Kumpulan Soal Keelektronegatifan Kimia: Pilihan Ganda, Esai, dan Pembahasan Lengkap

Posted on

Kumpulan Soal Keelektronegatifan Kimia: Pilihan Ganda, Esai, dan Pembahasan Lengkap

Keelektronegatifan adalah salah satu konsep fundamental dalam kimia yang sangat penting untuk dipahami. Konsep ini mengacu pada kecenderungan suatu atom untuk menarik pasangan elektron ikatan ke arah dirinya sendiri dalam suatu molekul. Pemahaman tentang keelektronegatifan membantu kita memprediksi jenis ikatan kimia yang terbentuk antara dua atom, apakah itu ikatan ionik, kovalen polar, atau kovalen nonpolar, serta sejauh mana polaritas ikatan tersebut.

Nilai keelektronegatifan bervariasi antar unsur dan mengikuti tren tertentu dalam tabel periodik. Umumnya, keelektronegatifan meningkat dari kiri ke kanan dalam satu periode dan menurun dari atas ke bawah dalam satu golongan. Faktor-faktor seperti jari-jari atom, muatan inti efektif, dan efek perisai elektron turut memengaruhi nilai keelektronegatifan suatu unsur.

Menguasai materi keelektronegatifan akan memperkuat pemahaman Anda tentang struktur molekul, sifat fisik dan kimia senyawa, serta reaktivitas berbagai zat. Oleh karena itu, kami telah menyiapkan kumpulan soal keelektronegatifan ini, lengkap dengan pilihan ganda, esai, dan pembahasan mendalam, untuk membantu Anda menguji dan mempertajam pengetahuan Anda.


Soal Pilihan Ganda Keelektronegatifan

  1. Apa definisi yang paling tepat untuk keelektronegatifan?
    A. Energi yang diperlukan untuk melepaskan satu elektron dari atom netral dalam keadaan gas.
    B. Energi yang dilepaskan ketika atom netral dalam keadaan gas menerima satu elektron.
    C. Kecenderungan suatu atom untuk menarik pasangan elektron ikatan ke arah dirinya sendiri dalam suatu molekul.
    D. Jarak rata-rata antara inti atom dan kulit elektron terluar.
    Jawaban: C
    Penjelasan: Keelektronegatifan adalah ukuran kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dalam ikatan kimia.
  2. Bagaimana tren keelektronegatifan dalam satu periode dari kiri ke kanan pada tabel periodik?
    A. Menurun
    B. Meningkat
    C. Tetap
    D. Tidak beraturan
    Jawaban: B
    Penjelasan: Dari kiri ke kanan dalam satu periode, muatan inti efektif meningkat dan jari-jari atom berkurang, sehingga gaya tarik inti terhadap elektron ikatan semakin kuat.
  3. Bagaimana tren keelektronegatifan dalam satu golongan dari atas ke bawah pada tabel periodik?
    A. Menurun
    B. Meningkat
    C. Tetap
    D. Tidak beraturan
    Jawaban: A
    Penjelasan: Dari atas ke bawah dalam satu golongan, jumlah kulit elektron bertambah dan jari-jari atom membesar, sehingga gaya tarik inti terhadap elektron ikatan semakin lemah.
  4. Unsur manakah yang memiliki keelektronegatifan paling tinggi?
    A. Oksigen (O)
    B. Fluorin (F)
    C. Klorin (Cl)
    D. Nitrogen (N)
    Jawaban: B
    Penjelasan: Fluorin (F) adalah unsur dengan keelektronegatifan tertinggi di tabel periodik karena jari-jari atomnya kecil dan muatan intinya efektif tinggi.
  5. Jika perbedaan keelektronegatifan antara dua atom sangat besar (biasanya > 1,7), jenis ikatan apa yang cenderung terbentuk?
    A. Kovalen nonpolar
    B. Kovalen polar
    C. Ionik
    D. Logam
    Jawaban: C
    Penjelasan: Perbedaan keelektronegatifan yang besar menunjukkan bahwa salah satu atom sangat kuat menarik elektron sehingga terjadi transfer elektron, membentuk ikatan ionik.
  6. Pasangan unsur manakah yang cenderung membentuk ikatan kovalen nonpolar?
    A. Na dan Cl
    B. H dan O
    C. C dan H
    D. K dan F
    Jawaban: C
    Penjelasan: C dan H memiliki perbedaan keelektronegatifan yang sangat kecil (sekitar 0,35), sehingga ikatan C-H dianggap nonpolar atau sangat sedikit polar.
  7. Faktor utama yang menyebabkan keelektronegatifan meningkat dalam satu periode adalah…
    A. Peningkatan jari-jari atom.
    B. Penurunan muatan inti efektif.
    C. Peningkatan muatan inti efektif.
    D. Peningkatan efek perisai.
    Jawaban: C
    Penjelasan: Dalam satu periode, jumlah proton (muatan inti) bertambah sedangkan jumlah kulit elektron tetap, menyebabkan muatan inti efektif meningkat.
  8. Skala keelektronegatifan yang paling umum digunakan dan dikembangkan oleh Linus Pauling memiliki rentang nilai dari…
    A. 0 hingga 4,0
    B. 1 hingga 5
    C. -1 hingga 1
    D. 0 hingga 10
    Jawaban: A
    Penjelasan: Skala Pauling menetapkan Fluorin (F) sebagai 4,0 dan Cesium (Cs) sebagai 0,7, sehingga rentangnya sekitar 0 hingga 4,0.
  9. Jika perbedaan keelektronegatifan antara dua atom adalah 0,5, jenis ikatan yang kemungkinan terbentuk adalah…
    A. Ionik
    B. Kovalen polar
    C. Kovalen nonpolar
    D. Logam
    Jawaban: B
    Penjelasan: Perbedaan keelektronegatifan antara 0,4 dan 1,7 biasanya menunjukkan ikatan kovalen polar.
  10. Mengapa unsur-unsur golongan 18 (gas mulia) umumnya tidak memiliki nilai keelektronegatifan yang signifikan?
    A. Karena mereka memiliki jari-jari atom yang sangat besar.
    B. Karena mereka sudah stabil dengan konfigurasi elektron valensi penuh.
    C. Karena mereka sangat reaktif.
    D. Karena mereka adalah logam.
    Jawaban: B
    Penjelasan: Gas mulia memiliki konfigurasi elektron valensi yang stabil (oktet atau duplet), sehingga mereka tidak memiliki kecenderungan untuk menarik elektron dari atom lain.
  11. Unsur dengan keelektronegatifan terendah adalah…
    A. Francium (Fr)
    B. Litium (Li)
    C. Kalium (K)
    D. Natrium (Na)
    Jawaban: A
    Penjelasan: Francium (Fr) berada di paling bawah golongan 1, memiliki jari-jari atom terbesar dan muatan inti efektif terendah di antara logam alkali, sehingga keelektronegatifannya paling rendah.
  12. Atom X memiliki keelektronegatifan 3,0 dan atom Y memiliki keelektronegatifan 1,0. Jenis ikatan yang terbentuk antara X dan Y adalah…
    A. Kovalen nonpolar
    B. Kovalen polar
    C. Ionik
    D. Logam
    Jawaban: C
    Penjelasan: Perbedaan keelektronegatifan = 3,0 – 1,0 = 2,0. Perbedaan > 1,7 menunjukkan ikatan ionik.
  13. Pada molekul H₂O, mengapa ikatan O-H bersifat polar?
    A. Karena hidrogen lebih elektronegatif dari oksigen.
    B. Karena oksigen lebih elektronegatif dari hidrogen.
    C. Karena keduanya memiliki keelektronegatifan yang sama.
    D. Karena ada transfer elektron penuh.
    Jawaban: B
    Penjelasan: Oksigen (3,44) lebih elektronegatif daripada Hidrogen (2,20), sehingga menarik elektron ikatan lebih kuat ke arahnya, menciptakan polaritas.
  14. Pernyataan yang benar mengenai keelektronegatifan adalah…
    A. Semakin besar jari-jari atom, semakin besar keelektronegatifannya.
    B. Semakin kecil muatan inti efektif, semakin besar keelektronegatifannya.
    C. Semakin banyak kulit elektron, semakin besar keelektronegatifannya.
    D. Semakin kuat gaya tarik inti terhadap elektron valensi, semakin besar keelektronegatifannya.
    Jawaban: D
    Penjelasan: Keelektronegatifan adalah ukuran kemampuan menarik elektron, yang berbanding lurus dengan kekuatan gaya tarik inti terhadap elektron valensi.
  15. Dalam molekul Cl₂, perbedaan keelektronegatifan antara dua atom klorin adalah…
    A. Sangat besar
    B. Sedang
    C. Kecil
    D. Nol
    Jawaban: D
    Penjelasan: Karena kedua atom adalah Cl, keelektronegatifannya sama, sehingga perbedaannya nol, menghasilkan ikatan kovalen nonpolar.
  16. Unsur-unsur yang cenderung memiliki keelektronegatifan tinggi biasanya adalah…
    A. Logam alkali
    B. Logam transisi
    C. Nonlogam
    D. Gas mulia
    Jawaban: C
    Penjelasan: Nonlogam, terutama yang berada di kanan atas tabel periodik (kecuali gas mulia), memiliki kecenderungan kuat untuk menarik elektron.
  17. Manakah dari ikatan berikut yang paling polar? (Nilai keelektronegatifan: H=2.20, C=2.55, N=3.04, O=3.44, F=3.98)
    A. C-H
    B. N-H
    C. O-H
    D. F-H
    Jawaban: D
    Penjelasan: Perbedaan keelektronegatifan: C-H (0.35), N-H (0.84), O-H (1.24), F-H (1.78). F-H memiliki perbedaan terbesar, sehingga paling polar.
  18. Efek perisai (shielding effect) yang kuat akan…
    A. Meningkatkan keelektronegatifan
    B. Menurunkan keelektronegatifan
    C. Tidak memengaruhi keelektronegatifan
    D. Meningkatkan energi ionisasi
    Jawaban: B
    Penjelasan: Efek perisai yang kuat mengurangi daya tarik inti terhadap elektron valensi, sehingga atom lebih sulit menarik elektron lain, menurunkan keelektronegatifan.
  19. Skala keelektronegatifan Mulliken dihitung berdasarkan rata-rata dari…
    A. Energi ionisasi dan afinitas elektron
    B. Jari-jari atom dan muatan inti
    C. Afinitas elektron dan jari-jari atom
    D. Energi ionisasi dan jari-jari atom
    Jawaban: A
    Penjelasan: Skala Mulliken mendefinisikan keelektronegatifan sebagai rata-rata energi ionisasi dan afinitas elektron.
  20. Dalam ikatan kovalen polar, pasangan elektron ikatan akan…
    A. Berbagi rata di antara kedua atom.
    B. Sepenuhnya berpindah ke salah satu atom.
    C. Lebih tertarik ke atom yang lebih elektronegatif.
    D. Lebih tertarik ke atom yang kurang elektronegatif.
    Jawaban: C
    Penjelasan: Dalam ikatan kovalen polar, perbedaan keelektronegatifan menyebabkan elektron ikatan tertarik lebih kuat ke atom yang lebih elektronegatif.

Soal Isian Singkat Keelektronegatifan

  1. Definisikan apa yang dimaksud dengan keelektronegatifan!
  2. Jawaban: Keelektronegatifan adalah kecenderungan suatu atom untuk menarik pasangan elektron ikatan ke arah dirinya sendiri dalam suatu molekul.

  3. Sebutkan unsur dengan nilai keelektronegatifan tertinggi!
  4. Jawaban: Fluorin (F).

  5. Bagaimana perubahan keelektronegatifan dari kiri ke kanan dalam satu periode pada tabel periodik?
  6. Jawaban: Keelektronegatifan meningkat dari kiri ke kanan dalam satu periode.

  7. Jika perbedaan keelektronegatifan antara dua atom adalah 0, jenis ikatan apa yang terbentuk?
  8. Jawaban: Ikatan kovalen nonpolar.

  9. Apa salah satu faktor yang menyebabkan keelektronegatifan menurun dalam satu golongan dari atas ke bawah?
  10. Jawaban: Peningkatan jari-jari atom (atau peningkatan efek perisai).

Soal Esai Keelektronegatifan

  1. Jelaskan faktor-faktor apa saja yang memengaruhi nilai keelektronegatifan suatu atom dan bagaimana pengaruhnya terhadap tren keelektronegatifan dalam tabel periodik!
  2. Jawaban:

    Ada tiga faktor utama yang memengaruhi nilai keelektronegatifan suatu atom:

    • Jari-jari Atom: Semakin kecil jari-jari atom, semakin dekat elektron valensi ke inti. Ini meningkatkan gaya tarik inti terhadap elektron ikatan, sehingga keelektronegatifan meningkat. Dalam satu periode, jari-jari atom berkurang dari kiri ke kanan, menyebabkan keelektronegatifan meningkat. Dalam satu golongan, jari-jari atom bertambah dari atas ke bawah, menyebabkan keelektronegatifan menurun.
    • Muatan Inti Efektif: Muatan inti efektif adalah muatan inti yang benar-benar dirasakan oleh elektron valensi setelah dikurangi efek perisai dari elektron inti. Semakin besar muatan inti efektif, semakin kuat gaya tarik inti terhadap elektron ikatan, sehingga keelektronegatifan meningkat. Dalam satu periode, muatan inti efektif meningkat dari kiri ke kanan, menyebabkan keelektronegatifan meningkat.
    • Efek Perisai (Shielding Effect): Elektron-elektron pada kulit dalam akan menghalangi (memperisai) daya tarik inti terhadap elektron valensi. Semakin besar efek perisai, semakin lemah daya tarik inti terhadap elektron valensi, sehingga keelektronegatifan menurun. Dalam satu golongan, jumlah kulit elektron bertambah, meningkatkan efek perisai, sehingga keelektronegatifan menurun.
  3. Bagaimana keelektronegatifan digunakan untuk memprediksi jenis ikatan kimia yang terbentuk antara dua atom? Jelaskan dengan memberikan contoh untuk ikatan ionik, kovalen polar, dan kovalen nonpolar!
  4. Jawaban:

    Perbedaan nilai keelektronegatifan (ΔEN) antara dua atom dapat digunakan untuk memprediksi jenis ikatan kimia yang terbentuk:

    • Ikatan Kovalen Nonpolar (ΔEN ≈ 0 – 0,4): Terjadi ketika dua atom memiliki nilai keelektronegatifan yang sama atau sangat mirip. Elektron ikatan berbagi secara merata di antara kedua atom. Contoh: Ikatan H-H dalam H₂ (ΔEN = 0), ikatan Cl-Cl dalam Cl₂ (ΔEN = 0), ikatan C-H dalam CH₄ (ΔEN ≈ 0,35).
    • Ikatan Kovalen Polar (ΔEN ≈ 0,4 – 1,7): Terjadi ketika ada perbedaan keelektronegatifan yang signifikan tetapi tidak terlalu besar. Elektron ikatan lebih tertarik ke atom yang lebih elektronegatif, menciptakan kutub parsial positif (δ⁺) dan negatif (δ⁻). Contoh: Ikatan O-H dalam H₂O (ΔEN ≈ 1,24), ikatan H-Cl dalam HCl (ΔEN ≈ 0,96).
    • Ikatan Ionik (ΔEN > 1,7): Terjadi ketika perbedaan keelektronegatifan sangat besar. Atom yang lebih elektronegatif menarik elektron ikatan sepenuhnya dari atom yang kurang elektronegatif, menghasilkan transfer elektron dan pembentukan ion-ion bermuatan berlawanan yang saling tarik-menarik. Contoh: Ikatan Na-Cl dalam NaCl (ΔEN ≈ 2,23), ikatan K-F dalam KF (ΔEN ≈ 3,17).
  5. Bandingkan dan kontraskan konsep keelektronegatifan dengan afinitas elektron dan energi ionisasi. Apa perbedaan mendasar antara ketiganya?
  6. Jawaban:

    Ketiga konsep ini (keelektronegatifan, afinitas elektron, dan energi ionisasi) berkaitan dengan interaksi atom dengan elektron, tetapi memiliki definisi dan konteks yang berbeda:

    • Keelektronegatifan: Kecenderungan suatu atom untuk menarik pasangan elektron ikatan dalam suatu molekul. Ini adalah ukuran relatif dan tidak memiliki satuan energi. Ini menggambarkan kekuatan tarik menarik elektron dalam ikatan.
    • Afinitas Elektron: Energi yang dilepaskan (atau kadang diserap) ketika atom netral dalam keadaan gas menerima satu elektron untuk membentuk ion negatif. Ini adalah nilai absolut yang diukur dalam satuan energi (kJ/mol) dan berkaitan dengan pembentukan ion.
    • Energi Ionisasi: Energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan satu elektron dari atom netral dalam keadaan gas untuk membentuk ion positif. Ini juga merupakan nilai absolut yang diukur dalam satuan energi (kJ/mol) dan berkaitan dengan pembentukan ion.

    Perbedaan Mendasar:

    • Konteks: Keelektronegatifan berlaku dalam konteks ikatan kimia (saat atom membentuk molekul), sedangkan afinitas elektron dan energi ionisasi berlaku untuk atom tunggal dalam keadaan gas (saat atom memperoleh atau kehilangan elektron secara individual).
    • Sifat: Keelektronegatifan adalah sifat relatif (kecenderungan), sedangkan afinitas elektron dan energi ionisasi adalah sifat kuantitatif (jumlah energi).
    • Arah Perubahan Elektron: Keelektronegatifan adalah daya tarik elektron ikatan, afinitas elektron adalah penerimaan elektron, dan energi ionisasi adalah pelepasan elektron.
  7. Fluorin (F) dikenal sebagai unsur paling elektronegatif. Jelaskan mengapa Fluorin memiliki keelektronegatifan tertinggi di tabel periodik, dengan mempertimbangkan posisinya dan sifat-sifat atomiknya!
  8. Jawaban:

    Fluorin (F) memiliki keelektronegatifan tertinggi (4,0 pada skala Pauling) karena kombinasi unik dari posisinya di tabel periodik dan sifat-sifat atomiknya:

    • Jari-jari Atom yang Sangat Kecil: Fluorin berada di periode 2, menjadikannya salah satu atom terkecil. Dengan jari-jari atom yang kecil, elektron valensinya sangat dekat dengan inti.
    • Muatan Inti Efektif yang Tinggi: Meskipun memiliki jumlah kulit elektron yang sedikit, inti Fluorin memiliki 9 proton. Karena elektron valensi sangat dekat dengan inti dan efek perisai dari hanya dua elektron kulit 1s relatif minimal, elektron valensi mengalami daya tarik inti yang sangat kuat.
    • Elektron Valensi yang Hampir Penuh: Fluorin memiliki konfigurasi elektron 1s²2s²2p⁵, yang berarti ia hanya membutuhkan satu elektron lagi untuk mencapai konfigurasi oktet yang stabil seperti gas mulia Neon. Kecenderungan kuat untuk menarik satu elektron ini berkontribusi pada keelektronegatifannya yang tinggi.

    Kombinasi jari-jari atom yang kecil dan muatan inti efektif yang tinggi memungkinkan inti Fluorin menarik elektron ikatan dengan kekuatan luar biasa, menjadikannya unsur paling elektronegatif.

  9. Bagaimana konsep keelektronegatifan dapat diterapkan atau memiliki implikasi dalam kehidupan sehari-hari atau industri? Berikan minimal dua contoh.
  10. Jawaban:

    Konsep keelektronegatifan memiliki banyak aplikasi dan implikasi penting:

    • Sifat Pelarut dan Kelarutan: Keelektronegatifan menentukan polaritas molekul. Molekul polar (seperti air, H₂O) adalah pelarut yang baik untuk senyawa ionik dan polar lainnya (prinsip “like dissolves like”). Ini krusial dalam industri farmasi untuk formulasi obat, dalam industri makanan untuk menciptakan emulsi atau larutan, dan dalam kehidupan sehari-hari seperti penggunaan sabun (yang memiliki bagian polar dan nonpolar) untuk melarutkan kotoran.
    • Desain Material dan Polimer: Memahami perbedaan keelektronegatifan membantu dalam merancang material dengan sifat yang diinginkan. Misalnya, dalam polimer, polaritas ikatan dan molekul memengaruhi kekuatan antarmolekul, titik leleh, fleksibilitas, dan ketahanan terhadap bahan kimia. Polimer dengan ikatan polar yang kuat (misalnya, ikatan C-F dalam Teflon) seringkali sangat stabil dan non-reaktif.
    • Reaktivitas Kimia: Keelektronegatifan memprediksi bagaimana elektron akan bergeser dalam suatu ikatan, yang pada gilirannya memengaruhi reaktivitas senyawa. Atom yang sangat elektronegatif seperti O atau N dapat menarik elektron dari atom karbon di sekitarnya, membuat karbon tersebut lebih elektrofilik (mudah diserang oleh nukleofil) dan memengaruhi jalur reaksi organik. Ini penting dalam sintesis kimia dan pengembangan katalis.
    • Biokimia: Dalam molekul biologis, seperti protein dan DNA, perbedaan keelektronegatifan antara atom-atom seperti O, N, C, dan H menciptakan ikatan polar yang memungkinkan pembentukan ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen ini sangat penting untuk struktur sekunder dan tersier protein, serta untuk struktur heliks ganda DNA, yang krusial untuk fungsi biologisnya.

Soal Menjodohkan Keelektronegatifan

Jodohkan pernyataan di kolom kiri dengan jawaban yang tepat di kolom kanan.

  1. Kolom Kiri:
    a. Unsur dengan keelektronegatifan tertinggi
    b. Tren keelektronegatifan dalam satu golongan dari atas ke bawah
    c. Ikatan kovalen nonpolar
    d. Perbedaan keelektronegatifan > 1,7
    e. Skala keelektronegatifan umum

    Kolom Kanan:
    1. Menurun
    2. Pauling
    3. Fluorin
    4. ΔEN ≈ 0
    5. Ikatan ionik

    Jawaban:
    a. – 3. Fluorin
    b. – 1. Menurun
    c. – 4. ΔEN ≈ 0
    d. – 5. Ikatan ionik
    e. – 2. Pauling

  2. Kolom Kiri:
    a. Ikatan O-H dalam air
    b. Ikatan C-C dalam etana
    c. Ikatan Na-F dalam natrium fluorida
    d. Tren keelektronegatifan dalam satu periode dari kiri ke kanan
    e. Faktor yang mengurangi keelektronegatifan

    Kolom Kanan:
    1. Meningkat
    2. Ikatan kovalen polar
    3. Efek perisai
    4. Ikatan ionik
    5. Ikatan kovalen nonpolar

    Jawaban:
    a. – 2. Ikatan kovalen polar
    b. – 5. Ikatan kovalen nonpolar
    c. – 4. Ikatan ionik
    d. – 1. Meningkat
    e. – 3. Efek perisai

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *