Uji Pemahaman Kritik Sastra: Soal Bahasa Indonesia Kelas 12 SMA

Posted on

Uji Pemahaman Kritik Sastra: Soal Bahasa Indonesia Kelas 12 SMA

Selami dunia kritik sastra dengan bank soal Bahasa Indonesia Kelas 12 SMA ini! Artikel ini dirancang khusus untuk membantu siswa SMA menguasai konsep dasar hingga aplikasi kritik sastra dalam menganalisis karya sastra. Anda akan menemukan berbagai jenis soal, mulai dari pilihan ganda, isian singkat, esai, hingga menjodohkan, yang mencakup definisi, fungsi, jenis, dan pendekatan kritik sastra. Persiapkan diri Anda untuk ujian dengan memahami bagaimana kritik sastra berperan penting dalam mengapresiasi dan mengevaluasi sebuah karya sastra. Tingkatkan kemampuan berpikir kritis dan analitis Anda terhadap teks sastra Indonesia.


Contoh Soal dan Pembahasan

1. Pernyataan yang paling tepat mengenai pengertian kritik sastra adalah…

  • A. Kritik sastra adalah kegiatan menulis ulang sebuah karya sastra.
  • B. Kritik sastra adalah kegiatan menelaah, menilai, dan memberi pertimbangan terhadap karya sastra.
  • C. Kritik sastra adalah proses menciptakan karya sastra baru.
  • D. Kritik sastra adalah membaca karya sastra untuk hiburan semata.

Jawaban: Kritik sastra adalah kegiatan menelaah, menilai, dan memberi pertimbangan terhadap karya sastra.

Pembahasan: Kritik sastra secara umum didefinisikan sebagai kegiatan menganalisis, menafsirkan, dan mengevaluasi suatu karya sastra untuk memahami nilai dan maknanya.

2. Salah satu fungsi utama kritik sastra adalah…

  • A. Menentukan harga jual buku sastra di pasaran.
  • B. Mengubah alur cerita sebuah novel.
  • C. Membantu pembaca memahami makna dan nilai suatu karya sastra secara lebih mendalam.
  • D. Menulis biografi pengarang karya sastra.

Jawaban: Membantu pembaca memahami makna dan nilai suatu karya sastra secara lebih mendalam.

Pembahasan: Kritik sastra berfungsi sebagai jembatan antara karya sastra dan pembaca, membantu pembaca menggali makna dan nilai yang terkandung dalam karya tersebut.

3. Pendekatan kritik sastra yang menitikberatkan pada hubungan karya dengan pengarangnya disebut pendekatan…

  • A. Mimetik
  • B. Pragmatik
  • C. Objektif
  • D. Ekspresif

Jawaban: Ekspresif

Pembahasan: Pendekatan ekspresif dalam kritik sastra berfokus pada pengarang sebagai sumber utama penciptaan karya, termasuk latar belakang, niat, dan pengalaman pribadinya.

4. Kritik sastra yang mengkaji kesesuaian karya sastra dengan realitas kehidupan disebut pendekatan…

  • A. Pragmatik
  • B. Mimetik
  • C. Objektif
  • D. Ekspresif

Jawaban: Mimetik

Pembahasan: Pendekatan mimetik (mimesis) menganggap karya sastra sebagai tiruan atau representasi dari dunia nyata, sehingga kritik berfokus pada bagaimana karya tersebut mencerminkan realitas.

5. Apabila seorang kritikus sastra mengkaji dampak atau pengaruh sebuah karya sastra terhadap pembaca, ia menggunakan pendekatan…

  • A. Ekspresif
  • B. Mimetik
  • C. Objektif
  • D. Pragmatik

Jawaban: Pragmatik

Pembahasan: Pendekatan pragmatik menilai karya sastra berdasarkan tujuan dan efeknya terhadap pembaca, seperti apakah karya tersebut menghibur, mendidik, atau memengaruhi pembaca.

6. Kritik sastra yang berfokus pada unsur-unsur intrinsik karya sastra itu sendiri, tanpa memperhatikan latar belakang pengarang, pembaca, atau realitas, disebut pendekatan…

  • A. Ekspresif
  • B. Mimetik
  • C. Objektif
  • D. Pragmatik

Jawaban: Objektif

Pembahasan: Pendekatan objektif (atau struktural) menganalisis karya sastra sebagai entitas mandiri, fokus pada struktur, gaya bahasa, tema, dan unsur intrinsik lainnya.

7. Berikut ini yang BUKAN merupakan ciri-ciri kritik sastra yang baik adalah…

  • A. Bersifat membangun dan informatif.
  • B. Didukung oleh argumen yang logis dan bukti tekstual.
  • C. Bersifat subjektif dan hanya berdasarkan selera pribadi.
  • D. Menggunakan bahasa yang lugas dan mudah dipahami.

Jawaban: Bersifat subjektif dan hanya berdasarkan selera pribadi.

Pembahasan: Kritik sastra yang baik haruslah objektif, didukung argumen yang kuat, dan berdasarkan teori sastra, bukan sekadar selera pribadi.

8. Siapakah tokoh kritikus sastra Indonesia yang terkenal dengan julukan ‘Paus Sastra Indonesia’?

  • A. Chairil Anwar
  • B. W.S. Rendra
  • C. H.B. Jassin
  • D. Pramoedya Ananta Toer

Jawaban: H.B. Jassin

Pembahasan: H.B. Jassin adalah salah satu kritikus sastra paling berpengaruh di Indonesia yang dijuluki ‘Paus Sastra Indonesia’ karena perannya yang besar dalam dokumentasi dan kritik sastra.

9. Salah satu tahapan dalam menulis kritik sastra adalah…

  • A. Menciptakan karya sastra baru.
  • B. Membaca biografi pengarang.
  • C. Interpretasi dan analisis karya.
  • D. Menjual karya sastra di toko buku.

Jawaban: Interpretasi dan analisis karya.

Pembahasan: Setelah membaca dan memahami karya, langkah selanjutnya adalah menginterpretasi dan menganalisis unsur-unsur intrinsik maupun ekstrinsik karya tersebut.

10. Perbedaan mendasar antara kritik sastra dan resensi buku adalah…

  • A. Kritik sastra hanya membahas novel, resensi membahas semua jenis buku.
  • B. Kritik sastra selalu positif, resensi selalu negatif.
  • C. Kritik sastra berfokus pada analisis mendalam, sementara resensi lebih pada pengenalan dan penilaian umum.
  • D. Kritik sastra ditulis oleh akademisi, resensi oleh siapa saja.

Jawaban: Kritik sastra berfokus pada analisis mendalam, sementara resensi lebih pada pengenalan dan penilaian umum.

Pembahasan: Resensi bertujuan memperkenalkan buku kepada pembaca dan memberikan gambaran umum, sedangkan kritik sastra melakukan analisis yang lebih mendalam, sistematis, dan teoritis terhadap karya.

11. Sebuah kritik yang hanya menyatakan ‘novel ini sangat bagus dan mengharukan’ tanpa disertai alasan atau analisis, cenderung bersifat…

  • A. Yudikatif
  • B. Teknis
  • C. Impresionistik
  • D. Teoritis

Jawaban: Impresionistik

Pembahasan: Kritik impresionistik adalah kritik yang didasarkan pada kesan pribadi atau perasaan subjektif kritikus terhadap karya, tanpa analisis mendalam.

12. Ketika seorang kritikus membandingkan sebuah karya sastra dengan standar atau norma sastra tertentu untuk menilai kualitasnya, ia sedang melakukan kritik jenis…

  • A. Impresionistik
  • B. Yudikatif
  • C. Teknis
  • D. Praktis

Jawaban: Yudikatif

Pembahasan: Kritik yudikatif adalah kritik yang bersifat menghakimi atau menilai berdasarkan kriteria dan norma-norma tertentu yang telah ada dalam sastra.

13. Unsur penting dalam kritik sastra yang berkaitan dengan kesimpulan atau penilaian akhir terhadap karya sastra adalah…

  • A. Sinopsis
  • B. Biografi pengarang
  • C. Ringkasan alur
  • D. Evaluasi

Jawaban: Evaluasi

Pembahasan: Evaluasi adalah bagian krusial dalam kritik sastra di mana kritikus memberikan penilaian terhadap kualitas, kelemahan, dan keunggulan karya berdasarkan analisis yang telah dilakukan.

14. Apakah tujuan utama dari kritik sastra yang baik?

  • A. Mencari kesalahan dalam karya sastra.
  • B. Membuktikan bahwa karya sastra tertentu adalah yang terbaik.
  • C. Mengembangkan pemahaman dan apresiasi terhadap karya sastra.
  • D. Memberikan peringkat pada karya sastra.

Jawaban: Mengembangkan pemahaman dan apresiasi terhadap karya sastra.

Pembahasan: Tujuan utama kritik sastra adalah memperdalam pemahaman pembaca dan masyarakat luas terhadap karya sastra, serta meningkatkan apresiasi terhadap nilai-nilai estetis dan maknanya.

15. Istilah yang digunakan untuk menyebut kritikus yang menganalisis aspek kebahasaan dan gaya penulisan dalam sebuah karya sastra adalah…

  • A. Kritikus sosiologi
  • B. Kritikus psikologi
  • C. Kritikus stilistika
  • D. Kritikus sejarah

Jawaban: Kritikus stilistika

Pembahasan: Stilistika adalah cabang linguistik yang mempelajari gaya bahasa dalam karya sastra. Kritikus stilistika fokus pada pilihan kata, struktur kalimat, dan unsur kebahasaan lainnya.

16. Bagian dari kritik sastra yang berisi pengenalan terhadap karya yang akan dikritik, termasuk judul, pengarang, dan genre, disebut…

  • A. Kesimpulan
  • B. Isi analisis
  • C. Pendahuluan
  • D. Daftar pustaka

Jawaban: Pendahuluan

Pembahasan: Pendahuluan dalam kritik sastra berfungsi untuk memperkenalkan karya yang akan dianalisis dan memberikan konteks awal kepada pembaca kritik.

17. Kritik sastra yang cenderung melihat karya sastra sebagai produk dari kondisi sosial dan budaya masyarakat disebut pendekatan…

  • A. Psikologis
  • B. Biografis
  • C. Sosiologis
  • D. Formalis

Jawaban: Sosiologis

Pembahasan: Pendekatan sosiologis dalam kritik sastra menganalisis hubungan antara karya sastra dengan masyarakat, termasuk pengaruh latar belakang sosial, ekonomi, dan politik terhadap penciptaan dan penerimaan karya.

18. Apa yang dimaksud dengan ‘otonomi karya sastra’ dalam konteks kritik objektif?

  • A. Karya sastra tidak boleh dikritik.
  • B. Karya sastra harus diterbitkan secara independen.
  • C. Karya sastra hanya untuk kepentingan pengarang.
  • D. Karya sastra berdiri sendiri dan memiliki nilai dari unsur-unsur intrinsiknya.

Jawaban: Karya sastra berdiri sendiri dan memiliki nilai dari unsur-unsur intrinsiknya.

Pembahasan: Otonomi karya sastra berarti bahwa karya tersebut dianggap sebagai entitas yang lengkap dan mandiri, di mana maknanya ditemukan dalam strukturnya sendiri, bukan dari faktor eksternal seperti pengarang atau pembaca.

19. Seorang kritikus yang menganalisis motif-motif bawah sadar tokoh dalam sebuah novel menggunakan pendekatan kritik…

  • A. Sosiologis
  • B. Historis
  • C. Psikologis
  • D. Struktural

Jawaban: Psikologis

Pembahasan: Pendekatan psikologis dalam kritik sastra menggunakan teori-teori psikologi untuk menganalisis karakter, motif, konflik, dan perilaku tokoh dalam karya sastra, atau bahkan psikologi pengarang.

20. Dalam kritik sastra, ‘interpretasi’ berarti…

  • A. Mengganti bagian-bagian yang tidak disukai dalam karya.
  • B. Membaca ulang karya sastra berkali-kali.
  • C. Menafsirkan makna dan pesan yang terkandung dalam karya.
  • D. Menceritakan kembali alur cerita karya sastra.

Jawaban: Menafsirkan makna dan pesan yang terkandung dalam karya.

Pembahasan: Interpretasi adalah proses memahami dan menjelaskan makna, simbol, dan pesan yang tersembunyi atau tersirat dalam sebuah karya sastra.

21. Jelaskan secara singkat perbedaan antara kritik sastra dan esai sastra!

Jawaban: Kritik sastra berfokus pada analisis, penilaian, dan evaluasi mendalam terhadap karya sastra dengan argumen yang sistematis dan teoritis. Sementara itu, esai sastra lebih bersifat personal, reflektif, dan seringkali tidak terikat pada struktur formal atau teori tertentu, namun tetap membahas isu-isu sastra.

Pembahasan: Kritik sastra bersifat lebih formal, objektif, dan terstruktur dengan tujuan evaluasi. Esai sastra lebih bebas, subjektif, dan reflektif, seringkali bertujuan untuk berbagi pandangan pribadi atau gagasan tentang sastra.

22. Sebutkan tiga jenis kritik sastra berdasarkan sifatnya!

Jawaban: Tiga jenis kritik sastra berdasarkan sifatnya adalah kritik impresionistik, kritik yudikatif, dan kritik teknis.

Pembahasan: Kritik impresionistik berdasar kesan pribadi, yudikatif berdasar penilaian standar, dan teknis berdasar aspek pengerjaan karya.

23. Apa yang dimaksud dengan ‘bukti tekstual’ dalam penulisan kritik sastra?

Jawaban: Bukti tekstual adalah kutipan langsung dari karya sastra yang digunakan oleh kritikus untuk mendukung argumen atau interpretasinya. Ini bisa berupa kalimat, frasa, dialog, atau deskripsi dari teks asli.

Pembahasan: Bukti tekstual sangat penting untuk memberikan legitimasi dan objektivitas pada argumen kritikus, menunjukkan bahwa interpretasinya berakar pada teks itu sendiri.

24. Mengapa objektivitas penting dalam kritik sastra?

Jawaban: Objektivitas penting agar kritik tidak hanya didasarkan pada selera pribadi kritikus, melainkan pada analisis yang rasional, sistematis, dan didukung oleh bukti tekstual serta teori sastra. Ini membuat kritik lebih kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan.

Pembahasan: Objektivitas membantu kritik sastra menjadi lebih valid dan diterima secara luas, karena tidak terpengaruh oleh bias pribadi.

25. Sebutkan dua etika yang harus diperhatikan oleh seorang kritikus sastra!

Jawaban: Dua etika yang harus diperhatikan adalah: 1) Menghindari serangan pribadi terhadap pengarang, fokus pada karya. 2) Memberikan kritik yang membangun dan didasari oleh argumen yang kuat, bukan menjatuhkan.

Pembahasan: Etika dalam kritik sastra memastikan bahwa kritik dilakukan secara profesional dan konstruktif, menjaga integritas proses kritik dan hubungan baik dalam dunia sastra.

26. Jelaskan secara komprehensif empat pendekatan utama dalam kritik sastra (mimetik, ekspresif, pragmatik, objektif) beserta fokus kajian masing-masing!

Jawaban: Empat pendekatan utama dalam kritik sastra adalah:
1. **Pendekatan Mimetik**: Berfokus pada hubungan karya sastra dengan realitas atau dunia luar. Kritik menilai sejauh mana karya mencerminkan, meniru, atau merepresentasikan kehidupan nyata. Pertanyaan kuncinya: Apakah karya ini realistis? Seberapa akurat representasinya?
2. **Pendekatan Ekspresif**: Berpusat pada hubungan karya sastra dengan pengarangnya. Kritik mengkaji niat, pengalaman hidup, latar belakang psikologis, atau pandangan dunia pengarang yang tercermin dalam karyanya. Pertanyaan kuncinya: Apa yang diungkapkan pengarang tentang dirinya melalui karya ini?
3. **Pendekatan Pragmatik**: Menekankan hubungan karya sastra dengan pembaca. Kritik mengevaluasi dampak, fungsi, atau tujuan karya terhadap audiensnya, seperti apakah karya itu menghibur, mendidik, atau memengaruhi moral pembaca. Pertanyaan kuncinya: Apa efek karya ini pada pembaca?
4. **Pendekatan Objektif (Struktural)**: Mengkaji karya sastra sebagai objek mandiri, terlepas dari pengarang, pembaca, atau realitas. Kritik berfokus pada unsur-unsur intrinsik karya (struktur, tema, gaya bahasa, karakter, alur) dan bagaimana unsur-unsur tersebut saling berinteraksi membentuk makna. Pertanyaan kuncinya: Bagaimana elemen-elemen dalam karya ini bekerja sama untuk menciptakan makna?

Pembahasan: Jawaban ini menjelaskan keempat pendekatan kritik sastra secara rinci, termasuk fokus kajian dan pertanyaan kunci yang relevan untuk setiap pendekatan, memberikan pemahaman yang komprehensif.

27. Sebagai seorang kritikus sastra, bagaimana Anda akan menganalisis sebuah puisi yang berjudul ‘Senja di Pelupuk Mata’ (tanpa teks puisi)? Jelaskan langkah-langkah konkret yang akan Anda lakukan dari awal hingga akhir proses kritik!

Jawaban: Sebagai kritikus, langkah-langkah analisis puisi ‘Senja di Pelupuk Mata’ adalah:
1. **Pembacaan Awal dan Pemahaman Umum**: Membaca puisi berulang kali untuk mendapatkan kesan menyeluruh, memahami alur umum, dan mengidentifikasi kata-kata kunci atau frasa yang menonjol.
2. **Analisis Unsur Intrinsik**: Menganalisis diksi (pilihan kata dan konotasi), citraan (penggambaran indrawi), majas (gaya bahasa), rima dan irama, serta struktur bait dan larik. Mencari tahu bagaimana elemen-elemen ini membangun suasana dan makna.
3. **Identifikasi Tema dan Amanat**: Menentukan ide pokok atau gagasan utama yang ingin disampaikan puisi (tema), serta pesan moral atau pelajaran yang dapat diambil (amanat).
4. **Interpretasi Makna**: Menafsirkan makna tersirat di balik simbol-simbol atau metafora dalam puisi, terutama frasa ‘Senja di Pelupuk Mata’ – apakah itu melambangkan akhir kehidupan, kesedihan, refleksi, atau hal lain.
5. **Pendekatan Kritik (Opsional/Terpilih)**: Memilih pendekatan yang relevan (misalnya, objektif/struktural untuk fokus pada puisi itu sendiri, atau ekspresif jika ada informasi tentang pengarang) untuk memperdalam analisis.
6. **Penyusunan Argumen dan Evaluasi**: Merumuskan argumen tentang kekuatan dan kelemahan puisi berdasarkan analisis. Memberikan penilaian terhadap estetika, kedalaman makna, dan keberhasilan puisi dalam menyampaikan pesannya.
7. **Penulisan Kritik**: Menyusun hasil analisis ke dalam tulisan kritik yang terstruktur (pendahuluan, isi analisis, kesimpulan) dengan bahasa yang jelas dan didukung bukti tekstual.

Pembahasan: Jawaban ini memberikan panduan langkah demi langkah yang logis dan sistematis untuk menganalisis puisi, mencakup tahapan penting dari pembacaan awal hingga penulisan kritik.

28. Mengapa kritik sastra dianggap penting bagi perkembangan sastra itu sendiri dan juga bagi masyarakat pembaca?

Jawaban: Kritik sastra sangat penting bagi perkembangan sastra dan masyarakat pembaca karena beberapa alasan:
1. **Bagi Perkembangan Sastra**: Kritik sastra memberikan umpan balik konstruktif kepada pengarang, membantu mereka memperbaiki dan mengembangkan karyanya di masa depan. Kritik juga mendorong eksperimentasi dan inovasi dalam sastra dengan menyoroti karya-karya baru dan tren yang berkembang. Selain itu, kritik membantu membentuk kanon sastra dan menjaga kualitas karya sastra.
2. **Bagi Masyarakat Pembaca**: Kritik sastra membantu pembaca memahami karya sastra secara lebih mendalam, menggali makna dan nilai yang mungkin terlewatkan. Kritik juga meningkatkan apresiasi pembaca terhadap keindahan dan kompleksitas sastra. Dengan adanya kritik, pembaca dapat memilih karya yang berkualitas dan mengembangkan selera sastra mereka. Kritik juga dapat memicu diskusi dan dialog intelektual tentang sastra, memperkaya pengalaman membaca.

Pembahasan: Jawaban ini menguraikan dua dimensi penting dari fungsi kritik sastra, yaitu perannya dalam memajukan kualitas dan inovasi sastra, serta manfaatnya dalam memperkaya pengalaman dan pemahaman pembaca.

29. Bagaimana peran seorang kritikus sastra dalam menjaga objektivitas dan integritas saat mengulas sebuah karya, terutama jika ia memiliki hubungan personal dengan pengarang atau penerbit?

Jawaban: Peran kritikus sastra dalam menjaga objektivitas dan integritas sangat krusial, terutama jika ada hubungan personal. Beberapa cara untuk melakukannya:
1. **Transparansi**: Kritikus harus secara jujur menyatakan jika ada potensi konflik kepentingan (hubungan personal dengan pengarang/penerbit) di awal ulasannya. Ini membangun kepercayaan dengan pembaca.
2. **Fokus pada Karya**: Prioritaskan analisis pada karya sastra itu sendiri, bukan pada pribadi pengarang atau kepentingan penerbit. Argumen harus didasarkan pada bukti tekstual dan teori sastra yang relevan.
3. **Kriteria Jelas**: Gunakan kriteria penilaian yang jelas dan konsisten. Hindari pujian atau celaan yang berlebihan tanpa dasar analisis yang kuat.
4. **Menghindari Serangan Personal**: Kritik harus membangun dan mengarah pada karya, bukan menyerang pribadi pengarang. Bahkan jika ada kritik negatif, harus disampaikan secara profesional dan etis.
5. **Konsultasi atau Pendapat Kedua**: Jika merasa bias, kritikus bisa mencari pendapat dari kritikus lain atau membaca ulasan lain untuk mendapatkan perspektif yang lebih seimbang.
6. **Kesadaran Diri**: Kritikus harus senantiasa menyadari potensi biasnya dan berusaha keras untuk mengesampingkan pengaruh personal demi penilaian yang adil terhadap karya.

Pembahasan: Jawaban ini menjelaskan pentingnya transparansi, fokus pada karya, penggunaan kriteria jelas, dan menghindari serangan personal sebagai strategi bagi kritikus untuk menjaga objektivitas dan integritas, bahkan dalam situasi konflik kepentingan.

30. Berikan contoh konkret bagaimana kritik sastra dapat memengaruhi pandangan masyarakat terhadap sebuah karya sastra yang sebelumnya kurang dikenal atau disalahpahami!

Jawaban: Kritik sastra memiliki kekuatan besar untuk membentuk pandangan publik. Misalnya, sebuah novel lokal yang kurang dikenal mungkin awalnya hanya dibaca oleh segelintir orang. Namun, ketika seorang kritikus sastra terkemuka menulis ulasan mendalam yang menyoroti keunikan gaya bahasa, kedalaman karakter, dan relevansi tema sosial dalam novel tersebut, pandangan masyarakat bisa berubah drastis.
Contoh: Kritikus mungkin menunjukkan bagaimana novel tersebut, meskipun berlatar pedesaan, secara cerdas merefleksikan isu-isu universal seperti kemiskinan, pendidikan, atau ketidakadilan gender dengan gaya yang jujur dan menyentuh. Kritikus bisa saja menganalisis penggunaan metafora lokal yang kaya atau dialog yang autentik yang membuat novel tersebut menonjol.
Akibatnya, ulasan ini dapat:
1. **Meningkatkan Visibilitas**: Novel tersebut akan mendapatkan perhatian dari media, penerbit, dan pembaca yang lebih luas.
2. **Mengubah Persepsi**: Masyarakat yang sebelumnya menganggap novel itu ‘hanya cerita kampung’ akan mulai melihatnya sebagai karya sastra serius dengan nilai artistik dan sosial yang tinggi.
3. **Memicu Diskusi**: Ulasan kritik dapat memicu diskusi di forum sastra, media sosial, atau komunitas buku, yang semakin memperkuat posisi novel tersebut dalam diskursus sastra.
4. **Mendorong Apresiasi**: Pembaca akan termotivasi untuk membaca novel tersebut dengan mata yang lebih kritis dan apresiatif, mencari elemen-elemen yang disebut oleh kritikus.
Dengan demikian, kritik sastra tidak hanya menganalisis, tetapi juga mempromosikan dan mendefinisikan nilai sebuah karya di mata publik.

Pembahasan: Jawaban ini memberikan skenario konkret tentang bagaimana ulasan kritik sastra dapat secara signifikan mengubah status dan penerimaan sebuah karya sastra dari yang kurang dikenal menjadi diapresiasi luas oleh masyarakat, menjelaskan mekanisme di balik pengaruh tersebut.

31. Jodohkanlah jenis kritik sastra dengan ciri-ciri utamanya!

Jawaban: 1. Kritik Impresionistik: Ciri utamanya adalah kritik yang didasarkan pada kesan pribadi atau perasaan subjektif kritikus terhadap karya, tanpa analisis mendalam. 2. Kritik Yudikatif: Ciri utamanya adalah kritik yang bersifat menghakimi atau menilai berdasarkan kriteria dan norma-norma tertentu yang telah ada dalam sastra. 3. Kritik Teknis: Ciri utamanya adalah kritik yang fokus pada aspek pengerjaan karya, seperti penggunaan bahasa, struktur, dan teknik penceritaan.

Pembahasan: Pencocokan ini menghubungkan setiap jenis kritik dengan definisi atau fokus utamanya, membantu membedakan karakteristik masing-masing jenis kritik.

32. Jodohkanlah tokoh kritikus sastra Indonesia dengan karyanya atau kontribusinya yang relevan!

Jawaban: 1. H.B. Jassin: Dikenal sebagai ‘Paus Sastra Indonesia’ dan pendiri Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin. 2. A. Teeuw: Kritikus sastra Belanda yang banyak mengkaji sastra Indonesia dan menulis ‘Sastra Indonesia Modern I dan II’. 3. Goenawan Mohamad: Dikenal dengan ‘Catatan Pinggir’ yang berisi esai-esai sastra dan budaya.

Pembahasan: Pencocokan ini menghubungkan kritikus sastra terkemuka dengan kontribusi atau karya ikonik mereka, menunjukkan pemahaman akan sejarah kritik sastra di Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *