
Memahami konsep termokimia adalah kunci dalam pelajaran kimia, dan salah satu pilar utamanya adalah Hukum Hess. Hukum Hess, yang dicetuskan oleh Germain Henri Hess pada tahun 1840, menyatakan bahwa perubahan entalpi total dalam suatu reaksi kimia adalah sama, tidak peduli apakah reaksi tersebut terjadi dalam satu langkah atau melalui beberapa langkah. Prinsip ini sangat fundamental karena memungkinkan para ilmuwan untuk menghitung perubahan entalpi (ΔH) untuk reaksi yang sulit diukur secara langsung di laboratorium.
Penerapan Hukum Hess sangat luas, mulai dari memprediksi stabilitas senyawa hingga merancang proses industri yang efisien. Dengan menggunakan data entalpi dari reaksi yang diketahui, kita bisa “menyusun” reaksi target dan menentukan perubahan energi keseluruhannya. Ini mirip dengan memecahkan teka-teki, di mana setiap reaksi yang diketahui adalah potongan teka-teki yang membantu kita melihat gambaran besar. Menguasai Hukum Hess tidak hanya penting untuk ujian, tetapi juga membangun fondasi yang kuat dalam memahami energi dalam sistem kimia. Oleh karena itu, mari kita latih pemahaman Anda melalui berbagai contoh soal Hukum Hess berikut!
Soal Pilihan Ganda Hukum Hess
- Hukum Hess menyatakan bahwa:
A. Perubahan entalpi hanya bergantung pada jalur reaksi.
B. Perubahan entalpi suatu reaksi adalah nol jika reaksi berlangsung reversibel.
C. Perubahan entalpi total suatu reaksi tidak bergantung pada jalur reaksi, melainkan hanya pada keadaan awal dan akhir.
D. Entalpi pembentukan standar selalu positif.
Jawaban: C
Pembahasan: Hukum Hess adalah prinsip termodinamika yang menyatakan bahwa perubahan entalpi (ΔH) total suatu reaksi kimia adalah sama, tidak peduli apakah reaksi terjadi dalam satu langkah atau melalui serangkaian langkah, asalkan keadaan awal dan akhir sama. - Diketahui reaksi:
S(s) + O₂(g) → SO₂(g) ΔH = -296.8 kJ
2SO₂(g) + O₂(g) → 2SO₃(g) ΔH = -198.2 kJ
Tentukan ΔH untuk reaksi S(s) + 3/2 O₂(g) → SO₃(g).
A. -495.0 kJ
B. -395.9 kJ
C. -297.5 kJ
D. -199.1 kJ
Jawaban: B
Pembahasan: Untuk mendapatkan reaksi target S(s) + 3/2 O₂(g) → SO₃(g), kita perlu:
1. Reaksi pertama tetap: S(s) + O₂(g) → SO₂(g) ΔH₁ = -296.8 kJ
2. Reaksi kedua dibagi 2: SO₂(g) + 1/2 O₂(g) → SO₃(g) ΔH₂ = -198.2 kJ / 2 = -99.1 kJ
Jumlahkan kedua reaksi:
(S(s) + O₂(g)) + (SO₂(g) + 1/2 O₂(g)) → (SO₂(g)) + (SO₃(g))
S(s) + 3/2 O₂(g) → SO₃(g)
ΔH total = ΔH₁ + ΔH₂ = -296.8 kJ + (-99.1 kJ) = -395.9 kJ. - Manakah pernyataan yang BENAR mengenai Hukum Hess?
A. Hukum Hess hanya berlaku pada suhu dan tekanan standar.
B. Hukum Hess memungkinkan penentuan ΔH reaksi yang tidak dapat diukur secara langsung.
C. Hukum Hess bergantung pada kecepatan reaksi.
D. Hukum Hess hanya berlaku untuk reaksi eksoterm.
Jawaban: B
Pembahasan: Salah satu kegunaan utama Hukum Hess adalah untuk menghitung perubahan entalpi reaksi yang sulit atau tidak mungkin diukur secara langsung di laboratorium, dengan menggunakan data entalpi dari reaksi lain yang diketahui. - Jika suatu reaksi dibalik, apa yang terjadi pada nilai perubahan entalpinya (ΔH)?
A. Nilai ΔH menjadi dua kali lipat.
B. Nilai ΔH tetap sama.
C. Tanda ΔH berubah (dari positif menjadi negatif atau sebaliknya).
D. Nilai ΔH menjadi setengahnya.
Jawaban: C
Pembahasan: Ketika arah suatu reaksi dibalik, produk menjadi reaktan dan reaktan menjadi produk, sehingga arah aliran energi juga berbalik. Ini berarti tanda ΔH akan berubah. Misalnya, jika reaksi A → B memiliki ΔH = +X, maka reaksi B → A akan memiliki ΔH = -X. - Diketahui data:
C(s) + 2H₂(g) → CH₄(g) ΔH = -74.8 kJ
C(s) + O₂(g) → CO₂(g) ΔH = -393.5 kJ
H₂(g) + 1/2 O₂(g) → H₂O(l) ΔH = -285.8 kJ
Hitung ΔH untuk reaksi pembakaran CH₄(g) + 2O₂(g) → CO₂(g) + 2H₂O(l).
A. -890.3 kJ
B. -748.1 kJ
C. -604.5 kJ
D. -462.7 kJ
Jawaban: A
Pembahasan:
Reaksi target: CH₄(g) + 2O₂(g) → CO₂(g) + 2H₂O(l)
1. Balik reaksi pertama: CH₄(g) → C(s) + 2H₂(g) ΔH₁ = +74.8 kJ
2. Reaksi kedua tetap: C(s) + O₂(g) → CO₂(g) ΔH₂ = -393.5 kJ
3. Reaksi ketiga dikalikan 2: 2H₂(g) + O₂(g) → 2H₂O(l) ΔH₃ = 2 × (-285.8 kJ) = -571.6 kJ
Jumlahkan ΔH: ΔH total = +74.8 kJ + (-393.5 kJ) + (-571.6 kJ) = -890.3 kJ. - Hukum Hess didasarkan pada fakta bahwa entalpi adalah fungsi:
A. Jalur
B. Waktu
C. Keadaan
D. Laju
Jawaban: C
Pembahasan: Entalpi adalah fungsi keadaan, yang berarti nilainya hanya bergantung pada keadaan awal dan akhir sistem, bukan pada jalur atau cara sistem mencapai keadaan tersebut. Ini adalah dasar dari Hukum Hess. - Untuk reaksi A → D, diketahui tahapan reaksi:
A → B ΔH₁ = +100 kJ
B → C ΔH₂ = -50 kJ
C → D ΔH₃ = +20 kJ
Berapakah ΔH total untuk reaksi A → D?
A. +170 kJ
B. +70 kJ
C. -30 kJ
D. -170 kJ
Jawaban: B
Pembahasan: Menurut Hukum Hess, ΔH total adalah jumlah ΔH dari setiap tahapan reaksi: ΔH total = ΔH₁ + ΔH₂ + ΔH₃ = (+100 kJ) + (-50 kJ) + (+20 kJ) = +70 kJ. - Bagaimana cara memanipulasi reaksi kimia untuk menggunakan Hukum Hess jika koefisien stoikiometri perlu digandakan?
A. Nilai ΔH dibagi dua.
B. Nilai ΔH tetap sama.
C. Nilai ΔH digandakan.
D. Tanda ΔH berubah.
Jawaban: C
Pembahasan: Jika koefisien stoikiometri suatu reaksi digandakan (misalnya dari A → B menjadi 2A → 2B), maka perubahan entalpi (ΔH) juga harus digandakan karena jumlah zat yang bereaksi dan terbentuk menjadi dua kali lipat. - Diagram energi menunjukkan bahwa energi produk lebih rendah daripada energi reaktan. Ini mengindikasikan reaksi:
A. Endoterm dengan ΔH positif.
B. Eksoterm dengan ΔH positif.
C. Endoterm dengan ΔH negatif.
D. Eksoterm dengan ΔH negatif.
Jawaban: D
Pembahasan: Jika energi produk lebih rendah dari energi reaktan, berarti sistem melepaskan energi ke lingkungan. Ini adalah karakteristik reaksi eksoterm, yang memiliki nilai ΔH negatif. - Diberikan:
N₂(g) + O₂(g) → 2NO(g) ΔH = +180.5 kJ
2NO(g) + O₂(g) → 2NO₂(g) ΔH = -114.1 kJ
Tentukan ΔH untuk reaksi N₂(g) + 2O₂(g) → 2NO₂(g).
A. +66.4 kJ
B. -66.4 kJ
C. +294.6 kJ
D. -294.6 kJ
Jawaban: A
Pembahasan: Reaksi target N₂(g) + 2O₂(g) → 2NO₂(g) dapat diperoleh dengan menjumlahkan kedua reaksi yang diketahui:
(N₂(g) + O₂(g) → 2NO(g)) + (2NO(g) + O₂(g) → 2NO₂(g))
N₂(g) + 2O₂(g) → 2NO₂(g)
ΔH total = (+180.5 kJ) + (-114.1 kJ) = +66.4 kJ. - Entalpi pembentukan standar (ΔH°f) suatu unsur murni dalam bentuk paling stabilnya adalah:
A. Positif.
B. Negatif.
C. Nol.
D. Tidak dapat ditentukan.
Jawaban: C
Pembahasan: Menurut definisi, entalpi pembentukan standar (ΔH°f) unsur murni dalam bentuk paling stabilnya pada kondisi standar (misalnya O₂(g), C(grafit), H₂(g)) adalah nol karena tidak ada perubahan entalpi yang terjadi untuk membentuk unsur itu sendiri dari dirinya. - Reaksi yang menyerap kalor dari lingkungan disebut reaksi:
A. Eksoterm, ΔH > 0.
B. Endoterm, ΔH < 0.
C. Eksoterm, ΔH < 0.
D. Endoterm, ΔH > 0.
Jawaban: D
Pembahasan: Reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor dari lingkungan, menyebabkan ΔH bernilai positif (ΔH > 0). - Diketahui:
2C(s) + O₂(g) → 2CO(g) ΔH = -221.0 kJ
2CO(g) + O₂(g) → 2CO₂(g) ΔH = -566.0 kJ
Berapakah ΔH untuk reaksi C(s) + O₂(g) → CO₂(g)?
A. -393.5 kJ
B. -787.0 kJ
C. -110.5 kJ
D. -283.0 kJ
Jawaban: A
Pembahasan: Reaksi target C(s) + O₂(g) → CO₂(g) dapat diperoleh dengan menjumlahkan kedua reaksi yang diketahui dan kemudian membagi hasilnya dengan 2.
Jumlahkan reaksi: (2C(s) + O₂(g)) + (2CO(g) + O₂(g)) → (2CO(g)) + (2CO₂(g))
2C(s) + 2O₂(g) → 2CO₂(g) ΔH = -221.0 kJ + (-566.0 kJ) = -787.0 kJ
Bagi reaksi dengan 2: C(s) + O₂(g) → CO₂(g) ΔH = -787.0 kJ / 2 = -393.5 kJ. - Hukum Hess adalah aplikasi dari hukum kekekalan:
A. Massa
B. Energi
C. Momentum
D. Muatan
Jawaban: B
Pembahasan: Hukum Hess adalah konsekuensi dari hukum kekekalan energi (Hukum Termodinamika Pertama), yang menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Perubahan entalpi hanya tergantung pada kondisi awal dan akhir. - Dalam termokimia, kondisi standar mengacu pada:
A. Suhu 0 °C dan tekanan 1 atm.
B. Suhu 25 °C dan tekanan 1 atm.
C. Suhu 100 °C dan tekanan 1 atm.
D. Suhu 25 °C dan tekanan 10 atm.
Jawaban: B
Pembahasan: Kondisi standar dalam termokimia didefinisikan sebagai suhu 298 K (25 °C) dan tekanan 1 atm untuk gas, serta konsentrasi 1 M untuk larutan. - Jika reaksi A → B memiliki ΔH = +X kJ, maka ΔH untuk reaksi 2B → 2A adalah:
A. +2X kJ
B. -2X kJ
C. +X/2 kJ
D. -X/2 kJ
Jawaban: B
Pembahasan: Reaksi B → A adalah kebalikan dari A → B, jadi ΔH-nya menjadi -X kJ. Jika reaksi tersebut dikalikan 2 (2B → 2A), maka ΔH juga dikalikan 2, menjadi 2 × (-X kJ) = -2X kJ. - Perhatikan reaksi berikut:
C(s) + O₂(g) → CO₂(g) ΔH = -393 kJ
H₂(g) + 1/2 O₂(g) → H₂O(l) ΔH = -286 kJ
CH₄(g) + 2O₂(g) → CO₂(g) + 2H₂O(l) ΔH = -890 kJ
Berdasarkan data di atas, berapakah entalpi pembentukan standar (ΔH°f) CH₄(g)?
A. -75 kJ
B. +75 kJ
C. -151 kJ
D. +151 kJ
Jawaban: A
Pembahasan: Reaksi pembentukan CH₄(g) adalah C(s) + 2H₂(g) → CH₄(g).
1. Reaksi C(s) + O₂(g) → CO₂(g) ΔH₁ = -393 kJ (tetap)
2. Reaksi H₂(g) + 1/2 O₂(g) → H₂O(l) dikalikan 2: 2H₂(g) + O₂(g) → 2H₂O(l) ΔH₂ = 2 × (-286 kJ) = -572 kJ
3. Reaksi CH₄(g) + 2O₂(g) → CO₂(g) + 2H₂O(l) dibalik: CO₂(g) + 2H₂O(l) → CH₄(g) + 2O₂(g) ΔH₃ = +890 kJ
Jumlahkan reaksi dan ΔH:
(C(s) + O₂(g)) + (2H₂(g) + O₂(g)) + (CO₂(g) + 2H₂O(l)) → (CO₂(g)) + (2H₂O(l)) + (CH₄(g) + 2O₂(g))
C(s) + 2H₂(g) → CH₄(g)
ΔH°f CH₄ = ΔH₁ + ΔH₂ + ΔH₃ = -393 kJ + (-572 kJ) + 890 kJ = -75 kJ. - Mengapa Hukum Hess sangat berguna dalam bidang termokimia?
A. Karena dapat memprediksi laju reaksi.
B. Karena dapat mengukur suhu reaksi secara langsung.
C. Karena memungkinkan perhitungan ΔH reaksi yang tidak dapat diukur secara eksperimen.
D. Karena menjelaskan mekanisme reaksi secara rinci.
Jawaban: C
Pembahasan: Hukum Hess sangat berguna karena banyak reaksi yang sulit atau berbahaya untuk diukur perubahan entalpinya secara langsung. Dengan Hukum Hess, kita dapat menghitung ΔH reaksi tersebut dari data entalpi reaksi lain yang lebih mudah diukur. - Reaksi manakah yang memiliki ΔH reaksi sama dengan ΔH°f produknya?
A. Pembakaran metana: CH₄(g) + 2O₂(g) → CO₂(g) + 2H₂O(l)
B. Pembentukan air: H₂(g) + 1/2 O₂(g) → H₂O(l)
C. Dekomposisi amonia: 2NH₃(g) → N₂(g) + 3H₂(g)
D. Netralisasi: HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H₂O(l)
Jawaban: B
Pembahasan: ΔH reaksi sama dengan ΔH°f produk jika reaktan adalah unsur-unsur dalam bentuk paling stabilnya pada kondisi standar. Dalam pilihan B, H₂(g) dan O₂(g) adalah unsur dalam bentuk stabilnya, membentuk 1 mol H₂O(l). - Jika ΔH reaksi adalah +150 kJ, ini berarti reaksi tersebut:
A. Eksoterm dan melepaskan energi.
B. Endoterm dan menyerap energi.
C. Eksoterm dan menyerap energi.
D. Endoterm dan melepaskan energi.
Jawaban: B
Pembahasan: Nilai ΔH positif (+150 kJ) menunjukkan bahwa reaksi tersebut adalah endoterm, yang berarti sistem menyerap energi (kalor) dari lingkungannya.
Soal Isian Singkat Hukum Hess
- Definisikan Hukum Hess dalam satu kalimat.
Jawaban: Perubahan entalpi total suatu reaksi kimia tidak bergantung pada jalur reaksi, melainkan hanya pada keadaan awal dan akhir reaksi. - Mengapa Hukum Hess dianggap sebagai konsekuensi dari fakta bahwa entalpi adalah fungsi keadaan?
Jawaban: Karena entalpi hanya bergantung pada keadaan awal dan akhir sistem, bukan pada proses atau jalur yang ditempuh untuk mencapai keadaan tersebut. - Apa yang terjadi pada nilai ΔH jika suatu reaksi kimia dikalikan dengan faktor 3?
Jawaban: Nilai ΔH juga akan dikalikan dengan faktor 3. - Dalam perhitungan Hukum Hess, jika kita membalikkan suatu persamaan reaksi, apa yang harus dilakukan terhadap nilai ΔH-nya?
Jawaban: Tanda nilai ΔH harus diubah (dari positif menjadi negatif atau sebaliknya). - Sebutkan dua jenis reaksi yang sering dijumpai dalam termokimia berdasarkan perubahan entalpinya.
Jawaban: Reaksi eksoterm (melepaskan kalor, ΔH < 0) dan reaksi endoterm (menyerap kalor, ΔH > 0).
Soal Esai Hukum Hess
- Jelaskan prinsip Hukum Hess dan berikan satu contoh penerapannya dalam perhitungan entalpi reaksi.
Jawaban: Hukum Hess menyatakan bahwa perubahan entalpi total untuk suatu reaksi kimia adalah sama, tidak peduli apakah reaksi tersebut terjadi dalam satu langkah atau melalui beberapa langkah, asalkan kondisi awal dan akhir reaksi sama. Prinsip ini sangat berguna untuk menghitung ΔH reaksi yang sulit diukur secara langsung. Contoh penerapannya adalah dalam menentukan entalpi pembentukan senyawa yang tidak bisa disintesis langsung dari unsur-unsurnya, atau untuk reaksi pembakaran yang mungkin menghasilkan produk sampingan. Misalnya, untuk mencari ΔH pembentukan CO(g) dari C(s) dan O₂(g), yang sulit diukur langsung karena CO cenderung bereaksi lebih lanjut menjadi CO₂. Kita bisa menggunakan data ΔH pembakaran C menjadi CO₂ dan CO menjadi CO₂. - Diberikan reaksi:
C(s) + O₂(g) → CO₂(g) ΔH = -393.5 kJ
Hitung ΔH untuk reaksi 2CO₂(g) → 2C(s) + 2O₂(g). Jelaskan langkah-langkah Anda.
Jawaban: Reaksi target adalah 2CO₂(g) → 2C(s) + 2O₂(g).
Langkah 1: Balik reaksi yang diketahui agar CO₂(g) berada di sisi reaktan dan C(s) serta O₂(g) berada di sisi produk.
CO₂(g) → C(s) + O₂(g) ΔH = +393.5 kJ (Tanda ΔH dibalik).
Langkah 2: Kalikan seluruh persamaan reaksi dan nilai ΔH dengan faktor 2 agar koefisien sesuai dengan reaksi target.
2CO₂(g) → 2C(s) + 2O₂(g) ΔH = 2 × (+393.5 kJ) = +787.0 kJ.
Jadi, ΔH untuk reaksi 2CO₂(g) → 2C(s) + 2O₂(g) adalah +787.0 kJ. - Bagaimana Hukum Hess membantu dalam menentukan entalpi reaksi yang sulit diukur secara eksperimen? Berikan ilustrasi sederhana.
Jawaban: Hukum Hess memungkinkan kita untuk “menyusun” reaksi target dari serangkaian reaksi lain yang entalpinya sudah diketahui dan mudah diukur. Banyak reaksi yang mungkin terlalu lambat, terlalu cepat, berbahaya, atau menghasilkan produk sampingan yang tidak diinginkan, sehingga sulit untuk mengukur ΔH-nya secara langsung di laboratorium. Dengan Hukum Hess, kita dapat menggunakan data termokimia dari reaksi-reaksi yang lebih sederhana dan aman, lalu memanipulasi (membalik, mengalikan koefisien) dan menjumlahkannya untuk mendapatkan ΔH reaksi target. Ilustrasi sederhana: Misalkan kita ingin mengetahui ΔH reaksi A → C, tetapi ini sulit diukur. Namun, kita tahu ΔH untuk A → B dan B → C. Dengan Hukum Hess, ΔH(A→C) = ΔH(A→B) + ΔH(B→C). - Bandingkan dan kontraskan metode perhitungan ΔH reaksi menggunakan Hukum Hess dengan metode menggunakan entalpi pembentukan standar. Kapan masing-masing metode lebih cocok digunakan?
Jawaban: Kedua metode ini adalah aplikasi dari prinsip yang sama (entalpi sebagai fungsi keadaan) untuk menghitung ΔH reaksi.
Perbandingan:
– Hukum Hess (Metode Langsung/Tidak Langsung): Melibatkan manipulasi (membalik, mengalikan) dan penjumlahan persamaan reaksi kimia beserta nilai ΔH-nya untuk mendapatkan reaksi target. Ini bisa dilakukan dengan reaksi apa pun yang diketahui.
– Entalpi Pembentukan Standar (ΔH°f): Menggunakan rumus ΔH°reaksi = ΣΔH°f(produk) – ΣΔH°f(reaktan). Metode ini memerlukan data ΔH°f untuk semua reaktan dan produk yang terlibat dalam reaksi. ΔH°f unsur dalam bentuk paling stabilnya adalah nol.
Kontras:
– Data yang dibutuhkan: Hukum Hess membutuhkan serangkaian reaksi intermediate yang diketahui ΔH-nya. Metode ΔH°f membutuhkan nilai ΔH°f spesifik untuk setiap senyawa.
– Fleksibilitas: Hukum Hess lebih fleksibel jika tidak semua ΔH°f tersedia, tetapi ada reaksi intermediate yang diketahui. Metode ΔH°f lebih efisien jika semua ΔH°f tersedia.
Kapan lebih cocok digunakan:
– Hukum Hess lebih cocok ketika kita memiliki beberapa reaksi intermediate yang entalpinya diketahui dan dapat disusun untuk membentuk reaksi target, terutama jika ΔH°f beberapa senyawa tidak tersedia.
– Metode Entalpi Pembentukan Standar lebih cocok dan sering digunakan ketika data ΔH°f untuk semua reaktan dan produk tersedia, karena perhitungannya lebih langsung dan sistematis. - Analisis diagram energi berikut untuk reaksi A → D:
A → B ΔH₁ = +50 kJ
B → C ΔH₂ = -120 kJ
C → D ΔH₃ = +30 kJ
Hitung ΔH total untuk reaksi A → D dan jelaskan apakah reaksi tersebut eksoterm atau endoterm.
Jawaban: Untuk menghitung ΔH total reaksi A → D, kita cukup menjumlahkan perubahan entalpi dari setiap tahapan reaksi sesuai dengan Hukum Hess.
ΔH total = ΔH₁ + ΔH₂ + ΔH₃
ΔH total = (+50 kJ) + (-120 kJ) + (+30 kJ)
ΔH total = 80 kJ – 120 kJ
ΔH total = -40 kJ
Karena nilai ΔH total adalah negatif (-40 kJ), ini menunjukkan bahwa reaksi A → D adalah reaksi eksoterm. Reaksi eksoterm adalah reaksi yang melepaskan energi (kalor) ke lingkungan.
Soal Menjodohkan Hukum Hess
Pasangkan pernyataan di kolom kiri dengan definisi atau konsep yang tepat di kolom kanan.
-
Kolom Kiri Kolom Kanan 1. Hukum Hess A. Perubahan entalpi pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya dalam keadaan standar. 2. ΔH B. Jumlah energi yang dilepaskan saat reaksi berlangsung. 3. Entalpi Pembentukan Standar C. Perubahan entalpi total tidak bergantung pada jalur reaksi. 4. Reaksi Eksoterm D. Perubahan entalpi. 5. Reaksi Endoterm E. Jumlah energi yang diserap saat reaksi berlangsung. Jawaban: 1-C, 2-D, 3-A, 4-B, 5-E
-
Kolom Kiri Kolom Kanan 1. Menggandakan koefisien reaksi A. Mengubah tanda ΔH dari positif menjadi negatif atau sebaliknya. 2. Membalik arah reaksi B. ΔH = ΔH₁ + ΔH₂ + … 3. Penjumlahan reaksi C. Menggandakan nilai ΔH. 4. Keadaan standar D. Tekanan 1 atm dan suhu 298 K (25 °C). 5. Entalpi ikatan E. Energi yang diperlukan untuk memutuskan 1 mol ikatan kimia. Jawaban: 1-C, 2-A, 3-B, 4-D, 5-E
