Pendahuluan
Reaksi oksidasi-reduksi, atau yang lebih dikenal dengan reaksi redoks, adalah salah satu konsep fundamental dalam kimia yang sangat penting untuk dipahami. Konsep ini melibatkan transfer elektron antara dua spesi kimia, di mana satu spesi mengalami oksidasi (kehilangan elektron) dan spesi lainnya mengalami reduksi (memperoleh elektron). Dalam proses ini, kita mengenal istilah oksidator (agen pengoksidasi) dan reduktor (agen pereduksi). Oksidator adalah spesi yang mengoksidasi spesi lain (sendiri tereduksi), sedangkan reduktor adalah spesi yang mereduksi spesi lain (sendiri teroksidasi). Memahami cara mengidentifikasi oksidator dan reduktor, serta menghitung bilangan oksidasi, adalah kunci untuk menguasai topik ini. Artikel ini menyajikan berbagai contoh soal oksidator reduktor, mulai dari pilihan ganda, isian singkat, uraian, hingga mencocokkan, lengkap dengan kunci jawaban dan pembahasan untuk membantu Anda memahami materi ini secara mendalam.
Deskripsi SEO
Artikel ini menyajikan kumpulan soal oksidator reduktor (reaksi redoks) yang komprehensif, dirancang untuk siswa SMA atau siapa pun yang ingin menguasai konsep dasar kimia ini. Anda akan menemukan 20 soal pilihan ganda, 5 soal isian singkat, 5 soal uraian, dan 2 pasang soal mencocokkan, semuanya dilengkapi dengan kunci jawaban dan pembahasan mendetail. Soal-soal ini mencakup berbagai aspek reaksi redoks, termasuk penentuan bilangan oksidasi, identifikasi zat yang bertindak sebagai oksidator dan reduktor, reaksi autoredoks (disproporsionasi), serta aplikasi konsep redoks dalam berbagai persamaan reaksi kimia. Pembahasan yang jelas dan ringkas akan membantu Anda memahami logika di balik setiap jawaban, memperkuat pemahaman Anda tentang transfer elektron, perubahan bilangan oksidasi, dan peran agen pengoksidasi serta agen pereduksi. Latihan soal ini sangat ideal untuk persiapan ulangan harian, ujian semester, atau sekadar memperdalam pengetahuan kimia Anda.
A. Soal Pilihan Ganda (20 Soal)
-
Perhatikan reaksi berikut: CuO(s) + H₂(g) → Cu(s) + H₂O(l). Zat yang bertindak sebagai oksidator adalah…
- A. CuO
- B. H₂
- C. Cu
- D. H₂O
- E. Oksigen dalam CuO
-
Dalam reaksi redoks, spesi yang mengalami reduksi disebut…
- A. Oksidator
- B. Reduktor
- C. Hasil oksidasi
- D. Hasil reduksi
- E. Katalis
-
Bilangan oksidasi atom S dalam senyawa H₂SO₄ adalah…
- A. +2
- B. +4
- C. +6
- D. -2
- E. 0
-
Zat yang merupakan reduktor paling kuat adalah…
- A. F₂
- B. Cl₂
- C. Br₂
- D. I₂
- E. H₂O
-
Reaksi yang bukan merupakan reaksi redoks adalah…
- A. 2Na + Cl₂ → 2NaCl
- B. H₂SO₄ + 2NaOH → Na₂SO₄ + 2H₂O
- C. 2Fe²⁺ + Cl₂ → 2Fe³⁺ + 2Cl⁻
- D. 2KClO₃ → 2KCl + 3O₂
- E. C + O₂ → CO₂
-
Perhatikan reaksi: MnO₂ + 4HCl → MnCl₂ + 2H₂O + Cl₂. Yang bertindak sebagai reduktor adalah…
- A. MnO₂
- B. HCl
- C. MnCl₂
- D. H₂O
- E. Cl₂
-
Bilangan oksidasi Cr dalam ion Cr₂O₇²⁻ adalah…
- A. +2
- B. +3
- C. +4
- D. +6
- E. +7
-
Reaksi autoredoks (disproporsionasi) adalah reaksi di mana satu zat mengalami oksidasi sekaligus reduksi. Contoh reaksi autoredoks adalah…
- A. 2H₂ + O₂ → 2H₂O
- B. 2Na + S → Na₂S
- C. Cl₂ + 2NaOH → NaCl + NaClO + H₂O
- D. C + O₂ → CO₂
- E. AgNO₃ + HCl → AgCl + HNO₃
-
Dalam reaksi 2Fe³⁺ + 2I⁻ → 2Fe²⁺ + I₂, spesi yang mengalami oksidasi adalah…
- A. Fe³⁺
- B. I⁻
- C. Fe²⁺
- D. I₂
- E. Kedua-duanya
-
Senyawa berikut yang atom nitrogennya memiliki bilangan oksidasi tertinggi adalah…
- A. N₂
- B. NH₃
- C. N₂O
- D. HNO₃
- E. NO₂
-
Berapakah bilangan oksidasi Mn dalam senyawa KMnO₄?
- A. +2
- B. +4
- C. +6
- D. +7
- E. +8
-
Perhatikan reaksi berikut: 3CuO + 2NH₃ → 3Cu + N₂ + 3H₂O. Spesi yang bertindak sebagai reduktor adalah…
- A. CuO
- B. NH₃
- C. Cu
- D. N₂
- E. H₂O
-
Yang termasuk reaksi reduksi adalah…
- A. O²⁻ → O₂
- B. Fe²⁺ → Fe³⁺
- C. Cl⁻ → Cl₂
- D. MnO₄⁻ → Mn²⁺
- E. H₂S → S
-
Bilangan oksidasi Cl dalam HClO₄ adalah…
- A. +1
- B. +3
- C. +5
- D. +7
- E. -1
-
Pernyataan yang benar tentang oksidator adalah…
- A. Mengalami oksidasi
- B. Bilangan oksidasi turun
- C. Melepaskan elektron
- D. Disebut juga agen pereduksi
- E. Berupa logam alkali
-
Dalam reaksi 2Mg + O₂ → 2MgO, atom yang mengalami oksidasi adalah…
- A. Mg
- B. O₂
- C. MgO
- D. Oksigen dalam MgO
- E. Tidak ada
-
Reaksi berikut yang melibatkan perubahan bilangan oksidasi adalah…
- A. BaCl₂ + Na₂SO₄ → BaSO₄ + 2NaCl
- B. HCl + NaOH → NaCl + H₂O
- C. CaCO₃ → CaO + CO₂
- D. Zn + 2HCl → ZnCl₂ + H₂
- E. H₂SO₄ + 2KOH → K₂SO₄ + 2H₂O
-
Senyawa SO₂ dapat bertindak sebagai oksidator maupun reduktor. Jika SO₂ bertindak sebagai reduktor, hasil oksidasinya adalah…
- A. S
- B. H₂S
- C. SO₃
- D. S₂O₃²⁻
- E. SO₄²⁻
-
Dalam reaksi redoks, jumlah elektron yang dilepaskan dalam proses oksidasi harus…
- A. Lebih besar dari elektron yang diterima reduksi
- B. Lebih kecil dari elektron yang diterima reduksi
- C. Sama dengan jumlah elektron yang diterima reduksi
- D. Tidak berhubungan dengan elektron yang diterima reduksi
- E. Selalu dua
-
Berapakah bilangan oksidasi N dalam ion NO₃⁻?
- A. +2
- B. +3
- C. +4
- D. +5
- E. +6
B. Soal Isian Singkat (5 Soal)
-
Zat yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi disebut mengalami proses ___________.
-
Dalam reaksi redoks, spesi yang kehilangan elektron disebut __________.
-
Bilangan oksidasi atom P dalam ion PO₄³⁻ adalah __________.
-
Reaksi yang melibatkan satu zat mengalami oksidasi dan reduksi sekaligus disebut reaksi __________.
-
Jika suatu unsur bebas bereaksi, bilangan oksidasinya akan berubah dari __________.
C. Soal Uraian (5 Soal)
-
Jelaskan pengertian oksidator dan reduktor beserta contohnya dalam suatu reaksi redoks!
-
Tentukan bilangan oksidasi masing-masing atom dalam senyawa atau ion berikut: a. H₂S, b. K₂Cr₂O₇, c. ClO₃⁻.
-
Identifikasi apakah reaksi berikut termasuk reaksi redoks atau bukan. Jika ya, tentukan oksidator, reduktor, hasil oksidasi, dan hasil reduksinya: Fe₂O₃(s) + 3CO(g) → 2Fe(s) + 3CO₂(g).
-
Mengapa reaksi penetralan (asam-basa) seperti HCl + NaOH → NaCl + H₂O bukan termasuk reaksi redoks?
-
Berikan contoh satu reaksi autoredoks dan jelaskan mengapa reaksi tersebut disebut autoredoks!
D. Soal Mencocokkan (2 Pasang)
Cocokkan pernyataan di kolom A dengan jawaban yang tepat di kolom B.
- Kolom A:
- 1. Zat yang mengoksidasi zat lain
- 2. Proses penerimaan elektron
- Kolom B:
- a. Reduktor
- b. Reduksi
- c. Oksidator
- d. Oksidasi
Kunci Jawaban dan Pembahasan
A. Kunci Jawaban Pilihan Ganda
- Jawaban: A. Pembahasan: Dalam CuO, Cu memiliki biloks +2. Setelah reaksi menjadi Cu dengan biloks 0. Biloks Cu turun, berarti CuO mengalami reduksi dan bertindak sebagai oksidator.
- Jawaban: A. Pembahasan: Oksidator adalah spesi yang mengoksidasi spesi lain (sendiri tereduksi).
- Jawaban: C. Pembahasan: Dalam H₂SO₄, biloks H = +1, biloks O = -2. Maka (2 × +1) + biloks S + (4 × -2) = 0 → 2 + S – 8 = 0 → S = +6.
- Jawaban: D. Pembahasan: Dalam golongan halogen, daya reduksi meningkat dari atas ke bawah (F₂ < Cl₂ < Br₂ < I₂). I⁻ adalah reduktor yang lebih kuat dibanding anion halogen lainnya, sehingga I₂ juga memiliki kecenderungan lebih besar untuk tereduksi dibanding F₂, Cl₂, Br₂.
- Jawasan: B. Pembahasan: Reaksi penetralan (asam-basa) tidak melibatkan perubahan bilangan oksidasi. Biloks semua atom tetap sama di reaktan dan produk.
- Jawaban: B. Pembahasan: Dalam MnO₂, Mn berbiloks +4. Dalam MnCl₂, Mn berbiloks +2 (turun = reduksi). Dalam HCl, Cl berbiloks -1. Dalam Cl₂, Cl berbiloks 0 (naik = oksidasi). Jadi, HCl adalah reduktor.
- Jawaban: D. Pembahasan: Dalam Cr₂O₇²⁻, biloks O = -2. Maka (2 × biloks Cr) + (7 × -2) = -2 → 2Cr – 14 = -2 → 2Cr = 12 → Cr = +6.
- Jawaban: C. Pembahasan: Dalam Cl₂ biloks Cl = 0. Dalam NaCl, Cl = -1 (reduksi). Dalam NaClO, Cl = +1 (oksidasi). Jadi, Cl₂ mengalami oksidasi dan reduksi.
- Jawaban: B. Pembahasan: I⁻ memiliki biloks -1, menjadi I₂ dengan biloks 0. Kenaikan bilangan oksidasi berarti mengalami oksidasi.
- Jawaban: D. Pembahasan: N₂ (0), NH₃ (-3), N₂O (+1), HNO₃ (+5), NO₂ (+4). HNO₃ memiliki biloks N tertinggi yaitu +5.
- Jawaban: D. Pembahasan: Dalam KMnO₄, biloks K = +1, biloks O = -2. Maka +1 + biloks Mn + (4 × -2) = 0 → 1 + Mn – 8 = 0 → Mn = +7.
- Jawaban: B. Pembahasan: Dalam CuO, Cu berbiloks +2 menjadi Cu berbiloks 0 (reduksi). Dalam NH₃, N berbiloks -3 menjadi N₂ berbiloks 0 (oksidasi). Jadi, NH₃ adalah reduktor.
- Jawaban: D. Pembahasan: Reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi. Dalam MnO₄⁻, Mn berbiloks +7. Dalam Mn²⁺, Mn berbiloks +2. Terjadi penurunan biloks.
- Jawaban: D. Pembahasan: Dalam HClO₄, biloks H = +1, biloks O = -2. Maka +1 + biloks Cl + (4 × -2) = 0 → 1 + Cl – 8 = 0 → Cl = +7.
- Jawaban: B. Pembahasan: Oksidator adalah zat yang mengoksidasi zat lain (menyebabkan zat lain teroksidasi) dan dirinya sendiri mengalami reduksi, yaitu bilangan oksidasinya turun.
- Jawaban: A. Pembahasan: Mg adalah unsur bebas dengan biloks 0. Dalam MgO, Mg berbiloks +2. Terjadi kenaikan biloks (oksidasi).
- Jawaban: D. Pembahasan: Dalam Zn + 2HCl → ZnCl₂ + H₂, Zn dari biloks 0 menjadi +2 (oksidasi), H dari +1 menjadi 0 (reduksi). Ini adalah reaksi redoks. Pilihan lain adalah reaksi pengendapan atau asam-basa yang tidak melibatkan perubahan biloks.
- Jawaban: E. Pembahasan: Jika SO₂ bertindak sebagai reduktor, berarti ia mengalami oksidasi. Biloks S dalam SO₂ adalah +4. Oksidasi berarti biloksnya naik. Pilihan yang memungkinkan adalah SO₃ (S = +6) atau SO₄²⁻ (S = +6). SO₄²⁻ adalah bentuk yang lebih umum sebagai hasil oksidasi kuat dari SO₂.
- Jawaban: C. Pembahasan: Hukum kekekalan muatan dalam reaksi redoks menyatakan bahwa jumlah elektron yang dilepaskan dalam oksidasi harus sama dengan jumlah elektron yang diterima dalam reduksi.
- Jawaban: D. Pembahasan: Dalam NO₃⁻, biloks O = -2. Maka biloks N + (3 × -2) = -1 → N – 6 = -1 → N = +5.
B. Kunci Jawaban Isian Singkat
-
oksidasi
-
reduktor
-
+5 (Biloks O = -2. P + (4 × -2) = -3 → P – 8 = -3 → P = +5)
-
autoredoks (disproporsionasi)
-
0 (nol)
C. Kunci Jawaban Uraian
-
Oksidator adalah zat yang menyebabkan zat lain teroksidasi, dan dirinya sendiri mengalami reduksi (bilangan oksidasi turun). Contoh: Dalam reaksi CuO + H₂ → Cu + H₂O, CuO adalah oksidator karena mengoksidasi H₂ dan Cu dalam CuO mengalami reduksi dari +2 menjadi 0.
Reduktor adalah zat yang menyebabkan zat lain tereduksi, dan dirinya sendiri mengalami oksidasi (bilangan oksidasi naik). Contoh: Dalam reaksi yang sama, H₂ adalah reduktor karena mereduksi CuO dan H dalam H₂ mengalami oksidasi dari 0 menjadi +1. -
a. H₂S: H = +1, S = -2 (karena 2(+1) + S = 0)
b. K₂Cr₂O₇: K = +1, O = -2, Cr = +6 (karena 2(+1) + 2Cr + 7(-2) = 0 → 2 + 2Cr – 14 = 0 → 2Cr = 12 → Cr = +6)
c. ClO₃⁻: O = -2, Cl = +5 (karena Cl + 3(-2) = -1 → Cl – 6 = -1 → Cl = +5) -
Reaksi: Fe₂O₃(s) + 3CO(g) → 2Fe(s) + 3CO₂(g)
Ini adalah reaksi redoks.
Perubahan biloks:
Fe dalam Fe₂O₃: +3 → Fe dalam Fe: 0 (turun, reduksi)
C dalam CO: +2 → C dalam CO₂: +4 (naik, oksidasi)
Oksidator: Fe₂O₃ (karena Fe mengalami reduksi)
Reduktor: CO (karena C mengalami oksidasi)
Hasil oksidasi: CO₂
Hasil reduksi: Fe -
Reaksi penetralan (asam-basa) seperti HCl + NaOH → NaCl + H₂O bukan termasuk reaksi redoks karena tidak ada perubahan bilangan oksidasi pada atom-atom yang terlibat. Dalam reaksi ini, H (+1), Cl (-1), Na (+1), O (-2), dan H (+1) tetap mempertahankan bilangan oksidasinya baik di reaktan maupun di produk. Tidak ada transfer elektron yang menyebabkan perubahan biloks.
-
Contoh reaksi autoredoks: Cl₂ + 2NaOH → NaCl + NaClO + H₂O
Reaksi ini disebut autoredoks (atau disproporsionasi) karena satu unsur, yaitu klor (Cl), mengalami oksidasi dan reduksi secara bersamaan. Bilangan oksidasi Cl dalam Cl₂ adalah 0. Setelah reaksi, Cl dalam NaCl memiliki biloks -1 (mengalami reduksi), sedangkan Cl dalam NaClO memiliki biloks +1 (mengalami oksidasi).
D. Kunci Jawaban Mencocokkan
- 1 – c (Zat yang mengoksidasi zat lain adalah Oksidator)
- 2 – b (Proses penerimaan elektron adalah Reduksi)