Selamat datang di koleksi latihan soal komprehensif mengenai Auguste Comte, seorang filsuf Prancis yang diakui sebagai Bapak Sosiologi Modern. Pemikiran Comte memiliki dampak besar terhadap perkembangan ilmu sosial, terutama melalui konsep Positivisme dan Hukum Tiga Tahap yang fundamental. Dalam seri latihan soal ini, Anda akan diajak untuk menguji dan memperdalam pemahaman Anda tentang berbagai aspek penting dari filosofi Comte, mulai dari biografi singkatnya, karya-karya utamanya seperti Course de Philosophie Positive, hingga kontribusinya dalam meletakkan dasar bagi sosiologi sebagai ilmu yang empiris dan sistematis. Kami telah menyusun beragam jenis pertanyaan, mulai dari pilihan ganda, isian singkat, uraian, hingga menjodohkan, untuk memastikan Anda mendapatkan pemahaman yang menyeluruh. Persiapkan diri Anda untuk menjelajahi ide-ide revolusioner Comte tentang evolusi intelektual masyarakat dan visinya tentang sebuah tatanan sosial yang rasional dan ilmiah. Latihan ini dirancang untuk membantu siswa, mahasiswa, dan siapa saja yang tertarik pada sejarah pemikiran sosiologi untuk menguasai materi ini dengan lebih baik.

Contoh Soal soal Auguste Comte
A. Pilihan Ganda
1. Siapakah yang secara luas diakui sebagai ‘Bapak Sosiologi’?
- A. Émile Durkheim
- B. Karl Marx
- C. Max Weber
- D. Auguste Comte
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: D
Pembahasan: Auguste Comte adalah filsuf Prancis yang pertama kali mencetuskan istilah ‘sosiologi’ dan meletakkan dasar-dasar bagi disiplin ilmu ini.
2. Apa nama aliran pemikiran yang dikembangkan oleh Auguste Comte yang menekankan pada penggunaan metode ilmiah dalam studi masyarakat?
- A. Rasionalisme
- B. Empirisme
- C. Positivisme
- D. Idealisme
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: C
Pembahasan: Positivisme adalah filsafat yang dikembangkan Comte, yang menyatakan bahwa pengetahuan sejati hanya dapat diperoleh melalui observasi empiris dan metode ilmiah.
3. Konsep ‘Hukum Tiga Tahap’ (Law of Three Stages) dikemukakan oleh Auguste Comte untuk menjelaskan evolusi:
- A. Ekonomi masyarakat
- B. Struktur politik
- C. Intelektual manusia dan masyarakat
- D. Agama dan kepercayaan
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: C
Pembahasan: Hukum Tiga Tahap menjelaskan perkembangan intelektual manusia dan masyarakat melalui tahap teologis, metafisik, dan positif.
4. Tahap pertama dalam Hukum Tiga Tahap adalah Tahap Teologis. Apa ciri utama pemikiran pada tahap ini?
- A. Penjelasan fenomena berdasarkan hukum alam yang dapat diamati.
- B. Penjelasan fenomena berdasarkan kekuatan supranatural atau dewa-dewi.
- C. Penjelasan fenomena berdasarkan konsep-konsep abstrak atau esensi.
- D. Penjelasan fenomena berdasarkan rasio murni tanpa observasi.
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: B
Pembahasan: Pada tahap teologis, manusia menjelaskan fenomena alam dan sosial dengan merujuk pada kehendak ilahi atau kekuatan supernatural.
5. Tahap kedua dalam Hukum Tiga Tahap adalah Tahap Metafisik. Apa ciri utama pemikiran pada tahap ini?
- A. Kepercayaan pada politeisme.
- B. Penjelasan fenomena dengan merujuk pada entitas abstrak atau kekuatan alam yang tidak dapat diamati secara langsung.
- C. Penggunaan metode ilmiah untuk menemukan hukum universal.
- D. Penjelasan berdasarkan mitos dan legenda.
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: B
Pembahasan: Tahap metafisik adalah transisi di mana penjelasan tidak lagi sepenuhnya supranatural, tetapi menggunakan konsep abstrak seperti ‘alam’ atau ‘esensi’ sebagai penyebab.
6. Tahap terakhir dan tertinggi dalam Hukum Tiga Tahap adalah Tahap Positif (atau Ilmiah). Apa yang menjadi ciri khas tahap ini?
- A. Penjelasan fenomena melalui spekulasi filosofis.
- B. Penjelasan fenomena dengan merujuk pada kekuatan gaib.
- C. Penjelasan fenomena melalui observasi empiris, eksperimen, dan penemuan hukum-hukum ilmiah.
- D. Penjelasan fenomena melalui doktrin agama.
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: C
Pembahasan: Pada tahap positif, manusia mencari hukum-hukum yang mengatur fenomena melalui observasi, eksperimen, dan penalaran ilmiah.
7. Karya utama Auguste Comte yang memperkenalkan konsep Positivisme dan Sosiologi adalah:
- A. Das Kapital
- B. The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism
- C. Course de Philosophie Positive
- D. Suicide
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: C
Pembahasan: Course de Philosophie Positive (Kursus Filsafat Positif) adalah karya monumental Comte yang diterbitkan dalam beberapa volume.
8. Menurut Comte, sosiologi harus dibagi menjadi dua cabang utama, yaitu:
- A. Sosiologi Makro dan Sosiologi Mikro
- B. Statika Sosial dan Dinamika Sosial
- C. Sosiologi Kualitatif dan Sosiologi Kuantitatif
- D. Sosiologi Fungsional dan Sosiologi Konflik
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: B
Pembahasan: Statika sosial mempelajari tatanan dan struktur masyarakat, sedangkan dinamika sosial mempelajari perubahan dan perkembangan masyarakat.
9. Apa yang dimaksud dengan ‘Statika Sosial’ dalam pemikiran Auguste Comte?
- A. Studi tentang perubahan sosial yang cepat.
- B. Studi tentang tatanan dan struktur masyarakat yang stabil.
- C. Studi tentang konflik antar kelas sosial.
- D. Studi tentang perkembangan teknologi.
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: B
Pembahasan: Statika sosial berfokus pada elemen-elemen yang menjaga stabilitas dan kohesi sosial.
10. Apa yang dimaksud dengan ‘Dinamika Sosial’ dalam pemikiran Auguste Comte?
- A. Studi tentang elemen-elemen yang menjaga stabilitas masyarakat.
- B. Studi tentang konflik sosial.
- C. Studi tentang evolusi dan perubahan masyarakat sepanjang waktu.
- D. Studi tentang interaksi individu dalam kelompok kecil.
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: C
Pembahasan: Dinamika sosial berfokus pada Hukum Tiga Tahap sebagai motor perubahan dan perkembangan masyarakat.
11. Comte percaya bahwa sosiologi adalah ‘ratu ilmu-ilmu’ (queen of sciences) karena:
- A. Sosiologi adalah ilmu yang paling mudah dipelajari.
- B. Sosiologi mempelajari fenomena sosial yang paling kompleks dan mencakup semua ilmu lainnya.
- C. Sosiologi tidak memerlukan observasi empiris.
- D. Sosiologi adalah ilmu tertua di antara semua ilmu.
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: B
Pembahasan: Comte menempatkan sosiologi di puncak hierarki ilmu-ilmu karena kompleksitas objek studinya dan kemampuannya untuk mengintegrasikan temuan dari ilmu-ilmu lain.
12. Dalam hierarki ilmu-ilmu yang diusulkan Comte, ilmu apa yang dianggap paling dasar dan abstrak?
- A. Biologi
- B. Kimia
- C. Fisika
- D. Matematika
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: D
Pembahasan: Matematika adalah ilmu yang paling abstrak dan mendasari semua ilmu lainnya dalam hierarki Comte.
13. Setelah matematika, fisika, dan kimia, ilmu apa yang Comte tempatkan sebelum sosiologi dalam hierarki ilmu-ilmunya?
- A. Astronomi
- B. Biologi
- C. Psikologi
- D. Ekonomi
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: B
Pembahasan: Urutan hierarki Comte adalah Matematika, Astronomi, Fisika, Kimia, Biologi, dan Sosiologi.
14. Salah satu tujuan utama Positivisme Comte adalah untuk:
- A. Menemukan kebenaran absolut melalui wahyu ilahi.
- B. Mengganti agama dengan filsafat.
- C. Membangun kembali tatanan sosial yang stabil setelah gejolak Revolusi Prancis.
- D. Mendukung anarkisme dan kebebasan individu tanpa batas.
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: C
Pembahasan: Comte sangat prihatin dengan ketidakstabilan sosial pasca-revolusi dan melihat Positivisme sebagai jalan menuju tatanan baru.
15. ‘Agama Kemanusiaan’ (Religion of Humanity) adalah konsep yang dikembangkan Comte di akhir hidupnya. Apa esensi dari agama ini?
- A. Penyembahan dewa-dewi kuno.
- B. Penggantian penyembahan Tuhan dengan penyembahan kemanusiaan dan altruisme.
- C. Keyakinan pada takdir yang tidak dapat diubah.
- D. Penekanan pada ritual keagamaan tradisional.
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: B
Pembahasan: Comte menciptakan ‘Agama Kemanusiaan’ sebagai sistem moral dan etika yang berpusat pada kesejahteraan manusia dan pengabdian kepada masyarakat.
16. Comte berpendapat bahwa masyarakat industri modern harus dipimpin oleh:
- A. Raja dan bangsawan.
- B. Pemimpin agama.
- C. Para ilmuwan dan industrialis.
- D. Rakyat jelata.
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: C
Pembahasan: Dalam visinya tentang masyarakat positif, Comte percaya bahwa para ilmuwan (khususnya sosiolog) dan industrialis akan menjadi pemimpin yang rasional.
17. Pemikiran Auguste Comte sangat dipengaruhi oleh gurunya, seorang sosialis utopis Prancis. Siapakah dia?
- A. Jean-Jacques Rousseau
- B. Charles Fourier
- C. Henri de Saint-Simon
- D. Robert Owen
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: C
Pembahasan: Comte pernah menjadi sekretaris dan murid dari Henri de Saint-Simon, yang ide-idenya banyak membentuk pemikiran awal Comte.
18. Manakah dari berikut ini yang BUKAN merupakan karakteristik Positivisme Comte?
- A. Penekanan pada observasi empiris.
- B. Pencarian hukum-hukum universal yang mengatur fenomena.
- C. Penolakan terhadap spekulasi metafisik.
- D. Pengakuan terhadap wahyu ilahi sebagai sumber pengetahuan.
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: D
Pembahasan: Positivisme secara tegas menolak wahyu ilahi dan penjelasan supranatural.
19. Apa yang menjadi fokus utama sosiologi menurut Auguste Comte?
- A. Studi tentang perilaku individu.
- B. Studi tentang interaksi kelompok kecil.
- C. Studi tentang tatanan dan kemajuan sosial.
- D. Studi tentang ekonomi global.
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: C
Pembahasan: Comte menciptakan sosiologi untuk memahami bagaimana masyarakat dapat mencapai tatanan yang stabil dan terus maju.
20. Kritik utama terhadap ‘Agama Kemanusiaan’ Comte adalah:
- A. Terlalu berorientasi pada individu.
- B. Tidak memiliki ritual yang cukup.
- C. Terlalu abstrak dan tidak praktis.
- D. Bersifat otoriter dan dogmatis, mirip dengan agama yang ia tolak.
Lihat Kunci Jawaban
Jawaban: D
Pembahasan: Banyak kritikus melihat Agama Kemanusiaan sebagai upaya Comte untuk menciptakan agama baru yang dogmatis, meskipun ia menolak agama tradisional.
B. Isian Singkat
1. Siapakah filsuf Prancis yang pertama kali memperkenalkan istilah ‘sosiologi’?
Jawaban: Auguste Comte
2. Menurut Auguste Comte, tahap terakhir dalam Hukum Tiga Tahap adalah Tahap __________.
Jawaban: Positif (atau Ilmiah)
3. Apa nama aliran filsafat yang dikembangkan Auguste Comte yang menekankan pada data empiris dan metode ilmiah?
Jawaban: Positivisme
4. Dalam karya utamanya, Course de Philosophie Positive, Comte membahas tentang __________.
Jawaban: Filsafat positif / Sosiologi
5. Dalam hierarki ilmu, ilmu apa yang dianggap Auguste Comte sebagai ‘ratu ilmu-ilmu’ karena kompleksitas objek studinya?
Jawaban: Sosiologi
C. Menjodohkan
1. Jodohkan konsep-konsep Auguste Comte berikut dengan deskripsi yang tepat:
| Premis | Respon |
|---|---|
| a. Positivisme | 3. Filsafat yang menekankan observasi empiris dan metode ilmiah. |
| b. Hukum Tiga Tahap | 2. Evolusi intelektual manusia melalui tahap teologis, metafisik, dan positif. |
| c. Statika Sosial | 1. Studi tentang tatanan dan struktur masyarakat yang stabil. |
| d. Dinamika Sosial | 4. Studi tentang perubahan dan perkembangan masyarakat. |
2. Jodohkan tahap-tahap dalam Hukum Tiga Tahap dengan ciri-ciri pemikirannya:
| Premis | Respon |
|---|---|
| a. Tahap Teologis | 2. Penjelasan fenomena berdasarkan kekuatan supranatural atau dewa-dewi. |
| b. Tahap Metafisik | 3. Penjelasan fenomena berdasarkan konsep-konsep abstrak atau entitas esensial. |
| c. Tahap Positif | 1. Penjelasan fenomena berdasarkan hukum-hukum ilmiah yang ditemukan melalui observasi. |
D. Uraian
1. Jelaskan secara rinci tiga tahap dalam ‘Hukum Tiga Tahap’ (Law of Three Stages) menurut Auguste Comte, beserta ciri-ciri utama pemikiran pada setiap tahapnya.
1. Tahap Teologis: Pada tahap ini, manusia menjelaskan fenomena alam dan sosial dengan merujuk pada kekuatan supranatural atau ilahi. Ini dibagi lagi menjadi Fetisisme (benda mati memiliki kekuatan), Politeisme (banyak dewa), dan Monoteisme (satu Tuhan). Penjelasan bersifat imajinatif dan tidak berdasarkan observasi. 2. Tahap Metafisik: Ini adalah tahap transisi dari teologis ke positif. Penjelasan fenomena tidak lagi sepenuhnya supranatural, tetapi menggunakan konsep-konsep abstrak atau entitas esensial yang tidak dapat diamati secara langsung (misalnya, ‘alam’, ‘esensi’, ‘kekuatan vital’). Ini masih bersifat spekulatif namun mulai menjauh dari personifikasi ilahi. 3. Tahap Positif (atau Ilmiah): Ini adalah tahap tertinggi dan terakhir. Manusia mencari penjelasan fenomena melalui observasi empiris, eksperimen, dan penemuan hukum-hukum universal yang mengatur hubungan antarfenomena. Pengetahuan bersifat faktual, objektif, dan dapat diverifikasi secara ilmiah. Sosiologi muncul pada tahap ini untuk mempelajari masyarakat secara ilmiah.
2. Deskripsikan karakteristik utama dari filsafat Positivisme yang dikembangkan oleh Auguste Comte.
Positivisme Comte memiliki beberapa karakteristik utama: 1. Penekanan pada Observasi Empiris: Pengetahuan yang sah hanya berasal dari data yang dapat diamati dan diverifikasi melalui indra. 2. Penolakan Metafisika dan Teologi: Menolak spekulasi tentang entitas abstrak yang tidak dapat diamati (misalnya, Tuhan, esensi, sebab-sebab pertama) sebagai sumber pengetahuan. 3. Pencarian Hukum Universal: Tujuan ilmu adalah menemukan hukum-hukum tetap dan tidak berubah yang mengatur fenomena, baik alam maupun sosial. 4. Metode Ilmiah: Menggunakan metode yang sama dengan ilmu alam (observasi, eksperimen, perbandingan) untuk mempelajari masyarakat. 5. Relativitas Pengetahuan: Pengetahuan bersifat relatif terhadap observasi dan pengalaman, bukan kebenaran absolut. 6. Orientasi Praktis: Ilmu bertujuan untuk memprediksi dan mengendalikan fenomena demi kemajuan dan kesejahteraan manusia (e.g., ‘mengetahui untuk meramal, meramal untuk bertindak’).
3. Bagaimana Auguste Comte membedakan antara ‘Statika Sosial’ dan ‘Dinamika Sosial’ dalam studinya tentang sosiologi?
Auguste Comte membagi sosiologi menjadi dua cabang utama: 1. Statika Sosial: Mempelajari elemen-elemen yang menjaga tatanan, stabilitas, dan kohesi dalam masyarakat. Ini berfokus pada struktur sosial, institusi (keluarga, negara, agama), dan bagaimana bagian-bagian masyarakat saling berinteraksi untuk menjaga keseimbangan. Statika sosial melihat masyarakat pada suatu titik waktu tertentu, menganalisis bagaimana ia tetap bersatu dan berfungsi. 2. Dinamika Sosial: Mempelajari perubahan, evolusi, dan perkembangan masyarakat sepanjang waktu. Ini berfokus pada Hukum Tiga Tahap dan bagaimana masyarakat bergerak dari satu tahap intelektual ke tahap berikutnya, yang pada gilirannya memengaruhi struktur sosial. Dinamika sosial melihat masyarakat dalam konteks sejarah dan progresnya menuju tahap positif. Comte percaya bahwa kedua aspek ini saling terkait; tatanan (statika) adalah prasyarat untuk kemajuan (dinamika), dan kemajuan akan membawa tatanan baru.
4. Diskusikan konsep ‘Agama Kemanusiaan’ (Religion of Humanity) yang diusulkan oleh Auguste Comte dan mengapa ia merasa perlu mengembangkannya.
‘Agama Kemanusiaan’ adalah konsep yang dikembangkan Auguste Comte di akhir hidupnya sebagai sistem moral dan etika yang akan menggantikan agama-agama tradisional yang berbasis supranatural. Esensinya adalah penyembahan dan pengabdian kepada ‘Kemanusiaan Agung’ (Grand Etre), yaitu kolektivitas semua individu yang telah berkontribusi pada kemajuan umat manusia. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan altruisme, kasih sayang, dan pengabdian kepada masyarakat, bukan kepada Tuhan. Comte merasa perlu mengembangkannya karena ia percaya bahwa meskipun positivisme dapat memberikan pengetahuan ilmiah, masyarakat masih membutuhkan dasar moral dan emosional untuk menjaga kohesi sosial dan mengarahkan tindakan individu menuju kebaikan bersama. Ia ingin mengisi kekosongan moral yang ditinggalkan oleh runtuhnya agama tradisional dan metafisika, serta menyediakan sistem nilai yang dapat menyatukan masyarakat positif secara emosional dan spiritual.
5. Analisislah kontribusi utama Auguste Comte terhadap perkembangan sosiologi sebagai disiplin ilmu.
Kontribusi utama Auguste Comte terhadap perkembangan sosiologi sangat signifikan: 1. Pencetus Istilah ‘Sosiologi’: Ia adalah orang pertama yang menciptakan dan menggunakan istilah ‘sosiologi’ pada tahun 1838, secara resmi menamai disiplin ilmu baru ini. 2. Mendirikan Sosiologi sebagai Ilmu Positif: Comte berpendapat bahwa masyarakat dapat dan harus dipelajari menggunakan metode ilmiah yang sama dengan ilmu alam. Ini meletakkan dasar bagi sosiologi empiris. 3. Hukum Tiga Tahap: Memberikan kerangka kerja untuk memahami evolusi intelektual dan sosial manusia, menunjukkan progres dari pemikiran teologis, metafisik, hingga positif. 4. Pembagian Sosiologi: Memisahkan sosiologi menjadi Statika Sosial (studi tentang tatanan dan struktur) dan Dinamika Sosial (studi tentang perubahan dan perkembangan), memberikan kerangka analitis awal bagi sub-bidang sosiologi. 5. Hierarki Ilmu: Menempatkan sosiologi di puncak hierarki ilmu-ilmu, menunjukkan kompleksitas dan pentingnya sebagai ‘ratu ilmu-ilmu’ yang mengintegrasikan temuan dari ilmu-ilmu lain. 6. Tujuan Praktis Sosiologi: Melihat sosiologi bukan hanya sebagai ilmu teoritis, tetapi juga sebagai alat untuk memahami dan memperbaiki masyarakat, dengan tujuan menciptakan tatanan sosial yang lebih baik dan rasional.
