ juga awalan ‘di-‘. Pilihan D ‘disimpan’ juga awalan ‘di-‘.
8. Penulisan kata serapan yang benar adalah…
- A. A. Tehnologi
- B. B. Kwalitas
- C. C. Aktifitas
- D. D. Sistem
Jawaban: D. Sistem
Pembahasan: ‘Sistem’ adalah bentuk baku dari kata serapan bahasa Inggris ‘system’. Pilihan A ‘tehnologi’ seharusnya ‘teknologi’. Pilihan B ‘kwalitas’ seharusnya ‘kualitas’. Pilihan C ‘aktifitas’ seharusnya ‘aktivitas’.
9. Kalimat pasif yang benar adalah…
- A. A. Buku itu dibaca oleh Andi.
- B. B. Andi membaca buku itu.
- C. C. Andi sedang menulis surat.
- D. D. Mereka akan pergi ke pasar.
Jawaban: A. Buku itu dibaca oleh Andi.
Pembahasan: Kalimat pasif subjeknya dikenai tindakan. ‘Buku itu dibaca’ menunjukkan subjek ‘buku’ dikenai tindakan ‘membaca’. Pilihan B, C, dan D adalah kalimat aktif.
10. Penggunaan huruf miring yang tepat terdapat pada kalimat…
- A. A. Saya membaca novel “Laskar Pelangi”.
- B. B. Dia sangat rajin belajar setiap hari.
- C. C. Kata ad hoc sering digunakan dalam konteks hukum.
- D. D. Nama ilmiah padi adalah Oryza sativa.
Jawaban: C. Kata ad hoc sering digunakan dalam konteks hukum.
Pembahasan: Huruf miring digunakan untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing. ‘Ad hoc’ adalah ungkapan asing. Pilihan A: judul buku tidak perlu miring jika sudah dalam tanda petik. Pilihan B: penegasan kata tidak selalu pakai miring. Pilihan D: nama ilmiah yang sudah umum tidak selalu miring.
11. Inti kalimat dari ‘Pemerintah bersama seluruh elemen masyarakat terus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang berdaya saing global.’ adalah…
- A. A. Pemerintah bersama elemen masyarakat.
- B. B. Pemerintah berupaya meningkatkan kualitas.
- C. C. Sumber daya manusia Indonesia.
- D. D. Berdaya saing global.
Jawaban: B. Pemerintah berupaya meningkatkan kualitas.
Pembahasan: Inti kalimat adalah subjek dan predikat utamanya. Dalam kalimat tersebut, subjeknya adalah ‘Pemerintah’ dan predikatnya adalah ‘berupaya meningkatkan kualitas’. Bagian lain adalah pelengkap atau keterangan.
12. Penggunaan kata depan ‘ke’ yang tepat adalah…
- A. A. Dia terpilih sebagai ketua panitia.
- B. B. Kejadian itu terjadi kemarin.
- C. C. Mereka pergi ke bioskop.
- D. D. Tolong antarkan buku ini kesana.
Jawaban: C. Mereka pergi ke bioskop.
Pembahasan: Kata depan ‘ke’ yang menunjukkan arah atau tujuan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Pilihan A ‘ketua’ adalah gabungan kata yang membentuk kata benda. Pilihan B ‘kemarin’ adalah kata keterangan waktu. Pilihan D ‘kesana’ seharusnya ‘ke sana’.
13. Kalimat berikut yang tidak mengandung ambiguitas adalah…
- A. A. Guru baru sekolah itu sangat ramah.
- B. B. Saya bertemu teman lama saya.
- C. C. Pembunuh polisi itu berhasil ditangkap.
- D. D. Guru baru di sekolah itu mengajar Bahasa Indonesia.
Jawaban: D. Guru baru di sekolah itu mengajar Bahasa Indonesia.
Pembahasan: Pilihan D jelas maknanya. Pilihan A ambigu: siapa yang baru, guru atau sekolah? Pilihan B ambigu: siapa yang datang, teman lama atau teman yang sudah lama tidak bertemu? Pilihan C ambigu: siapa yang menembak, pembunuh atau polisi?
14. Pasangan kata yang memiliki hubungan sinonim adalah…
- A. A. Tinggi – Rendah
- B. B. Leluasa – Bebas
- C. C. Cepat – Lambat
- D. D. Indah – Jelek
Jawaban: B. Leluasa – Bebas
Pembahasan: ‘Leluasa’ dan ‘bebas’ memiliki arti yang sama atau mirip. Pilihan A adalah antonim. Pilihan C tidak bersinonim langsung. Pilihan D juga tidak bersinonim.
15. Kata yang tepat untuk melengkapi kalimat rumpang: ‘Pancasila ______ sebagai dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia.’ adalah…
- A. A. berfungsi
- B. B. berkedudukan
- C. C. berlandaskan
- D. D. berpedoman
Jawaban: A. berfungsi
Pembahasan: ‘Berfungsi’ adalah kata kerja yang paling tepat untuk menjelaskan peran Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi. Pilihan B ‘berkedudukan’ juga bisa, tetapi ‘berfungsi’ lebih umum. Pilihan C dan D kurang tepat dalam konteks ini.
16. Penggunaan tanda titik dua (:) yang benar terdapat pada kalimat…
- A. A. Pertandingan itu berakhir dengan skor 2:1.
- B. B. Barang-barang yang diperlukan adalah: buku, pensil, dan penghapus.
- C. C. Ketua: Bapak Ahmad, Sekretaris: Ibu Budi, Bendahara: Saudara Candra.
- D. D. Ia memerlukan: payung, jas hujan, dan sepatu bot.
Jawaban: B. Barang-barang yang diperlukan adalah: buku, pensil, dan penghapus.
Pembahasan: Tanda titik dua digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti perincian atau penjelasan. Pilihan A tidak memerlukan titik dua. Pilihan C titik dua salah tempat. Pilihan D titik dua tidak diperlukan.
17. Kalimat yang menggunakan kata penghubung (konjungsi) yang menyatakan pertentangan adalah…
- A. A. Dia pintar, tetapi malas belajar.
- B. B. Saya makan dan minum.
- C. C. Ia rajin belajar sehingga lulus ujian.
- D. D. Mereka tidak datang karena hujan deras.
Jawaban: A. Dia pintar, tetapi malas belajar.
Pembahasan: Kata ‘tetapi’ adalah konjungsi intrakalimat yang menyatakan pertentangan. Pilihan B ‘dan’ menyatakan penambahan. Pilihan C ‘sehingga’ menyatakan akibat. Pilihan D ‘karena’ menyatakan sebab.
18. Perhatikan kalimat berikut: ‘Meskipun sudah berulang kali diingatkan, namun ia tetap saja melanggar peraturan.’ Kata yang tidak efektif dalam kalimat tersebut adalah…
- A. A. berulang kali
- B. B. diingatkan
- C. C. namun
- D. D. peraturan
Jawaban: C. namun
Pembahasan: Penggunaan ‘meskipun’ dan ‘namun’ secara bersamaan dalam satu kalimat adalah bentuk pemborosan karena keduanya memiliki fungsi yang sama, yaitu menyatakan pertentangan atau konsesi. Cukup gunakan salah satu.
19. Pernyataan yang benar mengenai penulisan lambang bilangan adalah…
- A. A. Di kantor itu ada tiga ratus karyawan.
- B. B. Ada 25 peserta yang hadir dalam rapat itu.
- C. C. Harga buku itu Rp. 5.000,00.
- D. D. Kita hidup di abad ke 20.
Jawaban: B. Ada 25 peserta yang hadir dalam rapat itu.
Pembahasan: Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika digunakan secara berurutan seperti dalam daftar. Namun, jika bilangan tersebut adalah angka yang pasti dan jumlahnya lebih dari dua kata, boleh ditulis angka. Pilihan A ‘tiga ratus’ seharusnya ditulis ‘300’ jika di awal kalimat. Pilihan C ‘Rp5.000,00’ adalah penulisan yang benar. Pilihan D ‘abad ke-20’ seharusnya ‘abad XX’ atau ‘abad ke-20’ bukan ‘abad ke 20′. ’25 peserta’ adalah penulisan yang sesuai.
20. Makna idiom ‘buah tangan’ adalah…
- A. A. Oleh-oleh
- B. B. Hasil karya
- C. C. Tangan yang memegang buah
- D. D. Tangan yang berbuah
Jawaban: A. Oleh-oleh
Pembahasan: ‘Buah tangan’ adalah idiom dalam Bahasa Indonesia yang berarti ‘oleh-oleh’ atau ‘hadiah yang dibawa dari perjalanan’.
21. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ‘kalimat efektif’ dalam Bahasa Indonesia!
Jawaban: Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan gagasan, perasaan, atau pemberitahuan secara tepat kepada pembaca atau pendengar, sehingga pembaca atau pendengar dapat memahami maksud penulis atau pembicara sebagaimana yang dimaksudkan. Ciri-cirinya antara lain: kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa.
Pembahasan: Kalimat efektif adalah inti dari komunikasi yang jelas dan tepat sasaran. Memahami konsep ini penting untuk menyampaikan informasi dengan baik, terutama dalam konteks resmi atau akademik.
22. Perbaiki kalimat berikut agar sesuai dengan PUEBI: ‘Berdasarkan rapat kemaren, diputuskan bahwa semua anggota harus mentaati peraturan yang baru.’
Jawaban: Berdasarkan rapat kemarin, diputuskan bahwa semua anggota harus menaati peraturan yang baru.
Pembahasan: Ada dua kesalahan: ‘kemaren’ seharusnya ‘kemarin’ (kata baku) dan ‘mentaati’ seharusnya ‘menaati’ (awalan ‘me-‘ bertemu ‘t’ luluh menjadi ‘n’, bukan ‘ment’).
23. Sebutkan dua fungsi utama Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional!
Jawaban: 1. Lambang kebanggaan nasional. 2. Lambang identitas nasional. (Fungsi lain yang diterima: Alat pemersatu berbagai suku bangsa, Alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya).
Pembahasan: Fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional mencerminkan perannya dalam mempersatukan dan merepresentasikan bangsa Indonesia di mata dunia dan di antara keberagaman internal.
24. Bagaimana penulisan yang benar untuk angka ‘10.000’ jika ditulis dalam teks kalimat dan bukan merupakan bagian dari data statistik?
Jawaban: Sepuluh ribu.
Pembahasan: Angka yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata sebaiknya ditulis dengan huruf dalam teks kalimat. ‘10.000’ atau ‘sepuluh ribu’ termasuk dalam kategori ini.
25. Berikan satu contoh penggunaan tanda hubung (-) yang benar selain untuk kata ulang!
Jawaban: Contoh: ‘anak-anak’, ‘se-Indonesia’, ‘tahun 2024-an’, ‘se-Jawa Barat’, ‘tanggal 25-12-2024’. (Jawaban lain yang diterima: ‘se-Indonesia’, ‘tahun 2024-an’, ‘se-Jawa Barat’, ‘tanggal 25-12-2024’, ‘se-Kabupaten Bogor’).
Pembahasan: Tanda hubung memiliki beberapa fungsi, antara lain untuk menyambung unsur kata ulang, menyambung awalan dengan kata yang diawali huruf kapital, menyambung unsur tanggal atau tahun, dan merangkaikan se- dengan kata berikutnya.
26. Diskusikan peran Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa dalam konteks keberagaman suku, agama, dan budaya di Indonesia, serta kaitannya dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. (Minimal 100 kata)
Jawaban: Bahasa Indonesia memainkan peran krusial sebagai perekat bangsa yang majemuk. Di tengah ribuan pulau dengan ratusan suku, bahasa daerah, agama, dan budaya yang berbeda, Bahasa Indonesia menjadi jembatan komunikasi utama. Ia memungkinkan setiap individu dari latar belakang yang berbeda untuk saling berinteraksi, memahami, dan bekerja sama tanpa hambatan bahasa. Ini selaras dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika, ‘Berbeda-beda tetapi tetap satu’, di mana perbedaan tidak menghalangi persatuan. Bahasa Indonesia tidak menghilangkan identitas lokal, melainkan melengkapi dan memperkuatnya dalam kerangka identitas nasional. Dengan adanya bahasa yang sama, rasa kebersamaan, nasionalisme, dan persatuan dapat terpupuk, memungkinkan pembangunan dan kemajuan bangsa berjalan harmonis. Tanpa Bahasa Indonesia, potensi perpecahan karena perbedaan komunikasi akan sangat tinggi, sehingga perannya sebagai bahasa pemersatu adalah fondasi utama NKRI.
Pembahasan: Esai ini menguji pemahaman tentang fungsi Bahasa Indonesia dalam konteks kebangsaan dan kemampuannya untuk menguraikan argumen secara koheren dan sesuai PUEBI.
27. Analisis paragraf berikut dari segi keefektifan kalimat dan PUEBI, kemudian perbaiki jika ada kesalahan: ‘Didalam era globalisasi ini, banyak sekali tantangan-tantangan yang harus kita hadapi demi untuk kemajuan bangsa. Oleh karena itu, kita semua haruslah bahu membahu agar supaya dapat mencapai cita-cita luhur bangsa Indonesia.’
Jawaban: Analisis dan Perbaikan:
1. **’Didalam’**: Penulisan yang salah. Kata depan ‘di’ yang menunjukkan tempat harus dipisah dari kata yang mengikutinya. Seharusnya ‘Di dalam’.
2. **’tantangan-tantangan’**: Bentuk pengulangan kata sudah cukup dengan menambahkan ‘banyak’. Penggunaan ‘banyak sekali tantangan-tantangan’ adalah pemborosan. Cukup ‘banyak sekali tantangan’ atau ‘tantangan-tantangan’. Untuk kehematan, bisa ‘banyak tantangan’.
3. **’demi untuk’**: Pemborosan kata. Cukup gunakan ‘demi’ atau ‘untuk’, tidak keduanya.
4. **’haruslah’**: Akhiran ‘-lah’ tidak wajib dan bisa dihilangkan untuk kehematan jika tidak ada penekanan khusus.
5. **’agar supaya’**: Pemborosan kata. Cukup gunakan ‘agar’ atau ‘supaya’, tidak keduanya.
**Paragraf Perbaikan:**
‘Di dalam era globalisasi ini, banyak sekali tantangan yang harus kita hadapi demi kemajuan bangsa. Oleh karena itu, kita semua harus bahu membahu agar dapat mencapai cita-cita luhur bangsa Indonesia.’
Pembahasan: Esai ini menguji kemampuan menganalisis kesalahan PUEBI dan keefektifan kalimat, serta memperbaikinya dengan penjelasan yang logis.
28. Tuliskan sebuah esai singkat (sekitar 100 kata) yang menjelaskan pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dengan memperhatikan penggunaan tata bahasa dan ejaan yang benar.
Jawaban: Pancasila adalah dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia yang memuat nilai-nilai luhur universal. Pentingnya Pancasila tidak hanya terletak pada pengakuan formalnya, melainkan pada penerapannya dalam setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai seperti Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial menjadi pedoman moral dan etika bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam konteks keberagaman, Pancasila berperan sebagai perekat yang menyatukan perbedaan, mencegah konflik, dan mendorong toleransi. Dengan menginternalisasi nilai-nilai Pancasila, masyarakat dapat membangun kehidupan yang harmonis, adil, dan sejahtera. Oleh karena itu, pemahaman dan pengamalan Pancasila adalah kunci untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mencapai cita-cita nasional.
Pembahasan: Esai ini menguji kemampuan menulis secara koheren, menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta menyampaikan gagasan tentang Pancasila.
29. Jelaskan perbedaan antara ‘kalimat langsung’ dan ‘kalimat tidak langsung’ dalam Bahasa Indonesia, serta berikan masing-masing satu contoh!
Jawaban: 1. **Kalimat Langsung**: Kalimat yang mengutip secara langsung ucapan atau perkataan seseorang tanpa perubahan sedikit pun. Ciri utamanya adalah penggunaan tanda petik dua (“) mengapit ucapan yang dikutip. Contoh: Ibu berkata, “Jangan lupa belajar hari ini!”
2. **Kalimat Tidak Langsung**: Kalimat yang melaporkan kembali ucapan atau perkataan seseorang dengan mengubah susunan kalimatnya, tanpa menggunakan tanda petik dua. Biasanya ada perubahan pada kata ganti orang dan keterangan waktu/tempat. Contoh: Ibu berkata bahwa saya tidak boleh lupa belajar hari ini.
Pembahasan: Esai ini menguji pemahaman dasar tentang struktur kalimat langsung dan tidak langsung, yang merupakan bagian penting dari tata bahasa Indonesia.
30. Bagaimana pemahaman yang baik tentang PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) dapat mendukung komunikasi yang efektif dalam lingkungan kerja pemerintahan atau sebagai seorang Aparatur Sipil Negara (ASN)?
Jawaban: Pemahaman PUEBI yang baik sangat esensial bagi ASN karena mendukung komunikasi yang efektif dan profesional. Pertama, penggunaan ejaan yang benar mencerminkan kredibilitas dan ketelitian dalam setiap dokumen resmi, surat dinas, laporan, atau publikasi pemerintah. Kesalahan ejaan dapat mengurangi kepercayaan publik dan menimbulkan kesalahpahaman. Kedua, PUEBI memastikan keseragaman bahasa dalam administrasi pemerintahan, sehingga informasi dapat dipahami secara universal oleh seluruh lapisan masyarakat dan antarinstansi. Ketiga, komunikasi yang efektif, bebas dari ambiguitas dan kesalahan tata bahasa, akan memperlancar koordinasi, pengambilan keputusan, dan pelaksanaan kebijakan publik. Dengan demikian, penguasaan PUEBI bukan hanya soal kepatuhan aturan, tetapi juga fondasi untuk integritas, efisiensi, dan akuntabilitas dalam pelayanan publik.
Pembahasan: Esai ini menghubungkan pengetahuan PUEBI dengan relevansinya dalam konteks profesional seorang ASN, menekankan pentingnya komunikasi yang jelas dan kredibel.
31. Pasangkan kata-kata berikut dengan definisi atau karakteristik yang paling sesuai!
Jawaban: A. Kata Baku – Bentuk standar; B. Kata Tidak Baku – Bentuk tidak standar; C. Imbuhan ‘me-‘ – Melakukan tindakan; D. Imbuhan ‘di-‘ – Dikenai tindakan
Pembahasan: Pencocokan ini menguji pemahaman dasar tentang istilah linguistik dan fungsi imbuhan dalam Bahasa Indonesia.
32. Pasangkan pilar-pilar kebangsaan berikut dengan deskripsi yang paling tepat!
Jawaban: A. Pancasila – Dasar negara; B. UUD 1945 – Konstitusi negara; C. Bhinneka Tunggal Ika – Semboyan negara; D. NKRI – Bentuk negara
Pembahasan: Pencocokan ini menguji pengetahuan dasar tentang pilar-pilar kebangsaan Indonesia yang sering muncul dalam Tes Wawasan Kebangsaan.