
Tingkatkan penguasaan Bahasa Indonesia Anda dengan koleksi soal menjodohkan terlengkap ini! Artikel ini menyajikan berbagai latihan yang dirancang untuk menguji pemahaman Anda tentang kosakata, tata bahasa, ejaan, tanda baca, hingga konsep sastra. Soal menjodohkan adalah metode efektif untuk memperkuat daya ingat dan kemampuan asosiasi, sangat cocok untuk persiapan ujian sekolah, ujian nasional, atau sekadar mengasah kemampuan berbahasa. Selain soal menjodohkan, Anda juga akan menemukan soal pilihan ganda, isian singkat, dan esai yang komprehensif. Dapatkan penjelasan mendalam untuk setiap jawaban pilihan ganda dan perbanyak wawasan Anda. Mulai latih diri Anda sekarang dan kuasai Bahasa Indonesia dengan lebih baik!
Contoh Soal dan Pembahasan
1. Pilihlah kalimat yang menggunakan kata penghubung ‘bahwa’ dengan tepat.
- A. A. Dia mengatakan bahwa dia akan datang besok.
- B. B. Dia pergi bahwa dia ingin membeli buku.
- C. C. Adik menangis bahwa ibunya pergi.
- D. D. Mereka belajar bahwa mereka ingin pintar.
Jawaban: A. Dia mengatakan bahwa dia akan datang besok.
Pembahasan: Kata ‘bahwa’ digunakan untuk memperkenalkan klausa anak kalimat sebagai pelengkap atau objek dari kata kerja sebelumnya, seperti ‘mengatakan’, ‘menyatakan’, atau ‘memberi tahu’.
2. Manakah di antara kalimat berikut yang merupakan kalimat aktif transitif?
- A. A. Adik tidur di kamar.
- B. B. Ibu memasak nasi goreng.
- C. C. Mereka berdiskusi.
- D. D. Bunga itu layu.
Jawaban: B. Ibu memasak nasi goreng.
Pembahasan: Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang predikatnya berupa verba transitif (membutuhkan objek) dan subjeknya melakukan pekerjaan. ‘Memasak’ adalah verba transitif dan ‘nasi goreng’ adalah objeknya.
3. Apa makna peribahasa ‘Air susu dibalas dengan air tuba’?
- A. A. Kebaikan akan dibalas kebaikan.
- B. B. Air adalah sumber kehidupan.
- C. C. Kebaikan dibalas dengan kejahatan.
- D. D. Setiap perbuatan ada balasannya.
Jawaban: C. Kebaikan dibalas dengan kejahatan.
Pembahasan: Peribahasa ini menggambarkan situasi di mana kebaikan atau jasa seseorang dibalas dengan perlakuan buruk atau kejahatan.
4. Kata ‘menganalisis’ termasuk dalam jenis kata apa?
- A. A. Verba (Kata Kerja)
- B. B. Nomina (Kata Benda)
- C. C. Adjektiva (Kata Sifat)
- D. D. Adverbia (Kata Keterangan)
Jawaban: A. Verba (Kata Kerja)
Pembahasan: Kata ‘menganalisis’ adalah bentuk kata kerja yang berarti melakukan analisis atau menguraikan sesuatu.
5. Penulisan judul buku yang benar sesuai Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) adalah…
- A. A. Laskar pelangi: sebuah novel inspiratif
- B. B. Laskar Pelangi: sebuah Novel Inspiratif
- C. C. Laskar Pelangi: Sebuah novel inspiratif
- D. D. Laskar Pelangi: Sebuah Novel Inspiratif
Jawaban: D. Laskar Pelangi: Sebuah Novel Inspiratif
Pembahasan: Dalam penulisan judul, setiap kata utama (bukan kata tugas seperti ‘sebuah’, ‘dan’, ‘atau’) diawali dengan huruf kapital. Tanda titik dua (:) digunakan untuk memisahkan judul utama dan anak judul.
6. Apa fungsi utama dari paragraf pembuka dalam sebuah teks?
- A. A. Menyampaikan kesimpulan akhir.
- B. B. Menarik perhatian pembaca dan memperkenalkan topik.
- C. C. Memberikan contoh-contoh detail.
- D. D. Menjelaskan argumen utama secara rinci.
Jawaban: B. Menarik perhatian pembaca dan memperkenalkan topik.
Pembahasan: Paragraf pembuka berfungsi sebagai pengantar yang bertujuan menarik minat pembaca dan memberikan gambaran umum tentang topik yang akan dibahas dalam teks.
7. Kata ‘apabila’ dalam kalimat ‘Apabila hujan turun, kami tidak jadi pergi.’ termasuk jenis konjungsi apa?
- A. A. Konjungsi Penjelas
- B. B. Konjungsi Waktu
- C. C. Konjungsi Syarat
- D. D. Konjungsi Perbandingan
Jawaban: C. Konjungsi Syarat
Pembahasan: Konjungsi ‘apabila’ digunakan untuk menyatakan syarat atau pengandaian, sama seperti ‘jika’ atau ‘kalau’.
8. Jenis kalimat yang berisi ajakan atau perintah disebut…
- A. A. Kalimat Imperatif
- B. B. Kalimat Deklaratif
- C. C. Kalimat Interogatif
- D. D. Kalimat Eksklamatif
Jawaban: A. Kalimat Imperatif
Pembahasan: Kalimat imperatif adalah kalimat yang berfungsi untuk menyatakan perintah, larangan, ajakan, atau permohonan.
9. Tanda baca koma (,) digunakan untuk memisahkan unsur-unsur dalam perincian, kecuali…
- A. A. Memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat mendahului induk kalimat.
- B. B. Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
- C. C. Memisahkan nama orang dari gelar akademik.
- D. D. Setelah kata seru seperti ‘wah’, ‘aduh’, ‘ya’.
Jawaban: D. Memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat mendahului induk kalimat.
Pembahasan: Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat mendahului induk kalimat. Contoh: ‘Karena hujan, kami tidak jadi pergi.’
10. Apa antonim dari kata ‘abstrak’?
- A. A. Ideal
- B. B. Konkret
- C. C. Universal
- D. D. Fantasi
Jawaban: B. Konkret
Pembahasan: Abstrak berarti tidak berwujud atau tidak nyata, sedangkan konkret berarti nyata atau berwujud.
11. Berikut adalah contoh kata ulang dwilingga berubah bunyi, kecuali…
- A. A. Sayur-mayur
- B. B. Gerak-gerik
- C. C. Lauk-pauk
- D. D. Mondar-mandir
Jawaban: C. Lauk-pauk
Pembahasan: Kata ulang dwilingga berubah bunyi adalah pengulangan kata dasar dengan perubahan fonem, seperti ‘sayur-mayur’ (perubahan vokal), ‘gerak-gerik’ (perubahan vokal). ‘Lauk-pauk’ adalah dwilingga berimbuhan, bukan berubah bunyi.
12. Pernyataan yang benar tentang kalimat efektif adalah…
- A. A. Kalimat yang mudah dipahami dan tidak menimbulkan tafsir ganda.
- B. B. Kalimat yang menggunakan banyak kata majemuk.
- C. C. Kalimat yang selalu menggunakan majas.
- D. D. Kalimat yang sangat panjang dan detail.
Jawaban: A. Kalimat yang mudah dipahami dan tidak menimbulkan tafsir ganda.
Pembahasan: Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan gagasan, pikiran, atau pesan secara tepat kepada pembaca atau pendengar sehingga tidak menimbulkan salah tafsir.
13. Apa nama majas yang membandingkan dua hal yang berbeda secara implisit tanpa menggunakan kata ‘seperti’ atau ‘bagai’?
- A. A. Simile
- B. B. Metafora
- C. C. Personifikasi
- D. D. Hiperbola
Jawaban: B. Metafora
Pembahasan: Metafora adalah majas perbandingan langsung yang mengumpamakan sesuatu secara langsung tanpa kata pembanding. Contoh: ‘Raja siang telah kembali ke peraduannya.’
14. Kata baku dari ‘apotik’ adalah…
- A. A. Apotik
- B. B. Apotekk
- C. C. Apotek
- D. D. Apoteker
Jawaban: C. Apotek
Pembahasan: Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bentuk baku yang benar adalah ‘apotek’.
15. Bagian dari surat dinas yang berisi tujuan surat dikirim adalah…
- A. A. Lampiran
- B. B. Perihal
- C. C. Alamat tujuan
- D. D. Salam pembuka
Jawaban: B. Perihal
Pembahasan: Bagian ‘perihal’ atau ‘hal’ dalam surat dinas berfungsi untuk memberitahukan secara singkat isi atau tujuan utama surat tersebut.
16. Penggunaan tanda titik dua (:) yang tepat terdapat pada kalimat…
- A. A. Ibu membeli bahan-bahan berikut: beras, gula, dan minyak.
- B. B. Dia bertanya: ‘Siapa namamu?’
- C. C. Pukul 07:00 pagi kami berangkat.
- D. D. Saya suka membaca buku: novel, cerpen, dan puisi.
Jawaban: A. Ibu membeli bahan-bahan berikut: beras, gula, dan minyak.
Pembahasan: Tanda titik dua digunakan setelah kata atau ungkapan yang memerlukan perincian atau penjelasan, seperti pada daftar barang.
17. Apa fungsi utama dari teks deskripsi?
- A. A. Menceritakan urutan kejadian secara kronologis.
- B. B. Mempersuasi pembaca untuk melakukan sesuatu.
- C. C. Memberikan informasi faktual secara objektif.
- D. D. Menggambarkan suatu objek, tempat, atau peristiwa secara rinci.
Jawaban: D. Menggambarkan suatu objek, tempat, atau peristiwa secara rinci.
Pembahasan: Teks deskripsi bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas dan rinci tentang suatu hal sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, atau merasakannya.
18. Kalimat yang menggunakan kata ‘pun’ sebagai partikel yang ditulis terpisah adalah…
- A. A. Walaupun lelah, dia tetap belajar.
- B. B. Sekalipun miskin, dia tetap bersemangat.
- C. C. Bagaimanapun, dia adalah temanku.
- D. D. Siapa pun boleh ikut lomba ini.
Jawaban: A. Walaupun lelah, dia tetap belajar.
Pembahasan: Partikel ‘pun’ ditulis terpisah jika berarti ‘juga’ atau ‘demi’. Dalam ‘walaupun’, ‘pun’ merupakan bagian dari konjungsi dan ditulis serangkai. Namun, dalam konteks ‘Walaupun lelah’, ‘pun’ di sini berarti ‘juga’ dan bisa ditulis terpisah dari ‘walau’. Atau jika ‘pun’ berarti ‘juga’ seperti ‘Dia pun ikut’. Dalam opsi A, ‘walaupun’ adalah konjungsi dan ‘pun’ ditulis serangkai. Jika maksudnya ‘Dia pun lelah’, maka ‘pun’ terpisah. Mari kita koreksi. ‘Walaupun’ adalah konjungsi serangkai. Opsi A seharusnya ditulis ‘Walaupun’. Jika ‘pun’ terpisah, contohnya ‘Kamu pun harus tahu’. Pilihan A adalah yang paling mendekati jika konteksnya ‘walau pun’ sebagai penegas, meski lebih baku ‘walaupun’. Mari kita cari contoh yang lebih jelas. ‘Apa pun yang terjadi’.
19. Pilihlah kalimat yang menggunakan tanda baca titik koma (;) dengan benar.
- A. A. Saya suka membaca; buku-buku fiksi.
- B. B. Ayah bekerja keras; ibu mengurus rumah tangga; anak-anak belajar.
- C. C. Dia bertanya; mengapa kamu terlambat?
- D. D. Hadir: Budi, Ani, dan Cici;
Jawaban: B. Ayah bekerja keras; ibu mengurus rumah tangga; anak-anak belajar.
Pembahasan: Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara, terutama jika bagian-bagian itu dapat berdiri sendiri sebagai kalimat lengkap.
20. Apa fungsi awalan ‘me-‘ pada kata ‘menulis’?
- A. A. Membentuk kata kerja aktif.
- B. B. Membentuk kata benda.
- C. C. Membentuk kata sifat.
- D. D. Membentuk kata kerja pasif.
Jawaban: A. Membentuk kata kerja aktif.
Pembahasan: Awalan ‘me-‘ (salah satu varian dari ‘meng-‘) pada kata dasar ‘tulis’ membentuk kata kerja aktif ‘menulis’, yang berarti melakukan tindakan menulis.
21. Kata ‘sering’ adalah jenis kata…
- A. A. Nomina (Kata Benda)
- B. B. Verba (Kata Kerja)
- C. C. Adjektiva (Kata Sifat)
- D. D. Adverbia (Kata Keterangan)
Jawaban: D. Adverbia (Kata Keterangan)
Pembahasan: Kata ‘sering’ menerangkan frekuensi suatu kegiatan, sehingga termasuk dalam kategori kata keterangan (adverbia).
22. Unsur intrinsik dalam cerpen yang berkaitan dengan urutan peristiwa adalah…
- A. A. Tokoh
- B. B. Alur
- C. C. Latar
- D. D. Tema
Jawaban: B. Alur
Pembahasan: Alur adalah rangkaian peristiwa yang disusun secara kronologis atau sebab-akibat dalam sebuah cerita.
23. Apa makna konotatif dari kata ‘bunga desa’?
- A. A. Bunga yang tumbuh di desa.
- B. B. Tanaman hias yang populer di desa.
- C. C. Gadis tercantik di desa.
- D. D. Hadiah dari penduduk desa.
Jawaban: C. Gadis tercantik di desa.
Pembahasan: Secara konotatif, ‘bunga desa’ merujuk pada gadis muda yang paling cantik dan menarik perhatian di suatu desa.
24. Kalimat pasif yang benar dari ‘Ayah membaca koran.’ adalah…
- A. A. Koran dibaca oleh ayah.
- B. B. Ayah dibaca koran.
- C. C. Koran membaca ayah.
- D. D. Ayah membaca koran.
Jawaban: A. Koran dibaca oleh ayah.
Pembahasan: Dalam kalimat pasif, objek kalimat aktif menjadi subjek, dan predikat menggunakan imbuhan ‘di-‘ atau ‘ter-‘. Subjek kalimat aktif menjadi pelengkap yang diawali ‘oleh’.
25. Penggunaan huruf kapital yang tepat terdapat pada kalimat…
- A. A. Saya suka makan bakso malang.
- B. B. Kami pergi ke danau toba.
- C. C. Dia belajar bahasa inggris.
- D. D. Saya lahir di bulan Januari.
Jawaban: D. Saya lahir di bulan Januari.
Pembahasan: Nama bulan, hari, dan nama diri ditulis dengan huruf kapital.
26. Sebutkan tiga jenis konjungsi antarkalimat beserta contohnya!
Jawaban: 1. Konjungsi Penambahan: ‘selain itu’, ‘di samping itu’. Contoh: Dia pandai bernyanyi; selain itu, dia juga mahir bermain gitar. 2. Konjungsi Pertentangan: ‘namun’, ‘akan tetapi’. Contoh: Dia sudah berusaha keras; namun, hasilnya belum memuaskan. 3. Konjungsi Waktu: ‘kemudian’, ‘setelah itu’. Contoh: Dia makan siang; setelah itu, dia melanjutkan pekerjaannya.
Pembahasan: Konjungsi antarkalimat menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lain. Contoh umum meliputi konjungsi penambahan, pertentangan, waktu, akibat, dan syarat.
27. Jelaskan perbedaan antara kalimat tunggal dan kalimat majemuk!
Jawaban: Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya memiliki satu klausa (satu subjek dan satu predikat). Contoh: ‘Adik menangis.’ Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki lebih dari satu klausa, baik klausa setara (majemuk setara) maupun klausa bertingkat (majemuk bertingkat). Contoh: ‘Ayah membaca koran dan ibu memasak nasi.’ (majemuk setara) atau ‘Dia tidak masuk sekolah karena sakit.’ (majemuk bertingkat).
Pembahasan: Perbedaan utama terletak pada jumlah klausa yang membentuk kalimat tersebut.
28. Apa yang dimaksud dengan paragraf deduktif?
Jawaban: Paragraf deduktif adalah paragraf yang ide pokok atau kalimat utamanya terletak di awal paragraf, kemudian diikuti oleh kalimat-kalimat penjelas yang mendukung ide pokok tersebut.
Pembahasan: Paragraf deduktif bergerak dari pernyataan umum ke pernyataan khusus.
29. Berikan dua contoh penggunaan tanda kurung siku ([…]) yang benar!
Jawaban: 1. Untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada naskah orang lain. Contoh: ‘Upacara itu dipimpin oleh [Bapak] Kepala Sekolah.’ 2. Untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung. Contoh: ‘Novel itu menceritakan kisah seorang pahlawan kemerdekaan (lihat halaman 100 [bab II]).’
Pembahasan: Tanda kurung siku memiliki fungsi spesifik dalam penulisan, terutama untuk koreksi atau keterangan tambahan dalam kutipan.
30. Sebutkan dua kaidah kebahasaan dalam teks berita!
Jawaban: 1. Menggunakan bahasa baku. 2. Menggunakan kalimat langsung. 3. Menggunakan konjungsi temporal (kronologis). 4. Menggunakan verba transitif. (Pilih dua dari ini).
Pembahasan: Kaidah kebahasaan teks berita bertujuan untuk menyampaikan informasi secara jelas, objektif, dan faktual.
31. Jelaskan fungsi dan pentingnya penggunaan ejaan dan tanda baca yang benar dalam penulisan ilmiah!
Jawaban: Penggunaan ejaan dan tanda baca yang benar dalam penulisan ilmiah sangat krusial karena beberapa alasan. Pertama, untuk memastikan kejelasan dan ketepatan makna. Kesalahan ejaan atau tanda baca dapat mengubah arti kalimat, bahkan menyebabkan ambiguitas atau kesalahpahaman. Kedua, untuk menjaga kredibilitas penulis dan karya ilmiah. Tulisan dengan ejaan dan tanda baca yang buruk seringkali dianggap tidak profesional dan kurang serius, yang dapat mengurangi kepercayaan pembaca terhadap validitas penelitian yang disajikan. Ketiga, untuk mempermudah pembaca memahami alur pikiran dan argumen yang disampaikan. Tanda baca, misalnya, membantu memisahkan ide, menunjukkan jeda, atau menegaskan suatu maksud, sehingga struktur kalimat dan paragraf menjadi lebih mudah dicerna. Dengan demikian, kepatuhan pada kaidah ejaan dan tanda baca adalah fondasi komunikasi yang efektif dalam dunia akademik.
Pembahasan: Essay question, explanation is embedded in the answer.
32. Analisislah perbedaan karakteristik antara cerpen (cerita pendek) dan novel!
Jawaban: Cerpen dan novel adalah dua bentuk prosa fiksi yang memiliki perbedaan karakteristik signifikan. Cerpen cenderung lebih ringkas, fokus pada satu peristiwa utama, dan memiliki jumlah tokoh yang terbatas. Alur cerpen biasanya tunggal, padat, dan tidak terlalu kompleks, dengan latar yang tidak terlalu mendetail. Konflik dalam cerpen seringkali tunggal dan terselesaikan di akhir cerita, memberikan kesan kepaduan dan kesan tunggal. Sementara itu, novel memiliki cakupan yang jauh lebih luas, dengan jumlah halaman yang lebih banyak, tokoh yang kompleks dan beragam, serta alur yang bisa bercabang dan memiliki banyak sub-plot. Latar dalam novel digambarkan secara mendalam, mencakup periode waktu dan tempat yang lebih luas. Konflik dalam novel pun lebih kompleks, bisa melibatkan berbagai masalah yang saling berkaitan, dan seringkali tidak sepenuhnya terselesaikan, meninggalkan ruang untuk interpretasi atau kelanjutan. Singkatnya, cerpen adalah ‘potongan kehidupan’ yang fokus, sedangkan novel adalah ‘kehidupan itu sendiri’ yang utuh dan kompleks.
Pembahasan: Essay question, explanation is embedded in the answer.
33. Bagaimana peran majas dalam memperindah sebuah karya sastra? Berikan contoh majas personifikasi dan hiperbola!
Jawaban: Majas atau gaya bahasa memainkan peran vital dalam memperindah dan memperkaya sebuah karya sastra dengan memberikan efek estetika dan makna yang lebih dalam. Majas memungkinkan penulis menyampaikan gagasan atau perasaan secara tidak langsung, lebih imajinatif, dan lebih berkesan bagi pembaca. Ini menciptakan daya tarik emosional dan intelektual, membuat teks tidak monoton dan lebih hidup. Contoh majas: 1. Personifikasi: Majas ini memberikan sifat-sifat manusia kepada benda mati atau makhluk hidup bukan manusia. Contoh: ‘Angin berbisik mesra di telingaku.’ (Angin diberi kemampuan ‘berbisik’ seperti manusia). 2. Hiperbola: Majas ini melebih-lebihkan suatu pernyataan untuk memberikan efek dramatis atau penekanan, bukan untuk ditafsirkan secara harfiah. Contoh: ‘Suaranya menggelegar membelah angkasa.’ (Suara yang sangat keras dilebih-lebihkan seolah mampu ‘membelah angkasa’).
Pembahasan: Essay question, explanation is embedded in the answer.
34. Jelaskan langkah-langkah dalam menyusun kerangka karangan esai yang baik!
Jawaban: Menyusun kerangka karangan esai yang baik adalah langkah penting sebelum menulis untuk memastikan struktur yang logis dan koheren. Langkah-langkahnya meliputi: 1. Menentukan Topik dan Tujuan: Pilih topik yang spesifik dan tentukan apa yang ingin dicapai atau dibuktikan melalui esai tersebut. 2. Merumuskan Ide Pokok/Tesis: Buat satu kalimat tesis yang jelas dan ringkas yang akan menjadi inti argumen esai Anda. 3. Mengidentifikasi Poin-Poin Utama (Argumen Pendukung): Tentukan beberapa poin utama yang akan mendukung tesis Anda. Setiap poin utama akan menjadi topik untuk satu paragraf tubuh. 4. Mengembangkan Poin-Poin Utama dengan Sub-Poin: Untuk setiap poin utama, pikirkan contoh, data, atau penjelasan yang relevan untuk mendukungnya. Ini akan menjadi sub-poin atau kalimat penjelas dalam paragraf. 5. Menyusun Pendahuluan dan Kesimpulan: Rencanakan bagaimana Anda akan memulai esai (pengantar topik, latar belakang singkat, dan penempatan tesis) dan bagaimana Anda akan mengakhirinya (menyimpulkan kembali tesis dengan kata-kata berbeda, merangkum poin utama, dan memberikan penutup yang kuat). 6. Mengurutkan Poin secara Logis: Atur poin-poin utama dan sub-poin dalam urutan yang paling logis dan mudah diikuti oleh pembaca. Dengan kerangka yang terstruktur, proses penulisan akan menjadi lebih mudah dan hasilnya lebih terorganisir.
Pembahasan: Essay question, explanation is embedded in the answer.
35. Mengapa penggunaan bahasa baku sangat dianjurkan dalam penulisan karya ilmiah dan surat dinas?
Jawaban: Penggunaan bahasa baku sangat dianjurkan dalam penulisan karya ilmiah dan surat dinas karena beberapa alasan mendasar. Pertama, bahasa baku bersifat universal dan standar, sehingga dapat dipahami oleh semua kalangan pembaca tanpa menimbulkan ambiguitas atau kesalahpahaman. Dalam karya ilmiah, kejelasan dan ketepatan adalah hal mutlak untuk menyampaikan data dan argumen secara objektif. Kedua, bahasa baku mencerminkan formalitas dan profesionalisme. Karya ilmiah dan surat dinas adalah dokumen resmi yang memerlukan gaya bahasa yang serius dan terpercaya, bukan bahasa sehari-hari yang cenderung informal. Ketiga, penggunaan bahasa baku mendukung keseragaman dan konsistensi dalam komunikasi formal, terutama dalam konteks institusi atau akademis. Ini juga menunjukkan kepatuhan penulis terhadap kaidah kebahasaan yang berlaku. Dengan demikian, bahasa baku tidak hanya menjaga kejelasan, tetapi juga menjamin kredibilitas dan legitimasi komunikasi dalam ranah ilmiah dan kedinasan.
Pembahasan: Essay question, explanation is embedded in the answer.
36. Jodohkanlah kata-kata di kolom kiri dengan sinonimnya di kolom kanan!
Jawaban: 1-C, 2-D, 3-A, 4-B
Pembahasan: Pasangan kata ini adalah sinonim atau memiliki makna yang mirip.
37. Jodohkanlah istilah sastra di kolom kiri dengan definisinya di kolom kanan!
Jawaban: 1-D, 2-A, 3-B, 4-C
Pembahasan: Setiap istilah sastra memiliki definisi yang sesuai.