Kemampuan mengeja dengan benar adalah fondasi penting dalam berkomunikasi secara efektif, baik dalam tulisan formal maupun informal. Kesalahan ejaan dapat mengurangi kredibilitas penulis, menyebabkan salah paham, dan bahkan mengubah makna pesan yang ingin disampaikan. Bahasa Indonesia, dengan kaidah Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEB) yang dinamis, seringkali menjadi tantangan bagi banyak orang, terutama dalam penulisan kata serapan, partikel, preposisi, atau penggunaan huruf kapital dan tanda baca. Artikel ini hadir sebagai panduan komprehensif untuk menguji dan meningkatkan pemahaman Anda tentang ejaan baku Bahasa Indonesia. Kami menyajikan berbagai jenis soal kesalahan ejaan, mulai dari pilihan ganda, isian singkat, esai, hingga menjodohkan, untuk membantu Anda mengidentifikasi dan mengoreksi kesalahan yang paling umum. Mari asah ketelitian Anda dan pastikan setiap kata yang Anda tulis sudah sesuai dengan kaidah yang benar.

Contoh Soal Kuasai Ejaan Baku! Latihan Soal Kesalahan Ejaan Bahasa Indonesia Terlengkap
A. Pilihan Ganda
-
Soal: Pilihlah kalimat yang menggunakan ejaan yang benar.
- A. Mereka sedang berdiskusi diantara mahasiswa.
- B. Ia berhasil meraih beasiswa ke luar negeri.
- C. Kita harus bertanggung jawab terhadap lingkungan.
- D. Anak itu tidak mau makan walau pun lapar.
Jawaban: B. Ia berhasil meraih beasiswa ke luar negeri.
Penjelasan: PUEB menyatakan bahwa preposisi ‘ke’ dan ‘di’ ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya jika menunjukkan tempat atau arah. Pilihan B sudah benar. -
Soal: Manakah penulisan kata serapan yang benar?
- A. Sistim
- B. Sistym
- C. Sistem
- D. Sisten
Jawaban: C. Sistem
Penjelasan: Kata serapan ‘sistem’ dari bahasa Inggris ‘system’ sudah baku dalam Bahasa Indonesia. Pilihan A, B, dan D adalah bentuk yang tidak baku. -
Soal: Kalimat berikut yang menggunakan partikel ‘pun’ dengan benar adalah…
- A. Apapun yang terjadi, kita harus kuat.
- B. Biarpun hujan, ia tetap pergi.
- C. Pekerjaan itu mudah sekalipun.
- D. Jangankan dua kali, sekali pun ia belum pernah datang.
Jawaban: D. Jangankan dua kali, sekali pun ia belum pernah datang.
Penjelasan: Partikel ‘pun’ ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya, kecuali pada kata-kata yang sudah dianggap padu seperti ‘walaupun’, ‘ataupun’, ‘bagaimanapun’, ‘maupun’, ‘sekalipun’ (yang berarti ‘sekali saja’), dan ‘kendatipun’. Dalam pilihan D, ‘sekali pun’ berarti ‘sekali saja’, sehingga ditulis terpisah. -
Soal: Kata yang penulisannya tidak baku adalah…
- A. Apotik
- B. Praktik
- C. Ijazah
- D. Kuitansi
Jawaban: A. Apotik
Penjelasan: Bentuk baku dari ‘apotik’ adalah ‘apotek’. -
Soal: Pilihlah kalimat yang menggunakan huruf kapital dengan benar.
- A. Ia membaca buku berjudul ‘sang Pangeran Diponegoro’.
- B. Kesenian Reog Ponorogo berasal dari Jawa Timur.
- C. Setiap hari minggu, kami berolahraga di lapangan.
- D. Siapa Presiden Indonesia yang pertama?
Jawaban: B. Kesenian Reog Ponorogo berasal dari Jawa Timur.
Penjelasan: Huruf kapital digunakan untuk nama geografi yang diikuti nama diri geografi. ‘Reog Ponorogo’ adalah nama kesenian khas dari ‘Ponorogo’ (nama diri geografi) dan ‘Jawa Timur’ adalah nama geografi. Pilihan A, C, dan D memiliki kesalahan kapitalisasi. -
Soal: Penggunaan tanda baca koma (,) yang tepat terdapat pada kalimat…
- A. Oleh karena itu, dia pergi.
- B. Saya senang membaca, tetapi adik suka bermain.
- C. Ibu membeli sayur, buah, dan daging di pasar.
- D. Dia berkata ‘aku akan datang besok’.
Jawaban: C. Ibu membeli sayur, buah, dan daging di pasar.
Penjelasan: Tanda koma digunakan untuk memisahkan unsur-unsur dalam suatu perincian yang lebih dari dua. Pilihan C memisahkan ‘sayur’, ‘buah’, dan ‘daging’. -
Soal: Manakah penulisan gelar akademik yang benar?
- A. Dr Ir Budi Santoso M.Sc
- B. Dr. Ir. Budi Santoso MSc.
- C. Dr, Ir. Budi Santoso, M.Sc
- D. Dr. Ir. Budi Santoso, M.Sc.
Jawaban: D. Dr. Ir. Budi Santoso, M.Sc.
Penjelasan: Setiap singkatan gelar harus diikuti tanda titik, dan antara gelar satu dengan yang lain dipisahkan oleh tanda koma. Pilihan D mengikuti kaidah ini. -
Soal: Kata ‘sekadar’ sering salah dieja. Manakah penulisan yang benar?
- A. Sekedar
- B. Sekadar
- C. Sekeder
- D. Sekeddar
Jawaban: B. Sekadar
Penjelasan: Bentuk baku dari kata ini adalah ‘sekadar’, bukan ‘sekedar’. -
Soal: Pilihlah kalimat dengan penulisan kata depan ‘di’ yang tepat.
- A. Buku itu disimpan di meja.
- B. Makanan itu dimakan adik.
- C. Surat itu dikirimkan kemarin.
- D. Pekerjaan itu dikerjakan bersama.
Jawaban: A. Buku itu disimpan di meja.
Penjelasan: Kata depan ‘di’ yang menunjukkan tempat ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Pilihan A menunjukkan tempat. -
Soal: Penulisan singkatan yang benar adalah…
- A. a.n. (atas nama)
- B. dll (dan lain-lain)
- C. yth (yang terhormat)
- D. s.d (sampai dengan)
Jawaban: A. a.n. (atas nama)
Penjelasan: Singkatan ‘atas nama’ yang terdiri atas dua huruf ditulis dengan tanda titik di setiap hurufnya. -
Soal: Manakah penulisan kata ulang yang benar?
- A. anak anak
- B. anak2
- C. anak-anak
- D. anak-anak saja
Jawaban: C. anak-anak
Penjelasan: Kata ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-). -
Soal: Kata mana yang seharusnya ditulis miring (dicetak tebal dalam konteks ini) menurut kaidah ejaan?
- A. Novel itu berjudul ‘Laskar Pelangi’.
- B. Kata ‘merah’ adalah kata sifat.
- C. Dia sering mengucapkan kata ‘insyaallah’.
- D. Saya membaca bab I buku itu.
Jawaban: A. Novel itu berjudul ‘Laskar Pelangi’.
Penjelasan: Judul buku, majalah, dan nama surat kabar harus ditulis miring. Namun, dalam konteks judul bagian atau bab buku, atau artikel, tidak perlu miring. Pilihan A, ‘Laskar Pelangi’ sebagai judul novel, seharusnya dicetak miring. -
Soal: Pilihlah kalimat yang menggunakan tanda titik dua (:) dengan tepat.
- A. Ketua: Budi, Sekretaris: Ani, Bendahara: Cici.
- B. Waktu: Pukul 08.00 WIB.
- C. Untuk membuat teh, kita perlu: air panas, teh, dan gula.
- D. Kita memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
Jawaban: D. Kita memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
Penjelasan: Tanda titik dua digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti perincian atau penjelasan. Pilihan D adalah contoh yang tepat. -
Soal: Penggunaan imbuhan ‘me-‘ yang benar terdapat pada kalimat…
- A. Dia menelpon ibunya setiap hari.
- B. Ia memukul bola itu dengan keras.
- C. Kami mensukseskan acara itu.
- D. Mereka menyintai pekerjaan mereka.
Jawaban: B. Ia memukul bola itu dengan keras.
Penjelasan: Imbuhan ‘me-‘ akan berubah menjadi ‘mem-‘ jika bertemu dengan kata dasar yang diawali huruf ‘p’ (pukul menjadi memukul). Pilihan A, C, dan D memiliki kesalahan dalam peluluhan huruf awal atau bentuk imbuhan. -
Soal: Manakah penulisan bilangan atau angka yang benar dalam kalimat?
- A. Ada 25 siswa yang mengikuti lomba itu.
- B. Dia memiliki tiga ratus ribu rupiah.
- C. Sebanyak dua puluh lima orang hadir.
- D. Perusahaan itu memiliki 500 karyawan.
Jawaban: A. Ada 25 siswa yang mengikuti lomba itu.
Penjelasan: Bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika bilangan tersebut berada dalam rangkaian perincian atau di awal kalimat. Jika bilangan lebih dari dua kata, ditulis dengan angka. Pilihan A benar karena 25 ditulis dengan angka karena lebih dari dua kata jika dieja (dua puluh lima). -
Soal: Pilihlah kalimat yang menggunakan kata ‘daripada’ dengan tepat.
- A. Daripada tidak ada pekerjaan, lebih baik membantu ibu.
- B. Buku ini lebih tebal daripada buku itu.
- C. Dia lebih suka diam daripada berbicara.
- D. Semua itu berasal daripada Tuhan.
Jawaban: B. Buku ini lebih tebal daripada buku itu.
Penjelasan: Kata ‘daripada’ digunakan untuk menyatakan perbandingan atau asal. Pilihan B menggunakan ‘daripada’ untuk perbandingan. -
Soal: Manakah penulisan yang benar untuk nama daerah yang sudah lazim?
- A. Djakarta
- B. Djawa
- C. Sumatra
- D. Jakarta
Jawaban: D. Jakarta
Penjelasan: Nama geografi yang sudah lazim ditulis sesuai kaidah ejaan yang berlaku. Pilihan D ‘Jakarta’ adalah penulisan yang baku. -
Soal: Pilihlah kalimat yang tidak mengandung kesalahan ejaan.
- A. Hasil analisa menunjukkan peningkatan.
- B. Dia selalu memberikan nasehat yang baik.
- C. Meskipun sibuk, ia tetap menyempatkan diri untuk berolahraga.
- D. Semua aktifitas berjalan lancar.
Jawaban: C. Meskipun sibuk, ia tetap menyempatkan diri untuk berolahraga.
Penjelasan: Pilihan C tidak mengandung kesalahan ejaan. ‘Meskipun’ adalah konjungsi yang baku. Pilihan A seharusnya ‘analisis’, pilihan B seharusnya ‘nasihat’, dan pilihan D seharusnya ‘aktivitas’. -
Soal: Penulisan gabungan kata yang benar adalah…
- A. duta besar
- B. kerja sama
- C. antar warga
- D. bertanggung jawab
Jawaban: D. bertanggung jawab
Penjelasan: Gabungan kata yang penulisannya terpisah adalah ‘bertanggung jawab’. Pilihan A seharusnya ‘duta besar’, pilihan B ‘kerjasama’, dan pilihan C ‘antarwarga’. -
Soal: Manakah penggunaan tanda hubung (-) yang tepat?
- A. se-Indonesia
- B. anti-korupsi
- C. pasca-sarjana
- D. non-blok
Jawaban: A. se-Indonesia
Penjelasan: Tanda hubung digunakan untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing, atau untuk merangkai ‘se-‘ dengan kata benda yang diawali huruf kapital.
B. Isian Singkat
-
Soal: Perbaiki kesalahan ejaan pada kalimat: ‘Setiap hari Jum’at, kami mengadakan upacara bendera.’Jawaban: Setiap hari Jumat, kami mengadakan upacara bendera.
-
Soal: Tuliskan bentuk baku dari kata ‘kwitansi’.Jawaban: Kuitansi
-
Soal: Perbaiki penulisan kata dalam kurung: ‘Dia belajar (sejak) pagi.’Jawaban: Dia belajar sejak pagi.
-
Soal: Apa kesalahan ejaan pada kalimat: ‘Pemerintah telah mensosialisasikan program baru.’?Jawaban: Kesalahannya terletak pada penulisan ‘mensosialisasikan’. Seharusnya ‘menyosialisasikan’ karena awalan ‘me-‘ bertemu kata dasar ‘sosial’ yang berhuruf awal ‘s’, sehingga ‘s’ luluh dan menjadi ‘meny-‘.
-
Soal: Tuliskan nama salah satu pulau di Indonesia dengan ejaan yang benar.Jawaban: Sulawesi
C. Menjodohkan
-
Soal: Jodohkan kata-kata di kolom kiri dengan bentuk baku yang benar di kolom kanan.
Premis A Premis B Azas ??? Nasehat ??? Photo ??? Resiko ??? Jadual ??? Kunci Jawaban (Pasangan):- Azas ↔ Asas
- Nasehat ↔ Nasihat
- Photo ↔ Foto
- Resiko ↔ Risiko
- Jadual ↔ Jadwal
-
Soal: Jodohkan kalimat di kolom kiri yang memiliki kesalahan ejaan dengan koreksi yang tepat di kolom kanan.
Premis A Premis B Kami berolahraga setiap hari sabtu. ??? Dia bekerja sebagai Duta besar. ??? Walaupun hujan ia tetap pergi. ??? Berapa harganya buku ini? ??? Para siswa sedang belajar di perpustakaan. ??? Kunci Jawaban (Pasangan):- Kami berolahraga setiap hari sabtu. ↔ Kami berolahraga setiap hari Sabtu.
- Dia bekerja sebagai Duta besar. ↔ Dia bekerja sebagai duta besar.
- Walaupun hujan ia tetap pergi. ↔ Walaupun hujan, ia tetap pergi.
- Berapa harganya buku ini? ↔ Berapa harga buku ini?
- Para siswa sedang belajar di perpustakaan. ↔ Para siswa sedang belajar di perpustakaan.
D. Uraian
-
Soal: Jelaskan mengapa ejaan yang benar sangat penting dalam penulisan karya ilmiah atau dokumen formal.Jawaban: Ejaan yang benar adalah fondasi kredibilitas dalam karya ilmiah dan dokumen formal. Pertama, ejaan yang tepat mencerminkan profesionalisme dan ketelitian penulis, yang sangat krusial dalam lingkungan akademik dan profesional. Kedua, kesalahan ejaan dapat mengganggu pemahaman pembaca, menyebabkan ambiguitas, dan mengurangi kejelasan pesan yang ingin disampaikan. Dalam konteks ilmiah, hal ini bisa berakibat pada penafsiran data atau teori yang keliru. Ketiga, dokumen formal seringkali memiliki kekuatan hukum atau administratif, sehingga setiap kata harus ditulis dengan presisi untuk menghindari kesalahpahaman atau celah interpretasi. Keempat, standar ejaan yang konsisten membantu menjaga integritas dan otoritas bahasa itu sendiri, memastikan bahwa komunikasi tertulis dapat diandalkan dan mudah diakses oleh semua pihak yang berkepentingan.
-
Soal: Sebutkan dan jelaskan tiga jenis kesalahan ejaan yang paling sering Anda temui dalam tulisan sehari-hari, serta berikan contoh koreksinya.Jawaban: Tiga jenis kesalahan ejaan yang sering ditemui adalah: 1. Penulisan partikel ‘pun’ dan ‘lah’. Seringkali ditulis serangkai padahal seharusnya terpisah, atau sebaliknya. Contoh: ‘Apapun’ seharusnya ‘apa pun’ (jika bukan gabungan kata yang padu), atau ‘bacalah’ sudah benar serangkai. 2. Penggunaan kata depan ‘di’ dan ‘ke’. Seringkali ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya padahal menunjukkan tempat, atau sebaliknya. Contoh: ‘dijual’ (benar, imbuhan) vs. ‘di rumah’ (benar, kata depan). Kesalahan umum: ‘dirumah’ (salah) seharusnya ‘di rumah’. 3. Penulisan kata serapan. Banyak kata serapan dari bahasa asing yang belum sepenuhnya diserap atau masih sering ditulis dalam bentuk aslinya atau bentuk yang tidak baku. Contoh: ‘apotik’ (salah) seharusnya ‘apotek’; ‘kwitansi’ (salah) seharusnya ‘kuitansi’; ‘analisa’ (salah) seharusnya ‘analisis’.
-
Soal: Bagaimana peran Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEB) dalam menjaga standar ejaan baku Bahasa Indonesia?Jawaban: PUEB memiliki peran sentral dalam menjaga standar ejaan baku Bahasa Indonesia. Pertama, PUEB menyediakan acuan resmi dan otoritatif tentang bagaimana kata-kata, kalimat, dan tanda baca harus ditulis. Ini menciptakan keseragaman dalam penulisan di seluruh lapisan masyarakat, mulai dari pendidikan, administrasi pemerintahan, hingga media massa. Kedua, PUEB berfungsi sebagai alat untuk menstandarkan kata-kata serapan dari bahasa asing, memastikan integrasi yang konsisten ke dalam kosakata Bahasa Indonesia. Ketiga, PUEB membantu dalam menyelesaikan perdebatan atau keraguan tentang penulisan yang benar, sehingga mengurangi kebingungan dan inkonsistensi. Keempat, melalui revisi dan pembaruan berkala (seperti dari EYD ke PUEB), PUEB menunjukkan adaptabilitas terhadap perkembangan bahasa dan kebutuhan komunikasi modern, sekaligus tetap menjaga kaidah dasar yang kuat. Dengan demikian, PUEB adalah pilar utama dalam pemeliharaan dan pengembangan ejaan baku Bahasa Indonesia.
-
Soal: Mengapa penting untuk membedakan penggunaan ‘di-‘ sebagai imbuhan dan ‘di’ sebagai kata depan? Berikan contoh masing-masing.Jawaban: Penting untuk membedakan penggunaan ‘di-‘ sebagai imbuhan dan ‘di’ sebagai kata depan karena keduanya memiliki fungsi gramatikal dan makna yang berbeda, serta implikasi pada penulisan. ‘Di-‘ sebagai imbuhan (prefiks) ditulis serangkai dengan kata dasarnya dan membentuk kata kerja pasif. Ini menunjukkan bahwa subjek menjadi objek dari suatu tindakan. Contoh: ‘Buku itu **dibaca** adik.’ (dari kata dasar ‘baca’). Sedangkan ‘di’ sebagai kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan berfungsi menunjukkan tempat atau waktu. Contoh: ‘Adik bermain **di taman**.’ (menunjukkan tempat). Kesalahan dalam membedakan keduanya akan menyebabkan kesalahan ejaan dan dapat mengubah makna kalimat, atau setidaknya membuat kalimat terdengar tidak baku dan tidak profesional.
-
Soal: Bagaimana cara efektif untuk meningkatkan kemampuan ejaan Bahasa Indonesia seseorang?Jawaban: Ada beberapa cara efektif untuk meningkatkan kemampuan ejaan Bahasa Indonesia. Pertama, rajin membaca buku, artikel berita, atau karya tulis lain yang berkualitas dan menggunakan ejaan baku. Semakin sering terpapar tulisan yang benar, semakin terbiasa mata dan otak mengenali pola ejaan yang tepat. Kedua, memiliki kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan pedoman PUEB, baik dalam bentuk fisik maupun aplikasi daring, dan menggunakannya secara aktif setiap kali ragu dengan penulisan suatu kata. Ketiga, berlatih menulis secara teratur dan meminta masukan dari orang lain yang kompeten dalam ejaan, atau menggunakan alat pemeriksa ejaan. Keempat, fokus pada jenis-jenis kesalahan yang sering dilakukan pribadi, misalnya dengan membuat daftar kata-kata yang sering salah dieja dan mempelajarinya secara khusus. Kelima, mengikuti kursus atau lokakarya tentang Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Konsistensi dan kemauan untuk belajar dari kesalahan adalah kunci utama.