Uji Kemahiran: Soal Penulisan Kata Serapan yang Tepat Sesuai PUEBI

Posted on

Kata serapan adalah bagian tak terpisahkan dari kekayaan bahasa Indonesia, memperkaya kosakata kita dari berbagai bahasa asing seperti Inggris, Belanda, Arab, dan Sanskerta. Namun, penulisan kata serapan seringkali menjadi tantangan, memerlukan pemahaman mendalam tentang kaidah PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) untuk memastikan ketepatan ejaan dan makna. Artikel ini dirancang khusus untuk menguji pemahaman Anda tentang penulisan kata serapan yang benar. Anda akan dihadapkan pada berbagai jenis soal, mulai dari pilihan ganda, isian singkat, esai, hingga menjodohkan, yang mencakup aspek fonologis, morfologis, dan semantis. Kuasai materi ini untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia Anda dan menghindari kesalahan umum dalam penulisan. Siapkan diri Anda untuk mengasah kemampuan ejaan dan tata bahasa!

Uji Kemahiran: Soal Penulisan Kata Serapan yang Tepat Sesuai PUEBI

Contoh Soal Uji Kemahiran: Soal Penulisan Kata Serapan yang Tepat Sesuai PUEBI

A. Pilihan Ganda

  1. Soal: Pilihlah penulisan kata serapan yang paling tepat berdasarkan kaidah PUEBI!
    • Analisa
    • Analisis
    • Analyse
    • Analytic
    Jawaban: Analisis
    Penjelasan: Kata ‘analisis’ adalah bentuk serapan yang baku dari ‘analysis’ dalam bahasa Inggris. Bentuk ‘analisa’ adalah bentuk tidak baku.
  2. Soal: Bagaimana penulisan kata ‘standard’ yang benar dalam bahasa Indonesia?
    • Standard
    • Standart
    • Standar
    • Standarisasi
    Jawaban: Standar
    Penjelasan: Huruf ‘d’ di akhir kata serapan seringkali dihilangkan atau disesuaikan untuk keselarasan bunyi dalam bahasa Indonesia, sehingga ‘standard’ menjadi ‘standar’.
  3. Soal: Kata ‘effect’ diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi…
    • Effek
    • Efek
    • Efect
    • Efects
    Jawaban: Efek
    Penjelasan: Gabungan huruf ‘ff’ dalam bahasa Inggris diserap menjadi ‘f’ tunggal dalam bahasa Indonesia, dan ‘ct’ menjadi ‘k’.
  4. Soal: Penulisan kata ‘system’ yang benar dalam bahasa Indonesia adalah…
    • System
    • Sistim
    • Sistem
    • Systim
    Jawaban: Sistem
    Penjelasan: Vokal ‘y’ di tengah kata serapan sering diserap menjadi ‘i’ jika tidak mendahului vokal lain, dan ‘e’ di akhir dihilangkan.
  5. Soal: Kata ‘technique’ diserap menjadi…
    • Technik
    • Teknik
    • Technique
    • Teknique
    Jawaban: Teknik
    Penjelasan: Gabungan ‘ch’ diserap menjadi ‘k’, dan akhiran ‘-que’ diserap menjadi ‘k’.
  6. Soal: Penulisan ‘aktifitas’ yang tepat sesuai PUEBI adalah…
    • Aktifitas
    • Aktivitas
    • Actifitas
    • Activities
    Jawaban: Aktivitas
    Penjelasan: Huruf ‘f’ dalam bahasa Inggris diserap menjadi ‘v’ jika mengikuti kaidah penulisan yang baku, dan akhiran ‘-ity’ menjadi ‘-itas’.
  7. Soal: Kata ‘philosophy’ diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi…
    • Philosofi
    • Filosofi
    • Filosofy
    • Filsafat
    Jawaban: Filsafat
    Penjelasan: Gabungan ‘ph’ diserap menjadi ‘f’, dan akhiran ‘-phy’ disesuaikan menjadi ‘-fat’ atau ‘-fi’ (filosofi), namun ‘filsafat’ adalah bentuk yang lebih umum dan baku untuk konsep ini.
  8. Soal: Penulisan kata ‘schedule’ yang benar dalam bahasa Indonesia adalah…
    • Scedul
    • Skejule
    • Jadwal
    • Skedul
    Jawaban: Jadwal
    Penjelasan: Kata ‘schedule’ diserap dengan penyesuaian fonologis yang signifikan menjadi ‘jadwal’.
  9. Soal: Kata ‘category’ diserap menjadi…
    • Category
    • Kategory
    • Kategori
    • Kategorisasi
    Jawaban: Kategori
    Penjelasan: Huruf ‘c’ diserap menjadi ‘k’ dan akhiran ‘-y’ diserap menjadi ‘i’.
  10. Soal: Penulisan kata ‘complex’ yang benar dalam bahasa Indonesia adalah…
    • Complex
    • Komplek
    • Kompleks
    • Compleks
    Jawaban: Kompleks
    Penjelasan: Huruf ‘c’ di awal kata diserap menjadi ‘k’, dan ‘x’ di akhir kata sering diserap menjadi ‘ks’.
  11. Soal: Kata ‘traffic’ diserap menjadi…
    • Traffic
    • Trafic
    • Trafik
    • Traffik
    Jawaban: Trafik
    Penjelasan: Gabungan ‘ff’ diserap menjadi ‘f’ dan ‘c’ di akhir kata diserap menjadi ‘k’. Meskipun ada padanan ‘lalu lintas’, ‘trafik’ juga merupakan serapan yang baku.
  12. Soal: Kata ‘qualify’ diserap menjadi…
    • Kualifay
    • Qualify
    • Kwalify
    • Kualifikasi
    Jawaban: Kualifikasi
    Penjelasan: Gabungan ‘qu’ diserap menjadi ‘ku’ dan akhiran ‘-fy’ yang membentuk kata kerja diserap menjadi ‘-fikasi’ untuk bentuk nomina.
  13. Soal: Penulisan kata ‘structure’ yang benar dalam bahasa Indonesia adalah…
    • Structure
    • Struktur
    • Strukture
    • Strukcture
    Jawaban: Struktur
    Penjelasan: Akhiran ‘-ture’ diserap menjadi ‘-tur’.
  14. Soal: Kata ‘dialogue’ diserap menjadi…
    • Dialogue
    • Dialog
    • Dialoge
    • Dialoque
    Jawaban: Dialog
    Penjelasan: Akhiran ‘-gue’ diserap menjadi ‘g’.
  15. Soal: Penulisan ‘photosynthesis’ yang benar dalam bahasa Indonesia adalah…
    • Photosintesis
    • Fotosintesa
    • Fotosintesis
    • Photo Synthesis
    Jawaban: Fotosintesis
    Penjelasan: Gabungan ‘ph’ diserap menjadi ‘f’ dan ‘y’ di tengah kata diserap menjadi ‘i’.
  16. Soal: Kata ‘aquarium’ diserap menjadi…
    • Aquarium
    • Akwarium
    • Akuarium
    • Aquariom
    Jawaban: Akuarium
    Penjelasan: Gabungan ‘qu’ diserap menjadi ‘ku’.
  17. Soal: Penulisan ‘maximum’ yang benar dalam bahasa Indonesia adalah…
    • Maximum
    • Maksimum
    • Maximumm
    • Maksimun
    Jawaban: Maksimum
    Penjelasan: Huruf ‘x’ diserap menjadi ‘ks’ dan akhiran ‘-um’ tetap dipertahankan.
  18. Soal: Kata ‘classic’ diserap menjadi…
    • Classic
    • Klasik
    • Classik
    • Clasic
    Jawaban: Klasik
    Penjelasan: Huruf ‘c’ di awal kata diserap menjadi ‘k’ dan ‘c’ di akhir kata diserap menjadi ‘k’.
  19. Soal: Kata ‘absorb’ diserap menjadi…
    • Absorb
    • Absorbsi
    • Absorpsi
    • Absorptif
    Jawaban: Absorpsi
    Penjelasan: Kata kerja ‘absorb’ diserap menjadi nomina ‘absorpsi’ dengan penyesuaian akhiran.
  20. Soal: Bagaimana penulisan kata ‘internet’ yang benar dalam bahasa Indonesia?
    • Internett
    • Internit
    • Internet
    • Interney
    Jawaban: Internet
    Penjelasan: Kata ‘internet’ diserap secara utuh tanpa perubahan ejaan karena sudah lazim dan sesuai dengan kaidah umum penyerapan.

B. Isian Singkat

  1. Soal: Jelaskan mengapa kata ‘standard’ diserap menjadi ‘standar’ dan bukan ‘standard’ dalam bahasa Indonesia.
    Jawaban: Kata ‘standard’ diserap menjadi ‘standar’ karena huruf ‘d’ di akhir kata serapan dari bahasa Inggris sering dihilangkan atau disesuaikan untuk keselarasan bunyi dalam bahasa Indonesia, mengikuti pola serapan yang umum.
  2. Soal: Bagaimana kaidah penyerapan gabungan huruf ‘ph’ dalam bahasa Inggris ke bahasa Indonesia? Berikan satu contoh.
    Jawaban: Gabungan huruf ‘ph’ dalam bahasa Inggris diserap menjadi ‘f’ dalam bahasa Indonesia. Contoh: ‘philosophy’ menjadi ‘filsafat’ atau ‘photograph’ menjadi ‘fotograf’.
  3. Soal: Sebutkan dua contoh kata serapan dari bahasa Arab yang sering digunakan dalam bahasa Indonesia.
    Jawaban: Dua contoh kata serapan dari bahasa Arab adalah ‘ilmu’ (dari ‘ilm’) dan ‘kursi’ (dari ‘kursiyy’).
  4. Soal: Apa perbedaan antara kata ‘resiko’ dan ‘risiko’ dalam penulisan kata serapan? Mana yang benar?
    Jawaban: Kata ‘risiko’ adalah penulisan yang benar sesuai PUEBI. ‘Resiko’ adalah bentuk tidak baku. Perbedaan terletak pada vokal kedua, di mana ‘i’ adalah vokal yang baku untuk serapan dari ‘risk’.
  5. Soal: Jelaskan kaidah umum penyerapan akhiran ‘-tion’ dalam bahasa Inggris ke bahasa Indonesia.
    Jawaban: Akhiran ‘-tion’ dalam bahasa Inggris umumnya diserap menjadi ‘-si’ dalam bahasa Indonesia. Contoh: ‘information’ menjadi ‘informasi’, ‘education’ menjadi ‘edukasi’.

C. Menjodohkan

  1. Soal: Jodohkan kata asing dengan bentuk serapan yang benar dalam bahasa Indonesia!
    Premis A Premis B
    System ???
    Technique ???
    Effect ???
    Standard ???
    Quality ???
    Kunci Jawaban (Pasangan):

    • System ↔ Sistem
    • Technique ↔ Teknik
    • Effect ↔ Efek
    • Standard ↔ Standar
    • Quality ↔ Kualitas
  2. Soal: Jodohkan perubahan bunyi/huruf dalam penyerapan dengan contoh kata yang tepat!
    Premis A Premis B
    ph → f ???
    c → k ???
    oo → u ???
    sh → sy ???
    ie → i ???
    Kunci Jawaban (Pasangan):

    • ph → f ↔ philosophy → filosofi
    • c → k ↔ classic → klasik
    • oo → u ↔ cartoon → kartun
    • sh → sy ↔ shampoo → sampo
    • ie → i ↔ variety → varietas

D. Uraian

  1. Soal: Analisis peran PUEBI dalam standarisasi penulisan kata serapan di Indonesia. Mengapa pedoman ini penting?
    Jawaban: PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) memiliki peran krusial dalam standarisasi penulisan kata serapan di Indonesia. Pedoman ini berfungsi sebagai acuan utama untuk memastikan konsistensi dan keseragaman dalam ejaan kata-kata yang diadopsi dari bahasa asing. Tanpa PUEBI, penulisan kata serapan akan menjadi kacau, dengan variasi ejaan yang berbeda-beda, menyulitkan komunikasi tertulis dan pemahaman. PUEBI mengatur kaidah penyesuaian fonologis (bunyi) dan morfologis (bentuk) yang jelas, misalnya bagaimana huruf ‘ph’ menjadi ‘f’ atau akhiran ‘-tion’ menjadi ‘-si’. Pentingnya PUEBI terletak pada kemampuannya untuk menjaga kemurnian dan kerapian bahasa Indonesia, meminimalkan ambiguitas, serta memudahkan proses pembelajaran dan penggunaan bahasa bagi seluruh penutur, baik penutur asli maupun asing. Dengan adanya standar, kekayaan kosakata bahasa Indonesia dapat terus bertambah secara teratur dan terkontrol.
  2. Soal: Diskusikan tantangan utama yang dihadapi penutur bahasa Indonesia dalam menulis kata serapan dengan benar. Berikan contoh kesalahan umum.
    Jawaban: Tantangan utama dalam menulis kata serapan dengan benar bagi penutur bahasa Indonesia meliputi kurangnya pemahaman tentang kaidah PUEBI, pengaruh kuat dari bahasa asal, dan kebiasaan penulisan yang salah. Banyak penutur cenderung menulis kata serapan sesuai ejaan bahasa aslinya (terutama bahasa Inggris) tanpa melakukan penyesuaian yang diperlukan, atau menggunakan bentuk tidak baku yang sudah terlanjur populer. Contoh kesalahan umum termasuk: 1. Penggunaan ‘ph’ alih-alih ‘f’ (misalnya ‘photo’ seharusnya ‘foto’). 2. Penggunaan ‘c’ alih-alih ‘k’ di awal atau akhir kata (misalnya ‘classic’ seharusnya ‘klasik’). 3. Penggunaan ‘sh’ alih-alih ‘sy’ (misalnya ‘shampoo’ seharusnya ‘sampo’). 4. Penulisan vokal ganda atau konsonan ganda yang tidak perlu (misalnya ‘effektif’ seharusnya ‘efektif’, ‘kwalitas’ seharusnya ‘kualitas’). 5. Penyerapan akhiran yang salah (misalnya ‘aktifitas’ seharusnya ‘aktivitas’). Tantangan ini diperparah oleh paparan media sosial dan internet yang seringkali mengabaikan kaidah ejaan yang benar.
  3. Soal: Jelaskan proses adaptasi fonologis dan morfologis yang terjadi saat kata asing diserap ke dalam bahasa Indonesia. Berikan minimal tiga contoh untuk setiap jenis adaptasi.
    Jawaban: Adaptasi fonologis adalah penyesuaian bunyi kata asing agar sesuai dengan sistem fonem bahasa Indonesia. Ini melibatkan perubahan huruf atau gugus huruf. Contoh: 1. ‘ph’ (Inggris) menjadi ‘f’, seperti ‘philosophy’ → ‘filsafat’. 2. ‘c’ (Inggris, diikuti ‘a’, ‘o’, ‘u’) menjadi ‘k’, seperti ‘cartoon’ → ‘kartun’. 3. ‘x’ (Inggris) menjadi ‘ks’, seperti ‘complex’ → ‘kompleks’. Adaptasi morfologis adalah penyesuaian bentuk kata asing, terutama imbuhan atau akhiran, agar sesuai dengan kaidah morfologi bahasa Indonesia. Contoh: 1. Akhiran ‘-tion’ (Inggris) menjadi ‘-si’, seperti ‘information’ → ‘informasi’. 2. Akhiran ‘-ity’ (Inggris) menjadi ‘-itas’, seperti ‘activity’ → ‘aktivitas’. 3. Akhiran ‘-isme’ (Belanda/Inggris) tetap dipertahankan, seperti ‘socialism’ → ‘sosialisme’.
  4. Soal: Bandingkan dan kontraskan penyerapan kata dari bahasa Inggris dan bahasa Belanda ke dalam bahasa Indonesia. Adakah pola atau perbedaan signifikan yang bisa diamati?
    Jawaban: Penyerapan kata dari bahasa Inggris dan Belanda ke bahasa Indonesia menunjukkan pola dan perbedaan signifikan. Penyerapan dari bahasa Belanda umumnya lebih tua dan telah mengalami adaptasi yang lebih mendalam serta terinternalisasi. Banyak kata serapan dari Belanda sudah terasa ‘Indonesia’ dan seringkali telah mengalami perubahan fonologis dan morfologis yang konsisten (misalnya ‘kantoor’ menjadi ‘kantor’, ‘apotheek’ menjadi ‘apotek’). Pola penyerapan dari Belanda sering melibatkan penghilangan konsonan ganda, penyesuaian vokal, dan penghilangan akhiran tertentu. Sebaliknya, penyerapan dari bahasa Inggris lebih baru dan terus-menerus terjadi, terutama di era globalisasi dan teknologi. Kata-kata dari bahasa Inggris sering diserap dengan perubahan yang lebih minimal, kadang hanya penyesuaian ejaan sederhana (misalnya ‘online’ menjadi ‘daring’ namun ‘online’ juga dipakai, ‘internet’ tetap ‘internet’). Tantangan dalam penyerapan Inggris adalah menjaga konsistensi karena laju serapan yang cepat dan kecenderungan untuk mempertahankan ejaan asli. Perbedaannya terletak pada tingkat adaptasi, di mana kata Belanda sering diserap lebih utuh dengan penyesuaian ejaan, sementara kata Inggris memiliki spektrum yang lebih luas dari serapan utuh hingga adaptasi penuh.
  5. Soal: Bagaimana perkembangan teknologi dan globalisasi memengaruhi jumlah dan jenis kata serapan dalam bahasa Indonesia? Apakah ini berdampak positif atau negatif terhadap kekayaan bahasa kita?
    Jawaban: Perkembangan teknologi dan globalisasi secara signifikan meningkatkan jumlah dan jenis kata serapan dalam bahasa Indonesia. Era digital, internet, dan media sosial membanjiri bahasa Indonesia dengan istilah-istilah baru, terutama dari bahasa Inggris, yang seringkali tidak memiliki padanan yang tepat atau langsung dalam bahasa Indonesia. Hal ini terlihat dari munculnya kata-kata seperti ‘gadget’, ‘download’, ‘streaming’, ‘platform’, ‘startup’, dan ‘influencer’. Dampak terhadap kekayaan bahasa bisa dilihat dari dua sisi. Sisi positifnya, kata serapan memperkaya kosakata, memungkinkan penutur untuk mengungkapkan konsep-konsep modern yang kompleks dengan lebih presisi, dan menjaga bahasa Indonesia tetap relevan di kancah global. Ini menunjukkan dinamisme dan kemampuan adaptasi bahasa. Sisi negatifnya, jika tidak diatur dengan baik, penyerapan yang berlebihan atau tidak sesuai kaidah dapat mengikis identitas bahasa Indonesia, menyebabkan kebingungan ejaan, dan bahkan mengancam eksistensi padanan lokal yang sebenarnya ada. Terlalu banyak kata serapan yang tidak perlu juga dapat membuat bahasa terasa kurang autentik atau dipaksakan. Oleh karena itu, diperlukan keseimbangan antara menerima inovasi kosakata dan mempertahankan kaidah serta identitas bahasa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *