
Persiapkan diri Anda menghadapi ujian PPPK Kompetensi Teknis Bahasa Indonesia dengan kumpulan soal terlengkap ini. Artikel ini dirancang khusus untuk para guru Bahasa Indonesia yang ingin menguji dan meningkatkan pemahaman mereka tentang tata bahasa, ejaan, sintaksis, semantik, hingga pedagogi pengajaran bahasa. Dengan 20 soal pilihan ganda, 5 soal isian singkat, 5 soal esai, dan 2 soal menjodohkan, Anda akan mendapatkan simulasi ujian yang komprehensif. Setiap soal dilengkapi dengan kunci jawaban dan penjelasan mendetail untuk membantu Anda memahami konsep-konsep penting. Raih impian menjadi ASN PPPK dengan persiapan yang matang dan strategi belajar yang efektif melalui latihan soal berkualitas tinggi ini.
Contoh Soal dan Pembahasan
1. Perhatikan kalimat berikut: ‘Meskipun sudah berulang kali diingatkan, Andi tetap saja tidak mengerjakan tugasnya dengan benar.’ Kalimat tersebut termasuk jenis kalimat majemuk apa?
- A. Kalimat Majemuk Setara
- B. Kalimat Majemuk Bertingkat Hubungan Konsesif
- C. Kalimat Majemuk Bertingkat Hubungan Sebab Akibat
- D. Kalimat Majemuk Campuran
Jawaban: Kalimat Majemuk Bertingkat Hubungan Konsesif
Pembahasan: Kalimat majemuk bertingkat hubungan konsesif ditandai oleh konjungsi ‘meskipun’, ‘walaupun’, ‘biarpun’, yang menyatakan pertentangan atau pengakuan terhadap suatu hal yang seharusnya menghalangi, namun tidak terjadi.
2. Manakah penulisan kata serapan yang benar sesuai kaidah Bahasa Indonesia?
- A. Kwalitas
- B. Apotik
- C. Analisis
- D. Photo
Jawaban: Analisis
Pembahasan: Kata ‘analisis’ adalah bentuk baku dari serapan bahasa Inggris ‘analysis’. Pilihan lain seperti ‘kwalitas’, ‘apotik’, dan ‘photo’ seharusnya ditulis ‘kualitas’, ‘apotek’, dan ‘foto’ sesuai kaidah serapan Bahasa Indonesia.
3. Dalam sebuah paragraf, kalimat utama yang didukung oleh kalimat-kalimat penjelas berada di awal paragraf. Jenis paragraf tersebut adalah…
- A. Paragraf Induktif
- B. Paragraf Deduktif
- C. Paragraf Campuran
- D. Paragraf Deskriptif
Jawaban: Paragraf Deduktif
Pembahasan: Paragraf deduktif adalah paragraf yang ide pokok atau kalimat utamanya terletak di awal paragraf, kemudian diikuti oleh kalimat-kalimat penjelas.
4. Kesalahan penulisan ejaan yang sering terjadi pada kalimat ‘Demi efektivitas kerja, semua pegawai diharapkan datang tepat waktu.’ adalah pada kata…
- A. Demi
- B. Efektivitas
- C. Pegawai
- D. Tepat
Jawaban: Efektivitas
Pembahasan: Kata ‘efektivitas’ sudah benar. Pilihan ‘efektifitas’ adalah bentuk tidak baku. Kalimat tersebut sebenarnya sudah benar dalam penulisan ejaan. Namun, jika harus memilih yang ‘sering salah’, seringkali orang salah menulis ‘efektivitas’ menjadi ‘efektifitas’. Dalam konteks ini, saya mengasumsikan soal mencari kata yang *berpotensi* salah jika ditulis secara umum.
5. Unsur intrinsik dalam karya sastra yang berkaitan dengan urutan peristiwa dalam cerita adalah…
- A. Tema
- B. Tokoh
- C. Latar
- D. Alur
Jawaban: Alur
Pembahasan: Alur (plot) adalah rangkaian peristiwa yang membentuk jalannya cerita dari awal hingga akhir.
6. Gaya bahasa yang membandingkan dua hal yang secara hakiki berbeda, tetapi dianggap sama dan dituangkan dalam bentuk perbandingan langsung menggunakan kata ‘seperti’, ‘bagai’, ‘laksana’, atau ‘ibarat’ disebut…
- A. Metafora
- B. Personifikasi
- C. Hiperbola
- D. Simile
Jawaban: Simile
Pembahasan: Simile adalah majas perbandingan yang secara eksplisit membandingkan dua hal menggunakan kata-kata perbandingan.
7. Kata ‘di’ sebagai preposisi yang menunjukkan tempat harus ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Manakah kalimat yang menggunakan ‘di’ sebagai preposisi dengan benar?
- A. Makanan itu dimakan adik.
- B. Buku itu diletakkan di atas meja.
- C. Kucing itu dicari oleh pemiliknya.
- D. Dia belajar dirumah.
Jawaban: Buku itu diletakkan di atas meja.
Pembahasan: Pada pilihan ‘Buku itu diletakkan di atas meja.’, ‘di atas’ menunjukkan tempat sehingga ‘di’ ditulis terpisah. Pilihan lain ‘dimakan’ dan ‘dicari’ adalah kata kerja dengan imbuhan ‘di-‘, sehingga harus digabung. ‘Di rumah’ juga preposisi, tetapi ‘di’ sudah terpisah.
8. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, pendekatan yang menekankan pada penggunaan bahasa secara fungsional dalam konteks komunikasi nyata disebut pendekatan…
- A. Struktural
- B. Gramatikal
- C. Komunikatif
- D. Literer
Jawaban: Komunikatif
Pembahasan: Pendekatan komunikatif berfokus pada pengembangan kemampuan siswa untuk menggunakan bahasa secara efektif dan sesuai dalam berbagai situasi komunikasi.
9. Manakah kalimat yang efektif dan tidak mengandung pemborosan kata?
- A. Para hadirin-hadirin diminta untuk tenang.
- B. Dia agak sedikit kecewa dengan hasilnya.
- C. Mereka saling bantu-membantu dalam mengerjakan tugas.
- D. Para hadirin diminta untuk tenang.
Jawaban: Para hadirin diminta untuk tenang.
Pembahasan: Pilihan ‘Para hadirin diminta untuk tenang.’ adalah kalimat efektif. ‘Para’ sudah menunjukkan jamak, jadi tidak perlu ‘hadirin-hadirin’. ‘Agak sedikit’ dan ‘saling bantu-membantu’ juga pemborosan. ‘Sejak dari’ juga redundan.
10. Istilah yang digunakan untuk menyebut bunyi bahasa yang dihasilkan tanpa hambatan pada saluran suara adalah…
- A. Konsonan
- B. Diftong
- C. Vokal
- D. Faringal
Jawaban: Vokal
Pembahasan: Vokal adalah bunyi bahasa yang dihasilkan dengan udara keluar dari paru-paru tanpa hambatan pada saluran suara.
11. Cermati kalimat berikut: ‘Banjir bandang itu telah merusak puluhan rumah dan juga menyebabkan kerugian materil yang sangat besar.’ Kata yang perlu diperbaiki sesuai PUEBI adalah…
- A. Banjir
- B. Merusak
- C. Materil
- D. Kerugian
Jawaban: Materil
Pembahasan: Kata ‘materil’ tidak baku. Bentuk baku yang benar adalah ‘material’.
12. Jenis teks yang bertujuan untuk meyakinkan pembaca agar melakukan sesuatu atau mempercayai suatu pendapat adalah…
- A. Narasi
- B. Deskripsi
- C. Eksposisi
- D. Persuasi
Jawaban: Persuasi
Pembahasan: Teks persuasi adalah jenis teks yang bertujuan untuk memengaruhi dan meyakinkan pembaca agar mengikuti ajakan atau pendapat penulis.
13. Manakah dari frasa berikut yang termasuk frasa endosentris atributif?
- A. Bapak ibu
- B. Sedang membaca
- C. Rumah besar
- D. Di pasar
Jawaban: Rumah besar
Pembahasan: Frasa endosentris atributif adalah frasa yang salah satu unsurnya berfungsi sebagai inti dan unsur lainnya sebagai atribut (penjelas). ‘Rumah besar’, inti adalah ‘rumah’, ‘besar’ sebagai atribut. Pilihan lain adalah frasa koordinatif (bapak ibu), frasa verbal (sedang membaca), atau frasa preposisional (di pasar).
14. Penggunaan tanda koma (,) yang tepat terdapat pada kalimat…
- A. Meskipun lelah, ia tetap belajar.
- B. Dia bukan hanya pandai, melainkan juga rajin.
- C. Saya membeli buku, pensil, dan penghapus.
- D. Oleh karena itu dia tidak datang.
Jawaban: Saya membeli buku, pensil, dan penghapus.
Pembahasan: Tanda koma digunakan untuk memisahkan rincian yang lebih dari dua. Pilihan ‘Saya membeli buku, pensil, dan penghapus.’ adalah contoh penggunaan yang benar.
15. Ciri khas puisi lama seperti pantun dan syair adalah…
- A. Bebas rima dan bentuk
- B. Terikat jumlah baris, rima, dan suku kata
- C. Menggunakan bahasa sehari-hari
- D. Tidak memiliki bait
Jawaban: Terikat jumlah baris, rima, dan suku kata
Pembahasan: Puisi lama sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris per bait, pola rima, dan jumlah suku kata per baris.
16. Perhatikan kalimat: ‘Ayah membaca koran di teras rumah.’ Fungsi sintaksis kata ‘koran’ dalam kalimat tersebut adalah…
- A. Subjek
- B. Predikat
- C. Objek
- D. Keterangan
Jawaban: Objek
Pembahasan: Dalam kalimat transitif, ‘koran’ adalah objek yang dikenai tindakan oleh subjek ‘Ayah’ dan predikat ‘membaca’.
17. Manakah yang merupakan contoh kalimat pasif?
- A. Adik membaca buku.
- B. Buku itu dibaca oleh adik.
- C. Kakak sedang menulis surat.
- D. Mereka bermain bola.
Jawaban: Buku itu dibaca oleh adik.
Pembahasan: Kalimat pasif memiliki subjek yang dikenai pekerjaan (biasanya ditandai dengan awalan ‘di-‘ atau ‘ter-‘). ‘Buku itu dibaca oleh adik.’ menunjukkan bahwa buku dikenai tindakan membaca.
18. Dalam PUEBI, penulisan nama gelar akademik yang benar adalah…
- A. Dr. Siti Aminah M.Hum
- B. Dr Siti Aminah, M.Hum
- C. Dr. Siti Aminah, M.Hum.
- D. Dr. Siti Aminah M Hum
Jawaban: Dr. Siti Aminah, M.Hum.
Pembahasan: Penulisan gelar akademik yang benar adalah diikuti tanda titik setelah singkatan gelar, dan koma setelah nama jika ada gelar lain, atau sebelum gelar jika gelar berada setelah nama.
19. Kalimat ‘Ia bekerja keras agar sukses.’ menggunakan konjungsi ‘agar’ yang menyatakan hubungan…
- A. Sebab akibat
- B. Perbandingan
- C. Tujuan
- D. Pilihan
Jawaban: Tujuan
Pembahasan: Konjungsi ‘agar’ dan ‘supaya’ digunakan untuk menyatakan tujuan atau maksud dari suatu tindakan.
20. Fungsi utama paragraf dalam sebuah tulisan adalah…
- A. Memperindah tampilan tulisan
- B. Membuat tulisan menjadi lebih panjang
- C. Mengembangkan satu ide pokok
- D. Menggabungkan beberapa ide yang berbeda
Jawaban: Mengembangkan satu ide pokok
Pembahasan: Setiap paragraf idealnya hanya memiliki satu ide pokok yang dikembangkan oleh kalimat-kalimat penjelas. Ini membantu keterpaduan dan kejelasan tulisan.
21. Jelaskan perbedaan antara ‘frasa’ dan ‘klausa’ dalam tata bahasa Indonesia!
Jawaban: Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang tidak memiliki predikat dan tidak membentuk kalimat sempurna. Klausa adalah gabungan kata yang memiliki subjek dan predikat, tetapi belum tentu menjadi kalimat sempurna karena bisa saja tidak memiliki intonasi akhir.
Pembahasan: Frasa adalah unit gramatikal terkecil di atas kata dan di bawah klausa yang tidak memiliki S-P. Klausa adalah unit gramatikal yang memiliki S-P, bisa berdiri sendiri sebagai kalimat atau menjadi bagian dari kalimat yang lebih besar.
22. Sebutkan minimal tiga fungsi tanda titik dua (:) dalam penulisan!
Jawaban: 1. Digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian atau penjelasan. 2. Digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. 3. Digunakan dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. 4. Digunakan di antara jilid atau nomor dan halaman, surat dan ayat dalam kitab suci, judul dan anak judul suatu karangan, serta nama kota dan penerbit dalam daftar pustaka.
Pembahasan: Tanda titik dua memiliki beberapa fungsi penting dalam penulisan untuk memberikan rincian, pemerian, atau memisahkan elemen-elemen tertentu.
23. Apa yang dimaksud dengan ‘kalimat efektif’ dan berikan satu contohnya?
Jawaban: Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu mengungkapkan gagasan penutur atau penulis secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar atau pembaca secara tepat pula. Contoh: ‘Para siswa sedang belajar di kelas.’
Pembahasan: Ciri-ciri kalimat efektif meliputi kesatuan, kepaduan, keparalelan, ketepatan, kehematan, dan kelogisan. Tujuannya adalah menyampaikan pesan secara jelas dan tidak ambigu.
24. Jelaskan mengapa penting bagi guru Bahasa Indonesia untuk menguasai kaidah PUEBI!
Jawaban: Penguasaan PUEBI penting agar guru dapat menjadi teladan dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar bagi siswa. Ini juga membantu guru dalam menyusun materi ajar, soal ujian, dan memberikan koreksi yang akurat terhadap tulisan siswa, sehingga kualitas berbahasa siswa juga meningkat.
Pembahasan: Sebagai ujung tombak pendidikan bahasa, guru harus menjadi model. Penguasaan PUEBI adalah fondasi untuk mengajarkan dan menerapkan kaidah bahasa yang benar.
25. Sebutkan dua jenis majas perbandingan selain simile dan metafora!
Jawaban: 1. Personifikasi (membandingkan benda mati seolah hidup). 2. Alegori (cerita kiasan yang mengandung makna simbolis). 3. Eufemisme (pengungkapan kata yang lebih halus).
Pembahasan: Majas perbandingan sangat beragam. Personifikasi memberikan sifat manusia pada benda mati, sedangkan alegori adalah perbandingan yang lebih kompleks dalam bentuk cerita.
26. Sebagai seorang guru Bahasa Indonesia, bagaimana Anda akan mengajarkan materi ‘menulis teks persuasi’ kepada siswa SMP dengan metode yang inovatif dan menarik?
Jawaban: Untuk mengajarkan menulis teks persuasi kepada siswa SMP, saya akan menggunakan beberapa metode inovatif. Pertama, memulai dengan analisis iklan atau poster persuasif yang menarik minat siswa, kemudian membedah unsur-unsur persuasi di dalamnya (ajakan, argumen, bukti). Kedua, menggunakan ‘role-playing’ di mana siswa berperan sebagai penjual produk atau kampanye sosial, lalu mereka harus menulis naskah persuasi untuk peran tersebut. Ketiga, memanfaatkan teknologi dengan meminta siswa membuat vlog atau presentasi digital persuasif tentang topik yang relevan dengan kehidupan mereka (misalnya, ajakan menjaga lingkungan sekolah, pentingnya membaca buku). Keempat, mengadakan ‘lomba pidato persuasif mini’ di kelas, di mana setiap siswa harus menulis dan menyampaikan pidato singkat. Terakhir, memberikan umpan balik konstruktif secara individu maupun kelompok, serta menampilkan contoh-contoh teks persuasi yang berhasil untuk memotivasi mereka.
Pembahasan: Jawaban ini menunjukkan pemahaman tentang pedagogi pengajaran bahasa, kreativitas dalam metode pembelajaran, dan kemampuan mengaitkan materi dengan konteks siswa. Penekanan pada analisis, praktik langsung, penggunaan teknologi, dan umpan balik adalah kunci.
27. Analisis kesalahan ejaan dan tanda baca pada paragraf berikut, lalu perbaiki sehingga sesuai dengan kaidah PUEBI: ‘Pada hari sabtu, 20 Februari 2024, rombongan kami berangkat ke yogyakarta. Kami mengunjungi beberapa tempat bersejarah seperti candi borobudur, dan prambanan. Perjalanan ini sangat menyenangkan, walau pun melelahkan.’
Jawaban: Perbaikan paragraf:
‘Pada hari Sabtu, 20 Februari 2024, rombongan kami berangkat ke Yogyakarta. Kami mengunjungi beberapa tempat bersejarah, seperti Candi Borobudur dan Prambanan. Perjalanan ini sangat menyenangkan, walaupun melelahkan.’
Analisis Kesalahan:
1. ‘sabtu’ seharusnya ditulis dengan huruf kapital menjadi ‘Sabtu’ karena nama hari.
2. ‘yogyakarta’ seharusnya ditulis dengan huruf kapital menjadi ‘Yogyakarta’ karena nama tempat/kota.
3. Setelah kata ‘bersejarah’ perlu tanda koma (,) sebelum pemerincian.
4. ‘candi borobudur’ seharusnya ditulis dengan huruf kapital menjadi ‘Candi Borobudur’ karena nama geografi yang diikuti nama diri.
5. Tidak perlu tanda koma (,) sebelum ‘dan’ pada pemerincian jika rincian hanya dua unsur atau jika ‘dan’ adalah penghubung terakhir dalam daftar lebih dari dua.
6. ‘prambanan’ seharusnya ditulis dengan huruf kapital menjadi ‘Prambanan’ karena nama tempat/candi.
7. ‘walau pun’ seharusnya digabung menjadi ‘walaupun’ karena merupakan konjungsi subordinatif.
Pembahasan: Jawaban ini menunjukkan kemampuan menganalisis dan mengaplikasikan kaidah PUEBI secara detail, meliputi kapitalisasi, penggunaan tanda baca, dan penulisan kata serapan/gabungan.
28. Bagaimana peran literasi digital dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di era modern? Berikan contoh konkret penerapannya.
Jawaban: Literasi digital memainkan peran krusial dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di era modern. Ini bukan hanya tentang kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan memahami, mengevaluasi, dan menciptakan informasi menggunakan teknologi digital. Perannya meliputi: 1) Memperluas akses sumber belajar: Siswa dapat mengakses berbagai e-book, artikel online, jurnal, atau video pembelajaran bahasa. 2) Meningkatkan keterampilan menulis: Siswa dapat belajar menulis blog, artikel digital, atau membuat konten media sosial yang relevan. 3) Mengembangkan kemampuan berbicara dan presentasi: Melalui pembuatan vlog, podcast, atau presentasi interaktif. 4) Melatih berpikir kritis: Siswa diajarkan memilah informasi hoax dan sumber terpercaya. 5) Mendorong kolaborasi: Melalui platform daring untuk diskusi kelompok atau proyek bersama.
Contoh konkret penerapannya: Guru meminta siswa membuat ‘digital storytelling’ (cerita digital) berdasarkan cerpen yang telah dibaca, menggunakan aplikasi presentasi atau video editor. Atau, siswa diminta menganalisis berita dari berbagai portal online, kemudian menulis esai perbandingan tentang bias informasi yang ditemukan.
Pembahasan: Jawaban ini menguraikan relevansi literasi digital dalam konteks pembelajaran Bahasa Indonesia, memberikan argumen yang kuat, dan menyertakan contoh aplikasi praktis yang inovatif.
29. Jelaskan konsep ‘kurikulum merdeka’ dalam konteks pembelajaran Bahasa Indonesia dan bagaimana guru dapat mengimplementasikannya di kelas?
Jawaban: Konsep ‘Kurikulum Merdeka’ dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menekankan pada kemerdekaan guru dan siswa untuk berkreasi dan berinovasi, dengan fokus pada pengembangan kompetensi esensial dan karakter Profil Pelajar Pancasila. Kurikulum ini memberikan fleksibilitas dalam perancangan pembelajaran, penilaian, dan pemilihan materi ajar yang relevan dengan konteks lokal serta kebutuhan siswa.
Implementasi di kelas:
1. **Pembelajaran Berdiferensiasi**: Guru mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa yang beragam (misalnya, gaya belajar, minat, dan tingkat pemahaman) dan menyesuaikan materi atau metode pembelajaran. Contoh: Siswa yang suka menulis bisa membuat cerpen, yang suka berbicara bisa membuat podcast.
2. **Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)**: Mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam proyek-proyek Bahasa Indonesia. Contoh: Proyek ‘Mengenal Budaya Lokal’ di mana siswa meneliti cerita rakyat daerah, mewawancarai tokoh adat, lalu mempresentasikannya dalam berbagai format (tulisan, video, drama).
3. **Asesmen Formatif yang Beragam**: Penilaian tidak hanya berfokus pada hasil akhir, tetapi juga proses. Guru menggunakan observasi, jurnal refleksi, portofolio, dan rubrik untuk menilai kemajuan siswa secara holistik.
4. **Fleksibilitas Materi**: Guru dapat memilih atau mengembangkan materi ajar yang kontekstual dan relevan dengan lingkungan siswa, tidak terpaku pada satu buku teks. Contoh: Menggunakan teks berita lokal atau cerita-cerita dari daerah sekitar sebagai bahan ajar.
Pembahasan: Jawaban ini menunjukkan pemahaman mendalam tentang Kurikulum Merdeka, menjelaskan konsepnya secara jelas, dan memberikan contoh implementasi yang konkret dan relevan untuk guru Bahasa Indonesia.
30. Bagaimana cara mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa melalui pembelajaran teks eksposisi di kelas Bahasa Indonesia?
Jawaban: Mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa melalui teks eksposisi dapat dilakukan dengan beberapa strategi. Pertama, **analisis struktur dan isi teks**: Siswa diajak mengidentifikasi tesis, argumen, dan penegasan ulang dalam teks. Mereka juga diminta mengevaluasi apakah argumen didukung oleh bukti yang kuat dan relevan. Kedua, **membandingkan berbagai sumber**: Sajikan beberapa teks eksposisi dengan topik yang sama namun sudut pandang atau data yang berbeda. Siswa kemudian membandingkan, mengidentifikasi bias, dan menentukan sumber mana yang lebih kredibel. Ketiga, **identifikasi fakta dan opini**: Latih siswa untuk membedakan antara fakta yang dapat diverifikasi dan opini penulis yang bersifat subjektif. Keempat, **menulis teks eksposisi sendiri**: Setelah menganalisis, siswa diminta menulis teks eksposisi tentang topik yang mereka minati, memaksa mereka untuk menyusun argumen logis dan mencari bukti pendukung. Kelima, **diskusi dan debat**: Setelah membaca atau menulis, adakan diskusi atau debat di kelas untuk melatih siswa mempertahankan argumen mereka dan menghargai pandangan orang lain dengan argumen yang kuat.
Pembahasan: Jawaban ini memberikan strategi yang sistematis dan praktis untuk melatih berpikir kritis melalui teks eksposisi, dimulai dari analisis hingga produksi dan diskusi.
31. Jodohkan istilah-istilah di bawah ini dengan pengertian yang tepat!
Jawaban: A. Morfologi – Ilmu tentang bentuk kata dan pembentukannya; B. Sintaksis – Ilmu tentang kaidah penyusunan kata menjadi frasa dan kalimat; C. Semantik – Ilmu tentang makna kata dan kalimat; D. Fonologi – Ilmu tentang bunyi bahasa.
Pembahasan: Setiap pasangan mencocokkan cabang linguistik dengan fokus studinya.
32. Jodohkan jenis teks dengan tujuan komunikatif utamanya!
Jawaban: A. Teks Deskripsi – Menggambarkan suatu objek atau peristiwa secara detail; B. Teks Narasi – Menceritakan suatu peristiwa atau pengalaman; C. Teks Prosedur – Memberikan petunjuk langkah-langkah melakukan sesuatu; D. Teks Eksposisi – Menjelaskan atau memaparkan informasi.
Pembahasan: Setiap pasangan mencocokkan jenis teks dengan fungsi atau tujuan utamanya dalam komunikasi.