Sintaksis adalah cabang ilmu linguistik yang fundamental yang mengkaji bagaimana kata-kata digabungkan untuk membentuk frasa, klausa, dan kalimat yang bermakna dalam suatu bahasa. Pemahaman mendalam tentang sintaksis krusial untuk berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tulisan, memastikan pesan tersampaikan dengan jelas dan gramatikal. Artikel ini dirancang khusus sebagai panduan komprehensif untuk menguji dan memperkuat pemahaman Anda tentang konsep-konsep sintaksis Bahasa Indonesia. Di sini, Anda akan menemukan beragam soal yang mencakup identifikasi unit sintaksis (frasa, klausa, kalimat), analisis fungsi sintaksis (subjek, predikat, objek, pelengkap, keterangan), serta klasifikasi jenis-jenis kalimat. Setiap pertanyaan disusun untuk menantang pemikiran Anda dan membantu Anda mengidentifikasi pola-pola struktur bahasa. Dengan mengerjakan soal-soal ini secara cermat, Anda tidak hanya akan mengukur tingkat penguasaan Anda, tetapi juga mendapatkan wawasan berharga untuk meningkatkan akurasi dan kefasihan berbahasa Indonesia. Mari selami dunia sintaksis dan kuasai tata bahasa!

Contoh Soal Uji Pemahaman Sintaksis: Kumpulan Soal Pilihan Ganda, Esai, dan Pencocokan Lengkap
A. Pilihan Ganda
-
Soal: Manakah di antara kelompok kata berikut yang merupakan frasa nominal?
- Sedang berlari
- Sangat pandai
- Meja kayu jati
- Dari kota
Jawaban: Meja kayu jati
Penjelasan: Frasa nominal adalah frasa yang intinya berupa kata benda. Dalam ‘meja kayu jati’, kata ‘meja’ adalah inti yang merupakan nomina. -
Soal: Kalimat ‘Adik menangis tersedu-sedu di kamarnya.’ memiliki predikat berupa frasa apa?
- Frasa nominal
- Frasa verbal
- Frasa adjektival
- Frasa preposisional
Jawaban: Frasa verbal
Penjelasan: Predikat ‘menangis tersedu-sedu’ berinti kata kerja ‘menangis’, sehingga merupakan frasa verbal. -
Soal: Dalam kalimat ‘Meskipun lelah, ia tetap menyelesaikan pekerjaannya.’, manakah yang merupakan klausa utama?
- Meskipun lelah
- Ia tetap
- Menyelesaikan pekerjaannya
- Ia tetap menyelesaikan pekerjaannya
Jawaban: Ia tetap menyelesaikan pekerjaannya
Penjelasan: Klausa utama adalah klausa yang dapat berdiri sendiri sebagai kalimat. ‘Ia tetap menyelesaikan pekerjaannya’ dapat berdiri sendiri, sedangkan ‘Meskipun lelah’ tidak. -
Soal: Pada kalimat ‘Buku itu dibaca oleh Rina di perpustakaan.’, siapa yang menduduki fungsi subjek?
- Buku
- Rina
- Buku itu
- Perpustakaan
Jawaban: Buku itu
Penjelasan: Dalam kalimat pasif, objek pada kalimat aktif menjadi subjek pada kalimat pasif. ‘Buku itu’ adalah yang dikenai pekerjaan (dibaca), berfungsi sebagai subjek gramatikal. -
Soal: Manakah dari kalimat berikut yang memiliki predikat intransitif?
- Ibu memasak nasi goreng.
- Mereka membangun jembatan.
- Anak itu tersenyum manis.
- Ayah membaca koran.
Jawaban: Anak itu tersenyum manis.
Penjelasan: Predikat intransitif tidak membutuhkan objek. ‘Tersenyum’ adalah verba intransitif karena tidak memerlukan objek untuk melengkapi maknanya. -
Soal: Dalam kalimat ‘Para siswa membersihkan ruang kelas.’, ‘ruang kelas’ berfungsi sebagai apa?
- Subjek
- Predikat
- Objek
- Keterangan
Jawaban: Objek
Penjelasan: ‘Ruang kelas’ adalah nomina yang dikenai pekerjaan oleh predikat ‘membersihkan’. -
Soal: Kalimat ‘Paman saya menjadi direktur perusahaan.’ memiliki fungsi sintaksis ‘direktur perusahaan’ sebagai apa?
- Objek
- Pelengkap
- Keterangan
- Subjek
Jawaban: Pelengkap
Penjelasan: Kata ‘menjadi’ adalah verba kopulatif yang membutuhkan pelengkap untuk menyempurnakan maknanya. ‘Direktur perusahaan’ melengkapi predikat ‘menjadi’. -
Soal: Manakah yang merupakan contoh kalimat majemuk setara aditif?
- Dia belajar giat dan adiknya bermain.
- Dia tidak hanya pandai, tetapi juga rajin.
- Dia pergi ke pasar, tetapi tidak membeli apa-apa.
- Dia akan lulus jika dia belajar.
Jawaban: Dia belajar giat dan adiknya bermain.
Penjelasan: Kalimat majemuk setara aditif menghubungkan dua klausa yang setara dengan konjungsi penambahan, seperti ‘dan’. -
Soal: Konjungsi yang tepat untuk kalimat majemuk bertingkat hubungan sebab akibat adalah…
- Dan
- Atau
- Sedangkan
- Karena
Jawaban: Karena
Penjelasan: ‘Karena’ adalah konjungsi subordinatif yang menyatakan hubungan sebab-akibat. -
Soal: Frasa ‘sangat tinggi’ termasuk jenis frasa apa?
- Frasa nominal
- Frasa verbal
- Frasa adjektival
- Frasa preposisional
Jawaban: Frasa adjektival
Penjelasan: Inti frasa ini adalah kata sifat ‘tinggi’, dan ‘sangat’ adalah penjelasnya. Oleh karena itu, ini adalah frasa adjektival. -
Soal: Apa perbedaan utama antara frasa dan klausa?
- Frasa lebih panjang dari klausa.
- Klausa selalu menjadi kalimat, frasa tidak.
- Klausa memiliki unsur Subjek dan Predikat, sedangkan frasa tidak.
- Frasa selalu berinti kata kerja, klausa tidak.
Jawaban: Klausa memiliki unsur Subjek dan Predikat, sedangkan frasa tidak.
Penjelasan: Klausa adalah satuan gramatikal yang memiliki subjek dan predikat, meskipun tidak selalu lengkap. Frasa adalah gabungan kata yang tidak memiliki subjek dan predikat. -
Soal: Dalam kalimat ‘Dia menulis surat untuk ibunya di Jakarta.’, ‘di Jakarta’ berfungsi sebagai…
- Objek
- Pelengkap
- Keterangan tempat
- Keterangan cara
Jawaban: Keterangan tempat
Penjelasan: ‘Di Jakarta’ menunjukkan lokasi, sehingga berfungsi sebagai keterangan tempat. -
Soal: Manakah kalimat berikut yang merupakan kalimat pasif?
- Ayah membeli buku.
- Dia sedang membaca buku.
- Buku itu dibeli oleh ayah.
- Mereka akan membaca buku.
Jawaban: Buku itu dibeli oleh ayah.
Penjelasan: Ciri kalimat pasif adalah predikat berawalan ‘di-‘ atau ‘ter-‘ dan subjeknya dikenai tindakan. ‘Buku itu dibeli’ memenuhi kriteria ini. -
Soal: Unsur inti minimal yang harus ada dalam sebuah kalimat adalah…
- Subjek saja
- Predikat saja
- Subjek dan Predikat
- Subjek, Predikat, dan Objek
Jawaban: Subjek dan Predikat
Penjelasan: Sebuah kalimat minimal harus memiliki subjek dan predikat agar menjadi klausa yang lengkap dan dapat menyampaikan gagasan. -
Soal: Kalimat ‘Dia makan nasi goreng yang sangat lezat itu.’ termasuk jenis kalimat apa?
- Kalimat majemuk setara
- Kalimat majemuk bertingkat
- Kalimat tunggal
- Kalimat inversi
Jawaban: Kalimat tunggal
Penjelasan: Kalimat ini hanya memiliki satu klausa, meskipun ada frasa ‘yang sangat lezat itu’ yang menjelaskan ‘nasi goreng’. Ini adalah perluasan frasa, bukan klausa baru. -
Soal: Manakah yang merupakan contoh frasa endosentris koordinatif?
- Rumah besar
- Sangat cepat
- Ayah dan Ibu
- Sedang tidur
Jawaban: Ayah dan Ibu
Penjelasan: Frasa endosentris koordinatif adalah frasa yang semua unsurnya berkedudukan setara dan bisa saling menggantikan. ‘Ayah dan Ibu’ adalah contoh di mana ‘Ayah’ dan ‘Ibu’ setara. -
Soal: Pada kalimat ‘Kami berharap agar dia sukses.’, klausa ‘agar dia sukses’ berfungsi sebagai…
- Subjek
- Predikat
- Objek
- Keterangan
Jawaban: Objek
Penjelasan: Klausa ‘agar dia sukses’ melengkapi verba ‘berharap’ sebagai objek penderita. Ini adalah klausa bawahan objek. -
Soal: Jenis kalimat ‘Cepatlah kemari!’ adalah…
- Kalimat deklaratif
- Kalimat interogatif
- Kalimat imperatif
- Kalimat seru
Jawaban: Kalimat imperatif
Penjelasan: Kalimat imperatif adalah kalimat perintah atau larangan. ‘Cepatlah kemari!’ adalah perintah. -
Soal: Manakah dari konstruksi berikut yang menunjukkan kesalahan sintaksis?
- Dia membaca buku tebal itu.
- Kami pergi ke pasar tadi pagi.
- Bagi semua mahasiswa harap berkumpul.
- Mereka sedang belajar bahasa Inggris.
Jawaban: Bagi semua mahasiswa harap berkumpul.
Penjelasan: Penggunaan ‘bagi’ dan ‘harap’ secara bersamaan sebelum subjek ‘semua mahasiswa’ adalah redundan dan tidak gramatikal. Seharusnya ‘Semua mahasiswa harap berkumpul’ atau ‘Bagi semua mahasiswa, diharapkan berkumpul’. -
Soal: Istilah ‘klausa terikat’ merujuk pada…
- Klausa utama
- Klausa bawahan
- Frasa
- Kalimat tunggal
Jawaban: Klausa bawahan
Penjelasan: Klausa terikat adalah klausa yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat lengkap dan harus bergantung pada klausa utama. Ini juga dikenal sebagai klausa bawahan atau anak kalimat.
B. Isian Singkat
-
Soal: Jelaskan perbedaan antara frasa endosentris dan eksosentris!Jawaban: Frasa endosentris adalah frasa yang salah satu atau semua unsurnya dapat mewakili keseluruhan frasa. Contoh: ‘rumah besar’ (inti ‘rumah’). Frasa eksosentris adalah frasa yang tidak memiliki inti, sehingga tidak ada unsur yang dapat mewakili keseluruhan frasa. Frasa preposisional adalah contoh frasa eksosentris. Contoh: ‘di pasar’ (tidak ada ‘di’ atau ‘pasar’ saja yang bisa mewakili makna ‘di pasar’).
-
Soal: Sebutkan dan jelaskan 3 fungsi sintaksis selain Subjek dan Predikat!Jawaban: 1. Objek: Bagian kalimat yang dikenai pekerjaan oleh predikat verba transitif. Contoh: ‘Dia membaca (buku)’. 2. Pelengkap: Bagian kalimat yang melengkapi makna predikat (biasanya verba intransitif atau kopulatif) dan tidak dapat dipasifkan. Contoh: ‘Ayah menjadi (guru)’. 3. Keterangan: Bagian kalimat yang memberikan informasi tambahan tentang waktu, tempat, cara, tujuan, sebab, akibat, dll. Contoh: ‘Mereka belajar (di perpustakaan)’.
-
Soal: Apa yang dimaksud dengan kalimat inversi? Berikan contohnya!Jawaban: Kalimat inversi adalah kalimat yang susunan unsur-unsur pokoknya menyimpang dari pola umum S-P (Subjek-Predikat) menjadi P-S (Predikat-Subjek). Tujuannya seringkali untuk penekanan. Contoh: ‘Pergi dia ke pasar.’ (P-S) dari pola normal ‘Dia pergi ke pasar.’ (S-P).
-
Soal: Jelaskan perbedaan antara pelengkap dan objek dalam kalimat!Jawaban: Perbedaan utama terletak pada kemampuan dipasifkan dan jenis predikatnya. Objek adalah unsur yang dikenai tindakan oleh verba transitif dan dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif (misal: ‘Saya makan roti’ menjadi ‘Roti dimakan saya’). Pelengkap melengkapi makna verba (seringkali intransitif atau kopulatif) dan tidak dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif (misal: ‘Dia menjadi guru’ tidak bisa menjadi ‘Guru dienjadi dia’).
-
Soal: Bagaimana cara mengidentifikasi klausa utama dalam kalimat majemuk bertingkat?Jawaban: Klausa utama dalam kalimat majemuk bertingkat adalah klausa yang dapat berdiri sendiri sebagai kalimat yang utuh dan bermakna tanpa kehadiran klausa lain. Klausa ini tidak diawali oleh konjungsi subordinatif (seperti ‘jika’, ‘ketika’, ‘meskipun’, ‘karena’, ‘bahwa’, dll.). Identifikasinya dengan memisahkan klausa yang diawali konjungsi subordinatif; klausa yang tersisa dan dapat berdiri sendiri itulah klausa utama.
C. Menjodohkan
-
Soal: Pasangkan konsep sintaksis berikut dengan definisinya yang tepat.
Premis A Premis B Frasa ??? Klausa ??? Kalimat ??? Subjek ??? Predikat ??? Kunci Jawaban (Pasangan):- Frasa ↔ Kelompok kata yang tidak memiliki unsur Subjek dan Predikat (non-predikatif).
- Klausa ↔ Satuan gramatikal berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya memiliki Subjek dan Predikat.
- Kalimat ↔ Satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh, diawali huruf kapital dan diakhiri tanda baca.
- Subjek ↔ Fungsi sintaksis yang menunjukkan pelaku, pokok pembicaraan, atau hal yang diterangkan dalam kalimat.
- Predikat ↔ Fungsi sintaksis yang menyatakan tindakan, keadaan, sifat, atau identitas Subjek.
-
Soal: Pasangkan contoh frasa berikut dengan jenis frasanya yang benar.
Premis A Premis B Sangat cantik ??? Sedang makan ??? Rumah besar ??? Di pasar ??? Tiga orang ??? Kunci Jawaban (Pasangan):- Sangat cantik ↔ Frasa Adjektival
- Sedang makan ↔ Frasa Verbal
- Rumah besar ↔ Frasa Nominal
- Di pasar ↔ Frasa Preposisional
- Tiga orang ↔ Frasa Numeralia
D. Uraian
-
Soal: Analisis struktur sintaksis kalimat ‘Meskipun hujan deras mengguyur kota sejak pagi, para petani tetap berangkat ke sawah untuk menanam padi.’ Identifikasi klausa utama, klausa bawahan, serta fungsi sintaksis setiap unsurnya.Jawaban: Kalimat ini adalah kalimat majemuk bertingkat.
Klausa Bawahan (Anak Kalimat):
‘Meskipun hujan deras mengguyur kota sejak pagi’
– Konjungsi: Meskipun
– Subjek: hujan deras
– Predikat: mengguyur
– Objek: kota
– Keterangan Waktu: sejak pagiKlausa Utama (Induk Kalimat):
‘para petani tetap berangkat ke sawah untuk menanam padi.’
– Subjek: para petani
– Predikat: tetap berangkat
– Keterangan Tempat: ke sawah
– Keterangan Tujuan: untuk menanam padiFungsi sintaksis klausa bawahan (‘Meskipun hujan deras mengguyur kota sejak pagi’) secara keseluruhan adalah sebagai Keterangan Konsesif (menyatakan perlawanan/pengecualian) bagi klausa utama.
-
Soal: Jelaskan secara komprehensif jenis-jenis kalimat majemuk dalam Bahasa Indonesia beserta contoh masing-masing.Jawaban: Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari dua klausa atau lebih. Ada dua jenis utama kalimat majemuk:
1. **Kalimat Majemuk Setara (Koordinatif):** Terdiri dari dua klausa atau lebih yang memiliki kedudukan setara dan dihubungkan oleh konjungsi setara. Setiap klausa dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal.
* **Aditif (Penjumlahan):** Menggunakan konjungsi ‘dan’, ‘serta’. Contoh: ‘Adik membaca buku dan kakak menonton televisi.’
* **Pertentangan:** Menggunakan konjungsi ‘tetapi’, ‘namun’, ‘melainkan’. Contoh: ‘Dia rajin belajar tetapi nilainya kurang memuaskan.’
* **Pilihan:** Menggunakan konjungsi ‘atau’. Contoh: ‘Kamu mau makan nasi atau roti?’
* **Penegas/Penguatan:** Menggunakan konjungsi ‘bahkan’, ‘lagipula’, ‘apalagi’. Contoh: ‘Dia sangat pandai, bahkan dia sering menjuarai olimpiade.’2. **Kalimat Majemuk Bertingkat (Subordinatif):** Terdiri dari satu klausa utama (induk kalimat) dan satu atau lebih klausa bawahan (anak kalimat) yang kedudukannya tidak setara. Klausa bawahan berfungsi sebagai perluasan salah satu fungsi sintaksis dari klausa utama dan dihubungkan oleh konjungsi bertingkat (subordinatif).
* **Hubungan Waktu:** Menggunakan konjungsi ‘ketika’, ‘sejak’, ‘setelah’, ‘sebelum’. Contoh: ‘Dia datang ketika hujan turun.’
* **Hubungan Syarat:** Menggunakan konjungsi ‘jika’, ‘kalau’, ‘apabila’. Contoh: ‘Saya akan pergi jika kamu ikut.’
* **Hubungan Sebab:** Menggunakan konjungsi ‘karena’, ‘sebab’. Contoh: ‘Dia tidak masuk sekolah karena sakit.’
* **Hubungan Akibat:** Menggunakan konjungsi ‘sehingga’, ‘sampai’. Contoh: ‘Dia belajar sangat giat sehingga lulus dengan nilai terbaik.’
* **Hubungan Tujuan:** Menggunakan konjungsi ‘agar’, ‘supaya’. Contoh: ‘Kami bekerja keras agar cita-cita tercapai.’
* **Hubungan Konsesif (Perlawanan):** Menggunakan konjungsi ‘meskipun’, ‘walaupun’, ‘biarpun’. Contoh: ‘Meskipun lelah, dia tetap tersenyum.’
* **Hubungan Perbandingan:** Menggunakan konjungsi ‘seperti’, ‘bagaikan’, ‘daripada’. Contoh: ‘Dia berlari secepat kilat.’
* **Hubungan Cara:** Menggunakan konjungsi ‘dengan’. Contoh: ‘Dia berbicara dengan nada tinggi.’
* **Hubungan Atributif (Perluasan Nomina):** Menggunakan konjungsi ‘yang’. Contoh: ‘Buku yang dibaca adik sangat tebal.’
* **Hubungan Pewatas (Objek/Pelengkap):** Menggunakan konjungsi ‘bahwa’. Contoh: ‘Dia mengatakan bahwa dia akan datang.’Memahami perbedaan ini penting untuk menyusun kalimat yang kompleks dan bermakna dengan tepat.
-
Soal: Diskusikan pentingnya pemahaman sintaksis dalam menulis teks akademik yang efektif dan koheren. Berikan contoh bagaimana kesalahan sintaksis dapat memengaruhi makna.Jawaban: Pemahaman sintaksis sangat krusial dalam menulis teks akademik yang efektif dan koheren karena sintaksis berkaitan langsung dengan kejelasan, ketepatan, dan keterbacaan sebuah tulisan. Dalam konteks akademik, di mana gagasan kompleks dan argumen logis harus disampaikan dengan presisi, kesalahan sintaksis dapat berakibat fatal.
**Pentingnya Sintaksis dalam Teks Akademik:**
1. **Kejelasan dan Ketepatan Makna:** Sintaksis memastikan bahwa hubungan antar-kata, frasa, dan klausa tersusun secara logis sehingga makna yang dimaksud penulis dapat dipahami dengan tepat oleh pembaca. Kalimat yang ambigu atau rancu dapat menyebabkan salah tafsir.
2. **Koherensi dan Kohesi:** Struktur kalimat yang benar membantu membangun aliran ide yang mulus antar-kalimat dan antar-paragraf, menciptakan teks yang koheren (padu) dan kohesif (menyatu).
3. **Kredibilitas Penulis:** Penggunaan tata bahasa dan sintaksis yang baik mencerminkan profesionalisme dan kehati-hatian penulis, yang pada gilirannya meningkatkan kredibilitas argumen atau penelitian yang disajikan.
4. **Efisiensi Komunikasi:** Kalimat yang tersusun secara sintaksis yang baik lebih mudah dan cepat diproses oleh pembaca, sehingga pesan dapat tersampaikan secara efisien tanpa perlu interpretasi berulang.**Contoh Pengaruh Kesalahan Sintaksis terhadap Makna:**
* **Kesalahan:** ‘Mahasiswa baru yang pintar-pintar itu dosennya sangat ramah.’
* **Analisis:** Kalimat ini ambigu. Apakah yang pintar adalah mahasiswa atau dosennya? Apakah dosennya ramah karena mahasiswanya pintar? Atau apakah dosen yang mengajar mahasiswa pintar itu ramah?
* **Perbaikan (untuk makna ‘dosennya ramah’):** ‘Dosen yang mengajar mahasiswa baru yang pintar-pintar itu sangat ramah.’
* **Perbaikan (untuk makna ‘mahasiswa baru itu ramah’):** ‘Mahasiswa baru yang pintar-pintar itu sangat ramah kepada dosennya.’* **Kesalahan:** ‘Penelitian menunjukkan bahwa peningkatan suhu bumi karena emisi gas rumah kaca.’
* **Analisis:** Kalimat ini memiliki struktur yang tidak lengkap. ‘Peningkatan suhu bumi karena emisi gas rumah kaca’ tidak membentuk klausa yang utuh sebagai objek dari ‘menunjukkan bahwa’.
* **Perbaikan:** ‘Penelitian menunjukkan bahwa peningkatan suhu bumi **disebabkan oleh** emisi gas rumah kaca.’ atau ‘Penelitian menunjukkan **adanya** peningkatan suhu bumi karena emisi gas rumah kaca.’Contoh-contoh ini menunjukkan bagaimana penempatan kata, pilihan konjungsi, atau kelengkapan unsur kalimat dapat secara drastis mengubah atau mengaburkan makna. Oleh karena itu, penguasaan sintaksis adalah keterampilan dasar yang tak terpisahkan dari penulisan akademik yang berkualitas.
-
Soal: Jelaskan konsep kategori dan fungsi sintaksis. Bagaimana keduanya saling berkaitan dalam pembentukan kalimat? Berikan contoh yang relevan.Jawaban: Dalam analisis sintaksis, **kategori sintaksis** dan **fungsi sintaksis** adalah dua konsep fundamental yang saling berkaitan erat dalam pembentukan kalimat.
**Kategori Sintaksis (Kelas Kata/Part of Speech):**
Kategori sintaksis mengacu pada klasifikasi kata berdasarkan sifat leksikal dan perilaku gramatikalnya. Ini adalah label untuk jenis-jenis kata yang digunakan dalam bahasa. Kategori ini menentukan peran potensial suatu kata dalam struktur kalimat. Contoh kategori sintaksis utama dalam Bahasa Indonesia meliputi:
* **Nomina (Kata Benda):** meja, buku, orang, kebahagiaan
* **Verba (Kata Kerja):** makan, lari, menulis, membaca
* **Adjektiva (Kata Sifat):** indah, besar, cepat, manis
* **Adverbia (Kata Keterangan):** sangat, kemarin, di sini, dengan cepat
* **Pronomina (Kata Ganti):** saya, dia, mereka, ini
* **Konjungsi (Kata Penghubung):** dan, tetapi, karena, jika
* **Preposisi (Kata Depan):** di, ke, dari, untuk**Fungsi Sintaksis (Peran Gramatikal):**
Fungsi sintaksis mengacu pada peran atau kedudukan gramatikal yang dimainkan oleh suatu kata, frasa, atau klausa dalam struktur kalimat. Ini adalah ‘tugas’ atau ‘posisi’ yang diisi oleh kategori sintaksis dalam konstruksi kalimat. Fungsi sintaksis utama meliputi:
* **Subjek (S):** Pelaku atau pokok pembicaraan dalam kalimat.
* **Predikat (P):** Bagian yang menyatakan tindakan, keadaan, atau sifat subjek.
* **Objek (O):** Bagian yang dikenai tindakan oleh predikat verba transitif.
* **Pelengkap (Pel):** Bagian yang melengkapi makna predikat, tidak dapat dipasifkan.
* **Keterangan (Ket):** Bagian yang memberikan informasi tambahan tentang waktu, tempat, cara, tujuan, dll.**Keterkaitan Kategori dan Fungsi Sintaksis:**
Kategori sintaksis menentukan potensi suatu kata untuk mengisi fungsi sintaksis tertentu. Artinya, jenis kata (kategori) sangat memengaruhi fungsi apa yang dapat diembannya dalam sebuah kalimat. Namun, hubungan ini tidak selalu satu-untuk-satu; satu kategori bisa mengisi beberapa fungsi, dan satu fungsi bisa diisi oleh beberapa kategori.**Contoh Relevan:**
Perhatikan kalimat: ‘Anak itu membaca buku baru di perpustakaan kemarin.’1. **’Anak itu’**:
* **Kategori:** Frasa nominal (terdiri dari nomina ‘anak’ dan artikula ‘itu’).
* **Fungsi:** Subjek (pelaku tindakan membaca).
(Nomina/frasa nominal secara prototipe mengisi fungsi Subjek).2. **’membaca’**:
* **Kategori:** Verba.
* **Fungsi:** Predikat (menyatakan tindakan).
(Verba secara prototipe mengisi fungsi Predikat).3. **’buku baru’**:
* **Kategori:** Frasa nominal (inti nomina ‘buku’, pewatas adjektiva ‘baru’).
* **Fungsi:** Objek (dikenai tindakan membaca).
(Nomina/frasa nominal secara prototipe mengisi fungsi Objek).4. **’di perpustakaan’**:
* **Kategori:** Frasa preposisional (terdiri dari preposisi ‘di’ dan nomina ‘perpustakaan’).
* **Fungsi:** Keterangan Tempat.
(Frasa preposisional secara prototipe mengisi fungsi Keterangan).5. **’kemarin’**:
* **Kategori:** Adverbia.
* **Fungsi:** Keterangan Waktu.
(Adverbia secara prototipe mengisi fungsi Keterangan).Dari contoh ini terlihat jelas bahwa kategori sintaksis (jenis kata/frasa) adalah ‘bahan’ atau ‘blok bangunan’, sedangkan fungsi sintaksis adalah ‘peran’ atau ‘posisi’ yang diemban oleh blok bangunan tersebut dalam arsitektur kalimat. Keduanya bekerja sama untuk membentuk struktur kalimat yang gramatikal dan bermakna.
-
Soal: Bahasa Indonesia sering disebut memiliki urutan kata yang relatif bebas dibandingkan bahasa lain, namun tetap ada kaidah sintaksis yang harus dipatuhi. Jelaskan pernyataan ini dan berikan contoh fleksibilitas serta batasan sintaksis dalam Bahasa Indonesia.Jawaban: Pernyataan bahwa Bahasa Indonesia memiliki urutan kata yang relatif bebas berarti bahwa susunan unsur-unsur kalimat (Subjek, Predikat, Objek, Keterangan) tidak sekaku bahasa-bahasa lain yang sangat tergantung pada urutan kata (misalnya bahasa Inggris dengan SVO yang ketat). Fleksibilitas ini memungkinkan variasi dalam penekanan atau gaya bahasa, namun tetap ada batasan-batasan sintaksis yang harus dipatuhi agar kalimat tetap gramatikal dan maknanya tidak berubah atau rancu.
**Fleksibilitas Sintaksis (Urutan Kata yang Relatif Bebas):**
Fleksibilitas ini sering terlihat dalam penempatan keterangan atau dalam penggunaan kalimat inversi. Urutan S-P-O (Subjek-Predikat-Objek) adalah urutan dasar, tetapi variasi masih dimungkinkan.
* **Contoh Fleksibilitas:**
1. **S-P-O-Ket:** ‘Anak itu makan nasi di dapur.’
2. **Ket-S-P-O:** ‘Di dapur, anak itu makan nasi.’ (Penekanan pada tempat)
3. **O-S-P (dengan penekanan):** ‘Nasi itu, anak itu makan.’ (Meskipun kurang umum, ini masih bisa diterima dalam konteks tertentu, terutama lisan, dan menunjukkan penekanan pada ‘nasi’).
4. **P-S (inversi):** ‘Datanglah dia kemari.’ (dari ‘Dia datanglah kemari.’)**Batasan Sintaksis (Kaidah yang Harus Dipatuhi):**
Meskipun ada fleksibilitas, urutan kata tidak bisa diubah sembarangan karena dapat mengubah makna, membuat kalimat tidak gramatikal, atau ambigu. Batasan ini terutama berlaku untuk hubungan inti dan pewatas dalam frasa, serta hubungan S-P-O dalam kalimat transitif.
* **Contoh Batasan:**
1. **Inti Frasa:** Dalam frasa nominal ‘rumah besar’, ‘rumah’ adalah inti dan ‘besar’ adalah pewatas. Urutan ini tidak bisa dibalik menjadi ‘besar rumah’ jika ingin mempertahankan makna ‘sebuah rumah yang besar’. ‘Besar rumah’ akan berarti ‘ukuran rumah’.
2. **Hubungan S-P-O:** Meskipun ada fleksibilitas, mengubah urutan S-P-O pada kalimat transitif tanpa penanda khusus (seperti partikel atau intonasi) dapat mengubah makna atau membuatnya tidak gramatikal.
* **Kalimat Asli:** ‘Ayah membaca koran.’ (Ayah = Subjek, membaca = Predikat, koran = Objek)
* **Jika diubah menjadi:** ‘Koran membaca ayah.’ (Tidak gramatikal, karena ‘koran’ tidak bisa menjadi subjek yang melakukan tindakan ‘membaca’ terhadap ‘ayah’).
* **Jika diubah menjadi:** ‘Membaca ayah koran.’ (Tidak gramatikal, karena predikat tidak biasanya di awal tanpa subjek yang jelas atau dalam kalimat imperatif/inversi yang berbeda).
3. **Penggunaan Preposisi:** Preposisi harus mendahului objeknya. ‘Di pasar saya pergi’ tidak gramatikal, harus ‘Saya pergi di pasar’ atau ‘Di pasar, saya pergi’.
4. **Kejelasan Referensi:** Meskipun fleksibel, jika perubahan urutan menyebabkan referensi subjek atau objek menjadi tidak jelas, maka itu menjadi kesalahan sintaksis.Kesimpulannya, Bahasa Indonesia memang menawarkan kebebasan yang lebih besar dalam menyusun unsur-unsur kalimat dibandingkan beberapa bahasa lain, terutama dalam penempatan keterangan. Namun, kebebasan ini tidak mutlak. Ada kaidah-kaidah dasar yang harus dipatuhi, terutama terkait dengan hubungan inti-pewatas dalam frasa dan peran fungsi sintaksis utama (S, P, O) agar kalimat tetap jelas, gramatikal, dan maknanya tidak bergeser.